Anda di halaman 1dari 2

Transportasi Massal di Banda Aceh

Oleh: Fakhrurrazi, ST

Banda Aceh saat ini belumlah terlalu mangalami kemacetan yang luar biasa, namun
seiring perkembangan zaman kedepan kemacetan bisa saja terjadi dengan terus
penambahan jumlah kendaraan. Kota Banda Aceh dan Aceh Besar merupakan kota pelajar,
dimana banyak calon mahasiswa baru melanjutkan studi di kota Banda Aceh dan kabupaten
Aceh Besar, hal ini menyebabkan bertambahnya penduduk di kota Banda Aceh dan
kabupaten Aceh Besar terus bertambah. Seiring bertambahnya jumlah penduduk yang
melanjutkan sekolah di perguruan tinggi begitu juga akan diikuti pertambahan jumlah
kendaraan.

Perbaikan dan pelebaran jalan bukanlah solusi satu-satunya mencegah terjadinya


kemacetan yang akan terjadi, namun perlunya dukungan transportasi massal yang dapat
mengangkut dalam jumlah yang besar dan menjangkau berbagai macam tujuan di kota
Banda Aceh dan kabupaten Aceh Besar.

Perkembangan transportasi berkembang seiring kebutuhan manusia sejak zaman


dahulu, dan berevolusi dengan terjadi perubahan secara bertahap. Transportasi umum atau
disebut dengan transportasi publik adalah seluruh alat transportasi saat penumpang
bepergian tidak menggunakan kendaraannya sendiri. Transportasi umum terdiri dari kereta,
bus, maskapai penerbangan, feri, taksi dan lain sebagainya.

Tranportasi udara adalah suatu maskapai penerbangan yang menyediakan layanan


dengan pesawat antara bandara, transportasi laut adalah kendaraan yang mengangkut
orang maupun barang di laut seperti kapal, perahu maupun sampan. Tranportasi darat
merupakan layanan bus yang dikendarai di jalan konvensional untuk membawa penumpang
dalam jumlah yang banyak, sedangkan transportasi berbasis rel adalah angkutan kereta api
yang dirancang khusus yang dapat berjalan di atas rel untuk mengangkut penumpang
maupun barang.

Transportasi darat seperti bus merupakan alternatif untuk dapat mencegah


kemacetan yang selama ini terjadi. Bus dapat dipilih karena dapat beroperasi dalam
perjalanan yang pendek dan dengan kapasitas rendah, dapat beroperasi pada jalan-jalan
konvensional, dan dengan harga yang relatif murah dapat melayani banyak orang.

Saat ini, Aceh sudah menerapkan transportasi massal berupa bus. Pemerintah Aceh
malalui Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh bekerja sama
dengan Kementerian Perhubungan menyediakan layanan transportasi massal yang
dinamakan Trans Koetaradja. Bus Trans Koetaradja yang tersedia sebanyak 25 unit untuk
tahap pertama, saat ini ada sebanyak 10 unit bus transportasi massal yang beroperasi di
ibukota Provinsi Aceh yang menjangkau kawasan kota Banda Aceh dan kabupaten Aceh
Besar.

Perencanaan koridor angkutan massal yang disediakan oleh pemerintah Aceh


sebanyak 6 koridor, diantaranya, Koridor I: Pusat Kota – Darussalam, Koridor II: Bandara
SIM – Pusat Kota – Pelabuhan Ulee Lheu, Koridor III: Pusat Kota – Mata Ie, Koridor IV:
Pusat Kota – Ajun – Lhoknga, Koridor V: Ulee Kareng – Terminal Tipe A, Koridor VI:
Terminal tipe A – Syiah Kuala.

Pemerintah Aceh menggratiskan layanan transpotasi massal tersebut selama satu


tahun dalam rangka mempromosikan dan mensosialisasikan pemanfaatan bus dalam
rangka pencegahan kemacetan di ibukota Provinsi Aceh.

Layanan Trans Koetaradja saat ini baru dibuka satu koridor yaitu koridor yang
melayani Pusat Kota – Darussalam, pada tahun yang akan datang akan dibuka layanan
untuk koridor II, proses pembangunan halte-halte terus dibangun dalam rangka
meningkatkan layanan transportasi massal oleh Pemerintah Aceh.

Adapun harapan ke depan dengan adanya bus Trans Koetaradja tersebut dapat
mengurangi kemacetan dan masyarakat memiliki alternatif transportasi massal yang murah
dan dapat menjangkau ke seluruh kawasan-kawan publik.

Anda mungkin juga menyukai