Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

OLEH

JUMRIANI M
PO.71.3.201.11.1.074

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : HIV dan AIDS

Sub Pokok Bahasan : PENGENALAN HIV dan AIDS

Sasaran : Siswa – siswi kelas 3 SMP Negeri 1 Soppeng

Hari/Tanggal : Selasa, 4 juni 2013

Tempat : Aula SMP Negeri 1Soppeng

Pukul : 08.30 – 09.20 WITA

Penyuluh : Jumriani M (Mahasiswa Politeknik Kesehatan Makassar)

A. Tujuan
1. Tujuan Umum : setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan siswa dapat
mengenal apa yang dimaksud dengan HIV dan AIDS
2. Tujuan Khusus : setelah mendapatkan penyuluhan mengenal HIV dan AIDS,
diharapkan siswa mampu :
- Menjelaskan apa yang dimaksug dengan HIV dan AIDS
- Memahami cara penularan HIV
- Mengetahui dan memahami hal – hal yang tidak dapat
menularkan HIV
- Mengetahui tanda dan gejala HIV/AIDS
- Memahami cara mencegah penularan HIV
B. Materi (Terlampir)
1. Pengertian HIV dan AIDS
2. Cara penularan HIV
3. Hal – hal yang tidak dapat menularkan HIV
4. Tanda dan gejala HIV/AIDS
5. Cara pencegahan penularan HIV/AIDS
C. Media

1. Flipchart

2. Leaflet
D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. Setting Tempat
Keterangan :
Flipchart

: Penyuluh

Meja Meja
: fasilitator

: Observer

: Moderator

: Peserta

F. Pengorganisasian

1. Moderator :

2. Penyuluh :Jumriani M

3. Fasilitator :-

4. Observer :-

Rincian Tugas

1. Moderator : Mengatur jalannya penyuluhan, membuka dan menutup acara


2. Penyuluh : Memberikan penyuluhan
3. Fasilitator : Memfasilitasi jalannya penyuluhan
4. Observer : Mengawasi jalannya acara penyuluhan
G. Kegiatan Penyuluh

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH RESPON PESERTA


1. 5 menit Pembukaan :
a. Salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memberikan
e. Menggali pengetahuan peserta respon
e. Memberikan
respon
2. 30 menit Inti :
1. Menjelaskan materi secara detail
mengenai :
a. Pengertian HIV dan AIDS a. Menyimak
b. Cara penularan HIV/AIDS b. Menyimak
c. Hal-hal yang tidak menularkan c. Menyimak
HIV dan AIDS d. Menyimak
d. Gejala HIV e. Menyimak
e. Pencegahan HIV dan AIDS f. Menyimak
2. Sesi Tanya jawab 2.Bertanya

3. 10 menit Evaluasi materi :


Memberikan 5 pertanyaan yang Menjawab pertanyaan
berkaitan dengan materi
4. 5 menit Penutup :
a. Salam penutup a. Menjawab salam
H. Evaluasi Lisan

1. Apakah pengertian dari HIV dan AIDS?

2. Bagaimanakah cara penularan HIV dan AIDS?

3. Hal – hal apa saja yang tidak menularkan HIV dan AIDS?

4. Bagaimanakah gejala mayor dari HIV?

5. Bagaimanakah cara pencegahan penularan HIV dan AIDS?


Materi :

PENGENALAN HIV dan AIDS

A. Pengertian HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang


sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah
satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi.

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti
kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari
serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak
sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit
lain.

B. Cara penularan
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial
mengandung HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu (KPA,
2007c).
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual, kontak
dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa kehamilan,
persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu). (Zein, 2006)
1. Seksual
Penularan melalui hubungan heteroseksual adalah yang paling dominan dari
semua cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi selama
senggama laki-laki dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki. Senggama
berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara
dua individu. Resiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak
terlindung dari individu yang terinfeksi HIV.
2. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus
HIV.
3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau tertusuk ke
dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti jarum tato atau
pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa juga terjadi ketika
melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi sebagai kecelakaan kerja
(tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.
4. Melalui silet atau pisau, pencukur jenggot secara bergantian hendaknya
dihindarkan karena dapat menularkan virus HIV kecuali benda-benda tersebut
disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.
5. Melalui transplantasi organ pengidap HIV
6. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari
ibunya saat ia dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.
7. Penularan HIV melalui pekerjaan: Pekerja kesehatan dan petugas laboratorium.

C. Hal-hal yang tidak dapat menularkan HIV


Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat
ditularkan antara lain:
1. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernapas
dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu ruangan dengan
pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan maupun mencium pipi,
tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan menyebabkan seseorang
tertular.
2 Memakai milik penderita, menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan
makan maupun peralatan kerja penderita HIV/AIDS tidak akan menular.
3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.

D. Gejala Klinis

Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum
terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi):

 Gejala mayor:

a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan

c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis

e. Demensia/ HIV ensefalopati


 Selain terdapat gejala mayor terdapat juga gejala minor seperti :

a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan

b. Dermatitis generalisata

c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang

d. Kandidias orofaringeal

Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008), gejala
klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.

a. Fase awal

Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi.
Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit
tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak
mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang
lain.

b. Fase lanjut

Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih.
Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh, penderita
HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar
getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam,
batuk dan pernafasan pendek.

c. Fase akhir

Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah
terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada
penyakit yang disebut AIDS.

E. Pencegahan
Ada beberapa cara untuk mencegah penularan HIV, antara lain :

- Mencegah penularan melalui hubungan seks. Jangan berganti-ganti pasangan guna


meminimalkan kemungkinan terinfeksi HIV lewat pasangan dan yakinkan pasangan kita
untuk melakukan hal yang sama. Jika kita tidak mengetahui pasti bahwa pasangan kita
terinfeksi HIV atau tidak, sebaiknya memakai kondom yang baik dengan benar ketika
berhubungan seks.

- Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar. Bila hendak menggunakan alat-alat
yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya),
pastikan bahwa alat-alat tersebut benar-benar steril. Jangan sekali-kali menggunakan
jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain.
- Mencegah penularan lewat darah. Bila hendak menjalani transfusi darah, pastikan
darah tersebut telah diskrining dan dinyatakan bebas HIV oleh Palang Merah Indonesia
(PMI).

Telah dikembangkan konsep ABC untuk mencegah HIV/AIDS, yakni:

A = Abstinence (Menghindari), metode pencegahan yang paling efektif dengan cara


menghindari hubungan seks dan perilaku berisiko tinggi.

B = Be Faithful (Setia), berganti-ganti pasangan meningkatkan risiko terinfeksi HIV.

C = Condoms (Menggunakan Kondom), melakukan hubungan seksual dengan


perlindungan untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV.
Daftar pustaka

http://bumbata.com/10380/tips-sehat-pencegahan-faktor-risiko-fakta-penularan-
hiv/#ixzz2DYuF3A3k

http://www.heqris.com/2009/08/cara-mencegah-penularan-hivaids.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16725/4/Chapter%20II.pdf

http://infokesehatan101.blogspot.com/2012/06/pengertian-hiv-aids.html

Anda mungkin juga menyukai