PEMBAHASAN
1. Secara umum
2. Menurut Raymond
2. Erosi
5. Proses lithifikasi
a. Golongan Silika
Umumnya bersifat monomineralik dan tersusun oleh mineral – mineral
silika yang terbentuk secara organik dan kimia. Tersebar hanya sedikit dan
terbatas sekali.
Contoh : Rijang ( Chert ) : sedimen kimia
Radiolaria dan Tanah Diatomea : sedimen organik
b. Golongan Evaporite
Umumnya bersifat monomineralik dan terjadi karena proses evaporasi (
penguapan ). Penamaan batuan sama dengan mineralnya pembentuknya.
Contoh : Gypsum, Anhidrit, Halit
c. Golongan Detritus
Sebagai akibat dari pelapukan fisik/mekanik. Berdasarkan ukuran butirnya,
ada 2 detritus :
Golongan Detritus Kasar
Butiran penyusun batuannya berukuran kasar (˃ 1/16 mm)
Contoh : Breksi, Konglomerat, Sandstone
Golongan Detritus Halus
Butiran penyusun batuannya berukuran halus (˂ 1/16 mm)
Contoh : Lempung, Lanau, dan Serpih
a. Aquatis ; material sedimennya tertransportasi oleh air sungai, danau atau air
hujan.
b. Aeolis ; material sedimen yang tertransportasi oleh angin
c. Glacial ; material sedimen yang tertransportasi oleh gletser atau es
a. Kelompok S ( Silikaklastik )
Batuan silikaklastik, terdiri dari silicate fragments atau associated grains (
detrital / terrigenious materials ).
Contoh : Konglomerat, Breksi, Sandstone
b. Kelompok P ( Presipitasi )
Batuan presipitasi, mengandung mineral authigenic ( terbentuk di tempat
pengendapan dan bukan tertransport ), crystalline texture, butiran halus.
Contoh : Limestone, Dolostone, Chert, Halite
c. Kelompok A ( Allochems )
Allochems adalah pecahan dari batuan asal kelompok presipitasi yang
terbentuk terlebih dahulu.
Contoh : Fosil, Pecahan batuan presipitasi.
1. Suspension
Material sedimen melayang-layang dalam air. Ada yang terapung di
permukaan air dan ada yang melayang-layang di tengah-tengah air. Biasanya
terjadi pada material sedimen yang sangat halus. Partikel bergerak dengan cara
terus mengambang dalam fluida. Hal ini disebabkan oleh aliran turbulen yang
mendorong partikel ke arah atas. Mekanisme ini disebut sebagai mekanisme
suspension.
2. Bed Load
a. Rolling
Partikel bergerak dengan cara menggelinding sepanjang dasar dari fluida.
Partikel ini terus-menerus mengalami kontak dengan permukaan dasar.
Mekanisme seperti ini disebut sebagai mekanisme menggelinding (rolling).
b. Saltation
Partikel bergerak dengan cara melompat-lompat, secara periodik partikel
meninggalkan dasar dan kemudian kembali jatuh ke dasar. Mekanisme ini
disebu saltation. Yang menyebabkan partikel terangkat ke atas adalah efek
Bernaulli.
GAMBAR 4.1
PERGERAKKAN PARTIKEL DALAM FLUIDA
G. DIAGRAM HJULSTROM
Diagram ini di tunjukkan oleh Hjulstrom pada tahun 1939. Ada dua garis utama
dalam diagram ini. Garis yang lebih rendah menunjukkan hubungan antara
kecepatan aliran dan partikel yang siap akan bergerak. Ini menunjukkan bahwa
kerakal ( Pebbles ) akan berhenti di sekitar 20-30 cm/s, butirpasir sedang pada 2-3
cm/s, dan partikel lempung ketika kecepatan aliran adalah secara efektif nol. Garis
kurva bagian atas menunjukkan kecepatan aliran yang diperlukan untuk
mengerakkan partikel dari kondisi diam.
GAMBAR 4.2
DIAGRAM HJULSTROM
Pada setengah bagian kanan grafik, garis ini sejajar dengan garis yang pertama
tapi untuk ukuran butir tertentu diperlukan kecepatan yang lebih besar untuk
memulai pergerakan daripada untuk menjaga partikel tetap bergerak. Pada sisi kiri
diagram terdapat garis divergen yang tajam, dimana partikel lanau yang lebih kecil
dan lempung memerlukan kecepatan yang lebih besar untuk menggerakkannya
daripada pasir. Hal ini disebabkan oleh mineral lempung bersifat kohesif dan sekali
terendapkan akan cenderung merekat bersama, membuatnya lebih sulit untuk naik
ke dalam aliran daripada butir-butir pasir ( Dari Earth, edisi kedua oleh Frank Press
dan Raymond Siever, 1974, 1978, dan 1986 oleh W.H. Freeman and Company ).
H. STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
Wentworth
Size Sediment Rock Name
Grain Size Name
Scale,1922 Name
( mm )
b.Fabric ( Kemas )
Kemas adalah hubungan antar butir dalam massa dasar. Kemas ada dua jenis ,
yaitu :
1. Kemas tertutup, jika butiran tidak saling bersentuhan (
mengambang dalam matriks )
2. Kemas terbuka, jika butiran saling bersentuhan satu sama lain
K. NOMENCLATUR KONGLOMERAT
1. Tekstur
a.Ortho-conglomerate
Merupakan batuan konglomerat dimana massa dasar batuannya terdiri atas
butiran yang bersentuhan satu dengan yang lainnya ( grain supported ).
b.Para-conglomerate
Merupakan batuan konglomerat dimana massa dasar batuannya terdiri atas
mud ( mud supported ).
2. Komposisi
a. Polymictic Conglomerate
Fragmen ( pebble ) nya terdiri dari beberapa batuan ( pebble lebih dari satu
tipe ). Umumnya produk aggradasi dari daerah yang aktif secara tektonik.
b. Oligomictic Conglomerate
Fragmen ( pebble ) nya terdiri dari satu macam batuan ( pebble hanya satu
tipe ). Umumnya produk degradasi dimana daerah stabil secara tektonik.
3. Sumber Pebblenya
a.Extraformational
Pebblesnya berasal dari luar lingkungan/cekungan pengendapan
b.Intraformational
Pebblesnya berasal dari lingkungan/cekungan pengendapan
KONGLOMERAT
Coquina
- Precipitate Sedimentary Rock
Iron stone
Batuan asal atau Source rock yang dapat berupa batuan Beku,Sedimen,Metamorf
yang mengalami pelapukan yang di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain,faktor
fisik,faktor kimia dan faktor biologi.
- faktor fisik : suhu(baik panas maupun dingin),tekanan dan kelembaban
- faktor kimia : kadar keasaman/pH,hidrolisis,oksidasi dll
- faktor biologi : pelapukan akibat adanya aktifitas makhluk hidup seperti akar
tanaman yang masuk kedalam batuan dan pembuatan lubang oleh binatang.
2. Erosi
Setelah batuan asal melapuk,kemudian sedikit demi sedikit terjadi
penggerusan atau erosi pada surface.
3. Transportasi
Batuan yang telah tergerus dan menghasilkan butiran atau partikel,
kemudian partikel tersebut di bawa/di transportkan menuju lingkungan
pengendapan oleh beberapa faktor, yaitu air,angin dan es.
4. Sedimentasi
5. Litifikasi
Peristiwa pembatuan atau pemadatan sedimen yang di pengaruhi oleh
tekanan.
b. Kriteria geokimia
Komposisi unsur utama batuan sedimen silisiklastik berfungsi sebagai komposisi kimia
partikel silisiklastik yang membentuk batuan.
c. Kriteria biologi
Digunakan untuk rekonstruksi paleoenvironmental, fosil adalah salah satu yang sangat
berguna.
2. Kriteria berdasarkan kenampakan sedimen
a. Kenampakan ukuran dari log sumur mekanik, meliputi resistivity, sonic velocity, dan
radioaktivity.
b. Kenampakan interpretasi dari pengukuran sumur log meliputi density/porosity,
ukuran butir, litologi, dip perlapisan.
3. Karakteristik dari interpretasi darai reakaman refleksi seismic, antara lain hubungan
kontak utama (uniformity, comformity), strata kontinuitas, dip strata, identifikasi unit
fasies seismik.
VI. Klasifikasi Lingkungan Pengendapan
Klasifikasi lingkungan pengendapan dapat dibedakan menjadi:
a. kontinetal, antara lain gurun atau eolian, fluvial termasuk braided river dan point bar
river, dan limnic
b. peralihan, termasuk delta. lobate, esturine, litoral (pantai, laguna, dan barrier islands,
offshore bar, tidal flat.
c. marine, meliputi neritis atau laut dangkal, deep neiritis, batial, abisal.
1. Resistat
Merupakan endapan yang tersusun atas mineral yang tahan terhadap pelapukan,
sehingga tidak mengalami perubahan. Salah satu mineral yang dikenal paling tahan
terhadap pelapukan adalah Kuarsa [SiO2]. Kadar silika dalam sedimen-sedimen resistat
dapat mencapai 90%, sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai sumber dalam
perindustrian.
Mineral-mineral lainnya yang tahan terhadap pelapukan adalah Zirkon [ZrSiO4],
Andalusit [Al2SiO5], Topaz [Al2SiO4(OH,F)2]. Endapan resistat disebut juga sebagai
“placer deposit” karena bernilai ekonomi.
2. Hidrolisat
Terbentuk dari mineral-mineral silikat yang mengalami proses dekomposisi kimia.
Mineral yang paling umum terdapat di endapan ini adalah mineral lempung, berupa
aluminosilikat hidrat yang bertekstur filosilikat dengan ukuran butir yang sangat halus.
Di daerah tropis, tempat dimana perbedaan basah dan kering sangat kontras, proses
pelapukan akan terjadi lebih baik, dan dapat menghasilkan endapan aluminosilikat yang
sangat bagus. Yaitu, dengan hilangnya kandungan silika, dan meninggalkan residu
berupa oksida alumunium hidrat, seperti Gibsit [Al(OH)3]. Residu ini dikenal dengan
“endapan bauksit”, merupakan endapan komersial yang menghasilkan bijih alumunium.
3. Oksidat
Merupakan endapan hidroksida feri, yang merupakan hasil oksidasi senyawa besi
dalam suatu larutan, dan mengendap. Contohnya adalah Gutit [HFeO2] yang
memberikan warna coklat, dan Hematit [Fe2O3] yang memberikan warna merah. Bila
kedua mineral ini terdapat dalam jumlah yang besar, maka dapat menjadi sangat bernilai
karena bijih besinya.
Mineral lainnya yang terdapat pada endapan oksidat adalah mangan. Contohnya
adalah Manganit [MnO(OH)], dan Psilomelane [(Ba,H2O)2Mn5O10], yang sebagian
besar tersusun atas MnO2.
4. Reduzat
Terbentuk karena proses reduksi, dikarenakan tempat terbentuknya yang terisolir dari
atmosfer, sehingga kekurangan oksigen. Endapan jenis ini jarang sekali dijumpai.
Di laut, biasanya endapan ini terdapat pada daerah palung. Dengan kondisi yang tenang,
pengendapan material-material organik, akan menyebabkan berkurangnya oksigen, dan
terbentuk H2S. Contoh mineral yang terbentuk adalah Pirit (pada keadaan asam), dan
Markasit (pada keadaan yang lebih asam).
Di darat, pengendapan dari bahan rombakan tumbuhan-tumbuhan akhirnya akan
berubah menjadi lapisan-lapisan batubara. Dengan keadaan reduksi yang tinggi,
memungkinkan terjadinya pengendapan karbonat fero berupa Siderit, yang dapat
digunakan menjadi deposit bijih besi.
Mineral lain yang terbentuk dalam suasana reduksi adalah Sulfur [Cu], yang biasanya
dijumpai berasosiasi dengan kubah garam dan minyak bumi.
5. Presipitat
Endapan ini berhubungan dengan berbagai aktivitas organisme yang mensekresi
gamping, maka dari itu tempat yang paling baik bagi pengendapan jenis ini
(karbonatan) adalah di bawah laut.
Bentuk kalsium karbonat yang paling stabil adalahKalsit, namun dapat juga
terbentuk Aragonit. Araganit dapat berubah menjadi kalsit, ataupun tetap menjadi
aragonit, hal itu dapat terjadi apabila strukturnya berubah menjadi lebih stabil, karena
kandungan ion-ion asing. Selain itu, kalsit dan aragonit dapat diendapkan di lingkungan
terestrial, seperti di dalam gua batugamping, yang di sekelilingnya terdapat mata air
yang jenuh akan kandungan CaCO3.
Salah satu presipitat laut yang jarang ditemukan, namun sangat bernilai dari segi
ekonomi adalah Fosforit yang digunakan sebagai sumber pupuk fosfat.Seperti yang kita
ketahui, air laut di bagian dasar samudera sangat jenuh oleh fosfat kalsium, dan karena
terjadi perubahan pada kondisi fisik-kimianya, walaupun hanya sedikit akan
menyebabkan fosforit terpresipitasi. Bila sedimentasi dari bahan-bahan lainnya lebih
sedikit, maka akan terbentuk lapisan fosforit yang lebih murni.
6. Evaporit
Proses penting dalam pembentukan sedimen evaporit adalah penguapan. Endapan ini
mempunyai fungsi khusus, yaitu untuk menginterpretasi sejarah geologi daerah itu,
sebagai indikator untuk keadaan yang kering. Berdasarkan asal mula pengendapannya,
sedimen evaporit dibagi menjadi 2, yaitu:
Endapan evaporit marin terbentuk di laut yang disebabkan oleh air laut yang menguap.
Apabila air laut menguap pada keadaan yang alami, maka yang pertama kali akan
mengendap adalah kalsium karbonat, diikuti oleh dolomit. Dengan berlanjutnya
evaporasi, terendapkanlah kalsium sulfat, yang dapat berupa gipsum, yang bergantung
kepada temperatur dan salinitas air laut, dan pada giliran berikutnya akan terbentuk
halit. Kebanyakan endapan evaporit terdiri atas kalsium karbonat, namun pada keadaan
tertentu dapat juga terendapkan garam kalsium dan magnesium.
Endapan evaporit non marin relatif jarang ditemui, atau sangat terbatas, baik dalam
penyebarannya maupun besarnya, tetapi sangat penting dalam arti ekonomi, karena
endapan ini menghasilkan senyawa Boron [B] dan Yodium[I]. Endapan ini terbentuk di
darat karena menguapnya suatu danau garam. Disamping kedua senyawa tadi,
terkandung pula nitrat-nitrat, sejumlah garam kalsium, bromida, dan gipsum