Penyembuhan penyakit hipervalinemia dilakukan dengan diet rendah asam amino valin.
Asam amino valin salah satunya dapat diperoleh dari susu. Dalam Surat Al-Mu’minun ayat 21,
Allah menjelaskan susu yang bersumber dari hewan ternak
Tafsir Jalalayn menjelaskan ayat tersebut yaitu (Dan sesungguhnya pada binatang-
binatang ternak bagi kalian) yakni unta, sapi dan kambing (benar-benar terdapat pelajaran yang
penting) bahan pelajaran yang kalian dapat mengambil manfaat besar daripadanya (Kami memberi
minum kalian) dapat dibaca Nasqiikum dan Nusqiikum (dari apa yang ada di dalam perutnya)
yakni air susu (dan juga pada hewan ternak itu terdapat faedah yang banyak bagi kalian) dari
bulu domba, unta dan kambing serta manfaat-manfaat yang lainnya (dan sebagian daripadanya
kalian makan).
Tafsir Quraish Shihab juga menjelaskan ayat tersebut yaitu Sungguh, pada hewan-hewan
ternak seperti unta, sapi dan kambing, benar-benar terdapat bukti kekuasaan dan pertanda
kemurahan Kami dalam menganugerahkan karunia untuk kalian. Kalian Kami beri minum susu
murni, lezat dan mudah diminum, yang keluar dari dalam perut hewan-hewan itu. Selain susu,
hewan-hewan itu mengandung daging, kulit dan bulu yang juga sangat berguna. Dari hewan-
hewan itu kalian dapat hidup memperoleh rezeki.
Berdasarkan hadist Muslim No. 5316 Rasulullah juga meminum susu kambing. Hadistnya
sebagai berikut:
Bagi penderita hipervalinemia, tidak semua susu dapat diminum. Hanya susu yang rendah
asam amino valin yang dapat dikonsumsi. Diantara hewan ternak yang menghasilkan susu adalah
sapi, kambing dan unta. Pada susu sapi dan susu kambing telah dilakukan penelitian kandungan
asam amino pada susu dalam keadaan segar dengan yang telah mengalami proses fermentasi.
Kustyawati dkk (2012) melaporkan dalam jurnalnya bahwa kandungan asam amino dalam susu
kambing maupun susu sapi tidak mengalami perubahan selama proses fermentasi yang diduga
karena bakteri asam laktat mesofilik L. casei tidak memberikan kontribusi terhadap hidrolisis
protein selama fermentasi. Kustyawati dkk (2012) juga membandingkan hasil penemuan Osman
et al (2010) yang menemukan bahwa asam amino esensial valin, threonin, methionin, isoleusin,
leusin, histidin, lysine, dan fenilalanin+tyrosin dalam fermentasi susu unta dengan bakteri asam
laktat termofilik lebih tinggi dibandingkan standar FAO.
Tabel III. Profil Asam Amino Susu Sapi Segar, Susu Kambing Segar, dan Susu Sapi serta
Susu Kambing Terfermentasi
SUMBER
Kustyawati. Maria Erna., Susilawati., dkk. 2012. Profil Asam lemak dan Asam Amino Susu
Kambing Segar dan Terfermentasi. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. Vol XXIII No. 1
Hal:47-52. Lampung: Universitas Bandar Lampung