Oleh: Marsetio
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Republik Indonesia
Magister Ilmu Sejarah Pascasarjana Undip
Universitas Pertahanan
Email: adckasal@gmail.com
ABSTRACT
The main aim of this article is to trace the role of Indonesian Navy for securing the ocean
borders of the Integrated State ofthe Republic of Indonesia during the course of Indonesia
history since its independence in 1945. For Indonesia, the issue of ocean borders is very
interesting to be discussed consedering the fact that most of part ( 80 percent) the
Indonesian territory comprises of ocean waters. It stretches across the tropical waters of
the Indian Ocean and the Pacific, from South-eastern Asia to Northern Australia. It is not
suprising that Indonesia has a complicated ocean borders with its neighbors. In this
respect, the role of Indonesian Navy to secure the ocean borders in the Indonesia history
cannot be neglected. For that purpose it is very interesting to understand the strategy of
Indonesian Navy in securing the borders.
1
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
tidak hanya ke dalam, melainkan juga ke politik, hukum, ekonomi, sosial budaya
luar sebagaimana telah diakui oleh dan pertahanan keamanan serta
UNCLOS 1982. Laut juga menjadi merupakan salah satu medan juang
media perhubungan (termasuk per- dalam upaya pembangunan nasional
dagangan) yang sangat vital.3 Seperti guna mewujudkan kesejahteraan bangsa
halnya laut, pulau-pulau yang berada di Indonesia. Dalam makalah ini dijelaskan
dalam wilayah yurisdiksi nasional tentang realitas bangsa Indonesia
terutama yang berada di wilayah sebagai bangsa maritim serta berbagai
perbatasan juga memiliki arti yang upaya yang dilakukan oleh TNI
sangat signifikan. Berdasarkan Peraturan Angkatan Laut khususnya dalam
Presiden Nomor 78 Tahun 2005 mengamankan batas maritim dengan
Indonesia mempunyai 92 pulau kecil negara tetangga yang memiliki
terluar yang perlu untuk dikelola dan kompleksitas permasalahan.
diamankan, 12 pulau di antaranya
memiliki kerawanan atau berpotensi II. METODE
untuk menjadi sumber konflik, sehingga
eksistensinya perlu dipertahankan Sebagai kajian sejarah, penyusunan
karena merupakan wujud dari artikel ini menggunakan prinsip-prinsip
kedaulatan negara. dasar dalam ilmu sejarah. Langkah-
TNI Angkatan Laut sebagai langkah yang ditempuh dimulai dari
bagian integral dari TNI, berperan pengumpulan sumber penulisan yang
sebagai komponen utama pertahanan dapat ditemukan di berbagai lembaga
negara matra laut menjalankan tugasnya dokukentasi seperti Arsip Nasional
berdasarkan kebijakan dan keputusan Republik Indonesia Jakarta,
politik negara guna menegakkan Perpustakaan Nasional, Museum
kedaulatan negara, mempertahankan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Satria Mandala, dan sebagainya. Selain
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan itu sumber-sumber penulisan juga
Pancasila dan UUD 1945, serta ditemukan di berbagai literatur baik
melindungi segenap bangsa dan seluruh buku. Koran, jurnal, atau puhn sumber
tumpah darah Indonesia dari ancaman tertulis lainnya. Selain itu pengalaman
serta gangguan terhadap keutuhan pribadi juga sangat penting sebagai
bangsa dan negara melalui pelaksanaan sumber penulisan artikel ini. Tahap
Operasi Militer untuk Perang (OMP) selanjutnya adalah melakukan kritik
dan Operasi Militer Selain Perang terhadap sumber-sumber yang terlah
(OMSP). Untuk meningkatkan terkumpul dalam rangka untuk
pemahaman tentang wawasan mendapatkan fakta sejarah yang otentik
kemaritiman bangsa Indonesia dan kredibe untuk selanjutnya dilakukan
khususnya bagi para mahasiswa/generasi analisis dan sintesis terhadap fakta-fakta
penerus bangsa diperlukan adanya sejarah untuk dirangkaikan sebagai
kesamaan persepsi tentang konstelasi sebuah kisah sejarah atau historiografi.
geografi negara Indonesia sebagai
sebuah negara kepulauan atau III. PEMBAHASAN
pemahaman tentang archipelagic
oriented. Sudah saatnya bangsa 3.1. Seapower dan Kejayaan
Indonesia memandang laut sebagai Nusantara dalam Sejarah
sarana dan wahana untuk mewujudkan
satu kesatuan wilayah negara dalam arti
2
Strategi TNI Angkatan Laut dalam Pengamanan Batas Maritim NKRI (Marsetio)
3
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
4
Strategi TNI Angkatan Laut dalam Pengamanan Batas Maritim NKRI (Marsetio)
merupakan wahana strategis bagi bangsa ‘Plan Blue 2006’ telah merencanakan
Indonesia dalam meningkatkan upgrade dan penggantian armada kapal-
ekonominya serta memperkuat pengaruh kapal permukaannya dalam waktu 10
Indonesia di kawasan yang lebih global. tahun kedepan. Pada bulan Mei 2009,
3.3 Pembangunan Kekuatan Pemerintah Australia telah menerbitkan
Angkatan Laut Kawasan dokumen buku putih pertahanan yang
berjudul ‘Defending Australia in the
Persinggungan perlindungan kepenting- Asia-Pacific Century: Force 2030’.
an nasional di kawasan telah memicu Menurut Menhan Australia, RAN akan
meningkatnya anggaran pertahanan di tumbuh menjadi kekuatan maritim yang
Asia. Pada tanggal 7 Maret 2012, Reuter lebih besar dan lebih kuat didukung oleh
melaporkan sebuah survei pertahanan kemampuannya yang meningkat. Selain
global bahwa untuk pertama kalinya menggandakan jumlah kapal selam yang
setelah berabad-abad lamanya, pada dimilikinya saat ini dan mengadakan
tahun 2012 anggaran belanja militer delapan frigate yang memiliki
Asia akan melampaui Eropa. Lebih kemampuan peperangan anti kapal
lanjut dijelaskan bahwa Tiongkok selam untuk menggantikan kapal perang
menempati urutan pertama negara di kelas ANZAC, pemerintah Australia
Asia dalam belanja militer dengan juga merencanakan pengadaan sebuah
pengeluaran diperkirakan $ 89 milyar kapal angkut baru, 20 offshore
pada tahun 2011, hal tersebut combatant vessels, enam heavy landing
mendorong negara-negara lain di craft, dan satu kapal bantu.
kawasan untuk lebih mengucurkan
dananya guna membiayai program- b. Tiongkok
program pertahanannya. Beberapa
peningkatan signifikan terkait Pada tanggal 16 April 2009 dalam
pengembangan persenjataan matra laut peringatan ke-60 Angkatan Laut
yang terjadi di kawasan contohnya Tiongkok (PLAN), Laksamana Wu
adalah mulai beroperasinya kapal induk Shengli, Panglima AL Tiongkok
pertama Tiongkok, pengadaan Kapal mengemukakan prioritas pembangunan
Selam Kelas Kilo oleh Vietnam, PLAN kedepan meliputi pengembangan
penambahan Kapal Perang Angkatan persenjataan kapal perang ukuran besar,
Laut Filipina dari eks-U.S. Coast Guard, peningkatan kemampuan siluman dan
penambahan kekuatan Kapal Selam daya jelajah kapal selam, pesawat
Singapura, serta modernisasi Angkatan supersonik, peluru kendali yang lebih
Laut Australia melalui peningkatan akurat dengan jarak yang makin jauh,
kemampuan kapal atas air serta torpedo laut dalam serta up-grade
pengadaan kapal selam baru.Deskripsi teknologi informasi. Pemerintah
singkat tentang pembangunan kekuatan Tiongkok saat ini sedang melakukan
angkatan laut Indonesia dan negara- fokus terhadap pengadaan perangkat
negara tetangga yaitu Australia, Cina, keras Angkatan Laut, pelatihan, logistik,
India, Malaysia dan Singapura, sebagai kemampuan produksi modern, serta
berikut. profesionalisme personel yang
mendukung. Kedepan, kapal induk dan
a. Australia armada kapal amfibi Tiongkok
diprediksi mampu untuk melakukan
Angkatan Laut Australia (Royal operasi laut yang lebih jauh guna
Australian Navy/RAN) melalui program melindungi garis perhubungan laut yang
5
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
6
Strategi TNI Angkatan Laut dalam Pengamanan Batas Maritim NKRI (Marsetio)
7
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
b. Perbatasan RI-Thailand
8
Strategi TNI Angkatan Laut dalam Pengamanan Batas Maritim NKRI (Marsetio)
9
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
Perundingan RI-Filipina sudah ber- 1885 yaitu pada meridian 141 bujur
langsung 6 kali yang dilaksanakan timur dari pantai utara sampai selatan
secara bergantian setiap 3 sampai 4 Papua. Perjanjian itu dilanjutkan antara
bulan sekali, dalam perundingan di Belanda dan Inggris pada tahun 1895
Manado tahun 2004 Philipina sudah dan antara Indonesia dan Papua Nugini
tidak mempermasalahkan lagi status pada tahun 1973, ditetapkan bahwa
Pulau Miangas dan sepenuhnya perbatasan dimulai dari pantai utara
mengakui sah milik Indonesia. Hasil sampai dengan Sungai Fly pada
perundingan terakhir pada bulan meridian 141° 00’ 00” bujur timur,
Desember 2005 di Batam Indonesia, mengikuti Sungai Fly dan batas tersebut
penentuan garis batas maritim Indonesia berlanjut pada meridian 141° 01’ 10”
menggunakan metode proportionality bujur timur sampai pantai selatan Papua.
dengan memperhitung-kan lenght of Permasalahan yang timbul telah dapat
coastline/ baseline kedua negara. diatasi yaitu pelintas batas, penegasan
Sedangkan Philipina memakai metode garis batas dan lainnya, melalui
median line untuk penentuan batas pertemuan rutin antara delegasi kedua
maritim RI-Filipina. Untuk itu dalam negara. Masalah yang perlu diselesaikan
perundingan yang akan datang kedua adalah batas ZEE sebagai kelanjutan dari
negara sepakat membentuk Technical batas darat.
Sub-Working Group untuk
membicarakan secara teknis opsi-opsi i. Perbatasan RI-Australia
yang akan diambil.
Perjanjian Batas Landas Kontinen yang
g. Perbatasan RI-Republik Palau dibuat 9 Oktober 1972 tidak mencakup
Gap sepanjang 130 mil di selatan Timor
Perbatasan Indonesia dengan Republik Leste. Perbatasan Landas Kontinen dan
Palau terletak di sebelah utara kepala ZEE yang lain menyangkut Pulau
burung (Papua). Pemerintah Palau telah Ashmore dan Cartier serta di Pulau
menerbitkan peta yang menggambarkan Christmas telah disepakati dan telah
rencana batas “Zona Perikanan/ZEE” ditandatangani oleh kedua negara pada
yang diduga melampaui batas yurisdiksi tanggal 14 Maret 1997, sehingga praktis
wilayah Indonesia. Hal ini terbukti tidak ada masalah lagi. Mengenai batas
banyak nelayan Indonesia yang maritim antara RI-Australia telah dicapai
melanggar di wilayah perikanan kesepakatan-kesepakatan yang ditanda
Republik Palau. Permasalahan ini timbul tangani sejak tahun 1969, kemudian
sebab jarak Negara Palau dengan 1972 dan terakhir 1997.
Wilayah Indonesia kurang dari 400 Mil
sehingga ada daerah yang overlapping j. Perbatasan RI-Timor Leste
untuk ZEE dan Landas Kontinen.
Perundingan perbatasan kedua negara Perbatasan maritim antara Indonesia dan
terakhir dilaksanakan pada 29 Februari Timor Leste belum pernah diadakan,
sampai dengan 1 Maret 2012 di Manila karena Indonesia menghendaki
(perundingan ke-3). penyelesaian batas didarat terlebih
dahulu baru dilakukan perundingan
h. Perbatasan RI-Papua Nugini batas maritim RI – Timur Leste.
Dengan belum selesainya batas maritim
Perbatasan Indonesia dengan Papua kedua negara maka diperlukan langkah-
Nugini telah ditetapkan sejak 22 Mei langkah yang terpadu untuk segera
10
Strategi TNI Angkatan Laut dalam Pengamanan Batas Maritim NKRI (Marsetio)
11
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
12
Strategi TNI Angkatan Laut dalam Pengamanan Batas Maritim NKRI (Marsetio)
13
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
14
Strategi TNI Angkatan Laut dalam Pengamanan Batas Maritim NKRI (Marsetio)
15
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
16
Strategi TNI Angkatan Laut dalam Pengamanan Batas Maritim NKRI (Marsetio)
17
Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, Vol. XVII, No. 1 Februari 2013: 1-18
CATATAN
18