Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN TUGAS KHUSUS

4.1 Pengolahan Kelapa Sawit


Pengolahan kelapa sawit pada dasarnya merupakan suatu proses pengolahan
terhadap Tandan Buah Segar menjadi minyak sawit. Proses pengolahan ini bertujuan
untuk memperoleh minyak sawit dan inti yang bermutu baik. Pada dasarnya kelapa
sawit merupakan suatu proses yang berkesinambungan, dimana proses pada tahap
berikutnya. Dalam industri minyak kelapa sawit, kualitas dan mutu minyak sangat
ditentukan oleh kemurnian minyak yang disebabkan oleh kadar asam lemak bebas.

Kehilangan Minyak (Oil Losses) dan Kehilangan Kernel (Kernel Losses) selalu
terjadi setiap proses produksi disuatu Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS). Dan
merupakan hal yang biasa jika losses tersebut masih dalam batas standar yang di
tentukan oleh pabrik. Salah satu stasiun yang mengalami kehilangan minyak dan
kernel adalah Stasiun Pengempaan (Pressing). Losses yang terjadi di sebabkan oleh
kurangnya efesiensi kerja dan perhatian atau perawatan dari setiap perlatan yang ada
pada saat proses Pengadukan (Digester), Pengempaan (Pressing) dan Penambahan
steam atau air pengencer (water dilution) yang tidak sesuai dan tidak sempurna dapat
menimbulkan banyaknya Nut Pecah dan Kernel Pecah serta Minyak yang terbuang
dalam fibre dan kernel, kesulitan pemisahan serabut (Fibre) dengan biji (Nut) dan
pelepasan cangkang dengan kernel.
4.2 Hasil

Di pabrik PMKS PT.SISIRAU teradapat 3 unit Pengempaan (Pressing)

dengan data sebagai berikut :

A. Pengempaan (Pressing)
 Quantity : 3 unit
 Type : Wang Yuen Type Twin Screw Press
 Capacity : 15 ton/jam
 Main drive motor : 40 Hp, 30 kW, 1500 rpm, 3 phase 50 Hz
 Hydraulic system : Fully automatic electro hydraulic cone control
sytem c/w electric motor 2 Hp sytem c/w electric motor 2 Hp
 Speed gear box : 10 – 13 Rpm
a.Press Cage b.Cone(konus)

c. Worm Screw Press (Press spiral)


Gambar 4.1. a.Press cage, b.Cone, c. Worm Screw Press (Press spiral)
4.2.1 Bagian screw press yang dapat perawatan rutin

Berisi tentang bagian-bagian pada mesin srew press yang akan dilakukan
perawatan rutin, meliputi :

1. Digester

2. Motor listrik

3. Gear Box

4. Kopling Flens Kaku

5. Gear Pentransfer Putaran Worm

6. Poros Gear Box

7. Saringan (Chute)

8. Worm Screw Press

9. Penahan (Cone)
4.3 Pembahasan

Untuk mengetahui mekanisme pada station pengempaan (Pressing) di PMKS


PT. Sisirau dan mengetahui faktor – faktor penyebab sering terjadinya oil losses serta
kerusakan peralatan pada station pengempaan (Pressing). Terdapat beberapa faktor
yang harus diperhatikan, sebagaimana yang terjadi pada proses pengolahan. Faktor-
faktor yang dimaksud adalah:

4.3.1. Mekanisme pada station pengempaan (Pressing)

A. Digester

Gambar 4.2. Tabung pengaduk dan pelumat brondolan (Digester)


TBS (Tandan Buah Segar) yang sudah dilakukan pemipilan atau pembantingan pada
station Pemisahan Brondolan (Thressing) Dengan tujuan untuk melepaskan brondolan
dari tankos. Lihat pada gambar berikut :

Gambar 4.3. Station Pemisahan Brondolan (Thressing)

Gambar 4.4. Thressing Drum (tempat proses pembantingan buah kelapa sawit yang
telah direbus untuk pemisahan brondolan dan tandan
Brondolan yang sudah tepisah dari tankos (tandan kosong) dibawa oleh Fruit
Distribusi Conveyor menuju Fruit Distribusi Elevator (lihat pada gambar 4.5) lalu ke
Fruit Distribusi conveyor kemudian masuk ke digester.

a. Fruit Distribusi Conveyor bagian bawah b. Fruit Distribusi Elevator

c. Fruit Distribusi Conveyor bagian atas


Gambar 4.5. a. Fruit Distribusi Conveyor bagian bawah, b. Fruit Distribusi
Elevator, c. Fruit Distribusi Conveyor bagian atas

Digester merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengaduk brondolan atau
melumatkan brondolan agar mempermudah proses pengempaan (Pressing).
Pelumatan buah merupakan bagian dari station Pengempaan (Pressing) dimana
brondolan yang telah dirontokan akan dicacah atau dilumatkan sehingga dapat lebih
mudah diekstraksi pada proses pengempaan (Pressing) secara maksimal dan biji
dapat terlepas dengan baik. Didalam digester buah diaduk dan dirajang oleh pisau –
pisau pengaduk dan pelumat. Sehingga sebagian besar daging buah akan terlepas dari
biji. Proses pengadukan dan pelumatan dapat berlangsung dengan baik apabila isi dari
digester dipertahankan dalam keadaan penuh atau ½ dari volume. Brondolan yang
robek atau dilumatkan dalam digester selama 15 – 30 menit, dan suhu yang
digunakan dan dipertahankan pada digester adalah 90˚ - 95˚C. Alat – alat yang
digunakan pada digester untuk melumatkan brondolan yaitu 5 pasang pisau pelumat,
1 pasang pisau lempar dan 12 siku – siku (lihat pada gambar 4.6).

a. Pisau perobek atau pelumat b. Pisau pelempar


Siku-siku Siku-siku

c. Siku –siku pada dinding digester

Gambar.4.6. a. Pisau perobek atau pelumat, b. Pisau pelempar, dan c. Siku –siku
pada dinding digester

B. Pengempaan (Pressing)

Pada mesin ini worm screw press memiliki peranan utama yang mendorong
dan menekan brondolan supaya terjadi pemerasan. Brondolan yang telah dihancurkan
pada digester diperas. akibat gaya tekan yang ditimbulkan antara worm screw, casing
(press cage), dan cone (konus). Screw press mendapatkan tenaga putaran dari motor
listrik berdaya 50 Hz (40 Hp; 1500 rpm) yang direduksi melalui gearbox dengan ratio
1 : 59 hingga mencapai 10-13 rpm dan disalurkan memalui 2 buah worm screw press.
Press cage atau casing memiliki lubang penyaringan sebanyak ± 32.000 buah
diseluruh sisinya. Cone mendapatkan daya tekan dari pompa hidrolik sebesar 30-40
bar. Tekanan konus yang terlalu besar mengakibatkan presentasi biji pecah (kernel
losses) menjadi tinggi, tetapi bila tekanan konus terlalu kecil maka presentasi kadar
minyak pada ampas buah sawit juga menjadi besar (Mangoensoekarjo, 2003, hlm
349). Maka diperlukan suatu sistem pengaturan yang baik pada pengaturan tekanan
hidrolik konus. Minyak kasar sawit (CPO) dan air mulai keluar saat pengepressan
berlangsung melalui 32.000 lubang pada press cage (casing) dan terpisah dari
ampasnya yaitu fibre dan nut. Brondolan yang telah di robek dan dilumatkan yang
masuk ke dalam screw press telah mengalami proses terdahulu (telah dijelaskan pada
Bab 2, point 2.1.1) sehingga massa buah dari 100% TBS menjadi 66% yang
berbentuk brondolan, seperti yang dijelaskan pada gambar 4.2 berikut :

Gambar 4.2. Material balance pengolahan kelapa sawit


Data-data dari hasil surpei mesin screw press pada Pabrik Kelapa Sawit PT.
SISIRAU Aceh Tamiang ditabulasikan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Spesifikasi mesin Screw Press

No Uraian Keterangan
1 Kapasitas (Q) 15 Ton buah sawit/jam
2 Type Continous Double Screw press
3 Tekanan Konus (cone) 30 – 40 Bar
4 Clerence screw press dan press cage 8 mm
5 Putaran Poros (n) 10 – 13 rpm
6 Siklus Input Continous

4.3.2. Bahan Baku (Raw Material)

Bahan baku yang diolah dalam mesin screw press adalah buah kelapa sawit
yang telah diaduk dan diancurkan daging buahnya dalam ketel adukan (digester).
Keadaan awal buah sawit adalah berkumpul dalam satu tandan. Buah kelapa sawit ini
termasuk jenis tumbuhan monokotil. Bagian-bagian utama pada (gambar 4.4) yang
terdapat pada buah kelapa sawit adalah sebagai berikut:

Gambar 4.4. Bagian utama buah kelapa sawit


1. Lapisan bagian luar (epicarpium) yang disebuat sebagai kulit luar.
2. Lapisan tengah (mesocarpium) yang disebut daging buah yang
mengandung minyak.
3. Lapisan dalam (endocarpium) yang disebut Kernel (Inti), berada dalam
biji dan mengandung minyak. Diantara mesocarpium dengan
endocarpium terdapat cangkang (shell) yang keras. Masa jenis buah sawit
pada suhu 900C, ρ = 641 kg/m3 (sumber : Naibaho,1998)

4.3.3. Laju aliran volume (kapasitas)

Dalam menentukan kapasitas screw press yang digunakan terdapat beberapa


hal yang perlu menjadi perhatian, antara lain:

1. Sebelum kelapa sawit masuk ke dalam digester dan screw press, massa awal
buah kelapa sawit telah berkurang. Kondisi ini disebabkan karena pada proses
penebahan pada mesin thresser buah sawit telah terpisah dari tandannya.
Tandan kosong tersebut dipindahkan melalui Bunch Empty Elevator ke lokasi
penampungan tandan kosong (Incenator) untuk dibakar (lihat pada gambar 4.7)
a. Bunch Empty Elevator b. Incenator (
(elevator tandan kosong) (tempat pembakaran tandan kosong)

Gambar 4.7. a. Bunch Empty Elevator( (elevator tandan kosong), b. Incenator (tempat
pembakaran tandan kosong)

2. Untuk memperoleh hasil pressan yang baik, yaitu minyak sawit yang keluar
semuanya, maka perlu diperhatikan bahwa screw press harus dalam keadaan
selalu terisi penuh. Kondisi ini dibutuhkan untuk memperoleh efisiensi yang
lebih baik dari penekanan yang dilakukan oleh konus (cone), sebab jika banyak
ruang kosong pada saat penekanan, maka penekanan konus (cone) oleh hidrolik
yang terjadi tidak maksimal.
4.3.4. Faktor – faktor penyebab sering terjadinya Oil Losses dan Kernel Losses
serta Kerusakan Peralatan pada Station Pengempaan (Pressing).

A. Penambahan steam atau air pengencer (water dilution) yang tidak sesuai
Pada digester penambahan steam dilakukan pada waktu proses pengadukan bertujuan
menyempurnakan pemisahan atau ekstraksi minyak dari daging buah. Pada saat
pengadukan temperature dibuat 90 – 95˚C dan dijaga agar tidak mencapai 100˚C,
karena jika temperature mencapai 100˚C dapat mengakibatkan fiber terlalu basah
selain itu fiber juga susah terpisah dengan minyaknya. Dengan permasalahan yang
ada maka harus dilakukan pengecekan pada termometer secara rutin untuk
mengetahui apakah suhu pada digester sudah sesuai dengan yang ditetapkan. Apabila
suhu sudah lebih dari 95˚C, maka pemasukan steam yang ada pada tabung digester
harus dikurangi, sehingga suhu tetap bertahan pada 90 - 95˚C. (dapat dilihat pada
gambar 4.8)

Gambar 4.8. Water Dilution Tank, Tampak atas Water Dilution Tank dan
Thermometer
B. Losses oil dan kernel yang terjadi pada proses pengempaan (Pressing)
Dari data yang di ambil dari tanggal 01 Desember – 04 Desember 2015, dapat
dilihat presentase yang terjadi pada mesin proses pengempaan (pressing) No.1
dan No.3. Adapun dapat dilihat pada Tabel 4.2. Sample Analisis Kernel Losses
dan Tabel 4.3. Sample Analisis Oil Losses.
Tabel 4.2. Sample Analisis Kernel Losses
Tanggal Sample BS BU BP KU KP C F
Pengambila
n
Press No.1 1000 331,2 110,4 3,2 35,7 25,9 493,6
Gram % 33,12 11,04 0,32 3,57 2,59 49,36
01 Des 2015
Press No.3 1000 340,6 102,7 2,6 36,1 24,7 493,3
Gram % 34,06 10,27 0,26 3,61 2,47 49,33
Press No.1 1000 326,1 131,7 2,8 32,7 26,3 480,4
Gram % 32,61 13,17 0,28 3,27 2,63 48,04
02 Des 2015
Press No.3 1000 337,8 106,4 3,1 34,2 21,5 497
Gram % 33,78 10,64 0,31 3,42 2,15 49,7
Press No.1 1000 319,6 125,7 2,9 34,5 24,6 492,7
Gram % 31,96 12,57 0,29 3,45 2,46 49,27
03 Des 2015
Press No.3 1000 330,1 102,5 3,3 31,6 25,1 507,4
Gram % 33,01 10,25 0,33 3,16 2,51 50,74
Press No.1 1000 321,7 114,8 3,2 34,6 23,7 502
Gram % 32,17 11,48 0,32 3,46 2,37 50,2
04 Des 2015
Press No.3 1000 336,1 98,5 3,5 37,2 24,5 500,2
Gram % 33,61 9,85 0,35 3,72 2,45 50,02

Keterangan :
Angka yang bertuliskan berwarna merah adalah Kehilangan Kernel Pecah (Kernel
Losses) yang terjadi pada fibre dalam proses Pengempaan (Pressing)
- BS = Berat Sample - BU = Biji Utuh
- BP = Biji Pecah - KU = Kernel Utuh
- KP = Kernel Pecah - C = Cangkang (shell)
- F = Fibre
a. Tabung Flashq b. Cawan
Gambar 4.9 a. Tabung Flash dan b. Cawan

C. Masa pemakaian alat dan kesiapan alat


a. Kesiapan alat - alat atau unit mesin produksi sangat mempengaruhi lancarnya
proses produksi. Masalah yang sering muncul pada station pengempaan (Pressing)
adalah kondisi peralatan yang kurang perawatan dan umur peralatan proses kerja.
Kerusakan yang sering terjadi pada peralatan press ialah berkurangnya gaya
pengepressan dikarenakan hidrolik press mengalami kebocoran, Tumpahan minyak
diatas bodi/casing Pressing, Tumpahan minyak pada lantai (lihat gambar 4.9), serta
alat sudah melewati masa pakai harus dilakukan pergantian, hal ini menyebabkan
oil losses semakin tinggi. Supaya permasalahan yang terjadi pada proses
pengempaan dapat berjalan dengan baik maka harus dilakukan pergantian dan
perawatan yang terjadwal pada peralatan yang ada pada station pegempaan
(Pressing). PMKS PT. Sisirau melakukan perawatan dan pergantian pada peralatan,
seperti pergantian pada worm screm press akan dilakukan pergantian setelah
mencapai 1000 - 1500 jam kerja. Pisau-pisau pelumatatau dan pelempar serta press
cage diganti apabila peralatan tersebut mengalami keausan dan pada press cage
mengalami keausan, robek atau rusak karena adanya benda asing yang masuk pada
press cage saat proses pengempaan (Pressing).

b.Selang Hidrolik yang bocor b. Tumpahan minyak diatas c. Tumpahan minyak pada
Bodi Press lantai
Gambar 4.10 (a),(b), dan (c) adalah permasalahan yang muncul pada Station
Pengempaan (Pressing)
Losses adalah kandungan yang masih tersissa pada suatu proses. Instilah lain
dari losses yaitu kehilangan, pada setiap proses produksi yang terjadi pada setiap
pabrik selalu terjadi kehilangan (losses). Hal ini merupakan hal yang lazim yang
terjadi dan tidak biasa di cegah, akan tetapi tentu saja perlu di pikirkan bagaimana
meminimalkan losses tersebut. Untuk dapat meminimalkan losses tersebut sangat di
perlukan analisa yang baik dan teliti untuk dapat mengetahui dan mengantisipasi agar
tidak terjadi losses dalam ukuran yang berlebihan. Dipabrik PMKS PT. SISIRAU
telah diperlakukan batasan yang menjadi parameter terhadap losses yang terjadi itu
masih dalam katagori standar/normal.
Losses yang terjadi berupa kehilangan seperti, kernel pecah (Broken Kernel)
dan kehilangan minyak (Oil Losses) yang terkandung dalam proses Pengempaan
(Pressing). Kecendrungan yang terjadi adalah paling banyak losses terjadi berbentuk
inti pecah. Berdasarkan standar mutu losses pada pabrik kelapa sawit, hasil dari
analisa yang dilakukan pada tanggal 01 Desember 2015 – 04 Desember 2015,
kehilangan minyak (Oil Losses) pada Press No.1 dan No.3 di proses Pengempaan
(Pressing) berkisar rata- rata, Press No.1 = 4,39% dan Press No.3 = 4,42 lebih sedikit
dari standar yang di tetapkan, yaitu < 4,50 %. Dengan perencanaan yang baik, sumber
daya manusia yang berkualitas dan peralatan dalam kondisi yang baik akan
memberikan keuntungan bagi pabrik yaitu dapat meminimalisasikan kehilangan
(losses) pada proses Pengempaan (Pressing).

Anda mungkin juga menyukai