Riskha Kurnia Murti M0306055 PDF
Riskha Kurnia Murti M0306055 PDF
id
Disusun oleh :
RISKHA KURNIA MURTI
M0306055
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Sains
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kata Kunci : Azadirachta indica A. Juss, fraksi etil asetat, aktivitas antibakteri,
identifikasi fraksi teraktif
commit to user
iii
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
iv
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“ Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena di dalam mencoba kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil”
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commit to user
vi
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT atas limpahan
rahmat dan karunia dan ridho-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Studi Aktivitas
Antibakteri dan Identifikasi Fraksi Teraktif Daun Mimba (Azadirachta indica A.
Juss) ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Bapak Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.,PhD selaku Dekan FMIPA UNS.
2. Bapak Dr. Eddy Heraldy, M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA UNS.
3. Ibu Nestri Handayani, M.Si, Apt selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama menyelesaikan skripsi.
4. Bapak M. Widyo Wartono, M.Si selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Dr. rer.nat Fajar Rakhman Wibowo, M.Si selaku pembimbing
akademik yang telah memberikan saran dan motivasi kepada penulis
selama masa studi.
6. Bapak I.F. Nurcahyo, M.Si. selaku Ketua Laboratorium Kimia Dasar
FMIPA UNS dan Bapak Tjahjadi Purwoko, M.Si. selaku Ketua Sub
Laboratorium Biologi Laboratorium Pusat FMIPA UNS.
7. Seluruh Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNS atas ilmu yang berguna dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Para Laboran di Laboratorium Kimia FMIPA UNS dan Sub Laboratorium
Biologi atas bantuan dan kerjasamanya dengan baik.
9. Bapak, Ibu dan Rima, terimakasih atas motivasi, dukungan, dan doanya
selama ini, sehingga terciptalah karya kecil ini.
10. Untuk teman-teman seperjuangan “Anne, Marsih, Idul, Isna, Ester, Eva,
Mb Esmy” terimakasih atas kebersamaan dan persabatannya selama ini.
Untuk “Ovi, Nurul” terimakasih atas bantuannya.
commit to user
vii
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11. Teman-teman Kimia’06, kakak dan adik tingkat yang tidak mungkin
disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua dukungan dan
persahabatannya selama ini.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan serta
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat
dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya.
commit to user
viii
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
ix
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Antibiotik ............................................................................. 16
5. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Uji Banding .. .... 19
6. Ekstraksi ............................................................................... 20
7. Skrining Fitokimia ............................................................. ..... 20
8. Kromatografi Vakum Cair (KVC) ......................................... 21
9. Kromatografi Gas-Spektrofotometer Massa (GC-MS) ........... 21
B. Kerangka Pemikiran ...... ................................................................ 22
C. Hipotesis ....................................................................................... 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 25
A. Metode Penelitian .......................................................................... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 25
C. Alat dan Bahan .............................................................................. 25
1. Alat ....................................................................................... 25
2. Bahan ................................................................................... 26
D. Prosedur Penelitian ........................................................................ 26
1. Identifikasi Sampel ............................................................... 26
2. Preparasi dan Ekstraksi Sampel ............................................. 27
3. Pengujian Golongan Senyawa Ekstrak Etanol ....................... 27
4. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol ..................... 30
5. Pemisahan Ekstrak Etanol ...................................................... 31
6. Pengujian Aktivitas Antibakteri Fraksi-Fraksi Hasil Pemisahan
KVC ..................................................................................... 32
7. Pengujian Golongan Senyawa Fraksi Teraktif Antibakteri ..... 32
8. Kromatografi Gas-Spektrofotometer Massa (GC-MS) ........... 32
E. Teknik Analisa dan Pengumpulan Data ......................................... 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 34
A. Identifikasi Sampel ....................................................................... 34
B. Persiapan dan Ekstraksi Sampel .................................................... 34
C. Pengujian Golongan Senyawa Ekstrak Etanol ............................... 36
D. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol .............................. 36
E. Pemisahan Ekstrak Etanol ............................................................. 38
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xii
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xiii
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiv
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun mimba yang dilakukan
terhadap bakteri Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa pada konsentrasi
10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dengan DDH rata-rata 0,580; 0,670; 0,818;
0,972; 1,013 cm (Nugraheni, 2007). Selain itu Pritima dan Pandian (2008) juga
menyebutkan bawa ekstrak daun mimba mampu menghambat Bacillus cereus,
Enterococcus faecalis, Eschericihia coli, Kleibsiella pneumoniae, Neisseria
gonohorreae, Proteus mirabilis, dan Staphylococcus aureus. Menurut El-
Mahmood (2010) ekstrak heksan biji mimba memiliki KHM 6,25 mg/ml terhadap
bakteri E. coli, 50 mg/ml terhadap P. aeruginosa, 12,5 mg/ml terhadap S.
pyogenes, dan 12,5 mg/ml terhadap S. aureus. Sedangkan aktivitas antibakteri
fraksi daun mimba terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, Bacillus cereus,
dan Shigella flexneri belum pernah dilakukan penelitian secara ilmiah.
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif yang
menyebabkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar
luas dalam jaringan (Jawetz dkk., 2005). Bakteri ini terdapat pada kulit, selaput
lendir, bisul, jerawat dan luka. Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif
yang dapat tumbuh pada makanan dan menghasilkan enterotoksin yang
menyebabkan keracunan makanan. Bakteri ini kadang-kadang dapat
menyebabkan penyakit meningitis, endokarditis, endoftalmitis, konjugtivis atau
gastroenteritis akut. Shigella flexneri merupakan bakteri yang menyebabkan
penyakit disentri basiler, yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan peradangan
usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut, tenesmus dan buang air besar yang
sering mengandung darah dan lendir (Plezar dkk., 1986). Selain itu juga dapat
menyebabkan demam tinggi, nyeri kepala, dan kejang-kejang.
Penyakit infeksi sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan
masyarakat Indonesia. Pengobatan terhadap penyakit infeksi biasanya digunakan
antibiotik sintetis dan telah banyak dikembangkan. Namun penggunaan antibiotik
sintetis ini kadang-kadang memberikan efek samping terhadap tubuh yang tidak
diinginkan (Aliero dkk., 2008). Situasi ini menunjukkan perlunya dilakukan
penelitian untuk mengembangkan obat antibakteri baru yang berasal dari tanaman.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Tanaman mimba merupakan tanaman obat tradisional Indonesia yang
tumbuh di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali dan Nusa Tenggara.
Tanaman ini mempunyai kandungan kimia yang berbeda-beda pada setiap
bagiannya. Biji mimba dilaporkan mengandung senyawa golongan asam lemak,
sedangkan daun mimba mengandung senyawa golongan terpenoid. Penelitian uji
aktivitas antibakteri tanaman mimba menunjukkan bahwa pada setiap bagiannya
mempunyai aktivitas antibakteri yang berbeda-beda.
Isolasi senyawa daun mimba dapat dilakukan dengan metode maserasi,
shokletasi, dan perkolasi. Penggunaan pelarut yang berbeda pada waktu isolasi
akan menghasilkan senyawa yang berbeda, sehingga akan mempengaruhi aktivitas
antibakteri yang dihasilkan. Dari hal tersebut perlu diperhatikan cara isolasi
senyawa daun mimba dengan pelarut yang tepat.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun mimba mempunyai
aktivitas antibakteri, sehingga perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui
potensi ekstrak tersebut terhadap beberapa bakteri patogen. Bakteri yang
digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri sangat beragam antara lain
Salmonella typhimurium, Shigella flexneri, Pseudomonas aeruginosa dan Proteus
mirabilis untuk bakteri gram negatif. Sedangkan untuk bakteri gram positif antara
lain Staphylococcus epidermidis, Bacillus cereus, Streptococcus pyogenes,
Bacillus subtilis dan Enterococcus faecalis.
Uji potensi suatu zat antibakteri bertujuan untuk mengetahui potensi zat
tersebut apabila dibandingkan dengan suatu zat pembanding yaitu antibiotik
sintetik. Beberapa antibiotik sintetik yang sering digunakan adalah antibiotik
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada :
1. Penelitian ini menggunakan daun tanaman mimba yang berasal dari daerah
Klaten, Jawa Tengah.
2. Isolasi senyawa pada daun mimba dilakukan dengan cara maserasi
menggunakan pelarut etanol, kemudian dilanjutkan pemisahan dengan
Kromatografi Vakum Cair (KVC) menggunakan pelarut heksana, etil asetat,
dan etanol secara berurutan.
3. Bakteri yang digunakan untuk pengujian aktivitas antibakteri fraksi daun
mimba adalah Staphylococcus epidermidis, Bacillus cereus, dan Shigella
flexneri serta dilakukan penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
terhadap fraksi teraktif antibakterinya.
4. Uji potensi fraksi teraktif antibakteri daun mimba dilakukan dengan mencari
nilai banding antara fraksi tersebut terhadap amoksisilin dan kloramfenikol.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah fraksi daun mimba hasil pemisahan KVC mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis, Bacillus cereus, dan Shigella
flexneri dan fraksi mana yang teraktif antibakteri dilihat dari parameter DDH
(Diameter Daerah Hambat)?
2. Bagaimana potensi antibakteri fraksi teraktif antibakteri daun mimba
dibandingkan dengan amoksisilin dan kloramfenikol?
3. Komponen kimia apa sajakah yang terkandung dalam fraksi teraktif antibakteri
daun mimba?
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui aktivitas antibakteri fraksi daun mimba hasil pemisahan KVC dan
mengetahui fraksi teraktif daun mimba terhadap Staphylococcus epidermidis,
Bacillus cereus, dan Shigella flexneri.
2. Mengetahui potensi antibakteri fraksi teraktif daun mimba dibandingkan
dengan amoksisilin dan kloramfenikol.
3. Mengetahui komponen kimia fraksi teraktif daun mimba.
D. Manfaat Penelitian
1. Segi praktis, dapat memberikan informasi ilmiah untuk pengembangan obat
tradisional terutama tentang khasiat daun mimba sebagai antibakteri.
2. Segi teoritis, diharapkan dapat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, yaitu
memberikan informasi tentang analisis kulitatif tentang aktivitas antibakteri
fraksi teraktif daun mimba terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis,
Bacillus cereus, dan Shigella flexneri dan komponen kimia fraksi teraktifnya.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Mimba (Azadirachta Indica A. Juss)
Mimba (Azadirachta Indica A. Juss) adalah tanaman asli dari India yang
saat ini telah banyak dibudidayakan di Indonesia, tanaman ini memiliki banyak
manfaat bagi manusia (Kardinan dan Agus, 2003). Mimba tumbuh di daerah
panas, di ketinggian 1-700 meter dari permukaan laut dan tahan tekanan air
(Kardinan, 2000). Tanaman mimba dapat dilihat pada Gambar 1.
a. Klasifikasi tanaman
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dycotiledonae
Ordo : Rutales
Family : Meliaceae
Genus : Azadirachta
Jenis : Azadirachta indica A. Juss (sinonim : Melia azadirachta)
(Rukmana dan Oesman, 2002)
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
b. Deskripsi tanaman
Mimba merupakan pohon dengan ketinggian 10-15 m. Batang tegak,
berkayu, berbentuk bulat, permukaan kasar, percabangan simpoidal dan
berwarna cokelat. Daun majemuk, letak berhadapan, berbentuk lonjong, tepi
bergerigi, ujing lancip, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, panjang 5-7
cm, lebar 3-4 cm, tangkai daun panjangnya 8-20 cm dan berwarna hijau. Bunga
majemuk, berkelamin dua, letak di ujung cabang, tangkai silindris, panjang 8-
15 cm. Kelopak berwarna hijau. Mahkota halus dan berwarna putih. Benang
sari silindris dan berwarna putih kekuningan. Putik lonjong dan berwarna
cokelat muda. Buah bulat telur dan berwarna hijau. Biji bulat, diameter sekitar
1 cm, dan berwarna putih. Akar tunggang. Mimba tumbuh baik didaerah panas,
di ketinggian 1-700 m, dan tahan cekaman ait. Di daerah yang banyak hujan
bagian vegetatif sangat subur, tapi sulit untuk menghasilkan biji (generatif).
Perbanyakan melalui biji (Kardinan, 2000).
c. Manfaat Tanaman
Tanaman mimba mempunyai beberapa kegunaan antara lain digunakan
untuk pembangkit selera makan, obat disentri, borok, malaria. Minyaknya
digunakan untuk mengobati eksema, kepala kotor, kudis, dan kulitnya untuk
mengatasi gangguan lambung (Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso, 1985).
Sudarsono dkk. (2002) mengatakan bahwa daun mimba digunakan untuk
penambah nafsu makan, menanggulangi disentri, borok, malaria dan
antibakteri. Beberapa penelitian lain juga menyebutkan bahwa daun mimba
dapat menurunkan gula darah, menyembuhkan penyakit kulit (Csurhes, 2008),
memiliki efek gastro protektif pada mukosa lambung terhadap ulkus peptikum
(Ofusori dkk., 2008), menurunkan total kolesterol dalam darah, LDL dan
VLDL-kolesterol, trigliserid dan total lipid dalam serum (Chattopadhyay dkk.,
2005).
d. Kandungan Kimia Tanaman
Dari beberapa penelitian daun mimba diketahui mengandung senyawa
golongan terpenoid, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin (Biu dkk., 2009), asam
lemak (Khan dkk., 2010), steroid dan triterpenoid (Aslam dkk., 2009).
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
1. Terpenoid
Terpenoid berasal dari molekul isoprene (CH2=C(CH 3)-CH=CH 2
dan kerangka karbonnya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih
satuan C 5 ini. Terpenoid ini dibagi menjadi beberapa macam, yaitu
monoterpena dan siskuiterpena (C 10 dan C 15) yang mudah menguap dan
biasanya menjadi komponen utama penyusun minyak atsiri, triterpenoid
dan steroid (C30) yang tidak mudah menguap, dan pigmen karotenoid
(C 40). Mekanisme terpenoid sebagai antibakteri tidak begitu jelas, tetapi
kemungkinan berhubungan dengan pengrusakan membran sel oleh
senyawa lipofilik (Cowan, 2000).
Senyawa terpenoid yang berhasil diisolasi dari bagian daun
tanaman mimba antara lain azadirachtin A, B, D, H, I, desacetylnimbin,
azadiradione, nimbin, salanin, azadirone, nimbolin, nimbinene, dan
nimbolide (Shadeghian, 2007). Senyawa-senyawa tersebut masuk dalam
golongan triterpenoid. Senyawa triterpenoid lain yang berhasil diisolasi
dari biji mimba dan kulit batang mimba yaitu nimonol, epoxyazadirodione,
azadirechterpinol A, azaditerpinol B (Moslem dan El-Kholie, 2009; Trag
dkk., 2005).
Minyak atsiri bunga mimba juga diketahui mengandung sejumlah
-candinen, copaen,
-cububen, dan fitol (Aromdee dan Sriubolmas, 2005). Senyawa
steroid yang pernah diisolasi dari kulit batang mimba adalah stigmas-5,7-
dien- -ol- -D-glukosida (Trag dkk., 2005), selain itu Govind (2011) juga
-sitosterol. Terpenoid dapat
menghambat aktivitas enzim autolisin dengan cara membentuk interaksi
yang kuat dengan sisi aktif dari residu enzim autolisin (Daisy dkk., 2008).
2. Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan senyawa yang digambarkan
sebagai deretan senyawa C6-C 3-C6, yang artinya kerangka karbonnya
terdiri atas dua gugus C 6 (cincin benzene tersubstitusi) disambungkan oleh
rantai alifatik tiga-karbon. Sesuai dengan struktur kimianya yang termasuk
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
4. Saponin
Saponin merupakan glikosida terpenoid dan sterol (Robinson,
1995), terdiri dari gugus gula yang berikatan dengan aglikon atau
sapogenin.
Saponin mempunyai sifat polar, jadi saponin dapat larut dalam air
dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Saponin dapat berfungsi sebagai
antibakteri karena adanya gugus monosakarida dan turunannya (Cheeke,
2000).
5. Tanin
Tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat
fenol, artinya mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan
menyamak kulit. Tanin bisa dijumpai dalam jumlah banyak pada
tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam
jaringan kayu (Harborne, 1984).
Secara kimia senyawa tanin dibagi menjadi 2 golongan utama yaitu
tanin terkondensasi yang biasanya terdapat dalam paku-pakuan dan
gimnospermae, serta tersebar luas dalam angiospermae, khususnya pada
tumbuhan berkayu. Jenis tanin yang kedua adalah tanin terhidrolisis yang
biasa ditemukan pada tumbuhan berkeping dua. Tanin bersifat antibakteri
melalui aktivitas molekulnya yaitu membentuk kompleks dengan protein
melalui ikatan hydrogen dan ikatan hidrofobik (Cowan, 2000).
6. Asam lemak
Asam lemak yang ditemukan di alam, biasanya merupakan
monokarboksilat dengan rantai tidak bercabang dan mempunyai jumlah
atom karbon genap (Winarno, 2002). Asam lemak terdapat dua golongan
yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh sederhana dengan
panjang rantai C16 atau C18 (Harborne, 1984). Asam lemak tidak jenuh
berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya, serta dalam bentuk
molekul keseluruhannya dengan asam lemak jenuh (Winarno, 2002).
Biji mimba dilaporkan mengandung senyawa-senyawa asam lemak
antara lain asam palmitat, asam stearat, asam oleat, etil oleat, asam
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus epidermidis (Salle, 1961)
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif yang
berbentuk bola atau kokus berkelompok yang tidak teratur dan bersifat
fakultatif aerobik. Bakteri ini mempunyai diameter 0,8-
membentuk spora,tidak bergerak dan koloni berwarna putih.
Staphylococcus epidermidis terdapat pada kulit, selapu lendir, bisul,
jerawat, dan luka. Bakteri ini dapat menimbulkan penyakit melalui
kemampuannya berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan (Jawetz
dkk., 2005). Secara klinis, bakteri ini menyerang orang-orang yang rentan atau
imunitas rendah, seperti penderita AIDS, paseien yang kritis, pengguna obat-
obat terlarang, bayi yang baru lahir, dan pasien rumah sakit yang dirawat dalam
waktu lama. Gambar bakteri Staphylococcus epidermidis ditunjukkan pada
Gambar 2.
b. Bacillus cereus
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Family : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Species : Bacillus cereus (Salle, 1961)
Bacillus cereus merupakan bakteri yang berbentuk batang besar, tergolong
dalam gram positif, dan bersifat fakultatif aerob. Kebanyakan anggota spesies
ini adalah organisme saprofit yang lazim terdapat dalam tanah, air, udara, dan
tumbuh-tumbuhan. Bakteri ini menggunakan sumber nitrogen dan karbon
sederhana untuk energi dan pertumbuhannya.
Bacillus cereus dapat tumbuh pada makanan dan menghasilkan
enterotoksin yang menyebabkan keracunan makanan. Keberadaan B. Cereus
dalam jumlah besar (lebih dari 106 organisme/g) dalam makanan merupakan
indikasi adanya pertumbuhan dan pembelahan sel bakteri secara aktif dan
berpotensi membahayakan kesehatan. Organisme ini kadang-kadang dapat
menimbulkan penyakit pada orang dengan fungsi imun yang terganggu
(misalnya meningitis, endokarditis, endoftalmitis, konjungtivis, atau
gastroenteritis akut).
Gejala keracunan bahan makanan yang tercemar oleh bakteri Bacillus
cereus dibedakan menjadi dua yaitu mual disertai muntah dan kejang perut
yang hebat disertai diare. Spora bakteri ini resisten terhadap perubahan
lingkungan, tahan terhadap panas kering dan desinfektan kimia tertentu dalam
waktu yang cukup lama dan dapat bertahan selama bertahun-tahun pada tanah
yang kering (Jawetz dkk., 2005). Gambar bakteri Bacillus cereus ditunjukkan
pada Gambar 5.
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
c. Shigella flexneri
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Shigell
Species : Shigella flexneri (Salle, 1961)
Shigella flexneri merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang dan
bersifat fakultatif aerobik. Genus Shigella dapat tumbuh pada suhu 37°C dan
sensitif terhadap panas dan tahan terhadap konsentrasi garam 5-6%. Koloni
shigella cembung, bundar, transparan dengan diameter sampai kira-kira 2 mm
dalam 24 jam (Jawetz dkk., 2005). Habitat bakteri ini adalah terbatas pada
saluran pencernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies
menimbulkan shigellosis atau sering disebut disentri basiler. Disentri basiler
merupakan salah satu dari berbagai gangguan yang ditandai dengan
peradangan usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut, tenesmus dan buang
air besar yang sering mengandung darah dan lendir (Plezcar dkk., 1986).
Shigella flexneri dapat membentuk enterotoksin yang dapat diresorpsi ke
dalam darah dan menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi, nyeri kepala,
dan kejang-kejang. Genus Shigella mempunyai susunan antigen yang
kompleks. Terdapat banyak tumpang tindih dalam sifat serologic berbagai
spesies dan sebagian besar kuman ini mempunyai antigen O yang juga dimiliki
oleh kuman enteric lainnya. Antigen somatik O dari Shigella adalah
lipopolisakarida. Gambar bakteri Shigella flexneri ditunjukkan pada gambar 4.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
4. Antibiotik
Beberapa infeksi disebabkan oleh bakteri yang secara umum dianggap
patogen tidak menampakkan gejala (asimptomatik). Suatu penyakit terjadi jika
bakteri atau reaksi imunologi yang ditimbulkannya menyebabkan suatu bahaya
bagi seseorang. Maka untuk menghambat daya infeksi agar tidak berkelanjutan
lebih tinggi, bahkan kematian, perlu adanya antibakteri atau antibiotik sebagai
obatnya (Jawetz dkk., 2005).
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Antibiotik dapat dibuat dengan
cara fermentasi, semi sintetis dan sintesis. Penggunaan antibiotika khususnya
berkaitan dengan penyakit infeksi.
Amo -laktam dengan spektrum luas,
digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran nafas, saluran empedu dan
saluran seni, gonorhoe, gastroenteritis, meningitis dan infeksi karena Salmonella
sp., seperti demam tipoid (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Amoksisilin
mempunyai spektrum antibiotik serupa dengan ampisilin. Beberapa keuntungan
amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorbsi obat dalam saluran cerna lebih
sempurna, sehingga kadar darah dalam plasma dan saluran seni lebih tinggi. Efek
terhadap Bacillus dysentery amoksisilin lebih rendah dibanding ampisilin karena
lebih banyak obat yang diabsorbsi oleh saluran cerna (Siswandono dan Soekardjo,
2000). Amoksisilin dapat juga menyebabkan gangguan-gangguan usus dan kulit
tetapi lebih jarang dibandingkan ampisilin (Tjay dan Rahardja, 2002). Struktur
amoksisilin ditunjukkan pada gambar 5.
NH2
H
NH
O N
HO O
COOH
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
CH2OH Cl
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
pembanding. Uji banding suatu zat antibakteri dilakukan dengan cara membuat
suatu grafik atau kurva standar dari zat pembanding, dimana konsentrasi diplotkan
terhadap sumbu-x dan diameter hambatan diplotkan terhadap sumbu-y.
berdasarkan kurva tersebut dapat diperoleh konsentrasi sampel pada diameter
hambatan yang dihasilkan dan nilai diameter hambatan sampel pada konsentrasi
yang ditetapkan, sehingga dapat ditetapkan nilai uji banding sampel terhadap zat
pembanding, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Konsentrasi sampel dari kurva
Nilai uji banding x 100 %
Konsentras i sampel sebenarnya
6. Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan untuk mengisolasi komponen senyawa kimia yang
terdapat dalam suatu tumbuhan. Suirta dkk. (2007) melakukan ekstraksi dengan
metode maserasi serbuk biji mimba menggunakan pelarut etanol teknis sampai
semua komponen habis terekstraksi. Selanjutnya ekstrak etanol yang diperoleh
diuapkan pelarutnya dengan vacuum rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak
kental etanol.
Sokletasi terhadap daun mimba pernah dilakukan Biu dkk. (2009)
menggunakan air suling pada suhu 60ºC selama 8 jam. Ekstrak kemudian
diletakkan pada nampan aluminium dan disimpan pada suhu kamar (27ºC).
7. Skrining Fitokimia
Tujuan penapisan fitokimia sendiri adalah untuk mengetahui kandungan
senyawa suatu tumbuhan yang berguna untuk pengobatan (Fransworth, 1966).
Senyawa-senyawa tersebut adalah senyawa organik, oleh karena itu penapisan
fitokimia biasanya dilakukan terhadap alkaloid, flavonoid, antrakuinon, terpenoid,
kumarin, saponin, tanin (polifenolat), dan sebagainya.
Skrining fitokimia uji tabung telah dilakukan oleh Biu dkk. (2009)
terhadap golongan senyawa terpenoid, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin.
Senyawa alkaloid dideteksi dengan menggunakan pereaksi Dragendorrf, terpenoid
dengan pereaksi Liberman-Buchard, flavonoid dengan uji Pew, saponin dengan
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
uji buih, dan tanin dideteksi dengan pereaksi FeCl 3. Analisis kandungan senyawa
dalam fraksi ekstrak metanol kulit kayu mimba dilakukan dengan uji fitokimia
KLT menggunakan plat KLT silika GF254. Deteksi senyawa dilakukan dengan
reagen penampak noda yang spesifik untuk masing-masing senyawa,selain itu
juga diamati pada lampu UV 254 nm dan 366 nm (Muhtadi, 2008).
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
adalah 40ºC dan setelah 5 menit suhu dinaikkan 3ºC/menit sampai suhu 250ºC
dan pada suhu 250ºC ini suhu dipertahankan selama 10 menit. Gas pembawa yang
digunakan adalah gas helium dengan tekanan 50 Kpa dan detektor MS
dioperasikan pada 70 eV dengan temperatur sumber ion 250ºC. Sedangkan
identifikasi komponennya dilakukan dengan membandingkan dengan standar
library NIST dan nilai indeks retensi linear (Davies, 1990).
B. Kerangka Pemikiran
Tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan salah satu
tanaman obat tradisional. Daun mimba dapat dimanfaatkan untuk penambah nafsu
makan, disentri, borok, malaria, dan antibakteri. Daun mimba diketahui
mengandung senyawa golongan terpenoid, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin,
asam lemak, steroid dan triterpenoid. Dari berbagai penelitian dikatahui bahwa
ekstrak daun mimba mampu menghambat bakteri yang menyebabkan infeksi pada
kulit, mulut, saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan saluran kencing.
Berdasarkan hal tersebut diperkirakan fraksi daun mimba mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis, Bacillus cereus, dan Shigella
flexneri.
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif yang
menyebabkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar
luas dalam jaringan. Bakteri ini terdapat pada kulit, selaput lendir, bisul, jerawat
dan luka. Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif yang dapat tumbuh pada
makanan dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan keracunan makanan.
Bakteri ini kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit meningitis, endokarditis,
endoftalmitis, konjugtivis atau gastroenteritis akut. Shigella flexneri merupakan
bakteri yang menyebabkan penyakit disentri basiler, yaitu suatu penyakit yang
ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut,
tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan lendir.
Senyawa-senyawa antibakteri dalam daun mimba dapat diisolasi dengan
maserasi menggunakan pelarut etanol. Namun kandungan senyawa yang terdapat
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
dalam ekstrak etanol masih sangat kompleks. Oleh karena itu perlu dilakukan
pemisahan menggunakan pelarut dengan kepolaran yang semakin meningkat.
Pemisahan dilakukan dengan metode kromatografi vakum cair dan pelarut yang
digunakan berturtut-turut adalah heksana, etil asetat, dan etanol. Pemisahan
tersebut menyebabkan senyawa-senyawa yang terdapat dalam ekstrak etanol
terpisah ke dalam masing-masing fraksi hasil pemisahan dan mempengaruhi
aktivitas antibakteri masing-masing fraksi. Dalam hal ini etil asetat merupakan
pelarut semi polar sehingga dia dapat menarik senyawa-senyawa metabolit
sekunder yang bersifat polar ataupun non polar, sehingga fraksi etil asetat
diperkirakan memiliki aktivitas antibakteri yang paling tinggi.
Berdasarkan sifat kepolaran senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam
daun mimba diperkirakan bahwa fraksi teraktif antibakteri daun mimba
mengandung senyawa tanin, terpenoid, steroid, dan asam lemak. Terpenoid,
steroid, dan asam lemak merupakan senyawa-senyawa non polar, sehingga
diperkirakan dapat tertarik oleh etil asetat yang bersifat semi polar. Tanin
merupakan senyawa polar dan diketahui kandungannya dalam daun mimba cukup
tinggi.
Potensi antibakteri suatu bahan alam dapat diketahui dengan
membandingkan aktivitas antibakterinya dengan antibiotik sintesis. Amoksisilin
merupakan antibiotik sintetis yang berspektrum luas, sedangkan kloramfeniko l
merupakan antibiotik sintesis yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran
pencernaan. Beberapa penelitian mengenai aktivitas antibakteri dari bahan alam
disebutkan bahwa potensi antibakteri bahan alam lebih kecil dibandingkan dengan
antibiotik sintesis.
C. Hipotesis
1. Fraksi daun mimba hasil pemisahan dengan KVC mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, Bacillus cereus, dan
Shigella flexneri dan fraksi teraktif antibakteri daun mimba adalah fraksi etil
asetat.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental di
laboratorium. Tahap pertama adalah pembuatan serbuk simplisia sampel. Serbuk
simplisia sampel dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Ekstrak etanol
kemudian dipisahkan dengan menggunakan kolom Kromatografi Vakum Cair
(KVC) menggunakan eluen dengan tingkat kepolaran semakin meningkat, yaitu
heksana, etil asetat dan etanol.
Fraksi-fraksi yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian aktivitas
antibakteri. Fraksi yang memiliki aktivitas antibakteri yang paling tinggi
kemudian dilakukan uji golongan senyawa dengan uji tabung lalu ditegaskan
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan analisis data Gas Chromatography-
Mass Spectroscopy (GC-MS). Penentuan potensi aktivitas antibakteri fraksi
teraktif antibakteri dilakukan dengan mencari nilai Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) fraksi dan nilai banding fraksi terhadap amoksisilin dan kloramfenikol.
25
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
2. Bahan
a. Bahan yang Diteliti
Bahan yang diteliti adalah daun mimba yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah.
b. Bahan-Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain etanol 96%, heksana
(redestilasi), etil asetat (redestilasi), aseton teknis, akuades, silika GF254, silika
adsorb G 60, plat KLT silika GF254 (E. Merck), metanol (pro analisis), H 2SO 4
pekat, asam formiat (pro analisis), asam asetat glasial (pro analisis), serbuk
AlCl3, HCL 2M, serbuk NaCl, toluen (pro analisis), dietil amin (pro analisis),
serbuk Bismuth nitrat, serbuk KI, Iodin, dietil eter (pro analisis), serbuk SbCl3,
kloroform (pro analisis), etanol absolute (pro analisis),serbuk FeCl3, serbuk
KOH, benzena (pro analisis), Nutrien Agar (E. Merck), Amoksisilin,
Kloramfenikol, Dimetil Sulfoksida (DMSO), dan buffer phospat pH 7 (Merck),
dan alkohol 70%.
c. Bakteri Uji
Bakteri uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Staphylococcus
epidermidis, Bacillus cereus, dan Shigella flexneri yang diperoleh dari
Universitas Setiabudi, Surakarta.
D. Prosedur Penelitian
1. Identifikasi Sampel
Daun mimba diperoleh dari Klaten, Jawa Tengah. Daun mimba
sebelumnya diidentifikasi di Bagian Biologi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
Buchard. Terpenoid dan steroid menunjukkan hasil positif jika terbentuk warna
merah sampai ungu atau hijau.
d. Antrakuinon
Ekstrak ditambah 5 mL H 2SO 4 2 N, lalu dipanaskan sebentar dan
didinginkan. Kemudian ditambahkan 10 ml benzene, dikocok dan didiamkan.
Lapisan benzene dipisahkan dan disaring. Filtrat berwarna kuning
menunjukkan adanya antrakuinon.
e. Saponin
Ekstrak diambil sebanyak 0,1 g, lalu ditambah dengan 5 mL akuades dan
dipanaskan selama kurang lebih 5 menit. Kemudian larutan dikocok dan
didiamkan. Jika terbentuk buih yang stabil setinggi kurang lebih 1 cm dan jika
ditambah HCl buih tetap stabil maka bahan mengandung saponin.
f. Tanin(Polifenolik)
0,1 g ekstrak ditambah dengan 5 mL akuades, kemudian didihkan selama 5
menit. Larutan disaring dan filtrat yang diperoleh ditetesi dengan FeCl3 1%.
Jika terbentuk warna biru tua sampai kehitaman berarti bahan mengandung
senyawa tanin(polifenolik).
g. Asam Lemak
5 mL ekstrak diuapkan sampai kering, lalu ditambahkan 5 mL KOH 0,5 N
dalam etanol, direfluks sehingga tidak terlihat tetesan minyak pada permukaan
cairan. Etanol dihilangkan dengan cara dipanaskan pada suhu 80ºC. sisa
dilarutkan dalam air panas dan diekstraksi dengan eter 2x10 mL. Fraksi air
diasamkan dengan HCl dan diekstrak lagi dengan eter. Ekstrak eter diuapkan,
jika sisa berminyak maka mengandung asam lemak.
Uji KLT menggunakan plat silika gel F254 (E. Merck). Ekstrak ditotolkan
pada plat dan dielusi dengan larutan pengembang tertentu, selanjutnya disemprot
dengan reagen spesifik dan bercak diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm, dan
UV 365 nm. Uji KLT yang digunakan berdasarkan metode Wagner (1983) dan
Harborne (1996). Uji KLT hanya dilakukan terhadap golongan senyawa yang
mempunyai hasil positif terhadap uji tabung.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
a. Alkaloid
Larutan pengembang yang digunakan adalah toluena : etil asetat : dietil
amin (7 : 2 : 1). Plat kemudian dideteksi dengan reagen penyemprot pereaksi
Dragendorrf. Kemudian plat diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm, dan UV
365 nm. Alkaloid akan memberikan warna coklat dibawah sinar tampak dan
pada UV 365 nm akan memberikan warna fluorosens kuning atau biru.
b. Terpenoid dan Steroid
Larutan pengembang yang digunakan untuk analisa terpenoid dan steroid
adalah heksana : etil asetat (95% : 5%). Plat kemudian dideteksi dengan reagen
penyemprot SbCl3 dalam kloroform untuk steroid dan Liberman Buchard untuk
terpenoid. Terpenoid dan steroid akan memberikan warna ungu jika diamati
pada cahaya tampak dan dibawah sinar UV 254 nm.
c. Antrakuinon
Larutan pengembang yang digunakan adalah etil asetat : metanol : air (100
: 13,5 : 10). Plat dikeringkan kemudian disemprot dengan pereaksi KOH
etanolik 5%. Selanjutnya plat diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm, dan
UV 365 nm. Antrakuinon akan memberikan warna kuning pada cahaya tampak
dan fluorosens kuning jika diamati pada UV 365 nm.
d. Tanin(Polifenolik)
Fase gerak yang digunakan adalah etil asetat : metanol : air (100: 13,5 :
10). Deteksi menggunakan reagen penyemprot FeCl3 1%. Kemudian plat
diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm.
e. Asam Lemak
Uji asam lemak menggunakan eluen benzene : dietil eter (95% : 5%).
Deteksi asam lemak menggunakan reagen penyemprot 0,5 % rodamin B
dalam etanol. Kemudian plat diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm, dan
UV 365 nm. Asam lemak akan memberikan warna ungu pada UV 254 nm dan
365 nm.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Sampel
Identifikasi tanaman mimba yang berasal dari daerah Klaten, Jawa Tengah
dilakukan di Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah
Azadirachta indica A. Juss. Hasil determinasi dapat dilihat pada Lampiran 2.
34
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
senyawa metabolit sekunder dalam daun mimba yang berpotensi sebagai zat
antibakteri.
Skrining fitokimia dilakukan dengan uji tabung dan uji penegasan KLT.
Uji penegasan KLT hanya dilakukan terhadap senyawa metabolit sekunder yang
memberikan hasil positif terhadap uji tabung. Hasil skrining fitokimia dapat
dilihat pada Tabel 1.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Tabel 4. Hasil Pemisahan Kromatografi Vakum Cair Ekstrak Etanol Daun Mimba
Pelarut Berat Fraksi (g) Warna Persentase (%)
Heksana 0,480 Kuning 1,92
Etil asetat 10,560 Hijau kehitaman 42,24
Etanol 8,058 Coklat kehitaman 32,23
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Hasil uji penetapan KHM menunjukkan bahwa KHM fraksi etil asetat
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis adalah 0,075% dengan diameter
hambat rata-rata 6,32±0,24 mm, sedangkan untuk bakteri Bacillus cereus adalah
0,05% dengan diameter hambat rata-rata 6,44±0,21 mm dan Shigella flexneri
adalah 0,05% dengan diameter hambat rata-rata 6,83±0,20 mm. Dari data dapat
disimpulkan bahwa fraksi etil asetat mempunyai nilai KHM paling kecil untuk
bakteri B. cereus dan S. flexneri. Ini artinya bahwa fraksi etil asetat mempunyai
aktivitas antibakteri yang lebih besar terhadap bakteri B. cereus dan S. flexneri
dibandingkan dengan bakteri S. epidermidis. Sedangkan potensi fraksi etil asetat
terhadap bakteri S. flexneri> B. cereus> S. epidermidis.
Adanya perbedaan aktivitas antibakteri tersebut di atas kemungkinan
karena adanya perbedaan komponen penyusun dinding sel antara bakteri gram
positif dan negatif. Menurut Pelczar dkk. (1986), dinding sel bakteri gram positif
relatif lebih sederhana, sehingga senyawa antibakteri lebih mudah masuk ke
dalam sel dan menemukan sasaran untuk merusak struktur dinding sel. Sedangkan
struktur dinding sel bakteri gram negatif lebih kompleks yang terdiri dari 3
lapisan, yaitu lapisan luar yang berupa lipoprotein, lapisan tengah yang berupa
lipopolisakarida, dan lapisan dalam yang berupa peptidoglikan. Lapisan luar yang
terdapat dalam bakteri gram negatif berfungsi sebagai lapisan pelindung bakteri
terhadap zat-zat yang bersifat racun termasuk zat antibakteri yang dapat
menghambat sintesis peptidoglikan. Hal ini menyebabkan bakteri gram negatif
lebih resistan terhadap zat antibakeri dibandingkan bakteri gram positif. Selain hal
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
tersebut perbedaan aktivitas antibakteri suatu zat antibakteri tergantung pada tipe
ekstrak, spesies tanaman, dan spesies bakteri itu sendiri (Durmas dkk., 2006).
Dari hasil diatas di atas kemudian dilakukan analisis statistik untuk
mengetahui perbedaan secara pasti antara konsentrasi fraksi dengan bakteri uji.
Metode analisa yang digunakan adalah analisa One Way ANOVA, hasilnya
ditunjukkan pada Lampiran 9. Hasil uji ANOVA disimpulkan bahwa 0,75% dan
0,5% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Analisis lebih lanjut
menggunakan LSD diketahui bahwa secara umum terdapat perbedaan yang nyata
antara konsentrasi satu dengan yang lain. Namun ada beberapa yang tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata yaitu antara konsentrasi 0,25% dengan 0,1%
dan konsentrasi 0,05% dengan 0,025% terhadap bakteri S. epidermidis.
Konsentrasi 0,25% dengan 0,1% juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata
terhadap bakteri B. cereus. Sedangkan terhadap bakteri S. flexneri konsentrasi
0,25% dengan 0,1% juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
yang merupakan komponen dinding sel yang penting dalam menstabilkan sel
bakteri (Khan, 2011).
Penetapan KHM amoksisilin dilakukan dengan membuat variasi
konsentrasi amoksisilin. Pelarut yang digunakan adalah buffer phospat pH 7. Hal
ini dikarenakan buffer phospat pH 7 dapat melarutkan amoksisilin dengan
sempurna tidak memiliki hambatan terhadap mikroba, sehingga dapat berfungsi
sebagai blanko ( Downes dan Ito, 2001).
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
hambat rata-rata 7,12±0,11 mm, dan terhadap Shigella flexneri 2,5.10 -4% dengan
diameter hambat rata-rata 7,45±0,03 mm.
Data yang diperoleh di atas, selanjutnya dilakukan analisis data statistik
menggunakan metode One Way ANOVA. Tujuannya adalah untuk mengetahui
perbedaan secara pasti antara konsentrasi kloramfenikol dengan semua bakteri uji.
Dari hasil uji ANOVA dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata
untuk semua konsentrasi terhadap ketiga bakteri uji. Analisa lebih lanjut
menggunakan LSD diperoleh kesimpulan bahwa secara umum terdapat perbedaan
yang nyata antara konsentrasi satu dengan yang lain. Namun konsentrasi 1,0.10 -
4
% dengan 7,5.10 -5% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap bakteri S.
epidermidis. Selain itu antara konsentrasi 1,25.10 -4% dengan 1,0.10 -4%, 1,25.10 -
4
% dengan 7,5.10-5% dan 1,0.10-4% dengan 7,5.10 -5% juga tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata terhadap bakteri S. flexneri.
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46
Hasil penetapan nilai banding amoksisilin dan kloramfenikol dapat dilihat pada
Tabel 9. Hasil uji penetapan nilai banding faksi etil asetat terhadap amokisilin
selengkapnya terdapat pada Lampiran 13, sedangkan terhadap kloramfenikol
selengkapnya terdapat pada Lampiran 17.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
ditunjukkan pada Tabel 10, sedangkan hasil uji penegasan KLT ditunjukkan pada
Tabel 11.
Tabel 10. Hasil Skrining Fitokimia (Uji Tabung) Fraksi Etil Asetat
No. Kandungan Senyawa Hasil Uji Teori Kesimpulan
Warna orange dan Terbentuknya suatu
1. Alkaloid +
Terbentuk endapan endapan1)
Warna hijau
2. Flavonoid Warna merah2) -
kehitaman
Warna merah, ungu
3. Trepenoid dan Steroid Warna Hijau +
atau hijau2)
Adanya buih yag
4. Saponin Tidak terbentuk buih -
stabil setinggi ±1 cm2)
Warna biru
5. Tanin(polifenolik) Biru tua, hitam2) +
kehitaman
6. Antrakuinon Warna kuning keruh Warna kuning +
2)
7. Asam Lemak Sisa berminyak Sisa berminyak +
1)
Keterangan : (+) = Ada golongan senyawa kimia = Pedrosa (1978)
2)
(-) = Tidak ada golongan senyawa kimia = Harborne (1987)
Tabel 11. Hasil Skrining Fitokimia (Uji KLT) Fraksi Etil Asetat Setelah
Dideteksi dengan Pereaksi Spesifik
Kandungan Sinar Tampak UV 254 UV 365 Kesim
No. Rf
Senyawa Hasil Teori Hasil Teori Hasil Teori pulan
Tidak Coklat, Fluoresens Fluoresens
1. Alkaloid 0,88 - - +
terlihat orange1) biru kuning/biru 1)
2. Terpenoid 0,23 Ungu Ungu 2) - - - - +
2)
3. Steroid 0,13 Ungu Ungu - - - - +
Hijau,
Tanin merah,
4. 0,88 Hijau - - - - +
(polifenolik) ungu,
1)
biru
6. Antrakuinon 0,88 Kuning Kuning 1) Ungu Flouresens1) - - +
0,04
Asam
7. 0,12 - - Ungu Ungu 2) Ungu Ungu 2) +
Lemak
0,29
1)
Keterangan : (+) = Ada golongan senyawa kimia = Wagner (1983)
2)
(-) = Tidak ada golongan senyawa kimia = Harborne (1996)
Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun
mimba mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, steroid, tanin(polifenolik),
antrakuinon, dan asam lemak. Hal tersebut terjadi karena pemisahan yang kurang
baik pada saat KVC, sehingga ada komponen senyawa non polar. Alkaloid di
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50
2. Senyawa puncak 3
Spektra massa senyawa puncak 3 dengan waktu retensi 22,306 menit dan
kelimpahan 28,27% ditampilkan pada Gambar 9a, sedangkan spektra massa dari
senyawa standar dari library ditampilkan pada Gambar 9b.
(a)
(b)
Gambar 9. (a). Spektra senyawa 3, (b). Spektra massa senyawa asam palmitat
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51
Terlihat pada Gambar 9a dan Tabel 12, spektra massa puncak 3 mirip
dengan Gambar 9b yang merupakan spektra massa dari senyawa asam palmitat,
dengan Simillarity indeks 95%. Senyawa ini mempunyai berat molekul m/z 256
dengan rumus molekul C16H 32O 2. Pada penelitian sebelumnya senyawa asam
palmitat juga pernah diisolasi dari biji mimba (Suirta dkk., 2007). Asam palmitat
disebutkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionobacterium acnes
(Yang dkk., 2009).
3. Senyawa puncak 4
Spektra massa puncak 4 dengan waktu retensi 23,551 menit dan
kelimpahan 1,72% memiliki fragmen yang mirip dengan spektra massa senyawa
etil linoleolat. Spektra massa senyawa puncak 4 dapat dilihat pada Gambar 10a
dan spektra massa etil linoleolat dapat dilihat pada Gambar 10b.
(a)
(b)
Gambar 10. (a). Spektra senyawa 4, (b). Spektra senyawa etil linoleolat
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52
Tampak pada Gambar 10a dan Tabel 13 spektra massa puncak 4 mirip
dengan Gambar 10b yang merupakan spektra massa etil linoleolat dengan
Simillarity indeks 89%. Etil linoleolat memiliki berat molekul m/z 308 dengan
rumus molekul C20H 36O 2.
4. Senyawa puncak 5
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53
(a)
(b)
Gambar 12. (a). Spektra Senyawa 6, (b). Spektra massa senyawa asam stearat
Tampak pada Gambar 12a dan Tabel 16, spektra massa puncak 6 mirip
dengan gambar 12b yang merupakan spektra massa dari senyawa asam stearat
dengan Simillarity indeks 93. Senyawa ini mempunyai berat molekul m/z 284
dengan rumus molekul C18H 36O 2. Asam stearat juga merupakan senyawa yang
pernah diisolasi dari biji mimba (Suirta dkk., 2007). Asam stearat dikatakan
mempunyai aktivitas antijamur dan antibakteri (Agoramoorthy, 2007).
6. Spektra puncak 7
Spektra massa puncak 7 dengan waktu retensi 24,614 menit dan
kelimpahan 1,02% memiliki fragmen yang mirip dengan senyawa trans-fitol.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
Spektra massa puncak 7 dapat dilihat pada Gambar 13a dan spektra massa dari
senyawa standar dari library dapat dilihat pada Gambar 13b.
(a)
(b)
Gambar 13. (a). Spektra senyawa 7, (b) Senyawa standar trans fitol
Tampak bahwa pada Gambar 13a dan Tabel 15, senyawa puncak 7 mirip
dengan Gambar 13b yang merupakan spektra massa dari senyawa trans-fitol
dengan Simillarity indeks 86%. Senyawa ini memiliki berat molekul m/z 296
dengan rumus molekul C20H 40. Senyawa fitol dilaporkan pernah ditemukan dalam
minyak atsiri bunga mimba (Aromdee dan Sriubolmas, 2005), senyawa ini
merupakan kelompok senyawa diterpen yang mempunyai fungsi sebagai
antibakteri, antideuretik, antiinflamatori, dan antikanker (Uma dkk., 2011).
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
7. Senyawa puncak 8
(a)
(b)
Gambar 15. (a). Spektra senyawa 9, (b). Senyawa standar DOP
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Terlihat bahwa pada Gambar 15a dan Tabel 16, senyawa puncak 9 mirip
dengan Gambar 15b yang merupakan spektra massa dari senyawa DOF (Di Oktil
Ftalat) dengan Simillarity indeks 97%. Senyawa ini memiliki berat molekul m/z
279 dengan rumus molekul C 24H 38O 4.
9. Senyawa puncak 10
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
Spektra massa senyawa puncak 11 dengan waktu retensi 35,309 menit dan
kelimpahan 2,17% ditampilkan pada Gambar 17. Dari spektra massa senyawa 11
dapat dilihat bahwa senyawa ini memiliki [M+] 452, dari literatur yang diperoleh
senyawa ini memiliki kesamaan [M+] dengan senyawa nimonol yang merupakan
senyawa golongan triterpenoid yang tedapat dalam biji mimba (Moslem dan El-
Kholie, 2009). Sehingga dimungkinkan senyawa puncak 1 ini adalah senyawa
golongan triterpenoid.
11. Senyawa puncak 12
Spektra massa senyawa puncak 12 dengan waktu retensi 38,883 menit dan
kelimpahan 5,79% ditampilkan pada Gambar 18. Dari spektra massa senyawa 1
dapat dilihat bahwa senyawa ini memiliki [M+] 466, dan berdasarkan literatur
yang diperoleh senyawa ini memiliki kesamaan [M+] dengan senyawa nimbolid
yaitu merupakan senyawa golongan triterpenoid. nimbolid merupakan senyawa
yang diisolasi dari ekstrak air daun mimba (Sadeghian, 2007). Sehingga
dimungkinkan senyawa puncak 1 ini adalah senyawa golongan triterpenoid.
Hasil analisis dengan GC-MS menunjukkan bahwa fraksi etil asetat
mengandung 11 senyawa yaitu asam palmitat, etil linoleolat, asam stearat, trans-
fitol, DOF (Di Oktil Ftalat), dan diperkirakan mengandung 1 senyawa golongan
asam lemak dan 5 senyawa golongan triterpenoid. Senyawa-senyawa tersebut
diperkirakan menyebabkan fraksi etil asetat daun mimba mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap ketiga bakteri uji.
commit to user
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Fraksi daun mimba hasil pemisahan KVC mempunyai aktivitas antibakteri
Staphylococcus epidermidis, Bacillus cereus, dan Shigella flexneri dan fraksi
teraktif antibakteri terhadap ketiga bakteri uji adalah fraksi etil asetat.
2. Potensi antibakteri fraksi etil asetat apabila dibandingkan terhadap amoksisilin
adalah 0,01% untuk S. epidermidis, 0,02% untuk B. cereus, dan 0,02% untuk S.
flexneri, sedangkan potensi antibakteri fraksi etil asetat apabila dibandingkan
terhadap kloramfenikol adalah 0,04% untuk S. epidermidis, 0,02% untuk B.
cereus, dan 0,06% untuk S. flexneri. Potensi antibakteri fraksi etil asetat masih
lebih kecil apabila dibandingkan dengan amoksisilin dan kloramfenikol, namun
bisa digunakan sebagai alternatif antibakteri baru.
3. Fraksi etil asetat daun mimba mengandung senyawa alkaloid, terpenoid,
steroid, tanin(polifenolik), antrakuinon, dan asam lemak. Identifikasi
komponen kimia fraksi etil asetat menggunakan GC-MS menunjukkan adanya
11 senyawa yaitu asam palmitat, etil linoleolat, asam stearat, trans fitol, DOF
(Di Oktil Ftalat), dan diperkirakan mengandung 1 senyawa golongan asam
lemak serta 5 senyawa golongan triterpenoid.
B. SARAN
Perlu dilakukan pemisahan lebih lanjut terhadap senyawa-senyawa yang
terkandung dalam fraksi etil asetat daun mimba (Azadirachta indica A. Juss)
beserta uji aktivitas antibakteri komponen utamanya.
commit to user
58
Ý®»¿¬» ÐÜÚ º·´»- ©·¬¸±«¬ ¬¸·- ³»--¿¹» ¾§ °«®½¸¿-·²¹ ²±ª¿ÐÜÚ °®·²¬»® ø¸¬¬°æññ©©©ò²±ª¿°¼ºò½±³÷