A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Susu adalah cairan berwarna putih yang merupakan hasil sekresi
kelenjar susu dari ternak yang sedang laktasi yang berasal dari ambing sapi
yang sehat dengan pemerahan sempurna dan benar, tidak termasuk kolostrum
serta tidak ditambah dan dikurangi oleh suatu komponen. Susu berfungsi
sebagai makanan tunggal bagi mahluk yang baru dilahirkan dan mulai
tumbuh, susu mempunyai nilai gizi yang sempurna. Susu terdapat semua zat
gizi yang diperlukan bagi kebutuhan pertumbuhan anak. Pada umumnya yang
disebut susu adalah susu sapi, yang berasal dari jenis sapi perah FH (Friesian
Holstein), yang berwarna kombinasi putih dan hitam. Secara alami susu
merupakan suatu emulsi lemak dalam air. Kadar air susu sangat tinggi yaitu
rata-rata 87,5 % dan di dalamnya teremulsi berbagai zat gizi penting seperti
protein, lemak, gula, vitamin dan mineral. Susu dapat diolah menjadi berbagai
prosuk olahan susu seperti susu fermentasi, yoghurt, keju, susu bubuk, dodol,
es krim dan kefir.
Menurut Widodo (2002), susu segar meerupakan bahan pangan yang
mempunyai nilai gizi tinggi sehingga bermanfaat bagi manusia dan jasad
renik pembusuk. Kontamanasi bekteri mampu bekembang dengan cepat
sekali sehingga susu menjadi rusak dan tidak layak konsumsi. Upaya
memperpanjang daya guna, masa simpan, serta untuk meningkatkan nilai
ekonomi susu maka diperlukan teknik penanganan dan pengolahan. Salah
upaya pengolahan susu yang sangat menunjang adalah fermentasi susu.
Es krim merupakan makanan beku yang dibuat dari produk sapi perah
seperti krim dan sejenisnya atau dapat juga didefinisikan sebagai makanan
beku yang dibuat dari produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan
pemberi rasa (flavor) dan pemanis (sweetener). Menurut Standar Nasional
Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan
cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun
29
30
nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan.
Secara umum, komposisi bahan-bahan pembuat es krim adalah sebagai
berikut: 10-16% lemak susu (milkfat), 9-12% padatan susu bukan lemak (milk
solids-non-fat, MSNF), 12-16% pemanis, 0,2-0,5% penstabil (stabilizer) dan
pengemulsi (emulsifier), dan 55-64% air. Es krim dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori yaitu standar, premium, dan super premium. Perbedaan
ketiga jenis tersebut berdasarkan kandungan lemak dan komponen solid non
lemak atau susu skim. Es krim yang termasuk kategori super premium
memiliki kadar lemak paling tinggi yaitu sekitar 17% dan memiliki solid non
lemak paling rendah yaitu 9,25%. Es krim premium mengandung 15% lemak
dan 10% solid non lemak. Sedangkan es krim standar memiliki kadar lemak
10% lemak dan kadar solid non lemak 11%. Bahan emulsifier dipakai untuk
memperbaiki tekstur es krim yang merupakan campuran air dan lemak.
Produk ferementasi susu meliputi yogurt, yakult, kefir dan lainnya.
Menurut Siswanto (2007), kefir merupakan susu yang difermentasi dengan
menggunakan starter kultur tertentu yang disebut dengan bibit kefir (kefir
grains). Kefir memiliki rasa, warna dan konsistensi yang menyerupai yoghurt
namun tekstur kefir lebih encer, gumpalan susunya lebih lembut, dan
memiliki aroma khas yeast (seperi tape).
2. Tujuan Praktikum
a. Kefir
Tujuan pembuatan kefir adalah aga praktikan mampu menjelaskan
pngertian, prinsip pembuatan kefir dan memahami uji kualitas kefir.
b. Es krim
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah agar praktikan
apat menjelaskan pengertian, prinsip pembuatan es krim dan memahami
uji kualitas terhadap es krim.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara pembuatan produkk olahan susu dilaksanakan
pada hari Kamis, 10 November 2016 pada pukul 13.00 – 14.45 di
31
adalah menutup denga kain kasa selama 24 jam, 48 jam dan 72 jam.
Tahap terakhir adalah menguji pH, Organoleptik dan Hedonik.
2. Es Krim
a. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain timbangan
analitik, kompor, panci, freezer, baskom stainless, thermometer,
beaker glass, pengaduk, pemisah yolk dan albumen, baskom plastik,
mangkuk kecil plastik, alat penjepit dan mixer. Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini antara lain susu segar 200 ml, susu skim 20 g,
whipping cream 120 ml, gula pasir 30 g dan kuning telur 2 butir.
b. Metode
Metode dalam pembuatan es krim ini yang pertama susu segar
dipasteurisasi pada suhu 85°c selama 1 menit, kemudian menambahkan
susu skim dan whipping cream, lalu memasukkan kocokan gula dan
kuning telur setelah itu adonan dipanaskan dan diaduk hingga merata
pada suhu 40°c sampai 45°c, kemudian dilakukan homogenisasi
adonan (mixer selama 10 menit dengan kecepatan 1500 rpm), setelah
itu adonan didinginkan pada freezer pada suhu 5°c selama 24 jam lalu
adonan dikeluarkan dan diencerkan dan dimixer lagi selama 15 menit
yang terakhir dilakukan pembekuan di freezer pada suhu 5°c selama 24
jam, kemudian dilakukan uji organoleptik.
35
aroma
7
5
3
penerimaan secara
warna
keseluruhan 1
-1
rasa tekstur
Gambar 3.1 Sebelum kefir diolah Gambar 3.2 setelah kefir diolah
dipengaruhi oleh jenis mikroba starter, suhu dan lama fermentasi serta
bahan baku yang digunakan dan bahan lainnya yang ditambahkan
selama terjadinya fermentasi. Kefir memiliki kadar asam laktat 0,8-
1,1%, alkohol 0,5-2,5% dan CO2 .
Sampel memiliki rasa asam yang khas dan pH sampel yaitu
3,43. Hal ini berbeda dengan tinjaun pustaka yaitu 4,6 atau lebih asam.
Hal ini dapat terjadi karena kefir yang dibuat lebih lama disimpanya
sehingga proses fermentasi menjadi lebih banyak.
2. Es Krim
a. Hasil Pengamatan
Tabel 16 Uji pH es krim
No. Nama Pengukuran Pengukuran Pengukuran Rata
Sampel 1 2 3 -rata
1. Es krim 6,5 6,7 6,7 6,6
Sumber : Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil
Ternak 2016
Kekentalan 6 2 2 6 2
Penerimaan 7 2 2 5 2
secara
keseluruhan
Sumber: Laporan Sementara Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil
Ternak 2016
aroma
7
5
Penerimaan secara
3 warna
keselurah
1
-1
Kekentalan tekstur
Rasa
b. Pembahasan
b. Praktikan harus lebih jeli dalam melakukan penakaran bahan agar hasil
yang di dapat maksimal.
c. Peralatan untuk praktikum sebaiknya dilengkapi agar nyaman dalam
melakukan praktikum.
d. Mengenai peralatan praktikum yang harus dibawa oleh praktikan
dimohon untuk tidak mengabari secara mendadak dan tolong
dijelaskan secara mendetail ciri-ciri spesifiknya agar tidak salah dalam
membawa.
e. Pengujian hasil praktikum dimohon dimasukkan dalam jadwal
praktikum agar tidak saling bergantung pada teman sekelompok.