Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP KETUHANAN DALAM

ISLAM
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3
*ULIL AMRI MC
*MAZLAN
*DANY HANDOKO
*NUR HAMDANI
*MOHAMAD IRVAN IBRAHIM
*ROKHIMIN

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN ( THP ) B


UNIVERSITAS NEGERI RIAU
2013
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

MENURUT ILMUWAN BARAT


MAX MULLER DAN EB TAYLOR CS
manusia tentang tuhan berdasarkan evolusi pemikiran dari kepercayaan
yang sangat sederhana lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori ini
disebut dengan teori EVOLUSIONISME.

Teori Evolusionisme Pemikiran Tentang Tuhan

~ Dinamisme, meyakini bahwa pada benda-benda tertentu mempunyai


kekuatan. Namanya bermacam-macam, mana (malanesia) tuah (melayu), syakti
(India).

~ Animisme, meyakini adanya peran roh dalam kehidupannya yang bisa


membuat bahagia atau celaka, walau pun jasadnya sudah mati.

~ Politeisme, kepercayaan animisme dinamisme lama-lama tidak membuat


kepuasan karena terlalu banyak roh, kemudian roh yang dianggap mempunyai
kelebihan disebut sebagai dewa.

~ Henoteisme, satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan
tuhan, namun masih mengakui tuhan bangsa lain.

~ Monoteisme, mengakui satu tuhan untuk seluruh bangsa .

ANDREW LANG (1898)


Ia menentang pendapat yang dinyatakan max muller dan eb taylor, ia
menekankan adanya monoteisme pada masyarakat primitif, yang sama dengan
monoteismenya yang dianut oleh bangsa kristen Sehingga dia berpendapat
bahwa konsep monoteisme yang berkembang di masyarakat telah ada dari sejak
jaman dahulu kala.
SIAPA KAH TUHAN ITU ?
Dalam Al-Qur’an kata Tuhan disebut dengan kata “ilah” dipakai untuk
menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan oleh manusia.

Menurut al-qur’an Tuhan (ilah) diartikan sesuatu yang sangat dipentingkan oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya untuk dikuasai
olehnya.

Dipentingkan secara luas berarti :

• Dipuja
• Dicintai
• Diharapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan
• Ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian

TUHAN MENURUT AGAMA-AGAMA WAHYU


Tuhan adalah sesuatu yang gaib, sehingga perlu penjelasan dari wahyu, antara
lain terdapat pada : Al-Maidah : 72, Al-anbiya : 92, Al-Baqarah : 255, Al-Ikhlas : 1-4.

Q.S Al-Maidah: 72

    


    
   
   
    
    
   
    

72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah


ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim
itu seorang penolongpun.
Q.S Al-Anbiya’ : 92

   


  
 

92. Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu
dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku.

Q.S Al-Baqarah : 255

    


  
    
  

225. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang
disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.

Dari beberapa ayat itu bisa disimpulkan bahwa pengesaan/paham monoteisme


tentang tuhan sudah ada sejak dahulu kala, dan yang di maksud dengan tuhan itu
adalah ALLAH.

Menurut Al-Quran sebutan yang benar bagi Tuhan adalah “Allah”, dan
kemahaesaan Allah tidak muncul dari teori evolusi melainkan wahyu yang datang dari
Allah.

PEMIKIRAN ATAU FILSAFAT UMMAT ISLAM TENTANG


TUHAN
Pemikiran tentang tuhan melahirkan ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu ushuluddin.

Hal ini timbul sejak wafatnya nabi muhammad SAW. Maka, lahirlah aliran yang
bersifat liberal, tradisional, dan diantara keduanya.
Timbulnya aliran tersebut karena adanya perbedaan metodelogi dalam memahami Al-
Quran dan Hadist.

ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM DALAM ISLAM


1. Mu’tajilah menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaan
dan keimanan dalam islam.
2. Qadariyah berpendapat manusia mempunyai kebebasan dalam menentukan
nasibnya.
3. Jabariyah, berpendapat manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berbuat
dan berkehendak.
4. Asyariyah dan maturidiyah, manusia yang melakukan perbuatan tetapi ketika
perbuatan itu terjadi itu merupakan kehendak Allah.

Pada prinsipnya aliran-aliran tersebut tidaklah bertentangan dengan ajaran dasar


islam.

PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN


Jika percaya tentang eksistensi alam, maka secara logika harus percaya tentang
adanya Pencipta Alam. Pernyataan yang mengatakan: percaya adanya makhluk, tetapi
menolak adanya Khaliq adalah suatu pernyataan yang tidak benar. Belum pernah
diketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu
bagaimanapun ukurannya, pasti ada penyebabnya. Oleh karena itu bagaimana akan
percaya bahwa alam semesta yang demikian luasnya, ada dengan sendirinya tanpa
pencipta ?

Membuktikan wujud Tuhan perlu diperhatikan dalam 2 unsur, yaitu dalil dan
metode. Dalil di bedakan menjadi 2,Yaitu :

1. Dalil Aqli merupakan argumentasi berdasarkan akal pikiran .


2. Dalil Naqli merupakan dalil yang bersumber dari wahyu (Al-Quran dan
Hadist).

Pencarian manusia terhadap Tuhan banyak dibantu oleh informasi wahyu, karna
akal manusia sangat terbatas untuk mengetahuinya, karna Tuhan bersifat Abstrak.
Maka dari itu, Wahyu lah yang mengabarkan bagaimana wujud Tuhan.

1. METODE PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN SECARA AQLI


a. Keberadaan alam membuktikan adanya Allah. Tidak mungkin alam
terjadi sendirinya, pasti ada penciptanya.
b. Pembuktian dengan pendekatan fisika.
Dalam hukum keterbatasan energi panas menerangkan bahwa energi
panas selalu berpindah dari keadaan panas ke keadaan tidak panas dan
sebaliknya. Seandainya alam ini azali, maka sejak dulu alam telah
kehilangan energinya dan tidak ada lagi sampai saat ini. Oleh sebab itu
pasti ada yang menciptakan alam yaitu Tuhan.
c. Pembuktian dengan pendekatan astronomi.
Sistem tata surya adalah sistem yang luar biasa. Logika manusia dalam
memperhatikan hal tersebut akan berkesimpulan mustahil terjadi dengan
sendirinya. Tetapi di balik semua itu ada kekuatan yang maha besar yang
membuat dan mengendalikan sistem yang luar biasa itu. Dan kekuatan
yang maha besar tersebut adalah Tuhan.

2. PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN SECARA DALIL NAQLI

Banyak sekali ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang menjelaskan


tentang keberadaan Allah sebagai tuhan semesta alam seperti yang terkandung
dalam surah Ali-Imran ayat 62.

   


       
   
 

62. Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana .

Dan dalam Surah yang lain dalam Al-Quran seperti :

1. Q.S Al-A’raf : 143


  
  
    
     
   
    
  
   
    
   
  

143. dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang
telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,
berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku
dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak
sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di
tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala
Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu
hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali,
Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang
yang pertama-tama beriman".

2. Q.S Al-Ikhlas : 1-4


     
    
     
 
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."

Ke-Esaan Allah adalah mutlak. Ia tidak dapat didampingi atau disejajarkan


dengan yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat syahadat "La
ilaaha illa Allah" harus menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam setiap
tindakan dan ucapannya.

Manfaat dan pengaruh Iman dalam kehidupan manusia :

1. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda


2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
3. Iman memberikan ketentramann jiwa
4. Iman mewujudkan kehidupan yang baik
5. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen

Takwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi, maka secara etimologi taqwa dapat diartikan sikap
memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisten (istiqomah). Hakikat takwa sebagaimana yang
disampaikan oleh Thalq bin Hubaib “Takwa adalah engkau melakukan ketaatan
kepada Allah berdasarkan nur (petunjuk) dari Allah karena mengharapkan pahala
dari-Nya Dan engkau meninggalkan maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya
dari Allah karena takut akan siksa-Nya."

Kata takwa juga sering digunakan untuk istilah menjaga diri atau menjauhi
hal-hal yang diharamkan, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hurairah Radhiallaahu
anhu ketika ditanya tentang takwa, beliau mengatakan:

“Apakah kamu pernah melewati jalanan yang berduri?”


Si penanya menjawab, ”Ya”.
Beliau balik bertanya, “Lalu apa yang kamu lakukan?”
Orang itu menjawab, “Jika aku melihat duri, maka aku menyingkir darinya,
atau aku melompatinya atau aku tahan langkah”.
Maka berkata Abu Hurairah, ”Seperti itulah takwa".

Karakteristik orang yang bertakwa secara umum dapat dikelompokkan


ke dalam 5 kategori / indikator ketaqwaan:

1. Iman kepada Allah,iman kepada Malaikat, Kitab-kitab dan para nabi, dengan
kata lain instrumen ketaqwaan yang pertama ini dikatakan dengan
memelihara Fitrah Iman.
2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim,
orang0orang miskin, orang-orang yang putus di perjalanan, Atau dengan
kata lain mencintai umat manusia.
3. Mendirikan shalat dan zakat
4. Menepati janji
5. Sabar disaat kepayahan, dan memiliki semangat perjuangan

Hubungan Takwa dengan Allah SWT

Seseorang yang bertakwa (muttaqin) adalah orang yang menghambakan


dirinya kepada Allah dan selalu menjaga hubungan dengan-Nya setiap saat.
Memelihara hubungan dengan Allah terus menerus akan menjadi kendali dirinya
sehingga dapat menghindari dari kejahatan dan kemungkaran dan membuatnya
konsisten terhadap aturan-aturan Allah. Karena itu inti ketaqwaan adalah
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Memelihara hubungan dengan Allah SWT dimulai dengan melaksanakan


tugas (ibadah) secara sungguh-sungguh dan ikhlas, dan memelihara hubungan
dengan Allah dilakukan juga dengan menjauhi perbuatan yang dilarang Allah.
Hubungan Takwa dengan sesama manusia

Hubungan dengan Allah menjadi dasar bagi sesama manusia yang bertakwa
akan dapat dilihat dari peranannya ditengah-tengah masyarakat. Sikap takwa
tercermin dalam bentuk kesediaan untuk mendorong orang lain, melindungi yang
lemah dan berpihak pada kebenaran dan keadilan.

Hubungan Takwa dengan Diri sendiri

1. Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik
perintah, larangan, maupun musibah yang menimpanya. Sabar terhadap perintah
adalah menerima dan melaksanakan perintah dengan ikhlas. Dalam melaksanakan
perintah terhadap upaya untuk mengendalikan diri agar perintah itu dapat
dilaksanakan dengan baik.

2. Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar dan usaha kepada
Allah. Tawakal bukanlah menyerah, tetapi sebaliknya usaha maksimal tetapi
hasilnya diserahkan seluruhnya kepada Allah yang menentukan.

3. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas apa saja yang diberikan Allah atau
sesame manusia. Bersyukur kepada Allah adalah sikap berterima kasih terhadap
apa saja yang telah diberikan Allah, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Bersyukur dengan perbuatan adalah mengucapkan hamdalah sedangkan bersyukur
dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan
keharusannya.

4. Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya
dari komitmen dirinya terhadap kebenaran. Jadi berani berkaitan dengan nilai –
nilai kebenaran. Kebenaran lahir dari hubungan seseorang dengan dirinya terutama
berkaitan dengan pengendalian dari sifat – sifat buruk yang datang dari dorongan
hawa nafsunya.
KATA PENGANTAR

  



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah
mata kuliah Penidikan Agama Islam yang berjudul “Konsep Ketuhanan dalam Islam.”
dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya karya ilmiah ini
tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri
Riau.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat kami selesaikan.

Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang
tulus dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading
yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun
dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan
baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang
selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di
dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan.
Pekanbaru, 08 Oktober 2013

Penulis
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya.

Terima kasih.

Pekanbaru, 08 Oktober 2013


Penulis

Anda mungkin juga menyukai