ISLAM
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3
*ULIL AMRI MC
*MAZLAN
*DANY HANDOKO
*NUR HAMDANI
*MOHAMAD IRVAN IBRAHIM
*ROKHIMIN
~ Henoteisme, satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan
tuhan, namun masih mengakui tuhan bangsa lain.
Menurut al-qur’an Tuhan (ilah) diartikan sesuatu yang sangat dipentingkan oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya untuk dikuasai
olehnya.
• Dipuja
• Dicintai
• Diharapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan
• Ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian
Q.S Al-Maidah: 72
92. Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu
dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku.
225. Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud
(untuk bersumpah), tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang
disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.
Menurut Al-Quran sebutan yang benar bagi Tuhan adalah “Allah”, dan
kemahaesaan Allah tidak muncul dari teori evolusi melainkan wahyu yang datang dari
Allah.
Hal ini timbul sejak wafatnya nabi muhammad SAW. Maka, lahirlah aliran yang
bersifat liberal, tradisional, dan diantara keduanya.
Timbulnya aliran tersebut karena adanya perbedaan metodelogi dalam memahami Al-
Quran dan Hadist.
Membuktikan wujud Tuhan perlu diperhatikan dalam 2 unsur, yaitu dalil dan
metode. Dalil di bedakan menjadi 2,Yaitu :
Pencarian manusia terhadap Tuhan banyak dibantu oleh informasi wahyu, karna
akal manusia sangat terbatas untuk mengetahuinya, karna Tuhan bersifat Abstrak.
Maka dari itu, Wahyu lah yang mengabarkan bagaimana wujud Tuhan.
62. Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana .
143. dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang
telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,
berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku
dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak
sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di
tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". tatkala
Tuhannya Menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu
hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali,
Dia berkata: "Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang
yang pertama-tama beriman".
Takwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi, maka secara etimologi taqwa dapat diartikan sikap
memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisten (istiqomah). Hakikat takwa sebagaimana yang
disampaikan oleh Thalq bin Hubaib “Takwa adalah engkau melakukan ketaatan
kepada Allah berdasarkan nur (petunjuk) dari Allah karena mengharapkan pahala
dari-Nya Dan engkau meninggalkan maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya
dari Allah karena takut akan siksa-Nya."
Kata takwa juga sering digunakan untuk istilah menjaga diri atau menjauhi
hal-hal yang diharamkan, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hurairah Radhiallaahu
anhu ketika ditanya tentang takwa, beliau mengatakan:
1. Iman kepada Allah,iman kepada Malaikat, Kitab-kitab dan para nabi, dengan
kata lain instrumen ketaqwaan yang pertama ini dikatakan dengan
memelihara Fitrah Iman.
2. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim,
orang0orang miskin, orang-orang yang putus di perjalanan, Atau dengan
kata lain mencintai umat manusia.
3. Mendirikan shalat dan zakat
4. Menepati janji
5. Sabar disaat kepayahan, dan memiliki semangat perjuangan
Hubungan dengan Allah menjadi dasar bagi sesama manusia yang bertakwa
akan dapat dilihat dari peranannya ditengah-tengah masyarakat. Sikap takwa
tercermin dalam bentuk kesediaan untuk mendorong orang lain, melindungi yang
lemah dan berpihak pada kebenaran dan keadilan.
1. Sabar, yaitu sikap diri menerima apa saja yang datang kepada dirinya, baik
perintah, larangan, maupun musibah yang menimpanya. Sabar terhadap perintah
adalah menerima dan melaksanakan perintah dengan ikhlas. Dalam melaksanakan
perintah terhadap upaya untuk mengendalikan diri agar perintah itu dapat
dilaksanakan dengan baik.
2. Tawakal, yaitu menyerahkan keputusan segala sesuatu, ikhtiar dan usaha kepada
Allah. Tawakal bukanlah menyerah, tetapi sebaliknya usaha maksimal tetapi
hasilnya diserahkan seluruhnya kepada Allah yang menentukan.
3. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas apa saja yang diberikan Allah atau
sesame manusia. Bersyukur kepada Allah adalah sikap berterima kasih terhadap
apa saja yang telah diberikan Allah, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Bersyukur dengan perbuatan adalah mengucapkan hamdalah sedangkan bersyukur
dengan perbuatan adalah menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan
keharusannya.
4. Berani, yaitu sikap diri yang mampu menghadapi resiko sebagai konsekuensinya
dari komitmen dirinya terhadap kebenaran. Jadi berani berkaitan dengan nilai –
nilai kebenaran. Kebenaran lahir dari hubungan seseorang dengan dirinya terutama
berkaitan dengan pengendalian dari sifat – sifat buruk yang datang dari dorongan
hawa nafsunya.
KATA PENGANTAR
Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang
tulus dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading
yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun
dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan
baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang
selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di
dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaafkan.
Pekanbaru, 08 Oktober 2013
Penulis
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya.
Terima kasih.