Anda di halaman 1dari 9

HEWAN-HEWAN LANGKA

1. Badak Jawa/Badak Bercula Satu (Rhinoceros Sondaicus)

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus); Rhinoceros berasal dari bahasa Yunani yaitu “rhino” yang
berarti “hidung” dan “ceros” yang berarti “cula”. Sondaicus merujuk pada kepulauan Sunda di
Indonesia. “Sunda” berarti “Jawa” sedangka “icus” dalam bahasa latin mengindikasikan lokasi.
Disebut juga sebagai Badak Bercula Satu, Binatang endemik jawa yang hanya bisa dijumpai di
Taman Nasional Ujung Kulon (Banten) dengan populasi hanya 35 hingga 45 ekor saja (hasil sensus
Badak 2011).
Badak diyakini telah ada sejak jaman tertier (65 juta tahun yang lalu). Seperti halnya Dinosaurus
yang telah punah, Badak pada 60 juta tahun yang lalu memiliki 30 jenis banyak mengalami
kepunahan. Saat ini hanya tersisa 5 spesies Badak, 2 spesies diantaranya terdapat di Indonesia.

Macam spesies Badak yang masih bertahan hidup yaitu;


 Badak Sumatera (Sumatran rhino) bercula dua atau Dicerorhinus sumatrensis. Terdapat di Pulau
Sumatera (Indonesia) dan Kalimantan (Indonesia dan Malaysia).
 Badak Jawa (Javan rhino) bercula satu atau Rhinocerus sondaicus. Terdapat di Pulau Jawa
(Indonesia) dan Vietnam
 Badak India (Indian rhino) bercula satu atau Rhinocerus unicornis. Tedapat di India dan Nepal.
 Badak Hitam Afrika bercula cula (Black Rhino) atau Diceros bicormis. Terdapat di Kenya, Tanzania,
Kamerun, Afrika Selatan, Namibia dan Zimbabwe.
 Badak Putih Afrika bercula dua (White Rhino) atau Cerathoterium simum. Terdapat di Kongo.

Ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)


Badak Jawa umumnya memiliki warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman. Memiliki satu cula,
dengan panjang sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat kecil sekali pada
betina. Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 – 2300 kg dengan panjang tubuh
sekitar 2 – 4 m. Tingginya bisa mencapai hampir 1,7 m.
Kulit Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus) memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti
memakai tameng baja. Memiliki rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih
kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit. Bibir atas lebih menonjol sehingga bisa digunakan untuk
meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut. Badak termasuk jenis pemalu dan soliter
(penyendiri).

Populasi Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus)


Di Indonesia, Badak Jawa dahulu diperkirakan tersebar di Pulau Sumatera dan Jawa. Di Sumatera
saat itu badak bercula satu ini tersebar di Aceh sampai Lampung. Di Pulau Jawa, badak Jawa
pernah tersebar luas diseluruh Jawa.
2. Pesut Mahakam atau Irrawaddy Dolphin (Orcaella brevirostris)

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) atau Irrawaddy Dolphin; Merupakan mamalia air tawar yang
unik. Di Indonesia hidup di Sungai Mahakam dengan populasi sekitar 70 ekor.

Diskripsi Pesut.
Pesut Mahakam dewasa mempunyai panjang tubuh hingga 2,3 meter dengan berat mencapai 130
kg. Tubuh Pesut berwarna abu-abu atau kelabu sampai biru tua dengan bagian bawah berwarna
lebih pucat.
Bentuk badan pesut hampir mendekati oval dengan sirip punggung mengecil dan agak ke
belakang. Kepala pesut berbentuk bulat dengan mata yang berukuran kecil. Bagian moncong
pendek dan tampak papak dengan lubang pernafasan. Sirip punggung berukuran kecil terletak di
belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh. Sirip renangnya
relatif pendek dan lebar.
Pesut bernafas dengan mengambil udara di permukaan air. Binatang ini dapat juga menyemburkan
air dari mulutnya. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam
dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun mempunyai kemampuan mendeteksi dan
menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik.

3. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) atau Javan Leopard

Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) atau Javan Leopard; Disebut juga Macan Kumbang
dengan jumlah populasinya diperkirakan di bawah 250 ekor (IUCN 2008). Macan Tutul Jawa atau
dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di
pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu
dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik
pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini menjadisatwa identitas provinsi Jawa Barat.
Ciri-ciri Macan Tutul Jawa.
Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
mempunyai ukuran relatif kecil. Panjang tubuh berkisar antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95
cm. Bobot badannya berkisar 40 – 60 kg.

4. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) atau Sumatran Rhinoceros

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) atau Sumatran Rhinoceros; Merupakan badak bercula
dua yang populasinya diperkirakan tidak lebih dari 275 ekor.
Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan salah satu spesies badak yang dipunyai
Indonesia selain badak jawa (Rhinocerus sondaicus). Badak sumatera (Sumatran rhino) juga
merupakan spesies badak terkecil di dunia merupakan satu dari 5 spesies badak yang masih
mampu bertahan dari kepunahan selain badak jawa, badak india, badak hitam afrika, dan badak
putih afrika.

Ciri-ciri dan Habitat Badak Sumatera.


Badak sumatera memiliki dua cula dengan panjang cula depan berkisar antara 25-80 cm dan cula
belakang lebih pendek sekitar 10 cm. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) mempunyai
panjang tubuh antara 2-3 meter dengan berat antara 600-950 kg. Tinggi satwa langka ini berkisar
antara 120-135 cm.
Habitat badak sumatera meliputi hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan meskipun
umumnya binatang langka ini menyukai hutan bervegetasi lebat. Satwa langka bercula dua ini
lebih sering terlihat di hutan-hutan sekunder dataran rendah yang memiliki air, tempat berteduh,
dan sumber makanan yang tumbuh rendah. Makanan utama badak sumatera meliputi buah
(terutama mangga liar dan fikus), dedaunan, ranting-ranting kecil, dan kulit kayu.
5. Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) atau Sulawesi Forest Turtle

Kura-kura Hutan Sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) atau Sulawesi Forest Turtle; Kura-kura
endemik sulawesi yang pernah terdaftar sebagai The World’s 25 Most Endangered Tortoises and
Freshwater Turtles—2011 dengan populasi kurang dari 250 ekor.
Kura-kura hutan Sulawesi atau kura-kura paruh betet (Sulawesi Forest Turtle) yang dalam bahasa
latin disebut Leucocephalon yuwonoi memang kura-kura langka. Kura-kura hutan sulawesi (kura-
kura paruh betet) termasuk salah satu dari 7 jenisreptil paling langka di Indonesia. Bahkan
termasuk dalam daftar The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles—
2011 yang dikeluarkan oleh Turtle Conservation Coalition.
Ciri-ciri. Kura-kura hutan sulawesi (Leucocephalon yuwonoi) berukuran sedang dengan karapas
sepanjang 28 – 31 cm (jantan) dan 20 – 25 cm (betina). Daerah sebarannya hanya terdapat di
pulau Sulawesi bagian utara. Karenanya hewan langka ini merupakan hewan endemik pulau
Sulawesi, Indonesia dan tidak ditemukan di daerah lain.
TUMBUHAN LANGKA

1. Bunga Bangkai

Salah satu tanaman langka di Indonesia yang hanya bisa dijumpai sekitar daerah Sumatera.
Tanaman mengeluarkan bau tak sedap dan tumbuh dalam dua fase kehidupan yang saling
bergantian. Bunga Bangkai dikenal dengan nama Latin Amorphophallus titanum atau Titan Arum.

2. Raflesia Arnoldi

Sebuah tanaman langka di Indonesia yang juga dianggap sebagai bunga terbesar dunia. Pertama
kali ditemukan sekitar tahun 1818 di daerah Sumatera, terutama sekitar hutan tropis Bengkulu.
Tak heran bila salah satu provinsi Bengkulu dikenal dengan nama The Land of Rafflesia. Selain
provinsi Bengkulu, tanaman bisa dijumpai sekitar Sumatera Selatan dan Jambi.

 Perbedaan Raflesia dan Bunga Bangkai


Sumber: wikipedia

1. Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit yang ditemukan di hutan hujan
Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph
Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles,
pemimpin ekspedisi itu. Sedangkan Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang
krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan
tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang
dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia.
2. Raflesia dari suku atau famili vitaceae, sedangkan bunga bangkai dari suku atau famili
araceae.
3. Raflesia tidak memiliki batang dan daun, sedangkan bunga bangkai memiliki dua fase
dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif.
Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m.
Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman.
Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga
majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali
daunnya.
4. Raflesia memiliki lebar bunga lebih dari 100 cm, sedangkan bunga bangkai lebarnya
50-70 cm dengan tinggi dapat mencapai 6 meter.
5. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari seluruh tumbuhan
berbunga, sedangkan bunga bangkai dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga
(majemuk) terbesar di dunia.

3. Kantong Semar

Jenis tanaman karnivora dan bentuknya mirip kantong. Kantong Semar menangkap serangga
dengan meletakkan kelenjar nectar di bagian tutup kantong. Serangga yang terjebak akan diserap
nutrisinya oleh tanaman. Selain ditemukan sekitar daerah Indonesia, tanaman bernama unik ini
juga bisa ditemui sekitar daerah Asia Tenggara.
4. Edelweis

Satu lagi tanaman langka di Indonesia yang bernama latin, Anaphalis javanica. Meskipun telah
dipetik dari tangkai, bunga Edelweis tidak langsung layu. Tanaman Edelweis bisa tumbuh hingga
ketinggian 8 meter dan tebal batang sebesar ukuran kaki manusia. Lebih sering dijumpai sekitar
daerah pengunungan Lombok, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Jawa.

5. Sarang Semut

Nama lain tumbuhan ini adalah Myrmecodia Pendans. Mengapa diberi nama ‘Sarang Semut’?
Tanaman ini merupakan tempat favorit para semut yang tinggal di dalam batang pohon. Tak
mudah menemukannya, lokasi tanaman jauh di atas tanah. Sarang Semut merupakan tumbuhan
epifit asal Papua, lebih sering ditemukan menempel pada pohon besar setinggi 8 meter. Lebih
mudah ditemukan pada pohon besar yang tumbuh diatas ketinggian 1100-2500 dari permukaan
laut.
6. Purwaceng

Nama lainnya adalah Pimpinella pruatjan, berasal dari genus Apiaceae. Tanaman tawarkan khasiat
luar biasa bagi si peminum, yaitu tingkatkan stamina tubuh. Purwaceng diolah dalam bentuk
serbuk dan sering dijadikan campuran minuman susu dan kopi. Purwaceng diyakini mampu
tingkatkan stamina si peminum, sehingga sering dijuluki tanaman viagra tradisional. Tak heran
banyak orang mencarinya untuk dikonsumsi sebagai minuman. Popularitas tanaman sudah lama
dikenal sejak jaman para raja Jawa.

7. Daun Sang

Tanaman yang hanya ditemukan sekitar daerah Sumatera, namun populasinya lebih mendominasi
daerah Aras Napal, Besitang, kabupaten Langkat. Nama ilmiah tanaman ini adalah
Johannestijsmania altifrons, mengambil nama si penemu, Profesor Teijsman, yang berasal dari
Belanda. Tanaman daun Sang pertama kali ditemukan pada awal abad 19.
A R T I K E L
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
KELOMPOK II KLS VI :
1. INDAH KOMALASARI
2. LULU AFULATIFA
3. FARAYANTI
4. HAJRATUL R.

S D N 1 M A R I A

Anda mungkin juga menyukai