DISUSUN OLEH :
Sirwan
Nim: 141341132
JURUSAN GISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan pandangan hidup, kesadaran cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan
suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan jika dapat
dikembangkan keselarasan dan keseimbangan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam
hubungan manusia dengan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan
manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagian rohaniah.
Bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaannya yaitu melalui gemilangnya kerajaan
Sriwijaya, Majapahit dan Mataram, kemudian mengalami masa penderitaan penjajahan sepanjang 3,5
abad sampai akhirnya Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan
sejarah penjajahan itu sendiri. Berbagai bab sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah ditempuh
dengan gaja yang berbeda-beda, mulai dengan cara yaitu lunak sampai cara yagn luru, mulai dari
gerakan kaum cendekiawan yang terbatas sampai gerakan yang menghimpun kekuatan rakyat banyak,
mulai bidang pendidikan, kesenian daerah, perdagangan sampai kepada gerakan-gerakan politik.
Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan yang sangat panjang, dengan memberikan
segala pengorbanan dan menahan segala macam penderitaan bangsa Indonesia lahir menurut cara dan
jalan yang ditempuhnya sendiri yaitu, merupakan hasil antara proses sejarah dimasa lampau,
tantangan perjuangan dan cita-cita hidup dimasa datang yagn secara keseluruhan membentuk
kepribadiannya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara itu, kepribadian tersebut
ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara pancasila. Karena itu, pancasila lahir melalui
proses yang panjang dan dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, dengan melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada
kepribadian bangsa kita sendiri dan gagasan besar bangsa kita sendiri. Karena pancasila merupakan
pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang
mengatur hidup ketatanegeraan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Sejarah Pancasila?
2. Macam-macam Butir-butir Pancasila?
3. Apa pengertian Filsafat Pancasila?
4. Macam-macam Fungsi dan Kedudukan Pancasila?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah pancasila
2. Untuk mengetahui butir-butir pancasila
3. Untuk mengetahui pengertian filsafat pancasila
4. Untuk mengetahui fungsi dan kedudukan pancasila
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH PANCASILA
Istilah “Pancasila” telah dikenal di Indonesia sejak zaman majapahit abad XIV, yaitu terdapat
pada buku Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan dalam buku Sutasoma karangan Empu
Tantular. Tetapi baru dikenal oleh bangsa Indonesia sejak tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada waktu Ir.
Soekarno mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara dalam sidang Badan Penyidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
1. Dari Segi Etimologi (Menurut Lughatiya)
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta (bahasa Brahmana India) yang artinya
a. Panca = Lima
b. Sila / syila = batu sendi, ulas atau dasar
Jadi, pancasila adalah lima batu sendi
Atau
Panca = lima
Sila / syila = tingkah laku yang baik
Jadi, pancasila adalah lima tingkah laku yang baik.
2. Dari segi Terminologi
Istilah “Pancasila” di dalam “Falsafah Negara Indonesia” mempunyai pengertian
sebagai nama dari 5 dasar negara RI, yang pernah diusulkan oleh Bung Karno atas
petunjuk Mr. Moh. Yamin pada tanggal 1 Juni 1945, yaitu pada saat bangsa Indonesia
sedang menggali apa yang akan dijadikan dasar negara yang akan didirikan pada
waktu itu. Lima dasar negara yang diberikan nama Pancasila oleh Bung Karno, ialah :
1. Kebangsaan
2. Prikemanusiaan
3. Mufakat
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan YME
Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945, disusunlah suatu UUD pada 18 Agustus 1945 yang di dalam pembukaannya
tercantum lima dasar Negara R.I.
Ia, Pancasila adalah lima dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD ’45,
yaitu dasar:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
e. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila merupakan pandangan hidup, kesadaran cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan
suatu kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan jika dapat
dikembangkan keselarasan dan keseimbangan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam
hubungan manusia dengan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan
manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagian rohaniah.
Bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaannya yaitu melalui gemilangnya kerajaan
Sriwijaya, Majapahit dan Mataram, kemudian mengalami masa penderitaan penjajahan sepanjang 3,5
abad sampai akhirnya Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan nasionalnya sama tuanya dengan
sejarah penjajahan itu sendiri. Berbagai bab sejarah telah dilampaui dan berbagai jalan telah ditempuh
dengan gaja yang berbeda-beda, mulai dengan cara yaitu lunak sampai cara yagn luru, mulai dari
gerakan kaum cendekiawan yang terbatas sampai gerakan yang menghimpun kekuatan rakyat banyak,
mulai bidang pendidikan, kesenian daerah, perdagangan sampai kepada gerakan-gerakan politik.
Bangsa Indonesia lahir sesudah melampaui perjuangan yang sangat panjang, dengan memberikan
segala pengorbanan dan menahan segala macam penderitaan bangsa Indonesia lahir menurut cara dan
jalan yang ditempuhnya sendiri yaitu, merupakan hasil antara proses sejarah dimasa lampau,
tantangan perjuangan dan cita-cita hidup dimasa datang yagn secara keseluruhan membentuk
kepribadiannya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan negara itu, kepribadian tersebut
ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara pancasila. Karena itu, pancasila lahir melalui
proses yang panjang dan dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita sendiri, dengan melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada
kepribadian bangsa kita sendiri dan gagasan besar bangsa kita sendiri. Karena pancasila merupakan
pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai dasar negara yang
mengatur hidup ketatanegeraan.
Hal ini tampak dalam sejarah bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak
berbeda, namun dalam 3 buah UUD yaitu dalam pembukaan UUD’45, dalam
mukadimah konstitusi RIS dan dalam mukadimah UUDS RI (1950). Pancasila tetap tercantum di
dalamnya. Pancasila yang selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional itu dan menjadi
pegangan bersama pada saat-saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap ekosistem bangsa kita,
merupakan bukti sejarah bahwa pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai
dasar kehormatan Indonesia, yaitu sebagai dasar negara, hal ini karena telah tertanam dalam
kalbunya rakyat dan dapat mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Pancasila memberikan corak
yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapatdipisahkan dari bangsa Indonesia serta merupakan
ciri khas yaitu membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Terdapat kemungkinan, bahwa tiap-
tiap sila secara terlepas dari yagn lain, bersifat universal yang juga dimiliki bangsa-bangsa lain di
dunia ini, akan tetapi ke-5 sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah pula itulah yang
menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
B. BUTIR-BUTIR PANCASILA
Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanya masing masing
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Persatuan Indonesia
Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotongroyongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Menghormati hak orang lain.
Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
Suka bekerja keras.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
C. FILSAFAT PANCASILA
Pancasila adalah dasar negara bangsa Indonesia yang memiliki fungsi dalam hidupan dan
kehidupan bangsa dan negara Indonesia tidak saja sebagai dasar negara RI, tetapi juga alat untuk
mempersatukan bangsa, kepribadian bangsa, pandangan hidupa bangsa, sumber dari segala sumber
hukum positif dan sumber ilmu pengetahuan di Indonesia ( Aziz, 1984:70) Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa terkandung dalam konsep dasar mengenai kehidupan yang dicitta-citakan,
terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh
karena Pancasila seabagi pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat Indonesia maka pandangan hdupa tersebut dijunjung tingg karena pandangan
hidupa Pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakt. Dengan demikian pandangan
hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang bhineka tunggal ika tersebut harus merupakan asas
pemersatu bangsa sehingga tidak boleh mematikan kenekaragaman (Kaelan,2013:43). Pancasila
sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia didasarkan atas prinsip konstitusionlisme. Sebuah
konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme negara modern pada proses reformasiuntuk
mewujudkan demokrasi, pada umumnya bersandar pada tiga elemen kesepakatan, yaitu : 1),
keseakatan tentang tujuan dan citacita bersama ( the general goal of society or general acceptance of
the same philosophy of goerment), 2). Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan
pemerintahan atau penyelenggaraan pemerintahan negara ( the basis of goverment), 3). Kesepakatan
tentang bentuk insitusiinstitusi dan prosedur ketatanegaraan ( the form of institutions and procedures).
( Andrews, 1968:12). Dan sebagai sebuah bangsa, Indonesia mendasarkan pada konsep
konstitusionalisme sebagaimana dinyatakan di atas.
Dalam sudut pandang Pancasila sebagai jati diri bangsa yang akan mencerminkan visi dan
landasan filsafat pendidikannya, dapat terlebih dahulu dinyatakan bahwa proses terjadinya Pancasila
tidak seperti ideoleogiideologi lannnnya yang hanya merupakan hasil pemikiran seseorang saja namun
melalui sutau proses kausalitas yaitu sebelum disyahkan menjadi dasar negara nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Dari pandangan hidup ini
maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai bangsa, gasan-gagasan kejiwaan apakah yang
hendak diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketika para pendiri
negara Indonesia menyiapkan negara Indonesia yang merdeka, mereka sadar speenuhnya untuk
menjawab suatu pertanyaan dasar, “ di atas dasar apakah negara Indonesia merdeka didirikan?”.
Dengan jawaban yang mengandung makna hidup bagi bangsa Indonesia sendiri yang merupakan
perwujudan dan pengejawantahan nilai-nilai yang dimiliki diyakini dan dihayati kebbenarannya oleh
masyarakatsepanjang masa daam sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangs sejak lahir (Kaelan,
203:57).
Filsafat adalah proses berfikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari
kebenaran sesuatu.Sementara filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang
kependidikan berdasarkan filsafat. Filsafat pendidikan juga dapat dimaknai sebaga kaidah filosofis
dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspekpelaksanaan filsafat umum dan
menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan keercayaan yang menjadi dasar dari filsafat
umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis (Jalaludin, 2007:19).
John Dewey, seorang filsuf yang banyak membahas mengenai pendidikan menyatakan bahwa filsafat
pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yanng
menyangkut daya pikir atau intelektual maupun daya perasaan atau emosional, menuju tabiat manusia
( Arifin, 1993:2). Filsafat pendidikan juga dapat dimaknai sebagai ilmu yang pada hakikatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Filsafat pendidikan
merupakann aplikasi sesuatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan ( Barnadib, 1991:3). Untuk
sampai kepada pemahaman yang lebih utuh mengenia filsafat pendidikan, memang harus dipahami
dulu secara mendasar tentang pendidikan itu sendiri. Pendidikan diartikan sebagai suatu proses usaha
dari manusia dewasanyang telah sadar akan kemanusiaanya daam memimbing, melatih, mengajar dan
menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan hdup kepada generasi muda, agar nantinya
menjadi manusia yang sadar dan bertanggungjawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia,
sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya, sehingga dapat ditegaskan bahwa proses
pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang
berupa kemampuan dasar dan kehidupan pribadinya sebagai makhluk indiviu dan makhluk sosial
serta dalam hubungannya dengan alam sekitarnya agar menjadii pribadi yang bertanggung jawab (
Jalaludin, 2007:22). Atas dasar itu pula maka dapat dipahami secara komprehensif bahwa filsafat
pendidikan merupakan kerja filosofis yang mengajukan sejumlah pertanyaan dasar dan menyelidiki
aspek-aspek ralitas dan pengalaman yang banyak didapatkan dalam bidang pendidikan,untuk
memastikan pendidikan dapat menyerap, mengolah, mengalisis, dan menjabarkan aspirasi dan
idealitas masyarakat itu dalam proses pendidikan.
Unuk itu pula pendidikan diharapkan bisa menggali dan memahami melalaui peikiran
filosofis secara menyeluruh secara radikal dan sangat mendasar. Dalam kaitan Pancasila sebagai
filsafat pendidikan maka harus dipahami bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup yang diyakini dan
menjiwai kehidupan masyrakatnya. Untuk mengidealisasikan dalam proses berbangsa maka harus ada
upaya yang sungguh-sungguh mengenai bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat dilaksanakan melalui
proses pendidikan. Pancasila meenjadi sumber nilai untuk mengarahkan proses pendidikan yang
menyangkut secara jelas out put pendidikannya agar mampu menghasilkan manusia Indonesia yang
diidealkan sebagaimana yang dikehendaki, yakni manusiayang mampu mengenali seluruh potensi
kediriannya sehingga mampu menjalankan kehidupanya dengan penuh tanggung jawab dalam semua
aspek atau dimensi kehidupannya.
7. Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia
Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan pancasila
sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya yaitu untuk mencapai
masyarakat adil, makmur yang merata baik materiil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam sudut pandang Pancasila sebagai jati diri bangsa yang akan mencerminkan visi dan
landasan filsafat pendidikannya, dapat terlebih dahulu dinyatakan bahwa proses terjadinya Pancasila
tidak seperti ideoleogiideologi lannnnya yang hanya merupakan hasil pemikiran seseorang saja namun
melalui sutau proses kausalitas yaitu sebelum disyahkan menjadi dasar negara nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Dari pandangan hidup ini
maka dapat diketahui cita-cita yang ingin dicapai bangsa, gasan-gagasan kejiwaan apakah yang
hendak diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketika para pendiri
negara Indonesia menyiapkan negara Indonesia yang merdeka, mereka sadar speenuhnya untuk
menjawab suatu pertanyaan dasar, “ di atas dasar apakah negara Indonesia merdeka didirikan?”.
Dengan jawaban yang mengandung makna hidup bagi bangsa Indonesia sendiri yang merupakan
perwujudan dan pengejawantahan nilai-nilai yang dimiliki diyakini dan dihayati kebenarannya oleh
masyarakatsepanjang masa daam sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangs sejak lahir
DAFTAR PUSTAKA
http://www.markijar.com/2015/11/10-fungsi-dan-kedudukan-pancasila.html
http://nurainiyah.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/5685/2016/04/628-1014-1-SM.pdf
https://ketinggalan.files.wordpress.com/2010/11/pengertian-pancasila.pdf