PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan kebidanan keluarga
dan juga agar dapat secara nyata memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga.
1.3 Manfaat
Bagi tenaga kesehatan dan instansi terkait yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat
dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan pendekatan yang lebih efektif dan efisien
untuk meningkatkan kesehtan masyarakat.
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi lebih lanjut dibidang kesehatan
dan sebagai referensi serta menambah koleksi pustaka dikampus.
Supaya dapat memberikan informasi kepada Masyarakat terutama lansia mengenai Hipertensi
yang dialaminya.
Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai penerapan ilmu yang
didapat selama perkuliahan ke dalam aplikasi asuhana kebidanan komunitas keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dasar keluarga
2.1.1 Pengertian
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga
sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah,
ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Tabel 1.
Klasifikasi Menurut European Society of Cardiology, 2007.
2.2.3 Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu : ( Lany dalam Padila, 2013)
1. Hipertensi essensial (hipertensi primer)
Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya. Hal ini berarti bahwa kondisi hipertensi tidak
mempunyai sumber yang teridentifikasi. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Fakor
tersebut adalah factor keturunan, ciri perseorangan, dan kebiasaan hidup
(Padila, 2013).
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungknan lebih besar untuk mendapatkan akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi (Padila, 2013). Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya
hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis
kelamin (laki-laki lebih tinggi drai perempuan) dan ras. Ras kulit hitam lebih
banyak dari kulit putih (Padila, 2013). Kebiasaan hidup yang sering
menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi
(melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stres dan pengaruh
lain misalnya merokok, minm alkohol (Padila, 2013).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan olehpenyakitlain,
seperti penyakit ginjal dan gangguan adrenal. Hanya 5-10 % dari seluruh
hipertensi disebabkan oleh penyebab lain (Padila, 2013). Faktor pencetus
munculnya hipertensi sekuder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral,
coarctation aorta, neurogenik seperti tumor otak, gangguan psikiatris,
kehamilan, peningkatan volume intravaskuler, dan luka bakar (Udjianti, 2011).
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan–perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun. Kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Faktor keturunan
Menurut data dari statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
a. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
b. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
c. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih) Kebiasaan
hidup
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan.
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
f. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Glomerulonefritis
b. Pielonefritis
c. Nekrosis tubular akut
d. Tumor
e. Vascular
f. Aterosklerosis
g. Hiperplasia
h. Trombosis, dll.
2.4 Tanda dan gejala
Tanda dan gejala hipertensi pada lansia secara umum adalah :
a. Sakit kepala
b. Perdarahan hidung
c. Vertigo
d. Mual muntah
e. Perubahan penglihatan
f. Kesemutan pada kaki dan tangan
g. Sesak nafas
h. Kejang atau koma
i. Nyeri dada
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa
pasien yang menderita hipertensi yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing,
lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis,
kesadaran menurun.
2.2.5 Patofisiologi
Hipertensi adalah proses degenerative system sirkulasi yang dimulai
dengan atherosclerosis, yakni gangguan struktur anatomi pembuluh darah
perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah/arteri. Kekakuan
pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan kemungkinan pembesaran
plaque yang menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan dan
kelambanan aliran darah yang menyebabkan badab jantung bertambah bera
yang akhirnya dikompensasi dengan peningkatan upaya pemompaan jantung
yang berdampak pada peningkatan tekanan darah dalam system sirkulasi.
Dengan demikian, proses patologis hipertensi ditandai dengan peningkatan
tahanan perifer yang berkelanjutan sehingga secara kronik dikompensasi oleh
jantung dalam bentuk hipertensi (Bustan, 2015).
2.2.6 Komplikasi
Semakin lama menderita hipertensi, semakin besar peluang kerusakan
organ. Akibatnya, kondisi yang serius seperti penyakit jantung, stroke,
penyakit ginjal, dan kerusakan mata pun terjadi (Murwani, 2009). Tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, dan
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya.
Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak
cairan diparu maupun jaringan tybuh lain yang dapat menyebabkan sesak
napas. Komplikasi pada otak, menimbukan risiko stroke, apabila tidak di obati
risiko
TINJAUAN KASUS
Asuhan keluarga binan dilakukan pada tanggal 27 desember 2017 pukul 09.00
kepada Ny.d yang berusia 25 tahun , beralamat dijalan wika rt 03 rw 06, kelurahan
serengseng, kec. Lenteng agung , Jakarta selatan .
Ny.t memiliki 3 orang anak yang bekerja diluar negri dan Jakarta, sedangkan
satu dari ketiga anaknya sudah meninggal sekitar 5 tahyun yang lalu karena sakit.
Xsuami ny.t juga sudah meninggal dunia setyahun yang lalu dikarenakan sakit.
Sehingga saat ini ny.t hanya tinggal bersama ketiga cucunya.
Data yang diambil yaitu lansia dengan hipertensi, pada ny.t yang merupakan
salah satu penderita sejak 5 tahun yang lalu dan rutin mengkonsusmsi obat hipertensi.
Sebelum melakukan pengkajian pada lansia hipertensi mahasiswa melakuukan
informed concent kepada ny.t dan memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan selama 4 kali kunjungan. Ny.t bersedsia menjadi keluarga binaan.
Kunj8ungan opertama diperoleh data TTV yaitu : TD: 140/90 mmhg S:36
N:80x/m, RR:20x/m.
PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Nama : Ny. M
b. Usia : 85 tahun
c. Agama : Islam
d. Suku : Sunda
e. Pendidikan : Tamat SD
5. Riwayat kesehatan
6. Pola Fungsional
c. Eliminasi
1. BAK : Baik
Frekuensi : 4-5 kali
Keluhan : Tidak ada
Warna : Kuning jernih
Konsistensi : Cair
2. BAB : baik
Frekuensi : Baik
Keluhan : Tidak ada
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek padat
3. Aktifitas Pola Latihan
Frekuensi mandi : 2kali sehari
Aktifitas sehari-hari : beres-beres rumah
Maslah aktifitas : tidak ada
Kemampuan kemandirian : Mandiri
4. Pola Istirahat Tidur
Siang : 2-4 jam
Malam : 7-8 jam
Keluhan : Kadang susah tidur
5. Pola Kongnitif persepsi
Masalah dengan penglihatan : aga buram (terganggu)
Masalah pendengaran : Kurang jelas
Kesulitan membuat keputusan : Tidak
6. Koping pola Toleransi Stres
Apa yang menyebabkan stress pada lansia, bagaimana penanganan
terhadap masalah ? pasien sering merasa kesepian sejak suami
meninggal 3 tahun yang lalu. Pasien melakukan aktifitas sehari-hari
seperti bersih bersih rumah, bermain bersama cucu dan ke[giatan
diluar rumah seperti mengikuti pengajian.
7. Nilai pola keyakinan
Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya menganut sesuatu agama,
bagaimana manusia dengan penciptanya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
C. ANALISA DATA
Dari analisa data masalah kesehtan yang dialami oleh Ny. M belum mengetahui
pentingnya memeriksakan tekanan darah pada tenaga kesehatan secara rutin, meskipun tanpa
ada keluhan.
D. PRIORITAS MASALAH
E. DIAGNOSA MASALAH
F. RENCANA TINDAKAN
Berikut ini rencana tindakan yang dilakukan sesuai dengan permasalahan dalam
keluarga Ny M :
1. Memeriksaan TTV
G. PELAKSANAAN
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat berupa :
H. EVALUASI
29 Desember 2017
I. Pemeriksaan TTV
Waktu : 13 : 00 WIB
N. 82 x/ m R: 22 x/ m
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih normlah adalah 140 /90
mmhg dan tekanan darah sama atau diatas adalah 160 / 90 mmhg dinyatakan sebagai
Hipertensi.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budiana Keliat, 1999). Menurut oasal 1 ayat 2, 3, 4 UU No 13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
usia lebih dari 60 tahun.
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit mengecil. Yang
paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin
berkurangnya aktifitas. Yang juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot
jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung.
Pada lanjut usia, tekanan darah akan naik secara bertahap. Elestisitas jantung
pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50% dibanding orang berusia 20tahun.
Oleh karena itu, tekanna darah pada wanita tua yang mencapai 170/90 mmhg dan
pada pria tua yang mencapai 160/100 mmhg masih dianggap normal.
Derajat kerja jantung dapat dinilai dari besarnya curah jantung (Cardiac
output). Yaitu jumlah darah yang dikeluarkan oleh bilik jantung / pertikal permenit.
Pada usia 90 tahun, curah jantung ternyata menurun dan sudah tentu menimbulkan
epek pada fungsi alat-alat lain, seperti : otot, paru, dan ginjal karena berkurangnya
arus darah keorang itu. Sebaliknya, tekanan darah saat istrahat akan meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia walaupun tidak begitu besar. Adanya aktifitas fisik,
tekanan darah seseorang akan meningkat. Pada lanjut usia peningkatan tekanan darah
saat melakukan pekerjaan fisik ini meningkatkan lebih cepat dibanding lebih muda.
Denyut nadi maksimal pada lanjut usia ternyata menurun karena jantung tidak
dapat mencapai prekuensi pada saat masih muda. Rumus untuk meramalkan denyut
nadi maksimal seseorang adalah : (200- usia ) perubahan yang jauh lebih bermakna
dalam kehidupan lanjut usia adalah yang terjadi pada pembuluh darah.
Proses pengapuran ini akan berlanjut menjadi proses yang menghambat aliran
darah pada suatu saat dapat menutup pembuluh darah tadi. Pada tahap awal, gangguan
dari ding-ding pembuluh darah yang menyebabkan elastisitasny berkurang akan
memacu jantung bekerja lebih keras, karena terjadinya Hipertensi. Selnjutnya, bila
terjadi sumbatan maka jaringan yang dialiri zat asam oleh pembuluh darh ini akan
rusak / mati hal ini yang disebut infark.
Hipertensi menjadi faktor utama struk, payah jantung, dan penyakit jantung
coroner. Lebih dari separuh kematian diatas usia 60tahun disebabkan oleh penyakit
jantung dan serebrovaskuler. Secar nyata kematian karena CVD Morbiditas penyakit
kardiopaskuler menurun dengan pengobatan hipertensi.
Pada hipertensi sitolik hal ini masih kontroversial. Mengenai target tekanan
darah dianjurkan penurunan yang bertahap sampai sekitar sitolik 140-160 mmhg.
a. Penyakit jantung
c. Kegagalan ginjal
c. Pusing kepala
d. Dada berdebar-debar
a. Diet makanan
b. Penurunan BB
GAram dapur
MAkan tinggi lemak dan kolesterol
Buah/ sayur yang diawetkan dengan garam: ikan asin, asinan , dll
b. Konsumsi pisang
c. Rebus Daun Salam, caranya:
I. Ambil ±10 lembar daun salam
II. Cuci bersih daun salam tersebut
III. Rebus daun salam kedalam panci berisi air 500cc hingga mendidih
IV. Tuangkan air rebusan daun salam kedalam gelas, kemudian minum selagi
hangat
Ny. ……. Sudah lebih mengerti tentang hipertensi pada lansia.
SOAP I
A. Identitas
Nama Lansia :
Agama :
Tanggal Lahir :
Umur :
Alamat :
S : ……….mengatakan ……………………………
O :
P:
A. Identitas
Nama Lansia :
Agama :
Tanggal Lahir :
Umur :
Alamat :
S : ……….mengatakan ……………………………
O :
P:
dokumentasi
SOAP III
A. Identitas
Nama Lansia :
Agama :
Tanggal Lahir :
Umur :
Alamat :
S : ……….mengatakan ……………………………
O :
P: