Anda di halaman 1dari 62

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization ( WHO ) dalam 20 tahun , jumlah

kematian ibu telah menurun pada tahun 1990 – 2010 yaitu dari 543.000 pada

tahun 1990 menjadi 287.000 pada tahun 2010 . angka kematian ibu ( AKI ) di

dunia menjadi 210 per 100.000 kelahiran hidup , sedangkan angka kematian

bayi ( AKB ) di dunia pada tahun 2011 mencapai 51 per 1000 kelahiran hidup

. ( WHO 2012 )

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup

dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup.

Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang diterima Kementerian

Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal karena

kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang. Sedangkan

jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012

mencapai 160.681 anak. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

AKI dan AKB di Jawa Barat yang masih tergolong tinggi bila

dibandingkan dengan Provinsi yang lainnya di Indonesia walaupun sudah

mengalami penurunan saat ini yaitu AKI dari 850 kasus pada tahun 2011

menjadi 747 kasus tahun 2012, sedangkan AKB dari 5077 kasus tahun 2011
menjadi 4431 kasus pada tahun 2012. Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2012

menunjukkan AKI di Jawa Barat sebesar 109,2 per 100.000 KH, sedangkan

AKB di Jawa Barat sebesar 6,4 per 1000 KH (Dinkes Jawa Barat, 2012).

Selama tahun 2015, angka kematian bayi baru lahir (AKB) di Kabupaten

Garut mencapai 278 kasus, sedangkan angka kematian ibu melahirkan (AKI)

terdapat 45 kasus. Diantaranya 35% perdarahan, 25% eklampsia, 15 % infeksi,

dan 25 % faktor lain yang di antaranya terdapat serotinus. (Profil Kesehatan,

2015)

Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari

pertama haid terakhir . kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38 – 42

minggu dan ini merupakan periode dimana terjadi persalinan normal .

kehamilan yang yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap

disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu . angka kejadian

kehamilan lewat waktu kira – kira 10 % bervariasi antara 3,5 – 14 % risiko

kematian perinatal dapat menjadi 3kali di bandingkan kehamilan aterm .

(wiknjosastro,2010)

Kekhawatiran dalam menghadapi kehamilan lewat waktu ialah

meningkatkan resiko kematian dan kesakitan perinatal . risiko kematian

perinatal kehamilan lewat waktu dapat di bagi menjadi 3 kali di bandingkan

kehamilan aterm . dampak kehamilan lewat waktu adalah janin bisa asfiksia

sampai kematian dalam rahim ( wiknjosastro,2010 )

Kehamilan lewat bulan ( KLB ) terutama berpengaruh terhadap janin .

pada kenyataannya keadaan ini mempunyai pengaruh terhadap perkembangan


janin sampai sampai kematian janin . ada janin yang dalam masa kehamilan

42 minggu atau lebih , berat badannya terus meningkat , ada yang tidak

bertambah , ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya atau

meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen .

Kehamilan lewat bulan mempunyai hubungan erat dengan mortalitas dan

morbiditas perinatal . risiko bagi ibu dengan Kehamilan Lewat Bulan dapat

berupa perdarahan postpartum maupun tindakan obstetrik yang meningkat (

fadlun , 2011 )

Pada saat di lapangan tanggal 08 April 2016 datang Ny. A dengan HPHT

tanggal 14-06-2015 setelah di perhitungkan ternyata usia kehamilannya yaitu

42 – 43 minggu. berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan judul “ Asuhan

Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. A Hamil 42-43 Minggu Inpartu kala 1 Fase

Aktif dengan Serotinus di Puskesman Selaawi Tahun 2016 “

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat di ambil perumusan masalah “ Bagaimana

penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. A Hamil 42-43

Minggu dengan Serotinus di Puskesman Poned Selaawi Kabupaten Garut

Tahun 2016 “
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

dapat melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. A Hamil 42-

43 Minggu dengan Serotinus di Puskesman Poned Selaawi Kabupaten

Garut Tahun 2016 “

1.3.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu :

1.) Terkumpulnya data secara subjektif dan objektif data Pada Ny. A Hamil

42-43 Minggu dengan Serotinus di Puskesmas Selaawi Tahun 2016

2.) Tersusunnya diagnosis kebidanan Pada Ny. A Hamil 42-43 Minggu

dengan Serotinus di Puskesmas Selaawi Tahun 2016

3.) Teridentifikasinya masalah potensial dan antisifasi penanganan Pada Ny.

A Hamil 42-43 Minggu dengan Serotinus di Puskesmas Selaawi Tahun

2016

4.) Di tetapkannya kebutuhan terhadap tindakan segera Pada Ny. A Hamil

42-43 Minggu dengan Serotinus di Puskesmas Selaawi Tahun 2016 2016

5.) Tersusunnya rencana asuhan kebidanan Pada Ny. A Hamil 42-43 Minggu

dengan Serotinus di Puskesmas Selaawi Tahun 2016

6.) Terlaksananya asuhan secara tepat dan rasional berdasarkan perencanaan

yang di buat Pada Ny. A Hamil 42-43 Minggu dengan Serotinus di

Puskesmas Selaawi Tahun 2016


7.) Diketahuinya hasil dan evaluasi asuhan kebidanan yang telah di berikan

Pada Ny. A Hamil 42-43 Minggu dengan Serotinus di Puskesmas Selaawi

Tahun 2016

8.) Terdokumentasinya asuhan kebidanan Pada Ny. A Hamil 42-43 Minggu

dengan Serotinus di Puskesmas Selaawi Tahun 2016

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 manfaat bagi penulis

dapat menambah ilmu pengetahuan , pengalaman dan wawasan dalam

memberikan asuhan kebidanan intranatal care dengan serotinus dan

mampu melakukan pendokumentasian sesuai dengan metode SOAP

1.4.2 manfaat klien

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang persalinan

dengan serotinus sehingga klien dapat dengan segera mengambil

keputusan yang tepat untuk mencegah terjadinya kematian pada ibu

maupun bayi

1.4.3 manfaat bagi institusi

hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai sumber informasi tambahan

bagi pihak pendidikan dan mahasiswa , serta dapat di jadikan bahan

evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan pada ibu bersalin

dengan serotinus .
1.5 Sistematika Penulisan

sistematika penulisan karya tulis ini terdiri dari BAB 1 – V secara berurutan

meliputi

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini disusun untuk memberikan gambaran tentang isi karya tulis

secara keseluruhan yang terdiri dari latar belakang masalah ,

perumusan masalah , tujuan penelitian , manfaat penelitian

sehingga pembaca dapat memperoleh informasi ringkas dari isi

karya tulis ini .

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menyajikan teori kehamilan normal , persalinan normal dan

persalinan serotinus . teori manajemen kebidanan menurut tujuh

langkah varney yaitu pengkajian , interpretasi data, diagnosa

kebidanan , diagnosa potensial , rencana tindakan pelaksanaan ,

evaluasi

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menyajikan metode yang berisi jenis studi , lokasi studi

kasus , subjek studi kasus , waktu studi kasus , instrumen studi

kasus , teknik pengumpulan data , dan alat- alat yang di butuhkan .


BAB 1V : TINJUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan tinjauan kasus yang dilakukan dan

pembahasanyang berisi tentang analisis data yang membandingkan

antara kasus dan teori

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan

2.1.1 Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) . di hitung dari

hari pertama haid terakhir . ( wiknjosastro . 2011 )

Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari

pertama haid terakhir (10)

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga

bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua

15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu

ke-28 hingga ke-40).

Kehamilan ialah terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan

seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel

telur matang), dan sperma (air mani) pria pasanganya akan membuahi sel telur

matang wanita tersebut (11).


2.1.2 Tujuan Asuhan Kehamilan

a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan

tumbuh kembang janin

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehjahteraan mental, serta

sosial ibu dan bayi.

c. Menemukan secara dini masalah/gangguan dan kemungkinan

komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan

d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu

maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin

e. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

2.2 Persalinan

2.2.1 pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan

plasenta ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa

bantuan .( sulistyawati,2010)

Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang

cukup bulan atau hampir cukuo bulan , disusul dengan pengeluaran

placenta dan selaput janin dari tubuh ibu ( sulaiman,2010)

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu ) lahir spontan dengan


presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam , tanpa

komplikasi pada ibu maupun pada janin ( wiknjosastro

2.2.2 Persalinan berdasarkan teknik

Persalinan spontan , yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri dan melalui jalan lahir

Persalinan buatan yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan

ekstraksi porceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria

Persalinan anjuran yaitu persalinan tidak dimulai dengan sendirirnya

tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban ( Rukiyah, 2009 )

2.2.3 Persalinan berdasarkan umur kehamilan

Abortus : pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu

atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram .

Partus Immaturus : Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan

28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram

Partus prematurus : Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan

37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 – 2499 gram

Partus Matur atau aterm : Pengeluaram buah kehamilan antara 37

minggu dan 42 minggu dengan berat badan bati di atas 2500 gram .

Partus postmaturus ( serotinus ) : pengeluaran buah kehamilan setelah 2

minggu atau lebih dari waktu persalinan yang di taksirkan ( mochtar .

1988:91)
2.2.4 Klasifikasi persalinan

partus matur atau aterm adalah partus dengan kehamilan 37 – 40 minggu ,

janin matur , berat janin di atas 2500 gram , partus prematur adalah dari

hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm / cukup bulan , berat

janin 1000 – 2500 gram atau umur kehamilan 28-36 minggu . partus post

matur / serotinus adalah partus terjadi dua minggu atau lebih dari waktu

yang telah diperkirakan atau taksiran partus . abortus adalah penghentian

kehamilan sebelum janin variabel , berat janin kurang dari 1000 gram ,

umur kehamilan kurang dari 28 minggu .( Rukiyah, 2009 )

2.2.5 Tahap Persalinan

1. Kala 1

Pada kala 1 persalinan dimulainya proses persalinan yang di tandai

dengan adanya kontraksi yang teratur , adekuat , dan menyebabkan

perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap . fase

kala 1 persalinan terdiri dari fase laten yaitu dimulai dari awal

kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm , kontraksi mulai teratur

tetapi lamanya lamanya masih diantara 20-30 detik , tidak terlalu

mules : fase aktif dengan tanda – tanda kontraksi diatas 3 kali dalam

10 menit , lamanya 40 detik atau lebih dan mules , pembukaan 4 cm

hingga lengkap , penurunan bagian bawah janin , waktu pembukaan

serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm . fase pembukaan dibagi 2

fase yaitu fase laten : berlangsung selama 8 jam , pembukaan terjadi


sangat lambat sampai mencapai pembukaan 3 cm . fase aktif menjadi 4

cm menjadi 9 cm , fase aktif di bagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi

dalam waktu 2 jam pembukaan 3 menjadi 4 cm menjadi 9 cm , fase

deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam 2 jam

pembukaan dari 9 menjadi lengkap . lama kala 1 pada primigravida

berlangsung 2 jam dengan pembukaan 1 cm perjam dalam pada

multigravida 8 jam dengan pembukaan 2cm perjam . komplikasi yang

dapat timbul pada kala 1 yaitu : ketuban pecah dini , tali pusat

menumbung , obstrupsi plasenta . gawat janin , inersia uteri .

2. Kala II

Gejala tanda kala II , telah terjadi pembukaan lengkap , tampak bagian

kepala janinn melalui bukaan introitus vagina ada rasa ingin meneran

saat kontraksi , ada dorongan pada rektum atau vagina , perineum

terlihan menonjol , vulva dan spingter ani membuka , peningkatan

pengeluaran lendir darah .

Di mulai pembukaan lengkap ( 10cm) sampai bayi lahir . proses ini

biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi . pada

kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga

terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektorus

menimbulkan rasa mengedan , karena tekanan pada rektum ibu merasa

seperti mau buang air besar dengan dengan tanda anus membuka .

pada waktu his kepala janin mulai kelihatan , vulva membuka ,

perineum membuka , perineum meregang . dengan adanya his ibu di


pimpin untuk mengedan maka lahir kepala di ikuti oleh seluruh badan

janin

3. Kala III

Batasan kala III , masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya

proses pengeluaran plasenta tanda – tanda lepasnya plasenta terjadi

perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri , tali pusat memanjang

atau terjulur keluar melalui vagina / vulva , adanya semburan darah

secara tiba – tiba uterus berlangsung tidak lebih dari 30 menit . setelah

bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat

beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan

plasenta , disertai dengan pengeluaran darah .

4. Kala IV

Dimulainya saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum .

5. Lamanya persalinan

Lamanya persalinan tentu berlainan bagi primi gravida dan

multigravida , untuk kala 1 12,5 jam kala II 80 menit Kala III: 10

menit Kala IV : 14 jam . sedangkan multigravida kala I : 7 jam 20

menit kala II: 30 menit kala III l 10 menit Kala IV : 8 jam

Pembukaan serviks terbagi 2 fase : fase laten : pada fase ini

pembukaan sangat lambat dari 0-3 cm , fase aktif pembukaan lebih

cepat , fase ini dapat di bagi dalam fase akselerasi : dari pembukaan 3-

4 dicapai dalam 2 jam , fase dilatasi maksimal pembukaan 4cm-9cm


dalam 2 jam , fase deselerasi : dari pembukaan 9 cm – 10cm selama 2

jam .( Rukiyah, 2009 )

2.2.6 faktor faktor yang mempengaruhi proses persalinan

Menurut sulistiawati ada beberapa faktor yang mempengarui proses persalinan

yaitu

1.) Power ( kekuatan HIS )

2.) Passage ( jalan lahir )

3.) Passenger ( Janin )

4.) Psikis ( psikolog ibu )

5.) Penolong ( Bidan atau Dokter )

2.2.7 Mekanisme persalinan

Mekanisme persalinan normal terbagi kedalam beberapa tahap gerakan

kepal janin didasar panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota

badan

1.) Penurunan kepala

Terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi uterus

yang efektif , posisi , serta kekuatan meneran dari pasien

2.) Fleksi

Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul , fleksi menjadi

hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin

terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul .

pada saat kepala bertemu dengan dasar panggul , tahanannya akan


meningkat fleksi menjadi bertambah besar yang sangat di perlukan agar

saat sampai didasar panggul kepala janin sudah dalam keadaan fleksi

maksimal

3.) Putaran paksi dalam

Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior (

yang lebih panjang ) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter

anteroposterior dari panggul pasien . kepala akan berputar dari arah

diameter kanan , m iring kearah diameter PAP dari panggul tetapi bahu

tetap miring ke kiri , dengan demikian hubungan normal antara as panjang

kepala janin dengan as panjang dari bahu akan berubah dan dan leher akan

tetap berputar 45 derajat . hubungan antara kepala dan panggul ini akan

terus berlanjut selama kepala janin masih berada di dalam panggul

4.) Ekstensi

Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisi oksiput poterior . proses ini

terjadi karena gaya tahan dari dasar panggul , dimana gaya tersebut

membentuk lengkungan carus , yang mengarahkan kepala ke atas menuju

lorong vulva . bagian leher belakang dibawah oksiput akan bergeser

kebawah simfisis pubis dan bekerja sebagai titik poros ( hipomoklion ) .

uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan

dikepala yang menyebabkan ekstensi ekstensi lebih lanjut saat lubang

vulva vagina membuka lebar

5.) Putaran paksi luar


Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu .

pada saat kepala janin mencapai dasar panggul , bahu akan mengalami

perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam

diameter yang besar dari rongga panggul . bahu anterior akan terlihat pada

lubang vulva – vagina . dimana ia akan bergeser dibawah simpisis pubis

6.) Ekspulsi

Bahu posterior akan menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan

dengan dengan cara fleksi lateral . setelah bahu dilahirkan seluruh tubuh

janin lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus ( sulistiawati , 2010 )

2.3 Serotinus

2.2.1 pengertian serotinus

Kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu ( 294 hari ) atau lebih , di

hitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid

rata – rata 28 hari ( fadlun , 2010 )

Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau

lebih ( Rukiyah , 2010 )

Kehamilan lewat waktu ( lewat bulan ) merupakan kehamilan yang melebihi

waktu 42 minggu belum terjadi persalinan ( manuaba, )

2.2.2 etiologi

Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteon , peningkatan oksitosin

tubuh , dan reseptor terhadap sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap
rangsangan . pada kehamilan lewat waktu , terjadi sebaliknya otot rahim

tidak sensitif terhadap rangsangan , karena ketegangan psikologis atau

kelainan pada rahim . ( manuaba )

1. Pengaruh progesteron: penrunan hormon progestron dalam kehamilan

dipercaya merupakan kejadian perubahan endokrin yang penting dalam

memacu proses biomolekuler pada persalinan dan meningkatkan

sensitivitas uterus terhadap oksitosinsehingga beberapa penulis menduga

bahwa terjadinya KLB adalah karena amsih berlangsungnya pengaruh

progesteron

2. Teori Oksitosin

Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada KLB , memberi kesan

atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis memegang peranan

penting dalam menimbulkan persalinan dan melepaskan oksitosin dari

neurohipofisis . wanita hamil yang kurang pelepasan oksitosin dari

neorohipofisis pada kehamilan lanjut di duga sebagai salah satu faktor

penyebab kehamilan lewat bulan .

3. Teori kortisol

Dalam teori ini di ajukan bahwa sebagai “ pemberi tanda “ untuk

dimulainya persalinan adalah janin . hal ini di duga akibat peningkatan tiba

– tiba kadar kortisol plasma janin . kortisol janin akan memengaruhi

plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar

sekresi estrogen , selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya

produksi prostaglandin . pada janin yang mengalami cacat bawaan seperti


anencepalus ,hipoplasia adrenal janin dan tidak adanya kelenjar hipofisis

pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidak di produksi dengan baik

sehingga kehamilan bisa berlangsung lewat bulan

4. Syaraf uterus

Tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser akan

membangkitkan kontraksi uterus . pada keadaan dimana tidak ada tekanan

pada pleksus ini , seperti pada kelainan letak tali pusat pendek dan bagian

bawah masih tinggi , semua hal tersebut diduga sebagai penyebab

terjadinya Kehamilan lebih bulan .

5. Herediter

Beberapa penulis menyatakan bahwa seorang ibu yang mengalami

Kehamilan lebih bulan mempunyai kecenderungan untuk melahirkan

lewat bulan pada kehamilan berikutnya . bilamana seorang ibu mengalami

kehamilan postmatur saat melahirkan anak perempuan , maka besar

kemungkinan anak perempuanna akan mengalami kehamilan postmatur .

( Fadlun , 2010 )

2.3.2 Diagnosis

1. Riwayat haid

Diagnosis KLB tidak sulit di tegakkan bila hari pertama haid terakhir

(HPHT) diketahui dengan pasti .

a. Penderita harus yakin betul dengan HPHT nya

b. Siklus 28 hari teratur


c. Tidak minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir

Selanjutnya diagnosis di tentukan dengan menghitung menurut

rumus Naegele .berdasarkan riwayat menstruasi , seorang penderita

di tetapkan sebagai Kehamilan Lewat Bulan .kemungkinan adalah

sebagai berikut

a. Terjadi kesalahan dalam menentukan tanggal haid terakhir atau

akibat menstruasi abnormal

b. Tanggal haid terakhir diketahui jelas namun terjadi kelambatan

ovulasi

c. Tidak ada kesalahan menentukan haid terakhir dan kehamilan

memang berlangsung lewat bulan ( keadaan ini sekitar 20-30 %

dari seluruh penderita yang di duga Kehamilan Lewat Bulan .

2. Pemeriksaan Antenatal

a. Tes kehamilan : bila pasien melakukan pemeriksaan imunologi

setelah terlambat 2 minggu , maka dapat di perkirakan kehamilan

memang telah berlangsung 6 minggu

b. Gerak janin atau quckening : pada umumnya dirasakan ibu pada

umur kehamilan 18 minggu , sedangkan multigravida pada 16

minggu . petunjuk umum untuk menentukan persalinan adalah

quckening di tambah 22 minggu pada primigravida atau ditambah

24 minggu pada multiparitas

c. Denyut jantung janin : dengan stetoskop laennec , DJJ dapat

didengar mulai umur kehamilan 18-20 minggu .


3. Tinggi fundus uteri

Dalam trimester 1 , pemeriksaan tinggi fundus uteri dapat bermanfaat

bila di lakukan pemeriksaan secara berulang tiap bulan . lebih dari 20

minggu tinggi fundus uteri dapat menentukan umur kehamilan secara

kasar .

Selanjutnya umur kehamilan dapat di tentukan secara klasik

maupun memakai rumus Mc Donald : TFU dalam cm x 8/7

menunjukan umur kehamilan dalam minggu ( fadlun ,2010 )

Penentuan umur kehamilan dapat di bantu secara klinis dengan

mengevaluasi kembali umur kehamilan dari saat pertama kali ibu

datang . makin awal pemeriksaan kehamilan dilakukan , umur

kehamilan makin mendekati kebenaran , menanyakan kapan terasa

pergerakan anak , atau pengukuran tinggi fundus uteri secara serial .

2.3.3 manifestasi klinis

pada bayi di temukan tanda – tanda lewat waktu yang terbagi menjadi

1. stadium I

kulit kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering ,

rapuh dan mudah mengelupas

2. stadium II

Gejala diatas disertai pewarnaan mekonium


3. stadium III

terdapat pewarnaan pada kuku , kulit dan talipusat ( prawirohardjo ,

2011 )

2.3.4 komplikasi dalam serotinus

1. pengaruh pada janin

a. berat janin

bila terjadi perubahan anatomi yang besar pada plasenta maka

terjadi penurunan berat janin . sesudah umur kehamilan 36 minggu

, grafik rata – rata pertumbuhan janin mendatar dan tampak adanya

penurunan sesudah 24 minggu . namun , seringkali pula plasenta

masih dapat berfungsi dengan baik sehingga berat janin bertambah

terus sesuai dengan bertambah umur kehamilan .

b. sindrom postmaturitas

dapat dikenali pada neonatus melalui beberapa tanda seperti :

gangguan pertumbuhan , dehidrasi , kulit kering , keriput seperti

kertas ( hilangnya lemak subkutan ) kuku tangan dan kaki panjang

tulang tengkorak lebih keras , hilangnya verniks kaseosa dan

lanugo , maserasi kulit terutama daerah lipat paha dan genital luar ,

warna cokelat kehijauan atau kekuningan pada kulit dan tali pusat .

serta muka tampak menderita dan rambut kepala banyak atau tebal

. tidak seluruh neonatus KLB menunjukan tanda postmaturitas

tergantung fungsi plasenta . umumnya di dapat sekitar 12-20%


neonatus dengan tanda postmaturitas pada KLB . berdasarkan

derajat insufisiensi plasenta yang terjadi tanda postmaturitas ini

dibagi dalam 3 stadium

stadium I : kulit menunjukan kehilangan verniks kaseosa dan

maserasi berupa kulit kering , rapuh dan mudah mengelupas

stadium II : ditambah pewarnaan mekonium pada kulit

stadium III : disertai pewarnaan kekuningan pada kuku , kulit dan

talipusat

c. gawat janin atau kematian perinatal menunjukan angka

meningkatnya setelah kehamilan 42 minggu atau lebih , sebagian

besar terjadi intrapartum . keadaan ini umumnya disebabkan

karena hal-hal berikut

makrosomia : yang dapat menyebabkan terjadinya distosia pada

persalinan

insufisiensi plasenta dapat berakibat

pertumbuhan janin terhambat

oligihidramnion : terjadi kompresi tali pusat keluar mekonium

yang kental

hipoksia janin

aspirsi mekonium oleh janin

cacat bawaan : terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus

2. pengaruh pada ibu


1. morbiditas / mortalitas ibu dapat meningkat sebagai akibat dari

makrosomia janin dan tulang tengkorak menjadi lebih keras

sehingga menyebabkan terjadi distosia persalinan , incoordinate

uterine action , partus lama , meningkat tindakan obstetrik dan

perdarahan postpartum

2. aspek emosi : ibu dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan

terus berlangsung melewati taksiran persalinan .

2.2.6 pengelolaan kehamilan lewat bulan

Pengelolaan : dibagi menjadi ekspektatif dan aktif

a. Ekspektatif : syaratnya keadaan janin baik dengan dasar 60%

kehamilan akan berakhir dengan persalinan spontan pada usia

kehamilan 40 -41 minggu dan 80% pada kehamilan 43 minggu .

b. Aktif : tanpa melihat keadaan serviks induksi harus dilakukan pada

fetus yang memiliki risiko untuk mengalami dismaturitas atau bila

kehamilan mencapai 44 minggu , syaratnya dilakukan pengawasan

intrapartum yang lebih ketat. Induksi dilakukan dengan tetsan

oksitosin per infus atau dengan pemakaian preparat prostaglandin (

Rukiyah , 2010 )

1. Bila serviks matang ( dengan nilai bishop > 5 ) dilakukan induksi

persalinan dan dilakukan pengawasan intrapartum terhadap jalannya

persalinan dan keadaan janin .

2. Bila serviks belum matang perlu di nilai keadaan janin lebih lanjut

apabila kehamilan tidak di akhiri


a. NST dan penilaian volume kantong amnion . bila keduanya

normal , kehamilan di biarkan berlanjut dan penilaian janin di

lanjutkan seminggu dua kali

b. Bila di temukan iligohidramnion ( < 2 cm pada kantong yang

vertikal atau indeks cairan amnion < 5 ) atau di jumpai deselerasi

variabel pada NST , maka di lakukan induksi persalinan .

c. Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif , tes

dengan kontraksi ( CST ) harus di lakukan . bila hasil CST positif

janin perlu di lahirkan , sedangkan bila CST negatif kehamilan di

biarkan berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi 3 hari

kemudian .

d. Keadaan serviks ( skor bishop ) harus di nilai ulang setiap

kunjungan pasien dan kehamilan harus di akhiri bila serviks

matang

3. Kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan di akhiri ( fadlun 2010 )

Pengelolaan selama persalinan adalah

1. Pemantauan yang baik terhadap ibu ( aktivitas uterus ) dan

kesejahteraan janin . pemakaian contineus electric fetal monitoring

sangat bermanfaat

2. Hindari penggunaan obat penenang atau analgetik selama persalinan

3. Awasi jalan persalinan

4. Persiapan oksigen dan SC bila sewaktu waktu terjadi kegawatan janin


5. Cegah terjadinya aspirasi mekoniun dengan segera mengusap pada

tenggorokan saat kepala lahir di lanjutkan resusitasi sesuai prosedur

pada janin dengan cairan ketuban bercampur mekonium

6. Pengawasan ketat terhadap neonatus dengan tanda – tanda

postmaturitas

2.3 Manajemen asuhan kebidanan

2.3.1 pengertian

manjemen kebidanan adalah pendekatan yang di gunakan oleh bida

dalam menerapkan metode pemecahan secara sistematis , mulai

dari pengkajian , analisa data , diagnosa kebidanan perencanaan

dan evaluasi .( mufdilah , 2012)

2.3.2 langkah langkah manajemen kebidanan

1. langkah 1 : pengkajian

Pada langkah pertama ini bidan mengumpulkan semua

informasi laporan yang lengkap dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien , seperti : hasil namnesa dengan

klien , suami / keluarga , hasil pemeriksaan fisik , hasil

pemeriksaan khusus , pemeriksaan penunjang dan catatan

rekam medik klien .

Langkah ini menentukan pengambilan keputusan yang yang

akan di buat pada langkah berikutnya , sehingga pengkaji harus

komprehensif , meliputi data subjektif objektif dan hasil


pemeriksaan yang dapat menggambarkan / menilai kondisi

klien yang sebenarnya

2. langkah II : merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan

pada langkah ini bidan menganalisa data dasar yang diperoleh

pada langkah pertama , menginterpretasikannya secara akurat

dan logis , sehingga dapat merumuskan diagnosa atau atau

masalah kebidanan . rumusan diagnosa merupaan kesimpulan

dari kondisi klien . diagnosa ini di rumuskan dengan

menggunakan nomenklatur kebidanan ( diagnosa yang sudah di

sepakati )

3. langkal III : mengantisipasi Diagnosa atu masalh Potensial

langkah ini merupakan langkah antisipasi , sehingga dalam

melakukan asuhan kebidanan , bidan di tuntut untuk

mengantisipasi permasalahan yang timbul dari kondisi yang

sudah ada / sudah terjadi .

dengan mengidentifikasi masalah sosial atau diagnosa

potensial yang akan terjadi berdasarkan diagnosa/masalah yang

sudah ada , bidan harus dapat merumuskan tindakan yang perlu

di berikan untuk mencegah atau menghindari masalah /

diagnosa potensial yang akan terjadi.

4. Langkah IV : menetapkan kebutuhan segera


Pada tahap ini bidan mengidentifikasi perlunya tindakan segera

, baik tindakan intervensi , tindakan konsultasi , kolaborasi

dengan dokter , atau rujukan berdasarkan kondisi klien

Langkah ke empat mencerminkan keseimbangan dari

proses penatalaksanaan kebidanan dalam kondisi emergenci .

berdasarkan hasil analisa data bahwa klien membutuhkan

tindakan segera untuk menyelamatkan jiwa ibu dan bayinya .

pada tahap ini mungkin juga klien memerlukan tindakan dari

seorang dokter , misalnya di temukan tanda – tanda awal dari

preeklamsi , kelainan panggul , adanya peyakit , ata masalah

medis yang serius . maka bidan perlu melakukan kolaborasi

dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial .

Bila menemukan pasien dengan kondisi tersebut bidan

mampu menevaluasi dan menentukan dengan tepat kepada

siapa konsultasi dan kolaborasi di tujukan dalam

penatalaksanaan asuhan klien

5. Langkah V : menyusun rencana asuhan secara menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang

di tentukan oleh langkah – langkah sebelumnya . langkah ini

merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau

diagnosa yang telah di identifikasi atau diantisipasi yang

sipatnya segera atau rutin . setiap rencana asuhan haruskah

disetujui oleh klien . ( informed consent )


6. Langkah VI : Implementasi

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah ke 5 di laksanakan secara

efisian , efektif dan aman . penatalaksanaannya dapat dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau bersama – sama dengan klien atau

anggota tim kesehatan lainnya

7. Langkah VII : mengevaluasi

Pada langkah terakhir ini di lakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan melalui tindakan yang di berikan ,

menyelesaikan masalah / tidak , apakah kebutuhan klien

terpenuhi . ( varney )

2.3.3 Dokumentasi
Model dokumentasi yang digunakan dalam askeb adalah dalam

bentuk catatan perkembangan , karena bentuk asuhan yang

diberikan berkesinambungan dan menggunakan proses yang terus

menerus

SOAP Notes

S = Data informasi yang Subjektif ( mencatat hasil anamnesa )

O = Data informasi Objektif ( hasil pemeriksaan , observasi )

A = Mencatat hasil analisa ( diagnosa dan masalah kebidanan )

1. Diagnosa atau masalh

2. Diagnosa / masalah potensial dan antisipasinya

3. Perlunya tindakan segera


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Research atau penelitian adalah penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-

sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen bertujuan menemukan dan

menafisrkan fakt, revisi atau teori atau dalil yang telah diterima yang

menghasilkan suatu karya tulis berdasarkan kenyataan ilmiah. Metode yang

digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan mengambil penelitian

jenis studi kasus.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh

penelitian-penelitian yang tak terduga sebelumnya dan membangun kerangka

teoritis baru. Penelitian ini mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena

bukan angka-angka yang penuh prosentase. Studi kasus adalah studi yang

mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, mengalami pengambilan

data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Pada

penelitian kualitatif ini penelitian berasal dari proses pengumpulan data melalui

wawancara dan dokumen lainnya. Adapun tujuan menggunakan metode ini adalah

untuk mengetahui secara rinci dan mendalam tentang Asuhan Kebidanan Ibu

Bersalin Pada Ny. A usia 19 tahun G1P0A0 Hamil 42 – 43 minggu dengan

kehamilan serotinus
3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Letak Fasilitas Kesehatan

Penelitian ini dilaksanakan di PUSKESMAS SELAAWI yang terletak di

Desa Cirapuhan, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Sarana dan prasarana yang tersedia atau yang dimiliki untuk melakukan

pengkajian dalam karya tulis ilmiah ini diantaranya Ruang pemeriksaan KIA , KB

Ruang bersalin, Ruang pemeriksaan USG , ruang Rawat Inap serta obat-obatan.

Jumlah klien yang digunakan untuk penelitian ini hanya satu orang yaitu

Ny. A usia 19 tahun G1P0A0 hamil 42 – 43 minggu dengan kehamilan serotinus di

Desa Cirapuhan, Kecamatan Selaawi Kabupaten garut. Jumlah tenaga kesehatan

yang ada yaitu Bidan I dan satu Asisten. Pada saat peneliti melakukan asuhan

didampingi oleh bidan I.

3.3 Objek Penelitian dan Instrumen Penelitian

3.3.1 Objek Penelitian

Kasus penelitian yang akan dikaji oleh penulis adalah Ny. A ibu bersalin

dengan kehamilan serotinus .adapun informasi utamanya atau pemberi informasi

yang utama adalah bidan. Didapati pula informasi penunjang yakni dari buku

KIA, rekam medik yang ada di BPM


3.3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk

mendapatkan data-data kasus instrumen yang digunakan untuk mendapat data

dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu hamil dan format SOAP

untuk data perkembangan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Observasi Partisipatif

Observasi partisipatif adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana

observer atau peneliti benar-benar terlibat.

3.4.2 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh ketenangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

pewawancara dengan orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan

pedoman wawancara, dimana peneliti dan informan terlibat dalam kehidupan

sosial yang relatif lama. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara

mendalam oleh peneliti dengan menggunakan alat lembar panduan pengkajian

SOAP. Wawancara ini dilakukan sebagai upaya pengambilan data primer yang

secara langsung bertemu dengan informan dilapangan.


3.4.3 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui

dokumen-dokumen klien meliputi buku KIA klien dan catatan buku register

bidan.

3.4.4 Studi Kepustakaan

Yaitu untuk memperoleh dukungan teoritis terhadap masalah penelitian

yang dipilih, maka penelitian perlu mempelajari buku-buku dan situs internet.

3.5 Analisis Data

Analisi data merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian ini.

Analisi data adalah tahap berlangsungnya proses penentuan pengukuhan pendapat

dalam sebuah penelitian. Analisi data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan

pada saat dilapangan dan juga setelah peneliti meninggalkan lapangan penelitian.

3.5.1 Perpanjangan Keikutsertaan

Hal ini berarti bahwa peneliti berada pada latar penelitian pada kurun

waktu yang dianggap cukup hingga mencapai titik jenuh atas pengumpulan data

di lapangan. Waktu akan berpengaruh pada temuan peneliti baik pada kualitas

maupun kuantitasnya. Terdapat beberapa alasan dilakukannya teknik ini, yaitu

untuk membangun kepercayaan informan dan kepercayaan peneliti sendiri

menghindari distorsi (kesalahan) dan bias, serta mempelajari lebihdalam tentang

latar dan subjek penelitian.


Pada karya tulis ilmiah ini peneliti dilakukan pada tanggal 08 April 2016.

Pada asuhan yang dilakukan yaitu pengkajian data subjektif dan objektif .

3.5.2 Ketekunan Pengamatan

Dalam hal ini peneliti memantau secara tekun dimulai saat ibu berada

diruangan dalam keadaan sebelum pemeriksaan kemudian setelah dilakukan

konseling, informasi, dan edukasi, dan keadaan setelah dilakukan pemeriksaan


BAB 1V

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1 Pendokumentasian Varney

Tanggal : 08 April 2016

Jam : 03.00 wib

Ket : Informasi di ambil dari buku KIA + ibu + Bidan

3.1.2 pengumpulan data dasar

SUBJEKTIF

A. Identitas ( Di ambil dari buku KIA )

Nama : Ny. A Nama : Tn . G

Umur : 19 Tahun Umur : 23 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu tidak bekerja Pekerjaan : Wiraswata

Alamat : Kp.cisanyoh RT/RW 04/07 Desa Pelita

Asih Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut

B. Alasan Datang ( di tanyakan langsung )

Ibu mengatakan ingin mendapatkan pertolongan persalinan

C. Keluhan Utama ( di tanyakan langsung )

Ibu mengatakan sudah merasakan mulas mulas sejak jam

21.00 wib

D. Riwayat kehamilan sekarang ( di tanyakan langsung )


Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama , HPHT

14-06-2015 TP 21-03-2016. ibu mengatakan sudah

merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 20 minggu

dan masih dirasakan sampai saat ini dirasakan dalam 12

jam yaitu 10 kali dan dalam 24 jam 15 kali . ibu selalu

memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke bidan sudah

10 kali ibu selalu mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan

bidan dengan dosis 1 x 1 di minum pada malam hari , ibu

sudah di imunisasi TT 2 Kali TT1 pada tanggal 04-09-

2016dan TT 2 pada tanggal 09-10-2016 . ibu mengatakan

tidak mengalami tanda bahaya atau penyulit selama

kehamilan nya dan ibu merasakan kekhawatiran

kekhawatiran khusus terhadap kehamilannya karena ibu

menyadari sudah lewat waktu .

E. Riwayat menstruasi ( di ambil dari buku KIA )

Ibu mengatakan pertama kali haid yaitu pada usis 13 tahun

siklus 30 hari lamanya 7 hari , ibu ganti pembalut 2 kali

sehari , dan merasakan disminore kadang – kadang

F. Riwayat kehamilan sekarang ( di tanyakan langsung )

Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama

G. Riwayat kesehatan / penyakit yang di derita dahulu dan

sekarang

( di ambil dari buku KIA )


Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit berat

seperti jantung , hipertensi diabetes malaria penyakit

kelamin HIV / AIDS penyakit ginjal dan asthma

H. Riwayat Kesehatan / penyakit yang di derita keluarga

( di ambil dari buku KIA )

Ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang

menderita penyakit berat menurun maupun menular

I. Riwayat sosial ekonomi ( di tanyakan )

Ibu mengatakan ini adalah pernikahan yang pertama dan

sah , ibu suami dan keluarga merasa senang dan

mendukung terhadap kehamilannya , pengambilan

keputusan didalam keluarga di ambil oleh suami , tempat

dan petugas kesehatan yang di inginkan untuk membantu

proses persalinan adalah di puskesmas dan di tolong bidan

J. Riwayat kontrasepsi ( di tanyakan )

Ibu mengatakan sebelum hamil ibu menggunakan alat

kontrasepsi KB suntik 3 bulan , dan berhenti karena ingin

mempunyai anak . suami dan keluarga mendukung ibu

untuk menggunakan alat kontrasepsi .

K. Pola Kebiasaan sehari hari ( di tanyakan )

Ibu mengatakan sehari - hari bekerja sebagai ibu rumah

tangga dan hanya mengerjakan pekerjaan ringan saja . ibu

tidak merokok tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang


serta alkohol . ibu sebelum hamil makan 2 kali sehari porsi

sedang menu bervariasi nasi lauk sayur dan buah - buahan .

selama hamil ibu makan 3 kali sehari porsi sedikit menu

bervariasi nasi lauk sayur dan buah buahan . tidak ada

pantangan makanan apapun . ibu minum 8 – 9 gelas sehari

air putih,teh,susu . ibu BAB 1 kali dalam sehari dan ibu

BAK 4 – 5 kali sehari. Ibu tidur malam selama 7 jam dan

tidur siang 1 jam

OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Keadaan emosional : stabil

TB : 158 Cm

BB sebelum hamil : 48 kg

BB sekarang : 60 kg

LILA : 23,5 cm

B. Tanda – Tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

N : 82x/ menit

R : 23x/ menit

S : 36,5 °C

C. Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak oedema , tidak pucat , tidak ada cloasma

gravidarum

Mata : bersih , simetris conjungtiva merahmuda . sklera

putih

Hidung : bersih , tidak ada nyeri tekan , fungsi penciuman

baik

Telinga : bersih simetris , fungsi pendengaran baik

Mulut : bersih tidak ada stomatitis , lidah bersih , gusi

merah muda

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan tidak

ada peningkatan vena jugularis

Payudara : bersih simetris puting susu menonjol areola

mamae hiperpigmentasi , tidak ada retraksi tidak

ada benjolan tidak nyeri tekan, pengeluaan asi

belum ada

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi tidak ada linea nigra ,

tidak ada striae gravidarum

TFU : 30 Cm

TBBJ : 3225 gram

Leopold I : teraba bulat , keras , tidak melenting


Leopold II : teraba keras memanjang seperti papan di sebelah

kanan ibu , dan teraba bagian – bagian kecil di

bagian kiri ibu

Leopold III : teraba bulat , keras melenting , bagian terendah

sudah masuk PAP

Leopold IV : Divergen 4/5

DJJ : 138 x / menit

Ekstremitas atas : tidak ada oedema ,

Bawah : tidak ada oedema , refleks patella + / +

Genitalia Luar : tidak ada kelainan , tidak ada varices , tidak ada

massa tidak ada benjolan

Dalam : vulva / vagina tidak ada kelainan , portio tidak

teraba pembukaan 8 cm , ketuban utuh , presentasi

belakang kepala , penurunan kepala Hodge III

3.1.2 interpretasi data dasar

klien mengatakan hamil anak pertama dan tidak pernah keguguran

dengan usia kehamilan 10 bulan . meneluh perutnya terasa mules .

HPHT 14-06-2015 TP 21-03-2016 . Telah mendapat imunisasi 2 kali

TT 1 04-09-2015 pada dan TT 2 pada 04-10-2016 .ibu sudah ANC 10

kali ke bidan . ibu ibu mengatakan tidak mengalami tanda bahaya atau

penyulit selama kehamilan nya dan ibu merasakan kekhawatiran

kekhawatiran khusus terhadap kehamilannya karena ibu menyadari


sudah lewat waktu . aktifitas sehari – hari ibu sebagai ibu rumah

tangga di bantu oleh suami

Keadaan umum klien baik , CM , BB 60 kg TD 110/70

mmHg , N : 82 x/menit , konjungtiva merah muda payudara terdapat

kolostrum jika di pijit . tidak terdapat luka bekas operasi pembesaran

sesuai dengan umur kehamilan . Leopold 1 : TFU : 32 cm cm teraba

Leopold I teraba bulat , keras , tidak melenting , Leopold II : teraba

keras memanjang seperti papan di sebelah kanan ibu , dan teraba

bagian – bagian kecil di bagian kiri ibu Leopold III teraba bulat , keras

melenting , bagian terendah sudah masuk PAP Leopold IV : Divergen

4/5 DJJ 138 x / menit HIS 4 x 10 ‘’ 40 detik . Ekstremitas atas :

tidak ada oedema , Bawah : tidak ada oedema , refleks patella +

/ + Genitalia Luar : tidak ada kelainan , tidak ada varices , tidak ada

massa tidak ada benjolan . Dalam : vulva / vagina tidak ada kelainan ,

portio tidak teraba pembukaan 8 cm , ketuban utuh , penurunan kepala

hodge III . tidak ada penumbungan tali pusat . HB 11 gr%

Diagnosa G1P0A0 Hamil 42-43 minggu inpartu kala 1 fase aktif

janin tunggal hidup intra uterin dengan serotinus

3.1.3 mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

a. Diagnosa potensial pada ibu : perdarahan post partum , partus

lama

b. Diagnosa potensial pada janin : asfiksia , IUGR

c. Antisipasi masalah : observasi yang adekuat


3.1.4 Identifikasi

Melakukan observasi yang adekuat terhadap kemajuan persalinan

3.1.5 Perencanaan

a. Memberitahu klien tentang hasil pemeriksaan

b. Jelaskan tentang persalinan dengan serotinus dan tindakan

rujukan

c. Observasi keadaan umum ibu , tanda – tanda vital , DJJ

d. Berikan dukungan dan motivasi

e. Lakukan dokumentasi SOAP

3.1.6 Penatalaksanaan

1. Melakukan informed consent

2. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu

dan janin baik , dan hasil pemeriksaan dalam 8 cm dan sudah

memasuki proses persalinan

3. Memantau keadaan umum ibu , Tanda - tanda vital , his , DJJ dan

kemajuan persalinan TD : 110/90 mmHg , N : 82 X/ menit R : 23 x

/ menit S : 36,5 °C HIS : 4x10’x40’’ DJJ : 146X/Menit

4. Memberikan support kepada ibu dan keluarga dengan cara

menghadirkan pendamping persalinan yaitu suami keluarga dan

paraji untuk menemani proses persalinan

5. Mengobservasi setiap 15 menit sekali keadaan ibu dan kemajuan

persalinan
6. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

menolong persalinan

7. Mempersiapkan partus set , dan obat – obatan

8. Menyiapkan oksigen

9. Menyiapkan slim

3.1.7 Evaluasi

a. Klien mengetahui tentang hasil pemeriksaan bahwa

keadaan klien baik dan keadaan janin juga dalam keadaan

baik . klien akan bersalin dengan kehamilan 42 – 43

minggu

b. Klien mengetahui tentang persalinan dengan serotinus serta

resiko yang akan terjadi apabila tidak di tangani dengan

baik klien menyetuji tindakan yang akan dilakukan

c. Klien mengetahui tentang hasil pemeriksaan bahwa

keadaan klien baik dan keadaan janin juga dalam keadaan

baik . klien akan bersalin dengan kehamilan 42 – 43

minggu

d. Keadaan umum baik dan tanda – tanda vital dalam batas

normal

TD : 110/90 mmHg , N : 82 X/ menit R : 23 x / menit S :

36,5 °C HIS : 4x10’x40’’ DJJ : 146X/Menit


e. Jika terjadi hal – hal yang tidak di inginkan dan di luar

dugaan ibu siap untuk di lakukan rujukan

f. Masalah potensial yang terjadi pada ibu adalah perdarahan

dan pada bayi asfiksia

g. Untuk melakukan penanganan awal


CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

TANGGAL 08 APRIL PUKUL : 05.30

S : Ibu mengatakan mulesnya semakin kuat dan ingin meneran

O : Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Keadaan emosional : stabil

HIS : 5X10’45’’

DJJ : 148 X/ Menit

Pemeriksaan dalam : vulva vagina tidak ada kelainan pembukaan

serviks lengkap 10 cm portio tidak teraba ketuban diamniotomi pukul

05.35 warna jernih tidak ada capput sucedanum dan tidak ada lilitan tali

pusat , presentasi belakang kepala penurunan kepala hodge 1V

Inspeksi : terlihat ada dorongan ingin meneran

Adanya tekanan pada anus

Perineum tampak menonjol

Vulva tampak membuka


A : GIPOAO Parturien KALA 11 dengan serotinus

P :

1. Memberitahukan kepada ibu bahwa pembukaan serviks sudah lengkap

10cm

E : ibu dan keluarga mengetahui

2. Mendekatkan alat dan bahan dan mempersiapkan diri untuk menolong

persalinan

E : peralatan telah didekatkan

3. Mengatur posisi meneran yang nyaman

E : ibu memilih posisi berbaring

4. Membimbing meneran yang benar dan efektif

E : ibu mengerti cara meneran

5. Meminta keluarga untuk memberi dukungan dan semangat

E : keluarga memberikan do’a dan semangat

6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di setiap kontraksi

E : inu melakukannya dan beristirahat jika ada kontraksi

7. Memberikan asupan nutrisi

E : Ibu diberi minum

8. Memimpin meneran sampai bayi lahir

E ; pukul 05.50 bayi lahir spontan langsung menangis tonus otot kuat

warna kulit kebiruan jenis kelamin perempuan

9. Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem


E : tali pusat dijepit dengan jarak 5 cm . 2 cm dari tali pusat dan 3 cm

dari klem

10. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat

E : teli pusat telah dipotong

11. Mengikat tali pusat dengan benang tali pusat

E : talipusat telah di ikat

12. Mengeringkan bayi dengan kain pernel .

E : bayi telah dikeringkan dengan kain pernel

13. Melakukan IMD

E : bayi di IMD kan kepada ibunya


CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

TANGGAL 08 APRIL PUKUL 06.00 WIB

S : Ibu mengatakan merasa mulas

O : Keadaan umum baik , Kesadaran compos mentis , Keadaan emosional

stabil , Kandung kemih kosong .

Terlihat dana tanda pelepasa plasenta yaitu : Uterus menjadi globuler ,Tali

pusat memanjang , Ada semburan darah

A : PIAO KALA III

P :

1. Memeriksa Fundus uteri memastikan tidak ada janin kedua

E : tidak ada janin ke dua

2. Memberitahukan kepada ibu akan dilakukan penyuntikan oksytosin

10 iu

E : Ibu bersedia

3. Manajemen aktif kala III dengan melakukan PTT sampai plasenta

lahir

E : telah dilakukan manajemen aktif kala III

4. Plasenta Lahir spontan pada pukul 06.05

E : plasenta lahir lengkap


5. Meakukan massage uterus selama 15 detik sampai uterus

berkontraksi baik

E : uterus berkontraksi baik

6. Mengestimasi pengeluaran darah

E : pengeluaran darah normal


CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

TANGGAL 08 APRIL PUKUL 06.20 WIB

S : Ibu mengatakan merasa lemas dan mules

O : Keadaan umum : baik

Kesadaran : compos mentis

Keadaan emosional : stabil

Tanda tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 80X/ menit R : 22xmnit

S:36,0

TFU : sepusat

Kontraksi : baik

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : normal

Laserasi : terdapat luka perineum laserasi derajat II , di

lakukan hecting dalam dan luar dengan sistim

hecting satu satu .

A : P1A0 kala IV

P :

1. Menilai perdarahan dan laserasi vagina dan perineum


E : perdarahan normal

2. Tampak robekan di perineum laserasi derajat II

E : menyiapkan atal untuk di lakukan hecting

3. Menjahit luka pada perineum dalam dan luar dengan sistim satu

satu

E : Telah dilakukan hecting

4. Mengajarkan kepada ibu untuk melakukan massase uterus

E : ibu mengerti dan melakukan massase

5. Memberitahukan kepada ibu tanda bahaya pasca persalinan

E : ibu mengerti tanda bahaya pasca persalina

6. Membersihkan ibu dengan air DTT , mengganti pakaian ibu dan

memakaikan pembalut

7. Memastikan ibu merasa nyaman

E : ibu merasa nyaman

8. Menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum

E : ibu makan dan minum

9. Mendekomentasikan alat bekas pakai kedalam larutan clorin 0,5

% dan di rendam selama 10 menit kemdian membilasnya

E : peralatan telah di bersihkan

10. Melakukan sterilisasi alat

E : telah dilakukan sterilisasi


11. Melakukan Asuhan pada BBL

E : melakukan pengukuran BB , PB , LK ,LD , LILA .

memberikan salep mata , melakukan penyuntikan Vit – K satu

jan setelah bayi di IMD , melakukan penyuntikan HBO 1 jam

setelah vit K .

12. Observasi kala IV

E : observasi 2 jam post partum dengan mengukur ( TD , Nadi ,

susuhu , respirasi , TFU , kandungkemih , kontrsaksi ,

perdarahan ) . setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama . dan

setiap 30 menit pada 1 jam kedua


4.1 pembahasan

Dalam pembahasan ini penyusun , penyususn akan menelaah

kesenjangan yang terdapat pada teori dan yang terjadi pada saat

memberikan asuhan kepada pasien dengan kehamilan serotinus . hasil

asuhan di dokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP . dengan

mengarah pada manajemen 7 langkah varney . pembahasan kasus disini

akan dibahas dengan tahapan dalam asuhan kebidanan yaiyu di awali

dengan pengkajian data subjektif , objektif , analisa , dan penatalaksanaan

. adapun hal – hal yang penulis temukan selama melakukan Asuhan

Kebidanan pada Ny. A G1P0A0 Hamil 42-43 minggu dengan kehamilan

serotinus .

4.1 pengumpulan data dasar

Pada tinjauan kasus melalui pengkajian dari anamnesa pada data

subjektif , Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama , HPHT

14-06-2015 TP 21-03-2016. ibu mengatakan sudah merasakan gerakan

janin sejak usia kehamilan 20 minggu dan masih dirasakan sampai saat

ini dirasakan dalam 12 jam yaitu 10 kali dan dalam 24 jam 15 kali . ibu

selalu memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke bidan sudah 8 kali

. dan ibu mengatakan siklus menstruasinya 28 hari . Pada data objektif

dalam pemeriksaan fisik dengan TFU 32cm .


setelah di hitung dari HPHT 14-06-2015 usia kehamilan ibu telah

mencapai 42 minggu 3 hari . kemudian pada taksiran persalinan

tanggal 21-03-2016 tetapi ibu bersalin pada tanggal 08 April 2016

telah lebih 18 hari dari taksiran persalinan .

Menurut teori Kehamilan serotinus adalah Kehamilan yang

berlangsung sampai 42 minggu ( 294 hari ) atau lebih , di hitung dari

hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid

rata – rata 28 hari ( fadlun , 2010 )

Selanjutnya umur kehamilan dapat di tentukan secara klasik

maupun memakai rumus Mc Donald : TFU dalam cm x 8/7

menunjukan umur kehamilan dalam minggu ( fadlun ,2010 )

Penentuan umur kehamilan dapat di bantu secara klinis dengan

mengevaluasi kembali umur kehamilan dari saat pertama kali ibu

datang . makin awal pemeriksaan kehamilan dilakukan , umur

kehamilan makin mendekati kebenaran , menanyakan kapan terasa

pergerakan anak , atau pengukuran tinggi fundus uteri secara serial .

Dengan demikian apa yang di jelaskan pada tinjauan kasus dan

tinjauan pustaka tidak ada kesenjangan .


4.2 identifikasi Diagnosa / masalah aktual

Pada tinjauan kasus ibu mengatakan HPHT pada 14-06-2015 .

setelah dihitung dari HPHT usia kehamilan yaitu 42 – 43 minggu dan

di lakukan pertanyaan kembali ibu ingat dan yakin kapan terakhir

menstruasi. Ibu mengatakan siklus menstruasi nya 28 hari dan selama

kehamilan ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun .

Menurut teori Diagnosis KLB tidak sulit di tegakkan bila hari

pertama haid terakhir ( HPHT diketahui dengan pasti )

a. Penderita harus yakin betul dengan HPHT nya

b. Siklus 28 hari teratur

c. Tidak minum pil antihamil setidaknya 3 bulan terakhir

Selanjutnya diagnosis di tentukan dengan menghitung menurut

rumus Naegele .berdasarkan riwayat menstruasi , seorang penderita di

tetapkan sebagai Kehamilan Lewat Bulan .

Dengan melihat hasil pengkajian maka penulis menetapkan

diagnosa pada Ny. A G1P0A0 Hamil 42-43 minggu dengan serotinus .

Dengan demikian antara tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak

terdapat kesenjangan
4.3 identifikasi diagnosa atau masalah potensial

pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau

diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan

diagnosa yang sudah di identifikasi . langkah ini membutuhkan

antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan , sambil

mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa

/ masalah potensial ini benar – benar terjadi .

berdasarkan data yang di peroleh dari pengkajian , ada

masalah potensial yang mungkin terjadi yaitu partus lama ,dan ibu

merasakan khawatir karena akan bersalin dengan kehamilan

serotinus

menurut teori, prinsip dasar persalinan lama yaitu fase laten

lebih dari 8 jam , persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih

bayi belum lahir . dilatasi serviks dikanan garis waspada .

sebab – sebabnya dapat dibagi dalam 3 golongan

1. kelainan tenaga ( kelainan his ) . his yang tidak normal dalam

kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan

lahir yang lazim pada setiap persalinannya tidak dapat di atasi

sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan .

2. kelainan janin . persalinan dapat mengalami gangguan atau

kemacetan karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin


3. kelainan jalan lahir . kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan

lahir bisa menghalangin kemajuan persalinan atau

menyebabkan kemacetan .

perbaiki keadaan umum dengan dengan :

- memberikan dukungan emosi . bila keadaan masih

memungkinkan anjurkan bebas bergerak , duduk dengan

posisi yang berubah ( sesuaikan dengan perssalinan normal)

dengan demikian ada kesenjangan antara terori dan kasus

4.4 melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi

Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera demi keselamatan ibu dan bayi , beberapa data

menunjukan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara

menunggu intruksi dokter . mungkin juga memerlukan konsultasi

dengan tim lain . bidan mengevaluasi situasi setiap pasien untuk

menentukan asuhan pasien yang paling tepat . langkah ini

mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan

Dalam menetapkan asuhan Kebidanan pada Ny.A G1P0A0 hamil

42-43 minggu persalinan dengan serotinus , penulis melakukan

penanganan segera maupun kolaborasi dengan tim kesehatan lain .

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus

4.5 perencanaa asuhan kebidanan

merencanakan asuhan yang komprehensif dan menyeluruh pada

langkan ini direncankana asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh


langkah sebelumnya . langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau antisipasi

, pada langkah ini informasi / data dasar yang tidak lengkap dilengkapi

. perencanaan supaya terarah , di buat pola pikir dengan langkah :

tentukan tujuan tinakan yang akan di lakukan yang berisi tentang

sasaran / target dan hasil yang akan dicapai , selanjutnya di tentukan

rencana tindakan sesuai dengan masalah / diagnosa dan tujuan yang

akan di capai

pada studi kasus Ny.A rencana tindakan yang dilakukan adalah

memberitahukan klien tentang hasil pemeriksaan , menjeaskan tentang

persalinan dengan serotinus , observasi keadaan umum dan tanda-

tanda vital .

dengan demikian tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan

tinjauan kasus

4.6 penatalaksanaan asuhan kebidanan

pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah di uraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan

aman . perencanaan serotinus dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien , atau

anggota tim kesehatan lainnya . jika bidan tidak melakukan nya sendiri
, ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya

( memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana )

pada umumnya penulis melihat bahwa dalam pelaksanaan kasus

persalinan dengan serotinus sudah sesuai dengan teori yaitu seluruh

rencana asuhan dapat penulis lakukan sesuai rencana ,

Jadi antara tinjauan pustaka dan tinjaun teori tidak ada kesenjangan

4.7 evaluasi asuhan kebidanan

Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakan

benar – benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa .perencanaan

tersebut dpat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam

pelaksanaannya . ada kemungkinan bahwa sebagian rencana asuhan

berikutnya .

Pada hasil evaluasi asuhan kebidanan pasa Ny. A yaitu ibu mampu

mengerti dan memahami apa yang telah di sampaikan .

Dengan demikian antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan

managemen 7 langkah varney yang meliputi : pengkajian , interpretasi

data , diagnosis kebidanan , diagnosa potensial , tindakan segera ,

rencana tindakan , pelaksanaan , ecaluasi serta data perkembangan

menggunakan SOAP . maka pada kasus Ny. A G1P0A0 ibu bersalin

dengan serotinus di puskesmas selaawi tahun 2016

1. Pengkajian dilakukan dengan cara mengumpulkan data subjektif ,

yaitu data yang di peroleh dari pasien dari keluarga pasien . dan data

objektif di peroleh dari dari hasil pemeriksaan pasien . data subjektif

yang di dapat Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama ,

HPHT TP . ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin sejak

usia kehamilan 20 minggu dan masih dirasakan sampai saat ini

dirasakan dalam 12 jam yaitu 10 kali dan dalam 24 jam 15 kali . ibu

selalu memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke bidan sudah 9

kali ibu selalu mengkonsumsi tablet Fe yang diberikan bidan dengan

dosis 1 x 1 di minum pada malam hari , ibu sudah di imunisasi TT 2

Kali TT1 pada tanggal dan TT 2 pada tanggal . ibu mengatakan tidak

mengalami tanda bahaya atau penyulit selama kehamilan nya dan

ibu merasakan kekhawatiran kekhawatiran khusus terhadap


kehamilannya karena ibu menyadari sudah lewat waktu . data objetif

TD : 110/70 mmHg, N : 82x/ menit , R : 23x/ menit , S : 36,5 .

pemeriksaan dalam vulva vagina tidak ada kelainan pembukaan

serviks 8cm portio tidak teraba ketuban utuh presentasi belakang

kepala penurunan kepala hodge III .

2. Dari data yang diperoleh dari saat melakukan pengkajian dapat di

tegakan diagnosa Kebidanan ibu bersalin pada Ny. A G1P0A0

Hamil 42-43 minggu dengan kehamian serotinus . masalah yang

terjadi yaitu ibu merasa cemas karena kehamilannya lewat bulan .

dari adanya masalah di dapat juga kebutuhan yang di perlukan ibu

yaitu memberi dukungan dan informasi tentang keadaan dirinya dan

bayinya

3. Pada kasus tidak mengalami komplikasi seperti : pada ibu terjadi

rufture uteri , perdaraha pervaginam dan pada janin IUFD , asfiksia ,

karena ada penanganan yang baik dan tepat

4. Pada kasus tindakan segera yang dilakukan untuk mencegah

terjadinya komplikasi adalah melakukan pemantauan keadaan ibu

dan janin setiap 30 menit dan kemajuan setiap 4 jam .

5. Dalam perencanaan asuhan pada ibu bersalin dengan induksi pada

kehamilan serotinus adalah kolaborasi dengan dokter SpOG.

Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital , DJJ , dan

kemajuan persalinan .
6. Pada langkah tindakan yang iberikan sesuai dengan rencana sudah

ditentukan yaitu mengobservasi keadaan umum ibu , tanda-tanda

vital dan kemajuan persalinan. Dan menyiapkan peralatan persiapan

persalinan

7. Evaluasi dilakukan secara sistematis untuk melihat keefektifan

asuhan yang sudah di berikan , dan hailnya partus berjalan secara

spontan , dan bayi lahir normal .

Dalam pembahasan teori dan praktek yang penulis lakukan pada ibu

bersalin dengan kehamilan serotinus tidak terdapat kesenjangan

antara terti dan praktek di lapangan . tatalaksana dan petugas

kesehatan bekerja sama sehingga proses persalinan berjalan dengan

baik . ibu dan bayi dalam keadaan baik .

5.2 Saran

1. Bagi pasien

Di harapkan ibu melakukan menjaga kebersihan diri , kebersihan

luka , serta asupan nutrisi yan mengandung vitamin ,nutrisi ,

karbohidrat , agar proses pemulihan lebih cepat

2. Bagi tenaga ksehatan

Dapat melakukan penatalaksanaan dengan masalah kebidanan ,

khususnya pada perslinan dengan kehamilan serotunus

3. Bagi puskesmas
Di harapkan mampu mempertahankan kualitas yang di terapkan ,

dan dalam memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar .

terutma pasa penanganan psien dengan serotinus

Anda mungkin juga menyukai