A. DASAR TEORI
Anava dua jalan adalah analisis untuk menentukan perbedaan harga rata-rata atau
variabel, dimana tiap variabel terdiri dari beberapa klasifikasi atau faktor
(Siregar,Syafaruddin. 2004: 341).
Anava ganda adalah teknik statistik parametrik yang digunakan untuk menguji
perbedaan antara kelompok-kelompok data yang berasal dari 2 variabel atau lebih
(Basuki, Ismed. PPT 9: ANAVA 2).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Anava ganda adalah analisis yang
digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata dari dua atau tiga variabel,
dimana tiap variabel terdiri dari beberapa kriteria. Anava ganda memiliki jumlah baris
atau kolom yang lebih dari 1. Semakin banyak baris atau kolom yang digunakan maka
semakin rumit proses perhitungannya
Anava dua jalur dengan dua variabel adalah anava yang memiliki dua variabel bebas
(A, B) dan 1 variabel terikat (AB) (Siregar,Syafaruddin. 2004: 343).
2. Menghitung jumlah kuadrat total (Jkt), antar A (JkA), antar B (JkB), interaksi AxB
(JkAxB), dan dalam kelompok (Jkd).
(∑ 𝑋𝑡 )2
a. Jkt = ∑ 𝑋𝑡2 - 𝑁
(∑ 𝑥𝐴1 )2 (∑ 𝑥𝐴2 )2 (∑ 𝑥𝐴𝑖 )2
b. JkA = [ + ….. ] – SK
𝑛𝐴1 𝑛𝐴2 𝑛𝐴𝑖
(∑ 𝑥𝐵1 )2 (∑ 𝑥𝐵2 )2 (∑ 𝑥𝐵𝑖 )2
c. JkB = [ + ….. ] - SK
𝑛𝐵1 𝑛𝐵2 𝑛𝐵𝑖
(∑ 𝑋𝐴𝑥𝐵 )2
d. JkAxB = [ ] – sk – (JkA + JkB)
𝑛𝐴𝑥𝐵
1
e. Jkd = Jkt – ( JkA + JkB + JkAxB)
Keterangan :
(∑ 𝑋𝑡 )2
= sk = cf = suku koreksi (correction factor).
𝑁
n = jumlah subyek
i = 1, 2, 3, ….n
Dimana :
Db = derajat kebebasan
N = jumlah subyek
K = jumlah kelompok (A atau B)
5. Menghitung rasio F dimana F rasio itu adalah perbandingan antara rata – rata
kuadrat antar kelompok dengan rata-rata kuadrat dalam kelompok.
𝐽𝑘
FA = 𝑅𝑘𝐴
𝐴
𝐽𝑘𝐵
FB = 𝑅𝑘
𝐵
𝐽𝑘𝐴𝐵
FAB = 𝑅𝑘
𝐴𝐵
6. Melakukan interpretasi dan uji signifikansi pada rasio F anava 2 jalur sama
dengan interpretasi pada satu jalur. Ada dua F yang digunakan untuk melakukan
interpretasi dan uji signifikansi yaitu: F empirik dan F teoritik. Dimana F empirik
adalah adalah rasio F atau F hasil hitung dan F teoritik adalah F yang diperoleh
2
dari tabel F. untuk menentukan nilai F teoritik pada tabel sama seperti
menentukan nilai t tabel. Namun yang perlu diperhatikan dalam menentukan F
tabel adalah :
Derajat kebebasan pembilang = derajat kebebasan antar
kelompok(A, B dan AB), dan
Derajat kebebasan penyebut = derajat kebebasan dalam
kelompok (A, B dan AB)
Setelah menentukan F teoritik maka langkah selanjutnya membandingkan F
empirik dan F teoritik. Jika:
F empirik ≥ F teoritik ; maka diinterpretasikan signifikan yang
berarti ada perbedaan.
F empiric < F teoritik; maka diinterpretasikan tidak signifikan
yang berarti tidak terdapat perbedaan.
1. Pos Hoc Test
Uji F pada anava hanya memberikan petunjuk ada tidaknya perbedaan mean-mean
kelompok. Jika ada beda antara mean - mena dan peneliti ingin mengetahui
signifikansi perbedaan itu maka harus dilakukan analisa menggunakan Pos Hoc Test.
Ada banyak jenis Pos Hoc Test yang dapat digunakan untuk mengetahui beda
signifikansi. Namun yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Uji HSD(High
significance Difference) dan Uji LSD (Least Significance Different). Berikut rumus
untuk HSD dan LSD:
𝑀𝑆𝐸 𝑀𝑆𝐸
HSD0,05 = (q0,05) √𝑛 +𝑛
𝐴𝑖𝑥𝐵𝑖 𝐴𝑖𝑥𝐵𝑖
𝑀𝑆𝐸 𝑀𝑆𝐸
LSD0,05 = (t0,05 √𝑛 +𝑛
𝐴𝑖𝑥𝐵𝑖 𝐴𝑖𝑥𝐵𝑖
Keterangan:
Jika beda > dari HSD atau LSD maka dikatakan beda signifikan
Jika beda < dari HSD atau LSD maka dikatakan beda tidak signifikan
B. PERMASALAHAN
1. Uji beda mean Anava > 1 jalur
2. Uji post hoc
3
C. PEMBAHASAN
Ada hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan kompetensi siswa laki-laki dan
perempuan yang diajari dengan menggunakan 3 model pembelajaran yang berbeda, oleh
karena itu diadakan penelitian Pengaruh jenis kelamin dan model pembelajaran
terhadap kompetensi siswa. Data kompetensi siswa-siswi yang mengikuti 3 model
pembelajaran yang berbeda adalah sebagai berikut:
Rata – rata(𝒙
̅ ):
1. Strategi pembelajaran(B)
𝑿 ̅ Elaborasi = ∑ 𝑿𝒊 = 𝟏𝟕𝟒𝟎 = 58
𝒏 𝟑𝟎
̅ Organisasi = ∑ 𝑿𝒊 = 𝟏𝟖𝟗𝟒 = 63,13
𝑿 𝒏 𝟑𝟎
̅ Metakognisi = ∑ 𝑿𝒊 = 𝟐𝟑𝟎𝟓 = 76,8
𝑿 𝒏 𝟑𝟎
4
2. Jenis kelamin(A)
̅ Lk = ∑ 𝑿𝒊 = 𝟐𝟒𝟖𝟒 = 55,2
𝑿 𝒏 𝟒𝟓
∑𝑿 𝟑𝟒𝟓𝟓
𝑿
̅ Pr = 𝒊 = = 76,8
𝒏 𝟒𝟓
1. Uji beda mean anava 2 jalur
a. Hipotesis :
Model Pembelajaran (A)
o H0 : 𝝁L= 𝝁P
o H1 : 𝝁 L ≠ 𝝁 P
Strategi pembelajaran (B))
o H0 : 𝝁𝑩𝟏 = 𝝁𝑩𝟐 = 𝝁𝑩𝟑
o H1 : Paling sedikit satu tanda sama dengan di H0, tidak berlaku.
Interaksi
o H0 : Tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan strategi
pembelajaran terhadapa kompetensi.
o H1 : Ada interaksi antara model pembelajaran dan strategi
pembelajaran terhadapa kompetensi.
b. Metode 1
1. Menghitung jumlah kuadrat total (Jkt), antar A (JkA), antar B (JkB), interaksi
AxB (JkAxB), dan dalam kelompok (Jkd).
(∑ 𝑋𝑡 )2
Jkt = ∑ 𝑋𝑡2 - 𝑁
(5939)2
= 1001589 - 90
= 608680,9
(∑ 𝑋𝐴1 )2 (∑ 𝑋𝐴2 )2
JkA = [ + ] – sk
𝑛𝐴1 𝑛𝐴2
= 10476
= 5687,36
5
(∑ 𝑋𝐴𝑥𝐵 )2
JkAxB = [ ] – sk – (JkA + JkB)
𝑛𝐴𝑥𝐵
dbt = N-1 = 90 -1 = 89
dbA = K-1 = 2 – 1 = 1
dbB = K-1 = 3 – 1 = 2
Jk
RkA = dbA
A
10476
= = 10476
1
Jk
RkB = dbB
B
5687,36
= = 2843,67
2
JkAxB
RkAxB = db
AxB
−1910,5
= = - 955,3
2
Jk
Rkd = dbd
d
595428,1
= = 7088,4
84
𝐑𝐤 𝟏𝟎𝟒𝟕𝟔
FA = 𝐑𝐤𝑨 = 𝟕𝟎𝟖𝟖,𝟒 = 1,477
𝒅
𝐑𝐤 𝟐𝟖𝟒𝟑,𝟔𝟕
FB = 𝐑𝐤𝑩 = = 0,4
𝒅 𝟕𝟎𝟖𝟖,𝟒
6
𝐑𝐤 𝐀𝐱𝐁 − 𝟗𝟓𝟓,𝟑
FAxB = = = - 0,135
𝐑𝐤 𝒅 𝟕𝟎𝟖𝟖,𝟒
Total 608680,9 89
c. Metode 2
1. Factor koreksi
2
(∑ 𝑋𝑖𝑗 ) (4823)2
CF = = = 357866,6
𝑁 65
2. Sum square
SST = ∑(𝑋𝑖𝑗 )2 - CF
= 6850,4
7
(∑ 𝑋𝐴𝑖 )2
SSA = - CF
𝑛𝐴𝑖
(∑ 𝑋𝐴1 )2 (∑ 𝑋𝐴2 )2
=[ + ] – CF
𝑛𝐴1 𝑛𝐴2
= 2008,8
(∑ 𝑋𝐴𝑥𝐵 )2
SSAxB = [ ] – CF – (SSA + SSB)
𝑛𝐴𝑥𝐵
= 1331,6
dft = N-1 = 65 -1 = 64
dfA = K-1 = 2 – 1 = 1
dfB = K-1 = 3 – 1 = 2
4. Mean square
SSA
MSA = dfA
3565,7
= = 3565,7
1
8
SS
MSB = df B
B
2008,8
= = 1004,4
2
SSAxB
MSAxB = dfAxB
−55,7
= = - 27,85
2
SS
MSE = df d
d
1331,6
= = 22,57
59
5. Menghitung rasio F
𝐌𝐒 𝟑𝟓𝟔𝟓,𝟕
FA = 𝐌𝐒𝑨 = = 157,98
𝒅 𝟐𝟐,𝟓𝟕
𝐌𝐒 𝟏𝟎𝟎𝟒,𝟒
FB = 𝐌𝐒𝑩 = = 44,50
𝒅 𝟐𝟐,𝟓𝟕
𝐌𝐒𝐀𝐱𝐁 − 𝟐𝟕,𝟖𝟓
FAxB = = = - 1,23
𝐌𝐒𝒅 𝟐𝟐,𝟓𝟕
9
7. Tabel anava dua jalur
Sumber SS df MS Fe Ft interpretasi
Antar A 3565,7 1 3565,7 157,98 4,00(5%) Sangat signifikan
7,08(1%) Sangar signifikan
Antar B 2008,8 2 1004,4 44,50 3,15(5%) Sangat signifikan
4,98(1%) Sangat signifikan
Interaksi -55,7 2 - - 1,23 3,15(5%) Tidak signifikan
AxB 27,85 4,98(1%) Tidak signifikan
Dalam (d) 1331,6 59 22,57
Total 64
b. Rata – rata jenis kelamin laki-laki (A1) dan model TGT (B2)
∑𝑥𝑖 827
𝑥̅ A1xB2 = = => 68,92
𝑛 12
c. Rata – rata jenis kelamin laki-laki (A1) dan model MPBM (B3)
∑𝑥𝑖 885
𝑥̅ A1xB3 = = => 73,75
𝑛 12
d. Rata – rata jenis kelamin perempuan (A2) dan model STAD (B1)
∑𝑥𝑖 685
𝑥̅ A2xB1 = = => 76,1
𝑛 9
e. Rata – rata jenis kelamin perempuan (A2) dan model TGT (B2)
∑𝑥𝑖 823
𝑥̅ A2xB2 = = => 82,3
𝑛 10
f. Rata – rata jenis kelamin perempuan (A2) dan model MPBM (B3)
∑𝑥𝑖 958
𝑥̅ A2xB3 = = => 87,09
𝑛 11
2. Beda rata-rata kompeternsi siswa bila ditinjau secara bersama (interaksi) antara
model pembelajaran dan jenis kelamin.
a. Beda rata – rata [Lk(A1)-STAD (B1)] vs [Lk(A1)- TGT (B2)]
Beda = |𝑥̅𝐴1𝑥𝐵1 − 𝑥̅𝐴1𝑥𝐵2 |
= |58,64 − 68,92|
= 10,28
10
b. Beda rata – rata [Lk(A1)- STAD (B1)] vs [Lk(A1)- MPBM (B3)]
Beda = |𝑥̅𝐴1𝑥𝐵1 − 𝑥̅𝐴1𝑥𝐵3 |
= |58,64 − 73,75|
= 15,11
11
Beda = |𝑥̅𝐴1𝑥𝐵3 − 𝑥̅𝐴2𝑥𝐵1 |
= |73,75 − 76,1|
= 2,35
22,57 22,57
= (4,16) √ +
11 12
= (4,16) (1,982)
= 8,24
12
𝑀𝑆𝐸 𝑀𝑆𝐸
HSD0,05 = (q0,05) √𝑛 +𝑛
𝐴1𝑥𝐵1 𝐴1𝑥𝐵3
22,57 22,57
= (4,16) √ +
11 12
= (4,16) (1,982)
= 8,24
22,57 22,57
= (4,16) √ +
11 9
= (4,16) (2,14)
= 8,90
22,57 22,57
= (4,16) √ +
11 10
= (4,16) (2,076)
= 8,64
22,57 22,57
= (4,16) √ +
11 11
= (4,16) (2,026)
= 8,43
22,57 22,57
= (4,16) √ +
12 12
13
= (4,16) (1,94)
= 8,07
22,57 22,57
= (4,16) √ +
12 9
= (4,16) (2,09)
= 8,71
22,57 22,57
= (4,16) √ +
12 10
= (4,16) (2,03)
= 8,46
22,57 22,57
= (4,16) √ +
12 11
= (4,16) (1,98)
= 8,25
22,57 22,57
= (4,16) √ +
12 9
= (4,16) (2,09)
= 8,71
14
𝑀𝑆𝐸 𝑀𝑆𝐸
HSD0,05 = (q0,05) √𝑛 +𝑛
𝐴1𝑥𝐵3 𝐴2𝑥𝐵2
22,57 22,57
= (4,16) √ +
12 10
= (4,16) (2,03)
= 8,46
22,57 22,57
= (4,16) √ +
12 11
= (4,16) (1,98)
= 8,25
22,57 22,57
= (4,16) √ +
9 10
= (4,16) (2,18)
= 9,08
22,57 22,57
= (4,16) √ +
9 11
= (4,16) (2,14)
= 8,90
22,57 22,57
= (4,16) √ +
10 11
15
= (4,16) (2,076)
= 8,64
p. Tabel
Tabel perbandingan HSD0,05 dengan beda Mean
Beda Antara Besar HSD0,05 Kesimpulan
Beda
Beda rata – rata [Lk(A1)-STAD (B1)] vs [Lk(A1)- 10,28 8,24 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Lk(A1)-STAD (B1)] vs [Lk(A1)- 15,11 8,24 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 17,46 8,90 Beda Signifikan
STAD (B1)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 23,66 8,64 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 28,45 8,43 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- TGT (B2)] vs [Lk(A1)- 4,83 8,07 Beda tidak
MPBM (B3)] signifikan
Beda rata – rata [Lk(A1)- TGT (B2)] vs [Pr(A2)- 7,18 8,71 Beda tidak
STAD (B1)] signifikan
Beda rata – rata [Lk(A1)- TGT (B2)] vs [Pr(A2)- 13,38 8,46 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- TGT (B2)] vs [Pr(A2)- 18,17 8,25 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- MPBM (B3)] vs [Pr(A2)- 2,35 8,71 Beda tidak
STAD(B1)] signifikan
Beda rata – rata [Lk(A1)- MPBM (B3)] vs [Pr(A2)- 8,55 8,46 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Lk(A1)-MPBM (B3)] vs [Pr(A2)- 13,34 8,25 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Pr(A2)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 6,2 9,08 Beda tidak
TGT (B2)] signifikan
16
Beda rata – rata [Pr(A2)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 10,99 8,90 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Pr(A2)- TGT (B2)] vs [Pr(A2)- 4,79 8,64 Beda tidak
MPBM (B3)] signifikan
22,57 22,57
= (2,00) √ +
11 12
= (2,00) (1,982)
= 3,964
22,57 22,57
= (2,00) √ +
11 12
= (2,00) (1,982)
= 3,964
22,57 22,57
= (2,00) √ +
11 9
= (2,00) (2,14)
= 8,90
22,57 22,57
= (2,00) √ +
11 10
17
= (2,00) (2,076)
= 4,152
22,57 22,57
= (2,00) √ +
11 11
= (2,00) (2,026)
= 4,052
22,57 22,57
= (2,00) √ +
12 12
= (2,00) (1,94)
= 3,88
22,57 22,57
= (2,00) √ +
12 9
= (2,00) (2,09)
= 4,18
22,57 22,57
= (2,00) √ +
12 10
= (2,00) (2,03)
= 4,06
18
𝑀𝑆𝐸 𝑀𝑆𝐸
LSD0,05 = (t0,05) √𝑛 +𝑛
𝐴1𝑥𝐵2 𝐴2𝑥𝐵3
22,57 22,57
= (2,00) √ +
12 11
= (2,00) (1,98)
= 3,96
22,57 22,57
= (2,00) √ +
12 9
= (2,00) (2,09)
= 4,18
22,57 22,57
= (2,00) √ +
12 10
= (2,00) (2,03)
= 4,06
22,57 22,57
= (2,00) √ +
12 11
= (2,00) (1,98)
= 3,96
22,57 22,57
= (2,00) √ +
9 10
19
= (2,00) (2,18)
= 4,36
22,57 22,57
= (2,00) √ +
9 11
= (2,00) (2,14)
= 4,28
22,57 22,57
= (2,00) √ +
10 11
= (2,00) (2,076)
= 4,152
p. Tabel
Tabel perbandingan LSD0,05 dengan beda Mean
Beda Antara Besar LSD0,05 Kesimpulan
Beda
Beda rata – rata [Lk(A1)-STAD (B1)] vs [Lk(A1)- 10,28 3,964 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Lk(A1)-STAD (B1)] vs [Lk(A1)- 15,11 3,964 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 17,46 8,90 Beda Signifikan
STAD (B1)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 23,66 4,152 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 28,45 4,052 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- TGT (B2)] vs [Lk(A1)- 4,83 3,88 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- TGT (B2)] vs [Pr(A2)- 7,18 4,18 Beda Signifikan
STAD (B1)]
20
Beda rata – rata [Lk(A1)- TGT (B2)] vs [Pr(A2)- 13,38 4,06 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- TGT (B2)] vs [Pr(A2)- 18,17 3,96 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Lk(A1)- MPBM (B3)] vs [Pr(A2)- 2,35 4,18 Beda tidak
STAD(B1)] signifikan
Beda rata – rata [Lk(A1)- MPBM (B3)] vs [Pr(A2)- 8,55 4,06 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Lk(A1)-MPBM (B3)] vs [Pr(A2)- 13,34 3,96 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Pr(A2)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 6,2 4,36 Beda Signifikan
TGT (B2)]
Beda rata – rata [Pr(A2)- STAD (B1)] vs [Pr(A2)- 10,99 4,28 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
Beda rata – rata [Pr(A2)- TGT (B2)] vs [Pr(A2)- 4,79 4,152 Beda Signifikan
MPBM (B3)]
21
3. SPSS
Between-Subjects Factors
Value Label N
2.00 Perempuan 30
2.00 TGT 22
3.00 MPBM 23
Descriptive Statistics
Model
pembelaj
Jenis kelamin aran Mean Std. Deviation N
22
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
4.959 5 59 .001
Total 364717.000 65
Model pembelajaran
23
Multiple Comparisons
Homogeneous Subsets
24
Hasil Belajar Mapel Rangkaian Listrik
Model Subset
pembelaj
aran N 1 2 3
TGT 22 75.0000
MPBM 23 80.1304
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used.
Type I error levels are not guaranteed.
c. Alpha = .05.
Profile Plots
25
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil hitung spss dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
kompetensi siswa laki-laki dan perempuan yang diajari dengan menggunakan 3
model pembelajaran yang berbeda.
D. KESIMPULAN
26
Setelah kami melakukan perhitungan secara manual dan spss untuk membuktikan
benar atau tidaknya suatu hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan
kompetensi siswa laki-laki dan perempuan yang diajari dengan menggunakan 3
model pembelajaran yang berbeda dapat kami simpulkan bahwa hipotesis itu ditolak
dan yang benar adalah tidak ada hubungan kompetensi siswa laki-laki dan perempuan
yang diajari dengan menggunakan 3 model pembelajaran yang berbeda
Hasil perhitungan manual diperoleh nilai rasio jenis kelamin (FA) =157,98 dan hasil
perhitungan menggunakan spss diperoleh nilai rasio F = 154.677 dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan dengan cara manual tidak jauh berbeda
dengan hasil spss. Artinya bahwa perhitungan yang kami lakukan sudah mendekati
benar .
Hasil perhitungan manual diperoleh nilai rasio model pembelajaran (FB) = 44,50 dan
hasil perhitungan menggunakan spss diperoleh nilai rasio F = 40.572 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan dengan cara manual tidak jauh
berbeda dengan hasil spss. Artinya bahwa perhitungan yang kami lakukan sudah
mendekati benar .
Hasil perhitungan manual diperoleh nilai rasio interaksi antara jenis kelamin dan
model pembelajaran (FAB) = - 1,23 dan hasil perhitungan menggunakan spss diperoleh
nilai rasio F = 1.287 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan
dengan cara manual tidak jauh berbeda dengan hasil spss. Artinya bahwa perhitungan
yang kami lakukan sudah mendekati benar .
Daftar pustaka
27
Siregar, Syafaruddin. 2004. Statistik Terapan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: ANDI
OFFSET
Ismed, Basuki dan Sudarmono. 2014. Analisa Variansi (ANAVA) (ppt 9). Surabaya
28