BERNEGARA
Dosen Pengampu :
Fransisca Ully Marshinta,S.Sos,.M.Hum
Disusun oleh
Kelompok 3:
1. Muhammad Iqbal (061730330963)
2. Muhammad Rivaldi (061730330964)
3. Muhammad Taris Qasthari (061730330965)
4. Prita Kartika (061730330967)
5. Rita Bonita (061730330968)
6. Yusrina Zata Yumni (061730330971)
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………….….….3
BAB I PENDAHULUAN……………………………….….4
BAB II PEMBAHASAN…..………………………………..5
3.1 Kesimpulan…………………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………..…20
2
KATA PENGANTAR
Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasi lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “Perilaku
Konstitusional dalam Kehidupan Bernegara” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Ibu Fransisca
Ully Marshinta,S.Sos,.M.Hum
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
kami secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan hal yang penting. Oleh
karena itu, bangsa Indonesia sudah memiliki konstitusi sejak kemerdekaan dari UUD 1945,
konstitusi RIS, UUDS 1950, sampai UUD 1945 hasil amandemen. Konstitusi negara tidak
hanya sekedar teks-teks yang tertuang dalam suatu naskah. Konstitusi diharapkan bisa hidup
dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain,
konstitusi benar-benar harus ditaati dan dijalankan oleh segenap komponen negara.
Sebagai warga negara yang baik adalah warga negara yang memiliki kesetiaan terhadap
bangsa dan negara, yang meliputi kesetiaan terhadap ideologi negara, kesetiaan terhadap
konstitusi, kesetiaan terhadap peraturan perundang-undangan, dan kesetiaan terhadap
kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu, maka setiap warga Negara harus dan wajib untuk
memiliki prilaku positif terhadap konstitusi, yang mempunyai makna berperilaku peduli atau
memperhatikan konstitusi (UUD), mempelajari isinya, mengkaji maknanya, melaksanakan
nilai-nilai yang terjandung didalamnya, mengamalkan dalam kehidupan, dan berani
menegakkan jika konstitusi dilanggar.
Perilaku konstitusional wajib dimiliki dan diterapkan oleh semua warga negara, karena
perilaku konstitusional dapat menciptakan keadaan yang tertib, disiplin, dan sesuai dengan
hukum.
4
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Konstitusi.
2. Untuk memperoleh manfaat dari memiliki Perilaku Konstitusional.
3. Untuk mengetahui keterkaitan antara Konstitusi dan Negara.
4. Untuk mengetahui Tingkat Kesadaran Hukum.
5. Untuk mengetahui Upaya yang dapat dilakukan demi meningkatkan kesadaran hokum
dalam masyarakat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu “constituer”
(Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian konstitusi
mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang
negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu undang-undang yang
menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi
Undang-undang Dasar.
6
2.3 Sikap Positif Perilaku Konstitusional
Sebagai warga negara yang baik adalah warga negara yang memiliki kesetiaan
terhadap bangsa dan negara, yang meliputi kesetiaan terhadap ideologi negara, kesetiaan
terhadap konstitusi, kesetiaan terhadap peraturan perundang-undangan, dan kesetiaan
terhadap kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu, maka setiap warga Negara harus dan wajib
untuk memiliki perilaku positif terhadap konstitusi, yang mempunyai makna berperilaku
peduli atau memperhatikan konstitusi (UUD), mempelajari isinya, mengkaji maknanya,
melaksanakan nilai-nilai yang terjandung didalamnya, mengamalkan dalam kehidupan, dan
berani menegakkan jika konstitusi dilanggar.
Perilaku konstitusional wajib dimiliki dan diterapkan oleh semua warga negara,
karena perilaku konstitusional dapat menciptakan keadaan yang tertib, disiplin, dan sesuai
dengan hukum.
7
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih
lanjut dalam undang-undang. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota
Negara. Wewenang MPR ialah:
Calon Presiden dan/atau Wakil Presiden harus warga Negara Indonesia dan sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendak sendiri,
tidak pernah mengkhianati Negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Presiden dan/atau Wakil Presiden
memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.Presiden berhak mengajukan rancangan
undang-undang kepada DPR dan menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan
undang-undang sebagaimana mestinya.Syarat menjadi Presiden diatur dengan undang-
undang.Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya atas
usul DPR karena melakukan pelanggaran hokum berupa pengkhianatan Negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat, atau perbuatan tercela, maupun terbukti tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden.
Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden DPR diajukan kepada MPR,
dan MPR meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili dan
memutuskan pendapat DPR tersebut. Apabila pendapat DPR tersebut telah diperiksa diadili
dan diputuskan Mahkamah Konstitusi memiliki kebenaran atau terbukti, MPR mengadakan
sidang untuk memutuskan usul tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak MPR menerima
usul tersebut. Keputusan MPR tentang usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden,
8
harus diambil dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ dari
jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir,
setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam
rapat paripurna Majelis. Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa
jabatannya. Kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya enam puluh hari, MPR
menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan
Presiden. Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, maka tugas
kepresidenan dilaksanakan oleh Menlu, Mendagri, dan Menteri Pertahanan.
Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, MPR menyelenggarakan sidang untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Kedua pasangan capres dan
cawapres yang merupakan peraih terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum
sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan
Wakil Presiden bersumpah menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
MPR atau DPR.Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain. Presiden dalam membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan berdasar bagi kehidupan rakyat
terkait dengan beban keuangan Negara, mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-
undang harus dengan persetujuan DPR.Presiden menyatakaan keadaan bahaya, syarat-syarat
dan akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dalam undang-undang. Presiden mengangkat duta
dan konsul, dalam pengangkatan duta dan penerimaan penempatan duta Negara lain Presiden
memperhatikan pertimbangan DPR. Presiden memberikan grasi (ampunan yang diberikan
kepala Negara kepada orang yang telah dijatuhi hukuman) dan rehabilitasi (pengembalian
nama baik atau kedudukan) dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
Presiden memberikan amnesti (pengampunan atau pembebasan dari hukuman/terutama
hukuman politik) dan abolisi (penghentian atau pembatalan penuntutan perkara) dengan
memperhatikan pertimbangan DPR, Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang
bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden yang selanjutnya diatur
dalam undang-undang.Dalam menjalankan tugas, Presiden dibantu oleh menteri-menteri
Negara yang membidangi urusan tertentu misalnya pada bidang (pertahanan keamanan, luar
9
negeri, dalam negeri, informasi, hukum dan HAM, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, olah
raga, riset dan teknologi, social, kelautan lingkungan hidup, kesehatan, dan lain-
lain).Menteri-menteri Negara tersebut diangkat dan diberhentikan Presiden, serta
bertanggung jawab kepada Presiden.Pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian
Negara diatur dengan undang-undang.
Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum, susunan DPR ditetapkan dengan
undang-undang. Tugas DPR ialah:
Hak-hak DPR adalah untuk menyatakan pendapat, budget yaitu hak untuk
menetapkan anggaran belanja Negara (APBN), interpelasi yaitu hak untuk meminta
keterangan kepada Presiden, angket adalah hak untuk mengadakan penyelidikan atas
kebijakan pemerintah, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak
imunitas adalah hak kekebalan hukum.
Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum, jumlah anggota
DPD tidak boleh lebih dari jumlah anggota DPR.DPD bersidang sedikitnya sekali dalam
setahun.DPD dapat mengajukan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah,
hubungan antar pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran atau penggabungan daerah,
dan lain-lain kepada DPR.DPD berhak melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang, tentang otonomi daerah, hubungan antar pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain.
10
Mengajukan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah, hubungan antar pusat
dan daerah
Pembentukan dan pemekaran atau penggabungan daerah, dan lain-lain kepada DPR
Sebagai Negara yang menerapkan system penerapan rakyat atau demokrasi pemilihan
umum merupakan sarana pesta demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan
duduk di DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden dan DPRD. Pemilu di Indonesia
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil setiap lima tahun sekali.
Ketentuan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
11
8. Mahkamah Konstitusi (MK)
Sejalan dengan semangat pasal 28 UUD 1945 serta meningkatnya kesadaran warga
Negara Indonesia dalam berpolitik, maka terjadi perkembangan yang signifikan tentang
jumlah partai politik dan organisasi kemasyarakatan yang ada di Indonesia. Melalui
organisasi politik tersebut seseorang dapat memperoleh kekuasaan dalam pemerintahan
negara.Oleh sebab itu, perilaku parpol dalam menyampaikan aspirasi politik dari masyarakat
harus secara konstitusional, tidak melakukan provokatif, anarkis, destruktif maupun
perbuatan tercela lainnya yang jelas bertentangan dengan harapan seluruh rakyat Indonesia.
12
2.6 Perilaku Konstitusional Warga Negara
Harus kita sadari bersama bahwa keberhasilan bangsa Indonesia dalam mewujudkan
tujuan Negara sebagaimana yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 alenia keempat,
tidak semata-mata merupakan tugas penyelenggara Negara.Namun hal ini menjadi kewajiban
kita untuk menjalin hubungan antara pemerintah dan masyarakat yang harmonis.
Sebagai warga Negara yang baik, perilaku kita harus sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.Misalnya jika kita kelak menjadi petani menjadilah petani yang baik menanam
tanaman yang tidak menjerumuskan generasi muda kearah penyalahgunaan narkoba.Kita
menyadari bahwa dalam kehidupan berbangsa bermasyarakat tidak terlepas dari berbagai
permasalahan. Oleh sebab itu, dalam penyelesaian permasalahan dapat dihindari main hakim
sendiri, kekerasan, anarkis dan tindakan lain yang tidak konstitusional. Dalam kehidupan
bernegara kita dapat melakukan perbuatan yang konstitusional misalnya:
13
Pengambilan keputusan dengan musyawarah atau pemungutan suara, tidak dengan
money politic, suap, kolusi, dan intimidasi.
Pelaksanaan demonstrasi atau aksi-aksi secara damai bukan dengan kekerasan,
infiltrasi, atau revolusi.
Membayar pajak tepat waktu
Ikut melaksanakan pembelaan negara sesuai dengan kemampuan, hak dan kewajiban.
Memberikan kritik atau saran kepada pemerintah melalui wakil rakyat.
1) Melanggar apa yang menjadi isi Konstitusi atau melanggar aturan dan norma yang
telah ditetapkan di dalam konstitusi.
2) Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan pribadi atau kelompok, ataupun
untuk memperkaya diri sendiri (korupsi).
14
2.8 Hubungan Konstitusi dan Negara
Dasar negara berkedudukan sebagai norma hukum tertinggi negara dan menjadi
sumber bagi pembentukan norma-norma hukum di bawahnya, salah satunya adalah
konstitusi.
Hubungan antara dasar negara dan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita-cita
dan tujuan negara yang terdapat dalam pembukaan UUD suatu negara.Dasar negara
Indonesia adalah Pancasila.Dasar negara Pancasila merupakan pandangan bangsa Indonesia
yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa dalam menentukan konsep dasar dari cita-cita
bangsa.Dengan demikian secara tidak langsung Pancasila mengikat bangsa Indonesia dalam
praktik kenegaraan.
Berbeda dengan konstitusi.Konstitusi memuat bangunan negara dan sendi-sendi
pemerintahan negara.Konstitusi bisa tertulis dan tidak tertulis.Konstitusi tertulis disebut
Undang-Undang Dasar (UUD).Oleh karena itu konstitusi negara RI adalah UUD 1945.
15
Nilai-nilai Pancasila menjiwai Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang
diuraikan secara terperinci dalam pembukaan UUD 1945 dan dijabarkan dalam pasal-pasal
UUD 1945.Oleh karena itu, UUD 1945 yang memuat nilai dasar Pancasila dijadikan landasan
konstitusi rakyat, dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal tersebut
harus diketahui dan dipahami serta dihayati oleh bangsa Indonesia.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesadaran hukum. Menurut Soekanto dalam
Nurhidayat, (2006: 9-11), dijelaskan secara singkat sebagai berikut
16
Tetapi sering kali terjadi suatu golongan tertentu di dalam mayarakat tidak mengetahui atau
kurang mengetahui tentang ketentuan-ketentuan hukum yang khusus bagi mereka.
4) Pentaatan atau kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan hukum, Salah satu tugas hukum
yang penting adalah mengatur kepentingan-kepentingan para warga masyarakat. Kepentingan
para warga masyarakat tersebut lazimnya bersumber pada nilai-nilai yang berlaku, yaitu
anggapan tentang apa yang baik dan apa yang harus dihindari.
17
hukum tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.Perilaku tersebut menyangkut perilaku
yang dilarang oleh hukum maupun perilaku yang diperbolehkan oleh hukum.
3) Indikator yang ketiga adalah sikap hukum Seseorang mempunyai kecenderungan untuk
mengadakan penilaian tertentu terhadap hukum.
4) Indikator yang keempat adalah perilaku hukum, yaitu dimana seseorang atau pelajar
mematuhi peraturan yang berlaku.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan ketentuan hukum yang
dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan termasuk dasar
hubungan kerja sama antara negara dan masyarakat dalam konteks kehidupan berbangsa dan
bernegara. Karena itu, dikembangkannya pengertian constituent power berkaitan pula dengan
pengertian hirarki hukum (hierarchy of law).
Konstitusi merupakan hukum yang lebih tinggi atau bahkan paling tinggi serta paling
fundamental sifatnya, karena konstitusi itu sendiri merupakan sumber legitimasi atau
landasan otorisasi bentuk-bentuk hukum atau peraturan-peraturan perundang-undangan
lainnya. Sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku universal, maka agar peraturan-peraturan
yang tingkatannya berada di bawah Undang-Undang Dasar dapat berlaku dan diberlakukan,
peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi tersebut
Sikap-sikap positif yang dapat dilakukan terhadap konstitusi yaitu :
a. Bersikap Terbuka
b. Mampu mengatasi masalah
c. Memiliki harapan Realistis
d. Memiliki harapan Realistis
e. Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri
f. Mau menerima dan memberi umpan balik
19
Daftar Pustaka
http://luthfiya-09.blogspot.co.id/2013/11/hubungan-negara-dan-konstitusi.html
http://tyotomotif.blogspot.co.id/2014/10/makalah-konstitusi.html
http://www.updatekeren.com/2012/11/pengertian-konstitusi.html
20