4 Lilik-Radd PDF
4 Lilik-Radd PDF
Pendahuluan
Islam diyakini sebagai agama yang selalu dapat menjawab
tantangan di setiap zaman dan tempat. Namun sayangnya klaim
tersebut tidak dibarengi dengan aplikasi ijtihad di lapangan. Hukum
Islam yang dipahami selama ini lebih banyak mengarah pada
seperangkat aturan yang merupakan produk ijtihad ulama masa lalu
dengan kondisi sosial dan budaya yang mengitarinya. Produk fiqh
dianggap sebagai refleksi hukum Tuhan yang tidak dapat dirubah dan
diganggu gugat, tanpa disadari pemahaman inilah yang justru
mengakibatkan sifat fleksibelitas Islam seakan-akan hilang, karena
hukum yang ditetapkan di suatu tempat dan waktu tertentu tidak harus
selalu diberlakukan di tempat dan waktu lain.
Dalam konteks hukum Islam, setelah melalui abad tengah yang
cenderung konservatif dan menolak adanya perubahan, maka sejak
abad modern para ahli hukum Islam semakin menyadari bahwa
perubahan baik melalui proses reformasi (islah) maupun pembaharuan
(tajdid) adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan (invisible).1
Pembaruan terhadap berbagai persoalan hukum ternyata juga
merambah pada kajian hukum keluarga, khususnya masalah
kewarisan2 salah satunya adalah masalah radd (sisa harta). Harta
warisan dapat dikatakan melebihi jumlah pembagian bila ahli waris
terdiri dari dzul furudh sesuai dengan saham mereka masing-masing.
*
Penulis adalah Dosen Tetap Jurusan Syari’ah STAIN Samarinda.
1
Akh. Minhaji, Reformasi Hukum Islam dalam Perspektif Sejarah, dalam :
Muhamadiyah dan Reformasi, (Yogyakarta : Majelis Pustaka, 1999), h. 45
2
Akh. Minhaji, Persoalan Gender Dalam Perspektif Metodologi Studi Hukum
Islam , dalam : Rekonstruksi Metodologi wacana Kesetaraan Gender dalam islam,
(Yogyakarta : PSW IAIN Sunan Kalijaga, 2002), h. 187
Lilik Andaryuni, Radd dalam Hukum Kewarisan…… 37
3
M. Abdul Mujieb dkk., Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta : Pustaka Firdaus,
1995), h. 288. Lihat Juga Amir Syarifuddin, Pelaksanaan Hukum Kewarisan islam
Dalam Lingkungan Adat Minangkabau, (Jakarta : Gunung Agung, 1984), h. 103.
4
Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Ttp. : Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah, t.th.), jilid
III, h. 306
5
Ibid.,
6
Taufik Abdullah (ed)Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta : PT. Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2002), jilid 3, h. 116. Lihat juga Fatchur Rahman, Ilmu Waris,
(Bandung : PT. Al ma’arif, 1975), h. 616
7
Muhamad ibn Idris al-Syafii, Al-Umm, (Beirut : dar al Kutub al Ilmiyah,
1993), juz 4, h. 100. Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayah al Maqtashid, (Ttp.
: Maktabah al Kulliyah al azhariyah, 1969), juz II, h. 380
38 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
8
Fathur Rahman, Op. Cit., h. 424-5
Lilik Andaryuni, Radd dalam Hukum Kewarisan…… 39
perempuan. Oleh karena itu tidak boleh menambah bagian yang telah
ditetapkan secara tegas oleh al Qur’an. Menambah bagian mereka
berarti melampui batas ketentuan Allah.9
Hadist Nabi “ Dari Umamah bin Al Bahili ia berkata :” Saya
telah mendengar rasul berkhutbah pada haji wadha’, sesungguhnya
Allah telah memberi hak kepada pemegang hak, ketahuilah tidak ada
wasiat untuk ahli waris.”
Kelebihan harta setelah dibagi-bagikan kepada ahli waris dzul al
furudh tidak dapat dimiliki oleh seorang ahli waris karena tidak ada
jalan untuk memilikinya, oleh karena itu harus diserahkan ke baitul
mal.10
Adapun kelompok yang menyetujui adanya radd adalah Imam
Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, ulama mutaakhirin dari Malikiyah
dan Syafiiyah, Syi’ah Zaidiyah dan Imamiyah.11 Menurut mereka
bahwa kelebihan harta dikembalikan kepada ahli waris yang ada
sesuai dengan kadar masing-masing.
Lalu siapakah yang berhak mendapatkan kelebihan harta ini,
bagi mereka yang mengakui adanya radd juga masih menimbulkan
perdebatan. Menurut Utsman ra. bahwa radd dapat diberikan kepada
seluruh ahli waris dzul al furudh sekalipun kepada suami isteri
menurut bagian mereka masing-masing.12 Alasan yang dikemukan
adalah andaikata jumlah saham-saham para ahli waris itu lebih
banyak dari asal masalah mereka semuanya kena pengurangan dalam
penerimaan menurut perbandingan bagian mereka masing-masing.
Maka demikian pula halnya apabila terdapat kelebihan dari harta
waris, tidak ada pengecualiannya. Semuanya harus mendapat
tambahan menurut perbandingan saham mereka masing-masing.13
Sementara menurut Ibn Mas’ud, tidak semua ahli waris dzul al
furudh dapat menerima radd. Mereka adalah suami, isteri dan mereka
yang menurut kasus furudhnya 1/6, karena dalil yang mendukung hak
1/6 ini lemah, yaitu saudara perempuan seayah, saudara perempuan
atau saudara laki-laki seibu dan nenek.14
Sedang menurut mayoritas fuqaha sahabat, ulama Hanafiah dan
Hanabilah menyatakan bahwa sisa harta diberikan kepada dzul al
furudh sesuai dengan bagian mereka kecuali suami isteri.15 Hal senada
juga dikemukakan oleh ulama Malikiyah dan Syafiiyah dengan syarat
9
Asyafi’I, Loc. Cit.
10
Muhamad Ali al – Syais, Tafsir Ayat al-Ahkam, (Ttp.: t.pn., t.th.), juz II, h.
53
11
Fathur Rahman, Op. Cit., h. 426
12
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, (Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th.), juz 7,
h. 46
13
Fathur Rahman, Loc. Cit.,
14
Muhamad Abu Zahrah
15
Ibn rusyd, Loc. Cit.,
40 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
bila baitul mal tidak terurus.16 Suami isteri tidak dapat menerima radd
karena radd itu hanya berlaku untuk ahli waris sebab hubungan
kekerabatan, dan tidak berlaku untuk ahli waris disebabkan hubungan
perkawinan.17 Selain itu nash yang mengatur hak suami isteri
mengenai kewarisan telah demikian tegas dan diatur dalam ayat
kewarisan, sementara untuk kerabat selain diatur dalam ayat
kewarisan juga diatur dalam ayat yang lainnya, antara lain QS. Al
Anfal 75
16
Wahbah Zuhaili, Al Fiqh al-Islam wa Adilatuhu, (Damaskus : Dar al-Fikr,
1989), h. 358
17
Amir Syarifuddin, Op. Cit., h. 104
18
Ibn Rusyd, Op. Cit., h. 381
Lilik Andaryuni, Radd dalam Hukum Kewarisan…… 41
manakala tidak ada imam yang adil. Kalau ada imam yang adil maka
sisa harta diserahkan kepada suami.19
19
Muhamad Jawad Mughniayh, Fiqh Lima Mazhab, terj. Afif Muhamad,
(Jakarta : Basri Press, 1994), h. 357
20
Data tahun 2000 menunjukkan jumalh penduduk Tunisia sebanyak
9.593.402 orang, dari jumlah tersebut 98% beretnik Arab, 1% Eropa, dan 1%
Yahudi. Lihat http:/tps.dpi.state.uc.us/connect Africa/Tunisia/default.html.
21
M. Atho Mudzhor dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia
Islam Modern : Studi Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitab
Fiqh, (Jakarta : Ciputat Press, 2003), h. 83. Lihat juga dalam Larry A. Barry,
“Tunisia” dalam Reeva S. Simon dkk (ed), Encyclopedy of Middle East, New York :
Simon and Schuster MacMillan, 1996, IV : 1794. Gary L. Flower, “Tunisa” dalam
Barnes Noble New American Encyclopedia, (ttp. : Glorier Incorporated Inc., 1979),
vol 19 : 335
22
Ibid., h. 84. Lihat juga The Encyclopedia of Islam New Edition, (London :
E.J. Brill, 2000), vol. X, h. 651-6, artikel Tunisia. Lihat juga Ira M. Lapidus, Sejarah
Sosial Umat Islam, terj. Gufron A. Mas’adi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999),
h. 236
23
Ibid.,
42 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
24
HM. Atho Muzdhar, Membaca Gelombang Ijtihad, Antara Tradisi dan
Liberasi, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press, 1998), h. 112. Lihat juga Ira M. Lapidus,
Sejarah…h. 237-238
25
Konstitusi negara Tunisia diundangkan pada tanggal 1 Juni 1959. Pasal 1
konstitusi tersebut menyebutkan bahwa Islam merupakan agama resmi negara,
sedang dalam pasal 38 ditegaskan bahwa seoerang presiden harus beragama Islam.
Lihat lebih jauh dalam Abdullah Ahmad An Na’im (ed), Islamic Family Law in A
Changing World : A Global Resource Book, (London : Zet Books Ltd, 2003), h. 182
26
Pada umumnya rakyat Tunisia menganut mazhab Maliki. Sebelum tahun
1957 para qadi di Tunisia ada yang bermazhab Maliki dan ada yang bermazhab
Hanafi. Lihat dalam JND. Anderson, Hukum Islam Di Dunia Modern, terj. Machnun
Husein, (Surabaya : CV. Amapress, 1991), h. 35. Lihat juga John L. Esposito,
Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, terj. Eva YN ddk., (Bandung : Mizan,
2001), jilid 6, h. 56-7
27
M. atho Muzdhar dan Khoiruddin Nasution, Hukum Keluarga…,hal 84.
Tahir Mahmud, Personal Law in Islamic Countries, (New Dehli : Tri Parthi, 1987),
h. 150. Abdullah Ahmad An Na’im, Family Law …, h. 182
28
Habib Bourgubia (1903-2000) adalah Presiden pertama Republik Tunisia
yang berkuasa pada tahun 1957 sampai tahun 1987, lulusan dari University of Paris.
Lihat http :/ tps.dpi.state.uc.us / connect Africa/ Tunisia/ default.html.
Lilik Andaryuni, Radd dalam Hukum Kewarisan…… 43
29
Ibid., Lihat juga John L. Esposito (ed), The Oxford Encyclopedia of The
Muslim World, (New York : Oxford University Press, 1995), IV : 236
30
Atho Muzdhor dan Khaoiruddin Nasution, Hukum Keluarga …,h. 86. Tahir
Mahmod, Personal Law…,h. 152
31
Perubahan tersebut adalah UU No. 70 tahun 1958 dengan perubahan pada
pasal 18 tentang poligami, UU No. 77 tahun 1969, pasal yang dirubah adalah pasal
143 A tentang radd, buku IX tentang kewarisan, buku XI tentang wasiat, UU No. 41
tahun 1961, pasal yang dirubah adalah pasal 32 tentang perceraian, UU no. 17 tahun
1964 yang dirubah adalah buku XII tentang hibah, dan terakhir UU No. 49 tahun
1966, adapun pasal yang dirubah adalah pasal 57, 64, dan pasal 67 tentang
pemeliharaan anak. Lihat Tahir Mahmod, Personal Law.., h. 152-4
32
Ibid., h. 43-4
44 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
yang terdiri dari ahli hukum, yaitu pengacara, hakim, dan pengajar
hukum yang diketuai oleh menteri hukum. Proposal komite ini
berdasarkan pada interpretasi bebas terhadap hukum syari’ah yang
berhubungan dengan hak-hak keluarga.33
33
Ibid.,
34
John L. Esposito, Op. Cit., h. 58
35
Bandingkan dengan Hukum Keluarga Syria pasal 288 UU No. 34 tahun
1975 yang menyatakan bahwa (a) Sisa harta dikembalikan kepada ahli waris dzul
furudh selain suami isteri apabila tidak ada ashabah (b) sisa harta dapat
dikembalikan kepada suami isteri jika tidak ada ahli waris dzul furudh, ashabah dan
dzul arham.
Lilik Andaryuni, Radd dalam Hukum Kewarisan…… 45
ahli waris dzul al furudh termasuk juga suami isteri menurut bagian
mereka masing-masing.
Apabila ketentuan radd sebagaimana diformulasikan dalam pasal
143 – A (1) Hukum Keluarga Tunisia tersebut, di mana duda/janda si
pewaris berhak mendapatkan bagian dari sisa harta kita tarik dalam
konteks Indonesia, maka apa yang diatur dalam hukum keluarga
Tunisia tersebut terlihat lebih maju dan spesifik. Tentang radd dalam
KHI diatur dalam pasal 192 di mana dalam pasal tersebut hanya
diuraikan tentang pengertian radd, tetapi tidak dijelaskan siapa-siapa
di antara ahli waris yang berhak mendapatkan radd tersebut.36 Hal ini
berbeda dengan rumusan dalam pasal 143-A (1) Hukum Keluarga
Tunisia, karena selain disebutkan bahwa zawil furud berhak untuk
mendapatkan radd juga janda/duda dari si pewaris mendapatkan
bagian dari radd tersebut.
Hal ini tentu berbeda dengan Indonesia. Untuk Indonesia, si
janda/duda dari sipewaris akan mendapatkan bagian apabila dikaitkan
dengan harta bersama37.Berdasarkan UU No.1/1974 dan Kompilasi
Hukum Islam ditetapkan bahwa apabila terjadi perceraian baik cerai
mati maupun cerai hidup maka setengah dari harta bersama itu adalah
milik isteri.38 Dalam UU No.1/1974 masalah harta bersama hanya
diatur secara singkat dan umum dalam Bab VII, terdiri dari 3 pasal
yaitu pasal 35, 36, dan 37. UU ini menyerahkan pelaksanaan
penerapan harta bersama ini berdasarkan ketentuan nilai-nilai hukum
adat. Ini terlihat dalam pasal 37: “ Bila perkawinan putus karena
perceraian, harta bersama diatur menurut hukumnya masing-
masing.”39 Sementara dalam KHI Bab XIII pasal 96 (1) dinyatakan:
“Apabila terjadi cerai mati, maka separoh harta bersama menajdi hak
pasangan yang hidup lama.”40
Penutup
Demikianlah pembahasan radd dalam kewarisan hukum kelurga
di Tunisia. Dengan berdasar pada reformasi hukum sebagaimana
diperkenalkan oleh Tahir Mahmud, yakni intra doctrinal reform dan
ekstra doctrinal reform, maka reformasi hukum yang dilakukan oleh
Tunisia merupakan intra doctrinal reform, yang dalam istilah
36
Lihat KHI pasal 192
37
Harta bersama adalah harta yang diperoleh suami isteri selama perkawinan
atas kegiatan usaha suami isteri. Lihat Nani Soewondo, Kedudukan Wanita
Indonesia Dalam Hukum dan Masyaraka,t (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984) h. 129
38
Bustanul Arifin, “Kedudukan Wanita Islam dalam Hukum”, dalam Wanita
Islam Indonesia dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual (Jakarta : INIS, 1993) h. 51
39
UU Perkawinan No.1/1974 (Surabaya: Arkolo, t.th) h. 10
40
Cik Hasan Bisri (ed.), Kompilasi Hukum Islam dalam Sistem Hukum
Nasional (Jakarta : Logos, 1999) h. 170
46 , Vol. IV, No. 1, Juni 2007
DAFTAR PUSTAKA
41
J.N.D. Anderson, Lawfoem Indonesia The Muslim World, (London : The
Athlone Press, 1976), h. 43-7
42
NJ. Coulson, A History of Islamic law, (T.tp. : Eidenburgh University Press,
1964), h. 181- 217
Lilik Andaryuni, Radd dalam Hukum Kewarisan…… 47
Lapidus, Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam, terj. Gufron A. Mas’adi,
Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999.
Anderson, J.N.D., Lawfoem Indonesia The Muslim World, London :
The Athlone Press, 1976.
Esposito, John L., (ed), The Oxford Encyclopedia of The Muslim
World, New York : Oxford University Press, 1995, IV.
Esposito, John L., Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, terj. Eva
YN ddk., Bandung: Mizan, 2001, jilid VI.
Mujieb M. Abdul, dkk., Kamus Istilah Fiqh, Jakarta : Pustaka Firdaus,
1995.
Syais, Muhamad Ali, Tafsir Ayat al-Ahkam, Ttp.: t.pn., t.th., juz II.
Syafii, Muhamad ibn Idris, Al-Umm, Beirut : dar al Kutub al Ilmiyah,
1993, juz IV.
Jawad Mughniayh, Muhamad, Fiqh Lima Mazhab, terj. Afif
Muhamad, Jakarta : Basri Pustaka, 2000.
Soewondo, Nani, Kedudukan Wanita Indonesia Dalam Hukum dan
Masyarakat Jakarta:Ghalia Indonesia, 1984.
Coulson, NJ., A History of Islamic law, T.tp. : Eidenburgh University
Press, 1964.
Simon, Reeva S. dkk (ed), Encyclopedy of Middle East, New York :
Simon and Schuster MacMillan, 1996, IV : 1794. Gary L.
Flower, Encyclopedia of Islam New Edition, London : E.J.
Brill, 2000, vol. X.
Sabiq, Sayid, Fiqh Sunnah, Ttp. : Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah, t.th.,
jilid III.
Mahmud, Tahir, Personal Law in Islamic Countries, New Dehli : Tri
Parthi, 1987.
Abdullah, Taufik, (ed)Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta : PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, jilid III.
Zuhaili, Wahbah, Al Fiqh al-Islam wa Adilatuhu, Damaskus : Dar al-
Fikr, 1989.
http :/ tps.dpi.state.uc.us / connect Africa/ Tunisia/ default.html.
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.