dengan F adalah besarnya gaya pada luasan S. Jadi satuan stress adalah N m2 atau
pascal (Pa).
Stress tidak hanya bekerja pada suatu bidang yang nyata atau real seperti
permukaan suatu benda. Stress dapat pula bekerja pada bidang fiktif (yang dianggap ada).
Pada suatu benda yang mengalami deformasi (perubahan bentuk) misalnya terpuntir,
setiap titik didalamnya pasti mengalami stress, walaupun di dalam benda tersebut tidak
ada bidang permukaan yang nyata.
Sebagai contoh stress adalah tekanan hidrostatik, yaitu besarnya gaya normal
persatuan luas yang bekerja di suatu bidang di dalam zat cair. Di sini bidang dapat nyata
(permukaan bejana) dan dapat juga fiktif (di dalam zat cair). Gaya pada suatu bidang
tidak harus tegak lurus (normal) pada bidang tersebut. Gaya yang arahnya sembarang
selalu dapat diuraikan menjadi 3 komponen gaya yang saling tegak lurus satu sama lain,
yaitu 1 gaya yang tegak lurus bidang (gaya normal) dan 2 gaya yang sejajar bidang (gaya
geser). Oleh karena itu stress yang bersangkutan dikenal sebagai stress normal dan stress
geser (gambar 2.1).
3
F3
F
F2
1 F1
Gambar 2.1 Gaya F pada bidang 3 (yang tegak lurus sumbu 3) dapat
diuraikan menjadi 1 gaya normal F3 dan 2 gaya geser F1 dan F2.
Jadi sehubungan dengan bidang 3 akan ada 3 komponen stress yaitu stress geser p13 dan
p23, serta stress normal p33.
p 22
2 p 22 x2
x2
p 21
x2 ( p 21 x2 )
x2
p 23
p 23 x2
x2
x1
p 22 1
x3 p 21
p 23
3
Gambar 2.2. Stress yang bekerja pada 2 bidang yang tegak lurus
sumbu 2 (bidang atas dan bawah paralel epipedum)
Kalau hal yang serupa dikenakan pada bidang yang tegak lurus sumbu 1 (bidang
kiri dan kanan paralel epipedum pada gambar 2.2), susunan stressnya akan memberikan
momen terhadap sumbu 3 sebesar:
M 12 p12 x1 x 2 x3 (2.8)
Dalam keadaan setimbang, jumlah momen harus sama dengan 0, sehingga persamaan
(2.7) dan (2.8) akan memberikan:
M 12 M 21 p12 x1 x 2 x3 p 21 x1 x 2 x3 0 (2.9)
yang berarti: p12 p 21 (2.10)
Dengan cara yang sama kesetimbangan momen terhadap sumbu 1 akan
memberikan p 23 p32 dan kesetimbangan momen terhadap sumbu 2 akan memberikan
p13 p31 . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa stress tensor adalah simetris, yang
secara simbolik dapat dituliskan sebagai:
pi j p j i (2.11)
Jadi stress tensor yang terdiri dari 9 komponen, hanya 6 komponen yang independen.
2. 1. 3. Kwadrik stress
Andaikan pada sebuah titik P yang merupakan titik asal (origin) sistem koordinat dengan
sumbu 1, 2, 3 (Gambar 2.3) ada stress pij. Bayangkan di sana ada suatu permukaan yang
melingkupi titik P sedemikian sehingga bidang permukaan tersebut tegak lurus sumbu-
sumbu i (1, 2, 3), yaitu sumbu baru hasil rotasi sumbu 1, 2, 3. Andaikan pula jarak ke
permukaan tersebut pada sumbu 1 adalah r.
2
1
2
P 1
Masalahnya adalah bagaimana sifat bidang tersebut? Di bawah ini adalah pemikiran ana-
litis untuk mengetahui sifat bidang tersebut.
Secara umum nilai stress di titik P berdasar sumbu baru adalah p k l a ik ail p ij , dengan
pij. Dengan demikian komponen stress normal pada bidang 1 adalah
p1 1 a i1 a j1 p ij
a11 a11 p11 a11 a 2 1 p12 a11 a31 p13
a 21 a11 p 21 a 21 a 2 1 p 22 a 21 a31 p 23 (2.11)
a 31 a11 p31 a 31 a 21 p 32 a31 a 31 p33
Andaikan titik potong sumbu 1 dengan bidang (Gambar 2.3), sejauh r dari P mempunyai
koordinat xi (x1, x2, x3), maka
a11 x1 r , a 21 x2 / r , a31 x3 / r atau ra11 x1 , ra 21 x2 , ra 31 x3
Sustitusi persamaan-persamaan ini kedalam persamaan (2.11) dikalikan dengan r2 akan
mendapatkan:
r 2 p1 1 x12 p11 x1 x2 p12 x1 x3 p13
x1 x2 p 21 x22 p 22 x2 x3 p 23 (2.12)
x1 x3 p31 x 2 x3 p32 x p33
2
3
pn1
r1
r2 pn2
Gambar 2.4 Stress normal dan radius vektornya pada bidang kwadrik
b) Permukaan kwadrik stress akan tetap tidak bergantung dari pemilihan sumbu
koordinat.
(2.21)
Persamaan (2.21) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matriks:
p11 p12 p13 y1 0
p 21 p 22 p 23 y 2 0 (2.22)
p p32 p33 y3 0
31
Persamaan (2.22) akan mempunyai solusi bila determinan ( P λ I ) 0 , atau
p11 p12 p13
p 21 p 22 p32 0 (2.23)
p 31 p32 p 33
Persamaan (2.23) merupakan persamaan pangkat tiga dalam , sehingga penyelesaiannya
menghasilkan 3 harga , yaitu 1 , 2 , dan 3 , yang dinamakan sebagai nilai eigen
(eigen value) dari persamaan (2.23). Vektor yang berhubungan dengan nilai eigen ini
dinamakan vektor eigen. Nilai komponen vektor eigen ini dapat diperoleh dengan
memasukkan 3 nilai eigen satu persatu pada persamaan (2.23).
Sebagai contoh, dengan memasukkan nilai eigen 1 pada persamaan (2.23), maka:
p11 1 p12 p13 y1 0
p 21 p 22 1 p 23 y 2 0 (2.24)
p p32
p33 1 y 3 0
31
Penyelesaian persamaan (2.24) akan memberikan 1 set nilai eigen vektor y1 , y 2 , dan y 3
yang tidak semuanya sama dengan 0 (bukan penyelesaian trivial, yaitu
y1 0, y 2 0, y 3 0 , yang juga merupakan penyelesaian). Nilai-nilai komponen
y1 , y 2 , dan y 3 ini tidak akan unik, tetapi hanya akan merupakan perbandingan antara
y1 , y 2 , dan y 3 . Walaupun demikian perbandingan ini sudah dapat melukiskan arah
vektor eigen (arah sumbu utama) dengan baik.
Stress-stress utama (stress normal) akan bernilai positif bila berupa tarikan atau
tension (tensile stress) dan bernilai negatif bila berupa tekanan (pressure) atau kompresi.
Suatu keadaan khusus, yaitu bila PA PB PC p , sehingga stress normal ke segala
arah sama, yang berarti ini adalah tekanan hidrostatik pada fluida yang sempurna. Di
dalam fluida yang sempurna, permukaan kwadrik berbentuk bola, sehingga semua sumbu
koordinat merupakan sumbu utama, sehingga komponen stress tangensial (shear stress) di
dalamnya akan selalu = 0 pada sumbu koordinat apapun yang dipilih.
2. 1. 4 Stress deviatorik
Bayangkan di dalam suatu medium ada titik R yang mempunyai stress pij. Stress
ini akan memberikan tekanan (pressure), yaitu nilai rata-rata stress normal:
1 1
P pii ( p11 p 22 p33 ) (2.25)
3 3
Kita dapat mendefinisikan suatu relasi atau persamaan: pij P ij Pij atau
Pij pij P ij (2.26)
Besaran Pij inilah yang dikenal sebagai stress deviatorik dari tensor stress pij.
p11 p12 p13 p11 P p12 p13
Jadi stress pij p 21 p 22 p 23 memberikan Pij p 21 p 22 P p 23 .
p p32 p33 p p32 p33 P
31 31
2. 1. 4 Persamaan elastodinamik gerakan medium
Andaikan di dalam medium yang terdeformasi ada sebuah paralel epipedum
(semacam kubus dengan panjang sisi-sisi yang berbeda) dengan titik P terletak di satu
sudutnya seperti yang terlihat pada Gambar 2.5)
p 22
p 22 x2
x2
p 21
( p 21 x2 )
x2
p 23
p 23 x2
x2
2 x2
P p 22
x3 p 21
1 x3
p 23
3 x1
Gambar 2.5 Stress yang bekerja pada 2 bidang yang tegak lurus
sumbu 2 (bidang atas dan bawah paralel epipedum)
Pada suatu waktu t, ambilah xi (x1, x2, x3) adalah koordinat P, fi adalah percepatan
P, dan Xi adalah gaya badan (body force, misal gaya gravitasi) per satuan massa medium.
Komponen resultan gaya pada bidang 1,3 (bidang 2) dan sejajar dengan sumbu
3, berdasar Gambar 2.5 adalah
p23 p
p23 x1 x3 p23 x2 x1 x3 23 x1 x2 x3
x2 x2
Jadi komponen gaya kearah kearah sumbu tiga yang bekerja pada 6 bidang paralel epipe-
p j3
dum adalah x1 x2 x3
xj
Dengan demikian persamaan gerakan yang berkaitan dengan gaya ini, berdasar hukum
p j3
Newton adalah: x1 x2 x3 x1 x2 x3 f 3 x1 x2 x3 X 3
xj
p j3
atau: f3 X 3
x j
p j3
atau: f3 X3
xj
Ingat di sini = densitas, f3 = percepatan ke arah 3, dan X3 = gaya badan ke arah 3.
Akhirnya , mengingat pij = pji maka 3 persamaan gerak kearah sumbu 1, 2, 3 (dalam notasi
tensor) adalah:
p
f i i j X i (i 1, 2, 3) (2.25)
xi
Persamaan (2.25) inilah yang dikenal sebagai persamaan elastodinamik gerakan di dalam
medium elastis.