Anda di halaman 1dari 17

Macam-Macam Citra Satelit dan Keterangannya

Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit
seperti landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain
mempunyai karakteristik dan tujuan masing-masing.

Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan objek di
berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit
Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit
sumberdaya alam.

1. SATELIT LANDSAT

Sistem Satelit Landsat


Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang dikembangkan
oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Satelit ini terbagi dalam dua
generasi yakni generasi pertama dan generasi kedua. Generasi pertama adalah satelit
Landsat 1 sampai Landsat 3, generasi ini merupakan satelit percobaan (eksperimental)
sedangkan satelit generasi kedua (Landsat 4 dan Landsat 5) merupakan satelit operasional
(Lindgren, 1985), sedangkan Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan
pengembangan (Sutanto, 1994).

Satelit generasi pertama memiliki dua jenis sensor, yaitu penyiam multi spektral (MSS)
dengan empat saluran dan tiga kamera RBV (Return Beam Vidicon).Satelit generasi kedua
adalah satelit membawa dua jenis sensor yaitu sensor MSS dan sensor Thematic Mapper
(TM). Perubahan tinggi orbit menjadi 705 km dari permukaan bumi berakibat pada
peningkatan resolusi spasial menjadi 30 x30 meter untuk TM1 - TM5 dan TM7 , TM 6 menjadi
120 x 120 meter. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6 bits (64
tingkatan warna) menjadi 8 bits (256 tingkatan warna). Kelebihan sensor TM adalah
menggunakan tujuh saluran, enam saluran terutama dititikberatkan untuk studi vegetasi dan
satu saluran untuk studi geologi tabel (2.1) Terakhir kalinya akhir era 2000- an NASA
menambahkan penajaman sensor band pankromatik yang ditingkatkan resolusi spasialnya
menjadi 15m x 15m sehingga dengan kombinasi didapatkan citra komposit dengan resolusi
15m x 15 m.

Band Panjang Gelombang Keterangan


1 0,45 – 0,52 Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan
lahan, tanah, dan vegetasi. Pembedaan
vegetasi dan lahan.
2 0,52 – 0,60 Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada
saluran hijau yang terletak diantara dua
saluran penyerapan. Pengamatan ini
dimaksudkan untuk membedakan jenis
vegetasi dan untuk membedakan tanaman
sehat terhadap tanaman yang tidak sehat
3 0,63 – 0,69 Saluran terpenting untuk membedakan jenis
vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu
daerah penyerapan klorofil
4 0,76 – 0,90 Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi.
Juga untuk identifikasi jenis tanaman.
Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman
serta lahan dan air.
5 1,55 – 1,75 Saluran penting untuk pembedaan jenis
tanaman, kandungan air pada tanaman,
kondisi kelembapan tanah.
6 2,08 – 2,35 Untuk membedakan formasi batuan dan
untuk pemetaan hidrotermal.
7 10,40 – 12,50 Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan
vegetasi. Pembedaan kelembapan tanah, dan
keperluan lain yang berhubungan dengan
gejala termal.
8 Pankromatik Studi kota, penajaman batas linier, analisis
tata ruang

Saluran Citra Landsat TM


2. SATELIT ASTER

Saluran Citra Aster


Band Panjang Gelombang Keterangan
1 (VNIR) 0.520 - 0.600 Citra Aster dapat digunakan dengan baik
2 (VNIR) 0.630 - 0.690 untuk tujuan;
3 (VNIR) 0.760 - 0.860 1. Pemetaan Tata Guna Lahan
4 (SWIR) 1.600 - 1.700 2. Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RUTR,
5 (SWIR) 2.145 - 2.185 RDTRK)
3. Pemetaan dan Pemantauan Kondisi
6 (SWIR) 2.185 - 2.225
Kawasan Hutan
7 (SWIR) 2.235 - 2.285
4. Pemetaan Kawasan Pantai
8 (SWIR) 2.295 - 2.365
5. Pemantauan Perkembangan Kota
9 (SWIR) 2.360 - 2.430 6. Penataan dan Pemantauan Kawasan
10 (TIR) 8.125 - 8.475 Pertambangan
11 (TIR) 8.475 - 8.825 7. Perencanaan Pengembangan
12 (TIR) 8.925 - 9.275 Infrastruktur Wilayah
13 (TIR) 10.25 - 10.95
14 (TIR) 10.95 - 11.65

Jenis data lengkap yang dapat diperoleh dari citra TERRA/ASTER ditunjukkan dalam
daftar di bawah ini. TERRA/ASTER mempunyai informasi lengkap dari citra optik biasa
hingga Digital Terrain Model (DTM).
Nama Produk Keterangan Resolusi
Level 1A Produk ini adalah data mentah langsung dari satelit. V(15m)
Koefisien kalibrasi radiometrik dan koreksi
geometrik terlampir, tetapi tidak diterapkan dalam S(30m)
data. Produk ini tidak disesuaikan pada proyeksi
peta tertentu. T(90m)
Level 1B Produk ini hasil proses penerapan koefisien koreksi V(15m)
radiometrik dan geometrik yang terlampir pada data S(30m)
level 1A. Pada produk ini juga diterapkan metoda T(90m)
proyeksi peta dalam proses L1B. Dari produk ini
dapat diperoleh informasi fisik seperti radiance dan
temperatur dengan menggunakan nilai digital (DN)
dalam data.
Relative Produk ini merupakan data hasil decorrelation 90m
Spectral stretched dari data ASTER TIR. Produk ini
Emissivity menunjukkan variasi emisi yang diperkuat
(2A02) (enhanced emissivity variations) yang diturunkan
dari range TIR lemah.
Relative Produk ini merupakan data hasil decorrelation 15m
Spectral stretched data ASTER VNIR untuk variasi pantulan
Reflectance yang diperkuat (enhance reflectance variations)
VNIR (2A03V)
Relative Produk ini merupakan data hasil decorrelation 30m
Spectral stretched data ASTER SWIR untuk variasi pantulan
Reflectance yang diperkuat (enhance reflectance variations)
SWIR (2A03S)
Surface Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi 15m
Radiance VNIR atmosfir kepada data ASTER VNIR.
(2B01V)
Surface Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi 30m
Radiance SWIR atmosfir kepada data ASTER SWIR.
(2B01S)
Surface Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi 90m
Radiance TIR atmosfir kepada data ASTER TIR.
(2B01T)
Surface Produk ini berisi pantulan permukaan (surface 15m
Reflectance reflectance) yang diperoleh dari radiance terhadap
VNIR (2B05V) ASTER VNIR setelah penerapan koreksi atmosfir.
Surface Produk ini berisi pantulan permukaan (surface 30m
Reflectance reflectance) yang diperoleh dari radiance terhadap
SWIR (2B05S) ASTER SWIR setelah penerapan koreksi atmosfir.
Surface Produk ini berisi temperatur permukaan dari 5 T(90m)
Temperature (lima) band thermal infra merah ASTER yang
(2B03) dihitung menggunakan temperature-emissivity-
Nama Produk Keterangan Resolusi
separation terhadap data radiance permukaan TIR
(2B01T) yang sudah terkoreksi atmosfir.
Surface Produk ini berisi emisi permukaan dari 5 (lima) T(90m)
Emissivity band thermal infra merah ASTER yang dihitung
(2B04) menggunakan temperature-emissivity-separation
terhadap data radiance permukaan TIR (2B01T)
yang sudah terkoreksi atmosfir.
Orthographic Produk ini adalah data orthografik ASTER yang V(15m)
Image (3A01) dihasilkan dari data relatif DEM (4A01), dan bebas DTMS(30m)
dari distorsi geografik karena perbedaan ketinggian. DTMT(90m)
Data ketinggian untuk posisi geografis pada setiap DTM
pixel juga terlampir.
Relative DEM Z Produk ini diperoleh dari data ketinggian yang
(4A01Z) diturunkan dari data stereoskopik. Dimana data
stereoskopik ini diperoleh dari band VNIR 3N (nadir
looking) dan 3B (backward looking).

HDF (Image size)


pixel line
L1A VNIR(1,2,3N) 4100 4200
VNIR(3B) 5000 4600
SWIR 2048 2100
TIR 700 700
L1B VNIR(1,2,3N) 4980 4200
VNIR(3B) 4980 4600
SWIR 2490 2100
TIR 830 700

Jumlah Pixel dalam Citra ASTER


3. SATELIT NOAA

National Oceanic and Atmospheric Administration. Satelit berorbit sinkron matahari


milik NOAA, Amerika Serikat yang misi utamanya adalah pemantauan cuaca. Satelit NOAA
dikembangkan dari seri satelit TIROS (Television and Infrared Observation ). Satelit TIROS
kemudian digantikanmenjadi TOS (TIROS Operational System) yang kemudian menjadi seri
ESSA (Environmental Science Service Administration). ESSA kemudian dikembangkan
menjadi seri ITOS (Improved TIROS Operational System) disusul seri NOAA. Seri satelit
NOAA terdiri dari generasi I (TIROS-N/NOAA 1-5), generasi II (Advanced TIROS-
N/ATN/NOAA 6-14) dan generasi III (NOAA K, L, M). Pengindera yang diusung satelit ini pada
umumnya adalah AVHRR (pengembangan dari VHRR) dan TOVS (TIROS Operational Vertical
Sounder). Setiap satelit biasanya juga masih mendapatkan tambahan perangkat pengindera
lain sesuai dengan misi.
Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar
98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari
semalam).

4. SATELIT I KONOS
Ikonos adalah satelit milik Space Imaging (USA) yang diluncurkan bulan September
1999 dan menyediakan data untuk tujuan komersial pada awal 2000. Ikonos adalah satelit
dengan resolusi spasial tinggi yang merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m
(citra berwarna) dan sebuah kanal pankromatik dengan resolusi 1 m (hitam-putih). Ini
berarti Ikonos merupakan satelit komersial pertama yang dapat membuat image beresolusi
tinggi.
Dengan kedetilan/resolusi yg cukup tinggi ini membuat satelit ini akan menyaingi
pembuatan foto udara. Lah iaya ngapain lagi pakai foto udara wong yang ini sudah cukup
detil, bahkan kalau memetakan kota bekasi bisa dengan skala 1:5000 bahkan 1:2000 untuk
desain tata ruang.

Band Width ResolusiSpasial

Panchromatic 0.45 - 0.90µm 1 meter


Band 1 0.45 - 0.53µm (blue) 4 meter
Band 2 0.52 - 0.61µm (green) 4 meter
Band 3 0.64 - 0.72µm (red) 4 meter
Band 4 0.77 - 0.88µm (near infra- 4 meter
red)
5. SATELIT QUICKBIRD

Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada
ketinggian 450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu
pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california
AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).

Satelit Resolusi Resolusi Resolusi Resolusi


Spektral Spasial Temporal Radiometrik
QuickBird Band 1 (0.45 – 2.5 m x 2.5 m 3 hari 16 bit
0.52) µm
Band 2 (0.52 –
0.60) µm
Band 3 (0.63 –
0.69) µm
Band 4 (0.76 – 0.6 m x 0.6 m
0.90) µm
Pan (0.45 – 0.90)
µm
6. SATELIT SPOT

Satellite Pour l’Observation de la Terre (sebelum diluncurkan huruf P berarti Probatoire,


setelah diluncurkan menjadi Pour). Seri satelit milik CNES, Perancis. Satelit ini mengusung
pengindera HRV (SPOT 1,2,3,4) kemudian dikembangkan menjadi HRG (SPOT 5). Satelit ini
mengorbit pada ketinggian 830km, inklinasi 80

nSatelit Resolusi Resolusi Resolusi Resolusi


Spektral Spasial Temporal Radiometrik
SPOT HRV/XS Band 1 (0.5 – 0.59) µm 20 m x 20m 26 hari 8 bit
Band 2 (0.61 – 0.68)µm
Band 3 (0.79 – 0.89)µm
Band 4 (0.51 – 0.73)µm
(pankromatik) 10 m x 10 m
7. Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi
satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land
Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau
lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah,
pemantauan bencana alam dan survey sumberdaya alam.
Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google
dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September
2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar
dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan
pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.

8. Satelit WorldView
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang diluncurkan pada
tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang
tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra
sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu :
0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra
multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat
memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
JENIS CITRA PADA PENGINDRAAN JAUH
Kegiatan pengindraan jauh memberikan produk atau hasil berupa keluaran atau citra. Citra
adalah gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil
pengindraan yang telah dicetak
Citra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto.

1. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara,
dengan menggunakan kamera udara sebagai alat pemotret. Hasilnya dikenal
dengan istilah foto udara. Citra foto dapat dibedakan menurut beberapa aspek, antara lain
sebagai berikut.

a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan


Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi
3, yaitu:
1) Foto Ultraviolet
Foto Ultraviolet adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat
dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk
mengenali beberapa objek karena perbedaan warna yang sangat kontras. Kelemahan dari
citra foto ini adalah tidak banyak informasi yang dapat disadap. Foto ini sangat baik
untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat,
jaringan jalan aspal, batuan kapur, juga untuk mengetahui, mendeteksi, dan memantau
sumber daya air.
2) Foto Ortokromatik
Foto Ortokromatik adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari
saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Cirinya banyak objek yang bisa
tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek di
bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.
3) Foto Pankromatrik
Foto pankromatrik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari
warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan
mata manusia. Pada umumnya digunakan film sebagai negatif dan
kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada foto, tetapi bersifat tembus
cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 yaitu pankromatik hitam putih dan foto infra
merah.
a) Foto Pankromatrik Hitam Putih
1. rona pada objek serupa dengan warna pada objek aslinya, karena
kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia,
2. resolusi spasialnya halus,
3. stabilitas dimensional tinggi, dan
4. foto pankromatrik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga orang telah
terbiasa menggunakannya.
Foto Pankromatrik digunakan dalam berbagai bidang, sebagai berikut.
1. Di bidang pertanian, untuk pengenalan dan klasifikasi jenis tanaman, evaluasi
kondisi tanaman, dan perkiraan jumlah produksi tanaman,
2. Di bidang kehutanan, digunakan untuk identifikasi jenis pohon,
perkiraan volume kayu, dan perkembangan luas hutan,
3. Di bidang sumber daya air, digunakan untuk mendeteksi pencemaran air,
evaluasi kerusakan akibat banjir, agihan air tanah, dan air permukaan,
4. Di bidang perencanaan kota dan wilayah, digunakan untuk penafsiran jumlah
dan agihan penduduk, studi lalu lintas, studi kualitas perumahan, penentuan jalur
transportasi, dan pemilihan letak berbagai bangunan penting,
5. Penelitian ekologi hewan liar, berguna untuk mendeteksi habitat dan untuk
pencacahan jumlah populasinya, dan
6. Evaluasi dampak lingkungan.
b) Foto Infra Merah
Foto infra merah adalah foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum infra merah dekat, dengan panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer, yang
dibuat secara khusus yang terletak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.
Cirinya dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto infra
merah daun tidak ditentukan berdasarkan warna tetapi oleh sifat jaringannya.
Perbedaan antara foto infra merah dengan film pankromatik hitam putih terletak pada
kepekaannya.
Foto infra merah mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
1. Mempunyai sifat pantulan khusus bagi vegetasi,
2. Daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis, dan
3. Daya serap yang besar terhadap air.
Kelemahan foto infra merah antara lain:
1. Adanya efek bayangan gelap karena saluran infra merah dekat tidak peka
terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan,
2. Sifat tembusnya kecil terhadap air, dan
3. Kecepatan yang rendah dalam pemotretan.
Infra merah berwarna mempunyai keunggulan pada warnanya yang tidak
serupa dengan warna aslinya. Dengan warna semu itu banyak objek pada foto ini menjadi
mudah dikenali.
Foto inframerah berwarna banyak digunakan dalam bidang:
1. Kemiliteran, untuk mengetahui kondisi suatu hutan, karena tanaman
tidak akan terpantulkan melainkan objek yang ada disekitarnya;
2. Bidang pertanian dan kehutanan, yaitu untuk mendeteksi atau membedakan
tanaman yang sehat dan tanaman yang terserang penyakit;
b. Berdasarkan Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi
Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, citra foto dapat dibedakan menjadi
2, yaitu foto vertikal (tegak) dan foto condong (miring).
1. Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat
dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.
2. Foto condong atau miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat
dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan
bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar, tetapi bila sudut
condongnya masih berkisar antara 1 – 4 derajat, foto yang dihasilkan masih
digolongkan sebagai foto vertikal.
Foto condong dibedakan menjadi menjadi dua, sebagai berikut.
1. Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila pada foto
tampak cakrawalanya.
2. Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak
tergambar pada foto.
c. Berdasarkan Jenis Kamera yang Digunakan
Berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
foto tunggal dan foto jamak.
1. Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah
liputan foto hanya tergambar satu lembar foto.
2. Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan
menggambarkan daerah liputan yang sama.
d. Berdasarkan Warna yang Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu foto
berwarna semu dan foto berwarna asli.
1. Foto berwarna semu (false color) atau foto infra merah berwarna. Pada
foto ini warna objek tidak sama dengan warna foto. Misal, pada foto suatu vegetasi
berwarna merah sedangkan warna aslinya adalah hijau.
2. Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna. Dalam foto
berwarna asli lebih mudah penggunaannya karena foto yang tergambar mirip
dengan objek aslinya.
e. Berdasarkan Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra foto dapat dibagi menjadi foto udara dan foto
satelit.
1. Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.
2. Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.
2. Citra Nonfoto
Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan
sensor. Hasilnya dikenal dengan istilah foto satelit.
Citra nonfoto dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik


Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi
2 sebagai berikut.
1. Citra infra merah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra
merah ther mal. Pengindraan pada spektrum ini berdasarkan pada perbedaan
suhu objek dan daya pancarnya pada citra, tercermin dengan adanya perbedaan
rona atau warnanya.
2. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan
spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil pengindraan
dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan. Citra gelombang mikro
dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
b. Berdasarkan Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.
1. Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
2. Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak.
c. Berdasarkan Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.
1. Citra dirgantara (Airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana
yang beroperasi di udara (dirgantara).
Contoh: citra infra merah thermal, citra radar, dan citra MSS.
2. Citra satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari
antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan menurut penggunaannya,
sebagai berikut.
Benda yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor,
yaitu sebagai berikut.
1. Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, yang meliputi bentuk,
ukuran, tekstur, pola, situs, bayangan, dan asosiasi.
2. Ciri spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan
benda yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau
keabuan suatu gambar objek pada citra. Benda yang banyak memantulkan atau
memancarkan tenaga, maka rona pada citra berwarna asli tampak cerah.
3. Ciri temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur dan waktu benda pada saat
perekaman, misalnya rekaman sungai musim hujan tampak cerah, sedang pada
musim kemarau tampak gelap.
a) Citra Satelit untuk pengindraan planet. Contoh Citra Satelit Viking (AS), Citra Satelit
Venera (Rusia).
b) Citra Satelit untuk pengindraan cuaca. Contoh NOAA (AS) dan Citra Meteor (Rusia).
c) Citra Satelit untuk pengindraan sumber daya bumi. Contoh Citra Landsat (AS), Citra
Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Perancis).
d) Citra Satelit untuk pengindraan laut. Contoh Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang).

Perbedaan citra foto dan citra nonfoto


Variabel
Citra foto Citra nonfoto
pembeda/jenis citra
Sensor Kamera Nonkamera, berdasarkan
penyiaman (scanning). Kamera yang
detektornya bukan film
Detektor Film Pita magnetik, termistor, foto konduktif, foto
voltaik, dan sebagainya

Proses perekaman Fotografi/ Elektronik


kimiawi
Mekanisme Serentak Parsial
perekaman

Spektrum Spektrum tampak Spektra tampak dan perluasannya, termal dan


elektromagnetik gelombang mikro

Benda yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh
sensor, yaitu sebagai berikut.
1. Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, yang meliputi bentuk,
ukuran, tekstur, pola, situs, bayangan, dan asosiasi.
2. Ciri spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan
benda yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau
keabuan suatu gambar objek pada citra. Benda yang banyak memantulkan atau
memancarkan tenaga, maka rona pada citra berwarna asli tampak cerah.
3. Ciri temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur dan waktu benda pada
saat perekaman, misalnya rekaman sungai musim hujan tampak cerah,
sedang pada musim kemarau tampak gelap.

Anda mungkin juga menyukai