Anda di halaman 1dari 189

PROFIL KESEHATAN

PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014
Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya upaya yang dilaksanakan oleh seluruh
komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan
oleh kesinambungan antara upaya program dan sektor serta kesinambungan dengan
upaya – upaya yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya.
Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017,
Tujuan Pembangunan Kesehatan Provinsi Gorontalo adalah ”Meningkatkan Derajat
Kesehatan Masyarakat”. Tujuan tersebut diwujudkan dalam Visi, Misi, Strategi dan
Kebijakan pemerintah yang dijabarkan sesuai dengan amanat Undang-undang No. 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka sebagai salah
satu pelaku pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Tahun 2012–2017 sebagai tolok ukur dalam
penyusunan perencanaan program / kegiatan di bidang kesehatan. Upaya pemerintah
dalam mencapai target – target sesuai tugas pokok dan fungsi masing – masing SKPD
terdapat dalam Rencana Kerja (RENJA) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo setiap
tahun.
Pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo saat ini telah banyak memberikan
kontribusi terhadap pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Salah satu indikatornya
dapat dilihat dariIndeks Pembangunan Manusia (IPM)Provinsi Gorontalo tahun 2013
yakni 71,77, capaian ini terjadi peningkatan dari tahun 2012 yakni 71,31. Pencapaian
IPM ini tidak lepas dari peran serta pemerintah, lintas sektor dalam merencanakan dan
melaksanakan program kesehatan khususnya untuk kesehatan ibu dan anak, perbaikan
gizi masyarakat dan program strategis lainnya dibidang kesehatan. Upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat terus dilaksanakan dan dievaluasi, terutama pencapaian
Angka Kematian Ibu (AKI) yang belum memenuhi target, Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Balita (AKABA) dan status gizi masyarakat yang merupakan indikator
kinerja untuk terus diupayakan penurunannya dari tahun ke tahun.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 1


Profil Kesehatan Tahun 2014

B. Maksud Dan Tujuan


Adapun Maksudpenyusunan profil kesehatan Provinsi Gorontalo ini adalah
menyajikan data dan informasi kesehatan yang diharapkan dapat dipergunakan oleh
seluruh komponen baik ditingkat pusat, daerah, swasta dan bagi pengambil kebijakan
dengan harapan bahwa pembangunan kesehatan ini dapat diawali dari proses
perencanaan yang dilakukan secara komprehensif dengan data – data yang akurat baik
yang bersumber dari Kabupaten / Kota, lintas sektor dan Dinas Kesehatan Provinsi
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Gorontalo.
Tujuan dari penyusunan profil kesehatan ini adalah untuk memberikan
informasisituasi kesehatan, gambaran umum tentang derajat kesehatan dan
lingkungan, situasi upaya kesehatan serta situasi sumber daya kesehatan.
C. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo 2012 adalah:
Bab I. Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sistematika penyajian profil
kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012.
Bab II. Gambaran Umum.
Berisi gambaran umum Provinsi Gorontalo yang meliputi keadaan geografis,
administrasi,kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.
Bab III. Situasi Derajat Kesehatan
Berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan
angka status gizi masyarakat.
Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan
Berisi uraian tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.
Pelayanan menurut indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya.
Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan
Berisi uraian tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab VI. Kesimpulan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 2


Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB II
GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

Secara geografis Provinsi Gorontalo terletak di antara 0,19’ – 1,15’ Lintang Utara
(LU) dan 121,23’ – 123,43’ Bujur Timur (BT). Sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Buol Toli – Toli (Sulawesi Tengah) dan Laut Sulawesi, Sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Donggala (Sulawesi Tengah), Sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), Sebelah Selatan
berbatasan dengan Teluk Tomini (Gorontalo). Peta wilayah Provinsi Gorontalo di
sajikan dalam gambar sebagai berikut :
Gambar :2.1 Peta Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten yaitu Kota Gorontalo,
Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone
Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara. Luas wilayah Provinsi Gorontalo mencapai
12.215,44 km2, dengan jumlah penduduk berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten / Kotatahun 2014 sebesar 1.144.586 jiwa. Peningkatan
inimencapai36% dari kondisi tahun 2001 (840.386 jiwa), juga jumlah kecamatan tahun
2014 berjumlah 77 Kecamatan dengan memiliki 732 Kelurahan / Desa. Pembagian
wilayah di Provinsi Gorotalo tahun 2014 dapat dilihat pada gambar diatas.Data BPS
Tahun 2014 luas wilayah Provinsi Gorontalo terluas yakni Kabupaten Pohuwato
4.244,31 km2dengan persentase 35,83%, terendah wilayah Kota Gorontalo sebesar
1% dengan luas 64,8 KM². Gambaran wilayah Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada
gambar 2.2 berikut:

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 3


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 2.2
Persentase Luas Daerah menurut Kabupaten / Kota
Provinsi Gorontalo

Kota Gorontalo, 64,8 Km2 : 1 %

Gorontalo utara, 1.230,1 Km2 : 10 %


Kab. Gorontalo, 2.124,6 Km2 : 17 %
Bone Bolango, 1.984,3 Km2 : 16
%

Boalemo, 2.567,4 Km2 : 21 %

Pohuwato, 4.244.3 Km2 : 35 %

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Provinsi Gorontalo mengalami


peningkatan dari tahun 2010 sampai 2014. Berdasarkan estimasi jumlah penduduk di
Provinsi Gorontalo tahun 2010 sebesar 1.056.600 jiwa yang terdiri dari Laki – laki
520.876 jiwa dan perempuan 535.724 jiwa meningkat ditahun 2014 mencapai
1.144.586 jiwa terdiri dari laki – laki 567.324 jiwa dan perempuan sebanyak 577.762
jiwa. Berikut trend peningkatan jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Provinsi
Gorontalo dalam kurun waktu 5 tahun.

Gambar : 2.3
Trend Jumlah Penduduk Berdasarkan jenis Kelamin
Provinsi Gorontalo Tahun 2010 – 2014

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah


567,3241,144,586
522,9051,044,284

532,8371,068,939

1,123,350
520,8761,056,600

577,262
568,877
554,473
536,102
535,724

521,379

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : BPS Prov. Gorontalo Tahun 2014

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 4


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar 2.3 menunjukkan trend jumlah penduduk yang cenderung meningkat,


kepadatan penduduk terbanyak berada di Kota Gorontalo sedangkan wilayah dengan
kepadatan penduduk terkecil yakni Pohuwato. Peningkatan penduduk di Provinsi
Gorontalo perlu dibarengi dengan kebijakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat, penurunan angka kemiskinan, dan pemanfaatan sumber daya baik alam
maupun tenaga kerja.
Jumlah penduduk menurut golongan umur dapat di gambarkan melalui piramida
penduduk, dimana dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk (juta), sedangkan
badan piramida sebelah kiri menunjukkan jumlah penduduk laki – laki dan sebelah
kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan.

Gambar : 2.4
Piramida penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2014

75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4

15 10 5 0 5 10 15
PEREMPUAN LAKI-LAKI

Sumber : Profil Kabupaten / Kota se Provinsi Tahun 2014

Gambar piramida penduduk diatas menunjukkan jumlah penduduk Provinsi


Gorontalo tahun 2014 tertinggi terdapat pada kelompok umur 5 – 9 tahun dengan
jumlah penduduk 117.404 jiwa, persentase laki – laki 10,75% dan perempuan
9,77%sedangkan jumlah penduduk terendah ada pada golongan umur 75 tahun ke
atasdengan persentase laki – laki 0,65% dan perempuan 1,08%.Struktur penduduk
dalam piramida penduduk dapat dijadikan dasar kebijakan program dan kegiatan yang
berkaitan dengan kependudukan, sosial dan program kesehatan yang saat ini
memprioritaskan pada kesetaraan gender yakni kebutuhan laki – laki dan perempuan
sesuai golongan umur muda, dewasa dan tua.Piramida ini juga menjelaskan bahwa
adanya peningkatan kelahiran yang termasuk usia muda tahun 2014 dibandingkan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 5


Profil Kesehatan Tahun 2014

dengan tahun 2013 yakni pada kelompok umur 0 – 4 tahun, dimana jumlah penduduk
di usia tersebutlaki – laki 8,75% ditahun 2013 meningkat menjadi 10,75% ditahun
2014 dan perempuan 9,41% ditahun 2013 meningkat menjadi 9,43% ditahun 2014.
Pada kelompok usia tua, juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
yakni persentase penduduk laki – laki 0,64% ditahun 2013 meningkat menjadi 0,65%
ditahun 2014, sedangkan permpuan 0,96% ditahun 2013 meningkat menjadi 1,08%
ditahun 2014. Hal ini dapat diartikan sebagai peningkatan kondisi kesehatan dan
kesejahteraan penduduk, dapat pula dimaknai sebagai beban tanggungan kelompok
usia dewasa karena kelompok usia tua termasuk dalam kelompok tidak produktif.
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan bangsa yakni Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Saat ini secara
nasional Indonesia menempati ranking 121 dari 187 negara.IPM Indonesia pada kurun
waktu 3 tahun terus mengalami peningkatan dari angka 72,27 ditahun 2011 naik
menjadi 73,81 ditahun 2013. Adapun IPM Provinsi Gorontalo tahun 2011 yakni 70,82
mengalami peningkatan ditahun 2012 mencapai 71,31 dan ditahun 2013 naik lagi
mencapai 71,77. Berikut dapat dilihat gambar pencapaian IPM sampai dengan 2013
nasional dan provinsi.
Gambar : 2.5
Trend IPM Provinsi Gorontalo dengan IPM Nasional
Tahun 2011 -2013

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2014

IPM sangat dipengaruhi derajat kesehatan, pendidikan dan tingkat ekonomi


masyarakat (pengeluaran perkapita / daya beli masyarakat).

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 6


Profil Kesehatan Tahun 2014

B. Gambaran Ekonomi
- Angka Kemiskinan

Pencapaian pembangunan dibidang ekonomi tidak lepas dari kondisi


kesejahteraan masyarakat, mata pencaharian masyarakat Provinsi Gorontalo antara
lain bidang pertanian, perdagangan dan perikanan.Dari hasil sensus oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo persentase penduduk miskin dari tahun ke tahun
mengalami penurunan.Hasil sensus penduduk tahun 2011 di Provinsi Gorontalo
terdapat 18,75% penduduk miskin, angka ini mengalami penurunan hingga tahun 2014
menjadi 17,41%.Secara nasional penurunan angka kemiskinan masih sulit dicapai,
pada profil kesehatan tahun 2013 telah diuraikan pencapaian angka kemiskinan
nasional mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Di Provinsi Gorontaloupaya
penanggulangan kemiskinan banyak dilakukan dan merupakan program prioritas
Kepala Daerah. Strategi saat ini dilaksanakan antara lain pembangunan rumah layak
huni bagi keluarga miskin, pembangunan sarana dan prasarana didaerah terpencil,
penyediaan bibit dan benih bagi petani, menyediakanseluas-luasnya lapangan
pekerjaan guna meningkatkan pendapatan dalam rumah tangga masyarakat. Berikut
angka kemiskinan Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu tahun 2011 – 2014 :

Tabel : 1.1
Persentase Kemiskinan Provinsi Gorontalo
Tahun 2011 -2014

Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, dan Garis


Kemiskinan Provinsi Gorontalo Tahun 2011-2014
Persentase
Jumlah Penduduk Garis Kemiskinan
Tahun Penduduk Miskin
Miskin (Ribu Jiwa) (Rupiah/Kapita/Bulan)
(Persen)
(1) (2) (3) (4)
Mar-11 198,42 18,75 187.215
Sep-11 192,24 18,02 195.685
Mar-12 186,44 17,33 203.907
Sep-12 186,76 17,22 212.476
Mar-13 191,44 17,51 221.457
Sep-13 198,47 18,00 233.942
Mar-14 194,17 17,44 243.547,28
Sep-14 195,1 17,41 247.610,86

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Gambaran secara makro perekonomian di Provinsi Gorontalo dapat dilihat melalui


besaran PDRB. PDRB terdiri dari 2 (dua) sisi pendekatan yaitu sektoral maupun
penggunaan. Kondisi makro ekonomi masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 7


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 2.6
Persentase Kemiskinan Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo
Tahun 2014

Perbandingan Persentase Kemiskinan Kab/Kota


se-Provinsi Gorontalo

21.57 21.47 21.79 19.16 17.19


5.99

Kota Gorontalo Gorontalo Pohuwato Boalemo Gorontalo Bone Bolango


Utara

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan perbandingan angka kemiskinan di Kabupaten /


Kota dimanapenduduk miskin tertinggi di Kabupaten Boalemo yakni 21,79%,
Kabupaten Gorontalo dengan penduduk miskin sebesar 21,57% dan terendah Kota
gorontalo yakni 5,99%.Berdasarkan data diatas diharapkan pemerintah lebih
mengupayakan program – program yang tepat sasaran serta dilakukan monitoring
dilapangan hingga ke desa langsung pada sumber permasalahan yakni pada keluarga
miskin sebagai pelaku ekonomi tataran rumah tangga.
- Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
daerah yang secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi).
Laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui besaran perubahan nilai PDRB
ADHK tahun berjalan terhadap tahun sebelumnya. PDRB Provinsi Gorontalo atas dasar
harga berlaku pada tahun 2014 sebesar 25.201.097 (jutaan rupiah) dan PDRB atas
dasar hargakonstan sebesar 20.781.308 (jutaan rupiah) dengan pertumbuhan
ekonomi sebesar 7,29 persen.Pada tahun 2013, laju pertumbuhan perekonomian
Provinsi Gorontalo yaitu mencapai 7,76% dengan PDRB perkapita mencapai
10.703.000 (jutaan rupiah). Berbeda dengan pencapaian nasional, ditahun 2012
pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6,4% turun ditahun 2013 menjadi 5,78%.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 8


Profil Kesehatan Tahun 2014

Laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo dibandingkan dengan pencapaian


nasional pada kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambarberikut :

Gambar : 2.7
Trend laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo dan Nasional
Tahun 2010– 2014

Gambar diatas menunjukkan angka laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi


Gorontalo pada 5 tahun terakhir. Secara NasionalProvinsi Gorontalo masih memiliki
permasalahan perekonomian masyarakat baik dari segi sektoral, penggunaan maupun
daya beli masyarakat yang masih sangat rendah. Hal ini dipengaruhi oleh masih
tingginya angka kemiskinan mencapai 10,96% di tahun 2014, banyaknya
pengangguran sebesar 4,18% ditahun 2014 sehingga berdampak pula pada
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Rendahnya tingkat ekonomi
masyarakat akan berdampak negatif terhadap pencapaian derajat kesehatan
masyarakat karena perlunya penyediaan bahan makanan yang berkualitas pada
tatanan Rumah Tangga tidak optimal.

C. Gambaran Tingkat Pendidikan

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 menggariskan


bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkaan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadiaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Adapun Sistem Pendidikan Nasional adalah

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 9


Profil Kesehatan Tahun 2014

keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Sektor pendidikan merupakan salah satu strategi pembangunan di provinsi
Gorontalo. Peningkatan pendidikan di Provinsi Gorontalo di fokuskan pada pemberian
kesempatan kepada penduduk untuk memperoleh pendidikan gratis dan layak
terutama penduduk dengan kelompok usia sekolah (umur 7 – 24 tahun).Data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo tahun 2014,Angka Partisipasi Kasar
(APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)menggambarkan banyaknya penduduk usia
sekolah yang masih sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya, dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar : 2.8
Angka Partisipasi Kasr (APK) &Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut
Jenjang Pendidikan di Provinsi Gorontalo
Tahun 2014

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan bahwa persentase tertinggi murid yang saat ini
sedang mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) sesuai umur dan jenjang
pendidikan / APM tahun 2013 sebanyak 92,21% meningkat di tahun 2014 sebesar
100,97%, SMP/MTs sebesar 59,82% meningkat menjadi 73,06% dan meningkat pula
pada jenjang pendidikan SMA/MA yakni 44,67% di tahun 2013 meningkat 65,87%
ditahun 2014.Hal ini menunjukkan upaya pemerintah terhadap masyarakat dalam
menekan Angka Putus Sekolah maupun anak yang tidak pernah sekolah dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 10


Profil Kesehatan Tahun 2014

Data tingkat pendidikan yang bersumber dari profil Kabupaten / Kota se Provinsi
Gorontalo pada lampiran profil ini belum menggambarkan jumlah dan persentase di
tingkat Provinsi dikarenakan beberapa Kabupaten tidak bisa memperoleh data jumlah
murid yang sedang sekolah saat ini di seluruh tingkatan pendidikan.Sedangkan data
penduduk umur 10 tahun ke atas yang melek huruf menurun dari tahun 2013 dengan
capaian 55,58% menurun di tahun 2014 menjadi 42,64%. Data ini hanya dilaporkan
oleh 4 (empat) Kabupaten/Kota yakni Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo,
Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara. Yang tidak memiliki data
pendidikan yakni Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo.
Upaya sektor pendidikan dewasa ini merupakan suatu keharusan yang tidak
bisa ditawar tawar lagi, sama halnya dengan kesehatan.Pemahaman tentang
pendidikan itu sendiri harus dilakukan secara menyeluruh, prinsip utama dalam
meningkatkan pendidikan masyarakat adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan,
melihat para siswa (peserta didik) sebagai manusia yang bermartabat yang memiliki
banyak potensi dan kemampuan serta di dukung oleh komitmen politik (political will)
terutama dari pemerintah untuk mengupayakan pembaharuan - pembaharuan di
bidang pendidikan.

D. Visi dan Misi Provinsi Gorontalo Tahun 2012 - 2017


1. Visi

Visi pembangunan daerah Provinsi Gorontalo yakni “Terwujudnya


Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi
Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo”.

2. Misi

Untuk mencapai visi daerah selang 5 (Lima) tahun ke depan, maka misi yang
di emban pemerintah daerah adalah :

a. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi pemanfaatan


potensi kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan pembangunan
infrastruktur pedesaan, sekaligus mengembangkan potensi unggulan dengan
mengakselerasi secara cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat.
b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan kesesuaian
keahlian serta pemenuhan mutu kualitas penyelenggaraan Pendidikan dan
Kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 11


Profil Kesehatan Tahun 2014

c. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya Perikanan dan


Kelautan, Pertanian, Peternakan, Kehutanan, Perkebunan dan Pariwisata yang
lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran
masyarakat serta memelihara dan melestarikan danau limboto sebagai sumber
persediaan air bersih, untuk pengembangan perikanan air tawar dan daerah
pariwisata dan meningkatkan pengelolaan DAS sebagai wujud memelihara
lingkungan (Pro Green).
d. Mengembangkan nilai – nilai religi dalam kehidupan bermasyarakat yang
rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara dan melestarikan keragaman
budaya dan adat istiadat serta memperkuat peran Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan terhadap anak, termasuk issue Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan.
e. Menciptakan sinergitas diantara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk
meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta
menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi
birokrasi.
Tujuan pembangunan kesehatan dalam hal ini terdapat pada misi ke-2 yang
ditargetkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia dengan tingkat kualitas siap
pakai pakai, sekaligus bertujuan memberikan jaminan yang memadai melalui layanan
“Gratis” terhadap penyelenggaraan pendidikan dasar hingga menengah, termasuk di
bidang kesehatan melalui pola insentif yang diistilahkan Universal Total Coverage. Hal
ini menjadi peran strategis untuk memastikan pemerintah daerah menciptakan sistem
yang berkeadilan dari akses maupun mutu pelayanan kesehatan yang baik khususnya
bagi warga miskin (Pro-Poor).

Menyingkapi persoalan dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo,


maka pemerintah mengeluarkan kebijakan pembangunan kesehatan yakni melalui
Rencana Strategi (RENSTRA) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017
yang menetapkan Visi, Misi dan Strategi maupun program – program kesehatan
sebagai berikut :

1. Visi
Visi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 2012-2017 adalah “Mewujudkan
GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan” dengan penjelasan sebagai
berikut : Sehat, adalah terwujudnya masyarakat untuk hidup sehat, memperoleh

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 12


Profil Kesehatan Tahun 2014

akses atas sumber daya kesehatan, dan memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan terjangkau; Mandiri, adalahterwujudnya masyarakat mandiri
untuk hidup sehat, melalui upaya pencegahan; Berkeadilan, adalah terwujudnya
pelayanan kesehatan yang adil dan merata di Provinsi Gorontalo.

2. Misi
Untuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan ditempuh
melalui misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungan.


b. Menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan
berkeadilan.
c. Menggerakkan dan memberdayakan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat.
d. Meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan yang merata.
e. Meningkatkan kapasitas aparatur dan kinerja layanan organisasi.
3. Tujuan

Sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun 2012 –


2017, Tujuan Jangka Menengah Pembangunan Kesehatan Provinsi Gorontalo
adalah ”Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat” yang dijabarkan
dana Tujuan Rencana Strategi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2012-
2017 sebagai berikut :

a. Peningkatan status kesehatan gizi masyarakat,


b. Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular diikuti penyehatan
lingkungan,
c. Peningkatan fasilitas kesehatan dasar dan rujukan serta menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan
d. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
e. Terpenuhinya tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil,
Perbatasan dan Kepualauan (DTPK),
f. Peningkatan kinerja aparatur dan layanan organisasi

4. Sasaran

Sasaran program yang ingin dicapai pada tahun 2013 sebagaimana Renstra
tahun 2012-2017 untuk mencapai tujuan diatas yakni :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 13


Profil Kesehatan Tahun 2014

a. Meningkatnya statuskesehatan dan gizi masyarakat dengan :


1) Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 243,3/100.000 KH Tahun
2012 menjadi 200/100.000 KH Tahun 2013
2) Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 18,5/1000 KH Tahun 2012
menjadi 17/1000 KH Tahun 2013
3) Menurunkan prevalensi kekurangan gizi (standar WHO 2005) dari 14,44%
Tahun 2012 menjadi 14,22% Tahun 2013.
4) Meningkatnya Usia Harapan Hidup menjadi 67,52% Tahun 2013
5) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani menjadi 71%
6) Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes yang memiliki kompotensi
kebidanan menjadi 93,50%
7) Cakupan kunjungan bayi menjadi 85,45%
8) Angka Kematian Balita (AKABA) menjadi 19,70/1000 KH
9) Angka Kematian Neonatal (AKN) menjadi 11/1000 KH
b. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular melalui, :
1) Cakupan desa/kelurahan UCI menjadi 75%
2) Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100%
3) Cakupan penemuan dan penangan penderita penyakit TBC BTA Positif
86%
4) Cakupan penemuan dan penangan penderita DBD 100%
c. Meningkatnya fasilitas dan akses pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo
ditandai dengan :
1) Rasio posyandu per satuan balita : 11,65%
2) Rasio puskesmas per satuan penduduk : 0,08
3) Rasio Pustu per satuan penduduk : 0,24
4) Jumlah Posyandu : 1330
d. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka
mengurangi risiko financial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh
penduduk, terutama penduduk miskin, melalui :
1) Jumlah masyarakat miskin yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis
sebanyak 170.392 Jiwa
2) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin : 100%
e. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada 5 tatanan,
ditandai dengan:
1) Persentase rumah tangga yang ber-PHBS 67,5%

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 14


Profil Kesehatan Tahun 2014

2) Persentase rumah tangga pengguna air bersih yang sehat : 63,5%


3) Persentase penduduk dengan akses sanitasi dasar yang layak : 60%
f. Meningkatnya perilaku masyarakat tentang penganekaragaman makanan khas
daerah Gorontalo, sehingga diharapkan persentase balita gizi buruk menurun
menjadi 4,03%.
g. Meningkatnya pemenuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal,
Terpencil, Perbatasan dan Kepualauan (DTPK), melalui :
1) Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk : 0,007
2) Rasio Dokter Gigi per satuan penduduk : 0,02
3) Rasio Dokter spesialis per satuan penduduk : 0,05
4) Rasio Dokter Umum per satuan penduduk : 0,26
5) Rasio Perawat per satuan penduduk : 1,23
6) Rasio Bidan per satuan penduduk : 0,66
7) Rasio Nutritionis per satuan penduduk : 0,27
8) Rasio apoteker per satuan penduduk : 0,06
h. Meningkatnya kapasitas aparatur Dinas Kesehatan.
i. Meningkatnya kinerja organisasi Dinas Kesehatan.
5. Strategi dan Kebijakan
Untuk mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan, maka
strategi dan kebijakan yang diambil Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam
kurun waktu 2012-2017 adalah sebagai berikut :
a. Strategi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo :
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya
promotif dan preventif.
2) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.
3) Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk
mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan.
5) Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang
merata dan bermutu.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 15


Profil Kesehatan Tahun 2014

6) Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan,


berdayaguna dan berhasil guna.
b. Kebijakan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan KB
2) Perbaikan Gizi Masyarakat
3) Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular diikuti
penyehatan lingkungan
4) Pengembangan sistem jaminan kesehatan masyarakat melalui pelayanan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin.
5) Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu
dan penggunaan obat serta pengasan obat dan makanan.
6) Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana & kirisis
kesehatan
7) Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
8) Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan
9) Peningkatan kualitas manajemen perencanaan program dan pembiayaan
kesehatan serta sistem informasi kesehatan
6. Program/Kegiatan :
Program yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun
2013 ada 15 program dengan 46 kegiatan, untuk mendukung pencapaian sasaran
yang telah ditetapkan dengan rincian sebagai berikut:
a. Program pelayanan administrasi perkantoran
- Pelayanan jasa administrasi perkantoran
b. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
- Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran
c. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
- Bimtek peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
d. Program peningkatan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
- Penyusunan anggaran, penatausahaan dan laporan keuangan SKPD
- Rakor pelaksanaan anggaran pembangunan kesehatan tahun 2013
- Monitoring, evaluasi dan pelaporan
e. Program obat dan perbekalanan kesehatan
- Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kefarmasian
- Peningkatan pengawasan dan bahan berbahaya

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 16


Profil Kesehatan Tahun 2014

f. Program upaya kesehatan masyarakat


- Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas jaringannya
- Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
- Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana
- Peningkatan pelayanan kesehatan dan penderita gangguan jiwa
g. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
- Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
- Pelayanan kesehatan pada kampung nelayan desa siaga aktif
- Bimtek pelayanan posyandu terintegrasi PAUD dan bina KB kepada kader
posyandu
- Jaminan Kesehatan Semesta (JAMKESTA)
h. Program perbaikan gizi masyarakat
- Pemberian tambahan makanan dan vitamin
- Pelatihan tenaga mulok ilmu gizi berbasis makanan khas daerah gorontalo
- Survey pemantauan status gizi keluarga sadar gizi
i. Program pengembangan lingkungan sehat
- Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
j. Program pencegahan dan penaggulangan penyakit menular dan tidak menular
- Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular langsung
- Peningkatan imunisasi
- Pencegahan Penularan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2)
- Penanggulangan dan pencegahan penyakit tidak menular
- Survailance epidemiologi dan penanggulangan KLB
k. Program standarisasi pelayanan kesehatan
- Bimtek pelaksanaan program pembangunan
- Pembekalan dr/drg PTT dan pembinaan teknis dr/drg PTT
- Penyusunan Renja SKPD bidang kesehatan
- Rapat koordinasi penyusunan tenaga PTT dr/ drg/ bidan PTT dan tugsus
nakes tahun 2014
- Peningkatan pengolahan data dan sistem informasi kesehatan
- Bimtek bagi tim penilai angka kredit dan KTI jabatan fungsional kesehatan
- Penilaian tenaga kesehatan teladan
l. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
- Pelayanan sunatan masal
- Pengobatan masal

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 17


Profil Kesehatan Tahun 2014

- Pelayanan rujukan pasien miskin keluar daerah


m. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
- Kemitraan bidan dan dukun melalui rumah tunggu persalinan kecamatan
IPM rendah
- Pendampingan puskesmas/ kecamatan IPM rendah dalam peningkatan
cakupan dan penerapan program kesehatan ibu dan anak
- Orientasi penggunaan dan pemanfaatan buku KIA bagi PKK, kader, dan
masyarakat
- Penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan penjaringan anak sekolah di
Kecamatan IPM rendah
n. Program pembinaan upaya kesehatan
- Pelayanan administrasi laboratorium kesehatan
o. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan mata
- Pelayanan kesehatan klinik mata.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 18


Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh


semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi – tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan upaya antar program dan sektor, serta kesinambungan
dengan upaya – upaya yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Gorontalo yakni
potensi dan permasalahan pembangunan kesehatan berdasarkan dari hasil pencapaian
program kesehatan, kondisi lingkungan stratgis, yang dipengaruhi oleh penduduk,
pendidikan, kemiskinan perkembangan sektor lainnya. Permasalahan kesehatan yang
terjadi berikut hasil dari upaya yang telah dilakukan menjadi input dalam menentukan
arah kebijakan dan strategi pada masa yang akan datang.

Berdasarkan Visi, Misi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, maka pemerintah


Provinsi bersama dengan Kabupaten / Kota berupaya mencapai target – target program
pembangunan kesehatan yang diimplementasikan melalui komitmen bersama yakni :
Mewujudkan Good and Clean Governance melalui sinkronisasi perencanaan yang tepat
dan evidence based dengan menciptakan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
kepada seluruh satuan kerja dengan memanfaatkan teknologi informasi melaui dukungan
dan peran Dinas Kesehatan Provinsi / Kabupaten / Kota dalam pencapaian brand topik
tahun 2015 : 1). Menurunkan Jumlah AKI, AKB, AKABA hingga 50% dari tahun 2014 2).
Menurunkan Jumlah Kasus Balita gizi Buruk 50% dari tahun 2014 3). Meningkatkan
cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menjadi 100%.
Gambaran tentang derajat kesehatan selengkapnya meliputi indikator mortalitas,
morbiditas dan status gizi masyarakat. Mortalitas terdiri dari indikator Angka Kematian
Bayi (AKB) per-1000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per-1000 Kelahiran
Hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Harapan Hidup
Waktu Lahir. Morbiditas dilihat dari indikator – indikator Angka Kesakitan Malaria per 1000
Penduduk, Angka Kesembuhan TB Paru BTA +, Prevalensi HIV (Persentase Kasus
Terhadap Penduduk Beresiko), Angka Acute Flacid Paralysis (AFP) pada anak usia <15
tahun per 100.000 anak dan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per
100.000 Penduduk. Sedangkan status gizi dilihat dari indikator Persentase Balita dengan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 19


Profil Kesehatan Tahun 2014

Status Gizi di bawah garis merah (BGM) dan jumlah kasus balita gizi buruk. Keadaan ini
masih dipengaruhi oleh keadaan social ekonomi dan budaya masyarakat yang
mengakibatkan perubahan kondidi kependudukan, mobilitas penduduk dan kondisi
lingkungan.

Situasi derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Gorontalo tahun 2014 dapat


dilihat dari capaian Angka kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi yakni 194,7/100.000
Kelahiran Hidup, angka ini menurun dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai
251,7/100.000 KLH. Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami capaian
fluktuatif pada kurun waktu 3 tahun yakni pada tahun 2012 mencapai 18,7/1000 KLH
mengalami penurunan signifikan ditahun 2013 yakni 13,3/1000 KLH, angka ini kemudian
mengalami kenaikan ditahun 2014 menjadi 13,9/1000 KLH. Begitu pula halnya
pencapaian Angka Kematian Balita (AKABA), angka ini merupakan keseluruhan jumlah
kematian Neonatal, Bayi dan Balitayang mengalami fluktuasi dari tahun 2012 mencapai
20,9/1000 KLH menurun ditahun 2013 sebesar 15/1000 KLH, angka ini meningkat ditahun
2014 sebesar 15,3/1000 KLH. Capaian indikator derajat kesehatan di Provinsi Gorontalo
selengkapnya diuraiakn pada bab ini.

Untuk angka kesakitan di Provinsi Gorontalo saat ini masih perlu meningkatkan lg
upaya pengendalian penyakit – penyakit terutama penyakit degeneratif, sedangkan untuk
penykit menulardiupayakan penemuan sebanyak – banyaknya terhadap kasus penyakit
sedini mungkin agar upaya pencegaran dan penanggulangan dapat dilakukan secara
cepat, efektif dan efisien.Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti Polio, Campak, Dipteri, Pertusis,
Hepatitis B dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal secara nasional sudah
sangat menurun, dibuktikan pada tahun 2014 Indonesia telah dinyatakan bebas Polio.

Cakupan program yang merupakan indikator derajat kesehatan masyarakat Provinsi


Gorontalo Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

A. Angka Kematian (Mortalitas)


Mortalitas atau kejadian kematian dalam masyarakat seringkali digunakan
sebagai indikator dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung
dengan melakukan berbagai survey dan penelitian. Angka mortalitas yang dibahas
dalam profil ini merupakan laporan rutin dari Kabupaten / Kota yang berpengaruh
signifikan terhadap derajat kesehatan masyarakat, beberapa indikator mortalitas :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 20


Profil Kesehatan Tahun 2014

- Angka Kematian Anak


1. Angka Kematian Neonatal (AKN) yakni kematian yang terjadi sebelum bayi
berumur 1 bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu.
2. Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meniggal antara fase
kelahiran hingga bayi umur <1 tahun disuatu wilayah pada kurun waktu
tertentu dibagi dengan jumlah per 1000 kelahiran hidup ditahun itu.
3. Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah balita sampai dengan usia
59 bulan (bayi + anak balita) yang meninggal disuatu wilayah pada kurun
waktu tertentu per 1.000 kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu
yang sama.
- Angka Kematian Ibu (AKI)

Kematian ibu (maternal) adalah kematian ibu karena kehamilan,


melahirkan atau selama nifas. Angka kematian ibu sudah mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, namun hal ini masih jauh dari target yang sudah
ditentukan tahun 2014, meskipun pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan
bersalin yang meliputi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
pelayanan kunjungan pertama ibu hamil (K1) dan kunjungan ke empat (K4)
cenderung mengalami peningkatan. Penyebab utama kematian ibu yakni akibat
menderita penyakit pada kehamilan dan perdarahan pada saat persalinan.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat
antara lain adalah anemia, ibu hamil yang menderita penyakit degeneratif dan
kondisi ibu yang masuk dalam kelompok resiko tinggi.

Gambaran angka mortalitas di Provinsi Gorontalo selengkapnya dapat dilihat


dalam uraian berikut :

1. Angka Kematian Neonatal

Angka kematian neonatal adalah jumlah bayi usia sampai 28 hari yang
meninggal disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu per 1.000 kelahiran
hidup pada wilayah dan kurun waktu yang sama. Tinggi rendahnya Neonatal
Mortality Rate (NMR) berguna untuk menggambarkan 3 (tiga) hal yakni
Pelayanan Antenatal Care (ANC) yang berkualitas, Pelayanan Post Natal dan
Program pertolongan persalinan dan penanganan kasus kegawatdaruratan
neonatal essensial.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 21


Profil Kesehatan Tahun 2014

Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, angka kematian neonatal


(AKN) cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2010 ke tahun 2012
mengalami peningkatan. Sedangkan di tahun 2012 AKN mencapai 11,7/1000
Kelahiran Hidup menurun terus tahun 2013 hingga tahun 2014 dengan AKN
mencapai 9,8/1000 KLH. Berikut angka kematian neonatal selama kurun wktu 5
(lima) tahunsebagai berikut :

Gambar : 3.1
Trend Angka Kematian Neonatal (AKN) Kurun Waktu 5 Tahun
Provinsi GorontaloTahun 2010 - 2014

20.0
Target RPJMD tahun
18.0
16.0
14.0
12.0 11.7
10.0 10 9.8
8.0 8.7
7.2
6.0
4.0
2.0
0.0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan trend kematian neonatal pada kurun


waktu 5 tahun. Peningkatan capaian AKN disebabkan antara lain tertinggi oleh
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2011 sebesar 39%, kemudian
Asfiksia sebanyak 27%, selebihnya karena kelainan kongenital dan lain – lain.
Hal ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan amat
menentukan kondisi bayinya, begitu juga peningkatan yang terjadi ditahun
2012. Permasalahan dan tantangan diwaktu itu adalah mempersiapkan calon
ibu agar benar – benar siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar
terjamin kesehatannya sehingga mampu melindungi janin dan bayi dari infeksi.

Penurunan AKN dari tahun 2012 hingga sekarang dikarenakan


pelayanan kesehatan ibu dan bayi melalui kunjungan ke sarana kesehatan
secara umum dilihat dari capaian Provinsi lebih meningkat dibandingkan tahun
– tahun sebelumnya, sehingga penanganan dan pengawasan terhadap bayi
sakit dapat segera ditangani.Berikut angka kematian neonatal dilihat dari
capaian Kabupaten / Kota se Provinsi gorontalo.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 22


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 3.2
Jumlah dan Angka Kematian Neonatal (AKN) Kabupaten / Kota
Provinsi GorontaloTahun 2014

59
60

50 41
40 35
29
30
16 17 17
20 11.4
9.2 9.3 8.3
6.3
10

0
Kota Gtlo Kab. Gtlo Boalemo Pohuwato Bonbol Gorut

Jumlah Angka

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Dari gambar diatas dapat diketahui jumlah kematian neonatal yang


dilihat dari pencapaian Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo. Jumlah
kematian neonatal Provinsi Gorontalo tahun 2014 yakni mencapai 198 kematian
neonatal (9,8/1000 KLH), jumlah ini menurun dibandingkan dengan tahun 2013
yakni sebanyak 202 kematian neonatal dengan angka kematian sebesar
(10/1000 Kelahiran Hidup).Capaian menurut Kabupaten/Kota tertinggi jumlah
kematian neonatal yakni terjadi di Kabupaten Gorontalo sebanyak 59 neonatal,
disusul Kabupaten Boalemo sebanyak 41 neonatal dan terendah Kabupaten
Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo Utara masing – masing sebanyak 17
neonatal mati. Tetapi secara angka kematian neonatal, tertinggi terjadi di
Kabupaten Boalemo dan terendah di Kabupaten Pohuwato. Hal ini dikarenakan
jumlah penduduk dan jumlah lahir hidup di Kabupaten Gorontalo jauh lebih
banyak dibandingkan Kabupaten Boalemo, sehingga mempengaruhi besaran
angka kematian yang dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup diwilayah
tersebut.

Kematian neonatal tertinggi disebabkan karena BBLR yakni sejumlah 85


neonatal mati dengan persentase 42,93%, BBLR dapat disebabkan karena
kondisi kesehatan ibu pada saat hamil dan melahirkan terutama maslah Gizi ibu
hamil yang tidak tercukupi dan penyebab lainnya yang berkaitan. Jumlah
tertinggi selanjutnya yakni kematian yang disebabkan oleh Asfiksiayang
merupakan suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 23


Profil Kesehatan Tahun 2014

spontan dan teratur, jumlah ini mencapai 43 kematian neonatal dengan


persentase 21,72%. Proporsi penyebab kematian neonatal selengkapnya dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar : 3.3
Proporsi Kematian Neonatal Berdasarkan Faktor Penyebab
Provinsi GorontaloTahun 2014

22.22 %

1.52 %
42.93 %
2.02 %

5.56 %
21.72 %
4.04 %

BBLR Asfiksia Sepsis


Kelainan Kongenital Ikterus Masalah Laktasi
Lain - Lain

Sumber : Seksi KIA Dinas kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014

2. Angka Kematian Bayi(AKB)


Di Provinsi Gorontalotrend AKB dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
mengalami fluktuasi, ditahun 2010 capaian AKB mencapai 12,9/1000 KLH.
Angka ini terus mengalami peningkatan hingga tahun 2012 dengan AKB
18,7/1000 KLH. Ditahun 2013 AKB mengalami penurunan hingga 13,3/1000
KLH tetapi mengalami peningkatan ditahun 2014 yakni mencapai 13,9/1000
KLH.
Gambar : 3.4
Trend Angka Kematian Bayi
Provinsi Gorontalo Tahun 2010 –2014

25 Target Nasional AKB : 23/1000


KLH
20
20.9
18
17
15 15.3
15
10

5
AKABA
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 24


Profil Kesehatan Tahun 2014

AKB di tahun 2014 sudah mencapai target nasional (23/1000 KLH)


maupun target RPJMD 2012-2017 (16/1000 KLH), namun hal ini masih menjadi
permasalahan dari segi jumlah anak mati yang harus terus diturunkan.
Walaupun terjadi penurunan AKB saat ini, namun penurunan kematian
cenderung melambat dalam 3 tahun terakhir bahkan di tahun 2014 mengalami
kenaikan meskipun tidak signifikan. Dari data yang bersumber dari Kabupaten /
Kota angka kematian yang terjadi yakni angka kematian neonatal yang
merupakan penyumbang terbesar AKB, kematian neonatal menunjukkan
jumlah yang tinggi dibandingkan dengan angka kematian bayi dan balita. ini
mengakibatkan proporsi kematian neonatal semakin besar dari tahun ke tahun
jika dibandingkan dengan seluruh kematian bayi dan balita.
Berdasarkan hasil sementara SDKI tahun 2012, sebanyak 59,4%
kematian bayi dan 47,5% kematian balita terjadi pada usia neonatal. Oleh
karena itu, AKN harus diturunkan dengan upaya meningkatkan kesehatan ibu
hamil dan menjamin pertolongan persalinan yang aman sesuai dengan tujuan
akhir MDGs 5 tentang memperbaiki kesehatan ibu.Dari angka kematian bayi
dan balita per 1000 KLH di Provinsi Gorontalo dapat dilihat jumlah kematian
bayi dan balita sebagai berikut :
Gambar : 3.5
Jumlah dan Angka Kematian Bayi (AKB)Menurut Kabupaten / Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Target RPJMD Tahun 2014 : AKB


16/1000 KLH, Nasional : 23/1000 KLH

72
72
28.1
50 13.1 14.2
11.3 9.6 11.3
23
36
26
Angka
Jumlah

Kota Gtlo Kab. Gtlo Boalemo Pohuwato Bonbol Gorut

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan jumlah dan angka kematian pada bayi,


dimana kematian bayi terbanyak terjadi di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten
Boalemo masing – masing sebanyak 72 bayi mati. Kematian bayi pada gambar

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 25


Profil Kesehatan Tahun 2014

diatas yakni jumlah kematian neonatal di tambah dengan kematian bayi (usia
0-11 bulan). Tetapi untuk angka kematian lebih tinggi terjadi di Kabupaten
Boalemo (28,1/1000 KLH) dibandingkan Kabupaten Gorontalo (11,3/1000 KLH),
hal ini dikarenakan perbandingan jumlah kelahiran hidup yang jauh lebih tinggi
di Kabupaten Gorontalo.Jumlah kematian bayi terbesar selanjutnya yakni di
Kota Gorontalo sejumlah 50 kematian bayi dengan angka kematian 13,1/1000
KLH. Jumlah kematian bayi terendah terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara
dengan 23 kematian (11,3/1000 KLH) sedangkan dilihat dari angka terendah
Kabupaten Pohuwato.

Adapun penyebab kematian Bayi di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada


gambar berikut :

Gambar : 3.6
Proporsi Angka Kematian Bayi (AKB)Brdasarkan Penyebab
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Pneumonia
16%

Lain - Lain
41%

Diare
25%

Gizi Buruk Kelainan


1% Infeksi Kelainan Saraf Kongenital
7% 1% 9%

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Diare dan Pneumonia merupakan penyebab utama kematian bayi dan


balita di Provinsi Gorontalo tahun 2014. Kematian bayi yang disebabkan oleh
Diare mencapai 20 bayi dengan persentase 25% dan berikutnya Pneumonia
sejumlah 12 bayi dengan persentase 15%, sedangkan jumlah kematian
terendah diakibatkan oleh kelainan syaraf 1 bayi dengan persentase 1%.

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berbasis masyarakat


merupakan upaya ditingkat pelayanan kesehatan dasar beserta masyarakat
dalam mencegah dan menanggulangi penyakit pada anak. Banyak anak-anak
yang tidak dapat menjangkau tenaga kesehatan dapat ditolong oleh kader-

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 26


Profil Kesehatan Tahun 2014

kader kesehatan yang berada diwilayah Puskesmas dan melaporkan denga


cepat kejadian penyakit yang ada dimasyarakat. Program ini berhasil
menjangkau anak balita sakit di wilayah yang sangat sulit. Tanpa dedikasi para
kader dan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan, sebagian besar anak
balita di wilayah sulit ini tidak mendapatkan akses ke layanan pengobatan.
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Pada target pencapaian MDGs menurunkan angka kematian anak
merupakan Goals ke 4 sekaligus merupakan Goals yang harus dicapai diakhir
tahun 2015. Angka kematian anak dalam hal ini adalah Angka Kematian Balita
(AKABA) usia 0 – 59 bulan. seperti halnya angka kematian neonatal dan bayi,
AKABA ini juga dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup
disuatu wilayah. Di Provinsi Gorontalo trend AKABA dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar : 3.7
Trend Angka Kematian Balita (AKABA)
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Target Nasional AKABA : 32/1000


25 KLH

20
20.9
18
17
15 15.3
15

10

5
AKABA

0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 27


Profil Kesehatan Tahun 2014

Untuk data jumlah dan AKABA ditahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar : 3.8
Jumlah dan Angka Kematian Balita (AKABA)Menurut Kabupaten / Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Target RPJMD Tahun 2014 : AKABA


18,50/1000 KLH, Nasional : 32/1000 KLH

81 75
29.27
55 14.43 12.72 16.14
10.35 12.74

28 41 26 Angka
Jumlah

Kota Gtlo Kab. Gtlo Boalemo Pohuwato Bonbol Gorut

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan besaran jumlah dan angka kematian balita


di Provinsi Gorontalo. Jumlah balita mati tertinggi di Kabupaten Gorontalo
sebesar 81 balita mati dengan angka kematian 12,72/1000 KLH. Kematian
tertinggi selanjutnya terjadi di Kabupaten Boalemo sebanyak 75 kematian balita
dengan angka 29,27/1000 KLH, jumlah kematian balita terendah berada di
Kabupaten Gorontalo Utara yakni 26 balita mati dengan angka kematian
12,74/1000 KLH. Angka kematian balita terendah terjadi di Kabupaen Pohuwato
yang hanya mencapai 10,35/1000 KLH.

Adapun penyebab kematian Balita di Provinsi Gorontalo dapat dilihat


pada gambar berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 28


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 3.9
Proporsi Angka Kematian Balita (AKABA)Brdasarkan Penyebab
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Diare
19%

DBD
11%

Lain - Lain Thypoid


59% 7%

Kel. Saluran
Cerna
4%

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Diaremerupakan penyebab utama kematian balita di Provinsi Gorontalo


tahun 2014. Kematian balita yang disebabkan oleh Diare mencapai 19% balita
berikutnya kemtian balita yang disebabkan oleh DBD dengan persentase 11%,
Thypoid 7% dan terendah diakibatkan oleh kelainan saluran cerna 4%bayi.

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berbasis masyarakat


merupakan upaya ditingkat pelayanan kesehatan dasar beserta masyarakat
dalam mencegah dan menanggulangi penyakit pada anak. Banyak anak-anak
yang tidak dapat menjangkau tenaga kesehatan dapat ditolong oleh kader-
kader kesehatan yang berada diwilayah Puskesmas dan melaporkan denga
cepat kejadian penyakit yang ada dimasyarakat. Program ini berhasil
menjangkau anak balita sakit di wilayah yang sangat sulit. Tanpa dedikasi para
kader dan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan, sebagian besar anak
balita di wilayah sulit ini tidak mendapatkan akses ke layanan pengobatan.

- Angka Kematian Ibu (AKI)

Kematian ibu maternal adalah kematian ibu karena kehamilan, melahirkan


atau selama nifas. Angka kematian ibu sudah mengalami penurunan dari tahun
ke tahun, namun hal ini masih jauh dari target yang sudah ditentukan tahun
2014, meskipun pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan bersalin yang meliputi
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pelayanan kunjungan pertama
ibu hamil (K1) dan kunjungan ke empat (K4) cenderung mengalami
peningkatan. Penyebab utama kematian ibu yakni akibat menderita penyakit

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 29


Profil Kesehatan Tahun 2014

pada kehamilan dan perdarahan pada saat persalinan. Beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah anemia,
ibu hamil yang menderita penyakit degeneratif dan kondisi ibu yang masuk
dalam kelompok resiko tinggi.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penilaian derajat


kesehatan ibu yang juga masuk menjadi target MDGs Goals nomor 5 yakni,
meningkatkan kesehatan ibu dan menurunkan angka kematian ibu hingga 3/4
sampai tahun 2015. Selain itu, target dari MDGs 5 ini mewujudkan akses
kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015(102/100.000 KLH). Angka
kematian ibu secara nasional menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus – menerus.

Berdasarkan survei dari SDKI terakhir tahun 2012 AKI di Indonesia


sebesar 120 per 100.000 Kelahiran Hidup, angka ini dari tahun ke tahun
mengalami penurunan namun masih jauh dari target yang harus dicapai.
Jumlah kematian ibu di Provinsi Gorontalo tahun 2014 mencapai 39 ibu mati,
jumlah ini menurun dibandingkan dengan kematian ibu di tahun 2013 yakni
mencapai 52 ibumati. Untuk Provinsi Gorontalo belum dapat menghitung Angka
Kematian Ibu dikarenakan jumlah kelahiran belum mencapai 100.000 kelahiran
hidup,tetapi guna mengukur capaian kinerja bidang kesehatan ditingkat daerah
berdasarkan Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melalui
komitmen antara Kepala Daerah dalam hal ini Gubernur, Wakil Gubernur dan
Satuan Kerja Dinas Kesehatan maka untuk melihat keberhasilan program
kesehatan ibu dihitung dengan menggunakan jumlah dan angka kematian ibu.
Indikator AKI sangat dibutuhkan daerah sebagai tolok ukur dalam
perencanaan dan evaluasi bidang kesehatan selanjutnya, sehingga setiap
tahunnya tetap menghitung capaian kinerja membandingkan jumlah kematian
dengan kelahiran hidup dalam konstanta 100.000 KLH. Tahun 2014dari jumlah
Kematian ibu sebanyak 39 ibu matitertinggi terjadi pada kelompok umur 20 –
34 tahun sebanyak 32 kematian ibu. Angka ini menurun dibandingkan dengan
tahun 2013 yakni 52 ibu mati. Jumlah kematian ibu per Kabupaten / Kota
selengkapnya digambarkan melalui grafik berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 30


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 3.10
Jumlah Kematian Ibu Berdasarkan Umur Kabupaten / Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Target Nasional : 102/100.000


16 KLH, Target RPJMD 2014 :
14 3 159,1/100.000 KLH
12
10
8 1
11
6
4 7 0 2 0
0
2 4 3 4 3
0 1 0 0 0 0
0
Kota Gtlo Kab. Gtlo Boalemo Pohuwato Bonbol Gorut

<20 Thn 20 - 34 Thn >35 Thn

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan jumlah kematian ibu berdasarkan


golongan umur dimana pada golongan umur <20 tahun jumlah kematian 1ibu
yang terjadi di Kabupaten Gorontalo. Kematian ibu pada golongan umur 20 –
34 tahun terjadi 32 kematian ibu tertinggi di Kabupaten Gorontalo sebanyak
11 ibu mati dan terendah di Kabupaten pohuwato dan Gorut masing – masing
3 ibu mati. Pada kelompok umur >35 tahun terjadi 6 kematian ibu yang
tertinggi terjadi di Kabupaten Gorontalo 3 kematian ibu, di Kabupaten
Pohuwato 2 kematian dan Kota Gorontalo 1 kematian ibu.Kematian ibu
tertinggi terjadi pada kelompok umur 20 – 34 tahun, hal ini dikarenakan
antara lainusia tersebut merupakan usia produktif seorang wanita, sehingga
kehamilan diusia ini lebih banyak di bandingkan dengan usia lainnya yang
secara tidak langsung juga menyebabkan resiko kematian terbanyak ada pada
range umur ini.
Jumlah penduduk dengan usia kehamilan tertinggi 20 – 34 tahunjuga
dibuktikan dengan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013di daerah
perkotaan maupun pedesaan tertinggi kehamilan pada usia prodiktif yakni 20
– 34 tahun. Sehingga pada rentan umur tersebut terdapat banyak kejadian
kematian diakibatkan banyaknya kehamilan diusia tersebut.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 31


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 3.11
Proporsi penduduk yang sedang hamil berdasarkan laporan rumah tangga
Menurut kelompok umur dan tempat tinggal, Indonesia 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Sedangkan trend kematian ibu di Provinsi Gorontalo dari kurun waktu


tahun 2010 hingga 2014 mengalami fluktuasi yakni sebanyak 40 ibu mati di
tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2011 meningkat sebanyak 49 ibu mati
hingga tahun 2013 meningkat lagi menjadi 52 ibu mati. Di tahun 2014 angka
ini mengalami penurunan yakni sebanyak 39 kematian ibu (194,7/100.000
KLH). Data selengkapnnya dapat dilihat melalui gambar berikut :

Gambar : 3.12
Trend Jumlah dan Angka Kematian Ibu kurun waktu 5 (Lima) tahun
Provinsi Gorontalo Tahun 2010–2014

249.7 243.3 251.7

210 194.7
177
160
Target RPJMD AKI 2014 :
159,1/100.000 KLH
110

60 49 52
40 48 39
10
2010 2011 2012 2013 2014

Angka Jlh

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2010 – 2014

Trend angka kematian ibu di Provinsi Gorontalo yang mengalami


fluktuatif selama kurun waktu 5 tahun ini menggambarkan bahwa masalah

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 32


Profil Kesehatan Tahun 2014

yang sama yang menjadi penyebab kematian ibu belum terselesaikan dengan
baik. Masalah utama penyebab kematian ibu berdasarkan laporan dari
penyebab kematian ibu Kabupaten / Kota adalah masih tingginya persentase
perdarahan yang terjadi di tahun 2014 sebanyak 10 kejadian dengan
persentase 25,6%. Hal ini disebabkan terlambatnya penanganan
kegawatdaruratan obstetri sebagai akibat dari keterlambatan sarana
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dengan resiko tinggi.Selain itu juga
terdapat faktor tenaga kesehatan yakni bidan yang belum melakukan
penanganan kegawatdaruratan obstetri secara optimal. Sesuai data kesehatan
ibu Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2013, dari 779 bidan yang
berada di Provinsi Gorontalo (baik bidan PNS dan bidan PTT) hanya 232 bidan
yang telah dilatih Asuhan Persalinan Normal (APN). Pelatihan APN bertujuan
agar terlaksananya persalinan normal dengan baik dan benar, selain itu
penyebab lainnya adalah kepesertaan KB berkualitas yang masih
kurang.Berikut data jumlah dan persentase kematian ibu berdasarkan
penyebab kematian :

Gambar : 3.13
Jumlah dan Persentase Kematian Ibu Berdasarkan Penyebab Kematian
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

10 (25.6 %)
17 (43.6 %)

8 (20.5 %)

4 (10.3 %)

Perdarahan Hipertensi
Infeksi Lain - Lain

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Penyebab lain Kematian Ibu dipengaruhi pula karena rendahnya


kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil yang merupakan penentu
angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan
untuk menangani masalah ini. Permasalahan yang terjadi ini tentunya menjadi
tanggungjawab seluruh lapisan, lingkungan kesehatan, lintas sektor dan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 33


Profil Kesehatan Tahun 2014

masyarakat, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang


pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik,
kebijakan juga berpengaruh. Sehingga penyelesaian masalah yang antara lain
berupa kebijakan, program kegiatan oleh pemerintah dan peran serta
keluarga maupun masyarakat agar dapat bersama – sama berkomitmen
berupaya menjaga kesehatan ibu dan menurunka angka kematian ibu dengan
tepat.
Berdasarkan data penyebab kematian ibu diatas bahwa tiga faktor
utama penyebab kematian ibuyakni pendarahan, hipertensi saat hamil atau
pre eklamasi dan infeksi. Pendarahan menempati persentase tertinggi
penyebab kematian ibu (25,6%), anemia dan kekurangan energi kronis (KEK)
pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi
yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit
seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh pendarahan;
proporsinya berkisar antara kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen.
Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu yang adalah
tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan sebesar
20,5%. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan, danakan kembali normal
bila kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga yang tidak kembali normal
setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah
diderita ibu sebelum hamil. Sedangkan persentase tertinggi ketiga penyebab
kematian ibu melahirkan adalah infeksi (10,3%). Dari data yang ada, upaya
pelayanan terhadap ibu hamil sudah cukup tinggi dilihat dari cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2014 mencapai 91%, secara nasional
capaian ini sudah mencapai target yakni 90% (Target Nasional) persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan. pelayanan K1 100,2% an K4 mencapai
89,1%. Sehingga faktor penyebab kematian saat ini difokuskan pada ibu hamil
dengan resiko tinggi yang dikarenakan penyakit dan kebutuhan gizi ibu hamil
yang masih kurang.
Perbandingan dengan hasil survei SDKI bahwa persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan provinsi Gorontalo tahun 2014 sebesar
91%sudah meningkat dibandingkan dengan 73% capaian dalam SDKI 2007.
Apabila dilihat dari Kondisi geografis, persebaran penduduk dan sosial budaya
merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya aksesibilitas terhadap
tenaga pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan tentunya kondisi

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 34


Profil Kesehatan Tahun 2014

geografis yang sulit sehingga memerlukan sarana dan prasarana serta tenaga
yang siap diwilayah tersebut.
1. Usia Harapan Hidup (UHH)
Usia Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya dan
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang
rendah disuatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan
dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi
dan kalori termasuk program pembrantasan kemiskinan.
Tabel :3.14
Capaian Usia Harapan Hidup (UHH) Provinsi Gorontalo
Tahun 2006-2013

85 Target RPJMD 2013


80 UHH : 67,52

75
70 66.8 67.1 67.47 67.54
65.6 65.9 66.2 66.4
65
60
55
50
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Tahun UHH

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Usia harapan hidup Provinsi Gorontalo dari kurun waktu tahun 2006
sampai 2012 mengalami peningkatan, dimana tahun 2006 capaian usia
harapan hidup 65,6 tahun terus meningkat hingga tahun 2013 mencapai
67,54 tahun. Peningkatan UHH Provinsi Gorontalo seiring dengan peningkatan
IPM, dari 71,31% ditahun 2013 meningkat menjadi 71,77% di tahun
2014.Meningkatnya upaya kesehatan melalui pelayanan kesehatan di
Puskesmas dan meningkatnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan
lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang
memadai yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 35


Profil Kesehatan Tahun 2014

Dalam mengukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bidang


kesehatan dapat dilihat dari capaian Usia Harapan Hidup (UHH), Angka
Kematian Ibu (Ibu) dan pencapaian Angka Kematian Bayi (AKB). Pengukuran
IPM ini dibuat utuk menentukan lokasi program dan kegiatan yang akan
direncanakan dan dilaksanakan ke depan.
B. Angka Kesakitan (Morbiditas)
1. Angka Kesakitan TB
Tuberculosis adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri yang
berpengaruh pada paru, sistim kekebalan tubuh yang baik dapat
mengendalikan penyakit ini. Menurut WHO penyakit TB adalah penyebab
kematian yang besar untuk ODHA diseluruh dunia, sehingga percepatan
penanggulangan dan pengendalian penyakit ini secara nasional ditargetkan
melalui komitmen global Millenium Development Goals (MDG’s) hingga tahun
2015 melalui goal 6 (enam) yakni Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit
menular lainnya.

Hasil Riskesdas tahun 2013 prevalensi penduduk Indonesia yang di


diagnosis TB Paru menurut Riskesdas 2013 yakni 0,4%. Gorontalo termasuk
dalam 5 (Lima) Provinsi dengan TB Paru tertinggi (0,5%), Provinsi lain adalah
Jawa Barat (0,7%), Papua (0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Banten (0,4%) dan
Papua Barat (0,4%). Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar :3.15
Prevalensi TB Paru Menurut Provinsi
Tahun 2007 & 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 36


Profil Kesehatan Tahun 2014

Angka Kasus Baru TB Paru BTA positif yang di Notifikasi per Kabupaten
/Kota di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 yang bersumber dari profil kesehatan
Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar :3.16
Proporsi Pasien Tb Paru Positif
Tahun 2014

Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Prov. Gorontalo Thn 2014

Berdasarkan data diatas, kasus baru TB Paru BTA + yang ditemukan di


Provinsi Gorontalo Tahun 2014, terbanyak di Kabupaten Gorontalo yaitu
sebanyak 620 kasus paling sedikit di Kabupaten Pohuwato sebanyak 124
kasus, rata – rata Provinsi Gorontalo Case Notification Rate (CNR) adalah 179
per 100.000 penduduk. Angka ini tidak dapat menggambarkan keadaan
sebenarnya di lapangan karena penemuan kasus ini berdasarkan kinerja dari
petugas di lapangan. Capaian ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013
dengan CNR (Case Notification Rate) mencapai 163 per 100.000 penduduk
tahun 2013.

Adapun indikator keberhasilan program pengobatan TB Paru BTA


positif dapat diukur dalam angka success rate. Persentase Success Rate (SR)
adalah Persentase pasien TB Paru BTA positif yang dinyatakan sembuh
ditambah dengan % penderita TB paru BTA + yang selesai berobat. Provinsi
Gorontalo angka success rate mencapai 85,3%, tertinggi di Kabupaten Bone
Bolango mencapai 98,5% dan terendah di Kabupaten Pohuwato yang hanya
15,2%. Data capaian program selengkapnya dapat dilihat pada gambar
berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 37


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.17
Persentase Angka Success Rate TB Paru BTA Positif di Kabupaten / Kota
se-Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : Seksi P2 Dinas Kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014


Gambar diatas menunjukkan persentase capaian success rate TB
terendah SR adalah Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo Utara.
Secara Nasional angka Provinsi ini sudah mencapai target. Analisis ini dibuat
berdasarkan data yang ada pada aplikasi SITT dan hasilnyapun sangat
tergantung dengan kinerja petugas puskesmas untuk melakukan input data
pada aplikasi tersebut. Secara manual Angka SR Kabupaten / Kota sudah >
95% akan tetapi di aplikasi SITT yang terbaca adalah angka yang diinput oleh
petugas Puskesmas/Kabupaten.
2. Angka Kesakitan Pneumonia
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan
yang terbanyak didapatkan dan sering merupakan penyebab kematian hampir
di seluruh dunia. Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri
dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi
napas >50 kali/menit), sesak dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu
makan berkurang). Di Indonesia menurut hasil Riskesdas insiden dan prevalensi
pneumonia tahun 2013 adalah 1,8% dan 4,5%. Lima Provinsi yang mempunyai
insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi menurut umur adalah Nusa
Tenggara Timur (NTT) (4,6% dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), Sulawesi
Tengah (2,3% dan 5,7%), Sulawesi Barat (3,1% - 6,1%) dan Sulawesi Selatan
(2,4% dan 4,8%). Hasil Riskesdas menyatakan Provinsi Gorontalo mengalami
insiden dan prevalensi pneumonia Tahun 2013 yakni 1,7% dan 4,1%.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 38


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.18
Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia Balita Kabupaten / Kota
Se Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : Profil Kes. Kabupaten / Kota Tahun 2014

Persentase Cakupan penemuan kasus pneumonia balita di


kabupaten/kota se Provinsi Gorontalo masih jauh dari standar Nasional (85%),
Provinsi Gorontalo baru mencapai 49.5%. Angka tertinggi adalah Kabupaten
Boalemo 99% dan terendah Kabupaten Pohuwato 13.1%. Cakupan penemuan
pneumonia balita sangat tergantung pada ketrampilan petugas dalam
melakukan diagnosa dan tata laksana secara tepat kasus pneumonia balita,
selain itu juga kerja sama serta koordinasi dengan praktek-praktek swasta juga
mendukung dalam pencapaian target penemuan kasus pneumonia balita. Kasus
yang ditemukan sama artinya telah dilakukan tata laksana sesuai standar.
Upaya ini diharapkan dapat membantu menekan angka kematian bayi balita
akibat penumonia.
3. Kasus HIV / AIDS

AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebut dengan


retroviruses yang sering disebut dengan HIV.Virus AIDS menyerang sel darah
putih khususnya yang disebut dengan T-lymphocytes. Seseorang yang
terinfeksi HIV AIDS system kekebalan tubuhnya akan menurun drastis. Kasus
HIV /AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan termasuk
di Provinsi Gorontalo, sampai Desember 2014 kasus HIV/AIDS dilaporkan kasus
HIV sebanyak 37 kasus, AIDS sebanyak 75 kasus.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 39


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.19
Jumlah Kasus HIV dan AIDS Berdasarkan Kelompok umur
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014

Untuk kasus HIV Aids dilakukan analisis berdasarkan ditribusi


kelompok umur, berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa penderita
HIV/Aids terbanyak pada kelompok usia produktif 25 -49 tahun, Kasus HIV 37
kasus dan Aids 75 kasus. Data ini dapat menjadi pertimbangan dalam
merencanakan kegiatan atau intervensi untuk melakukan pengendalian
penyakit HIV Aids, Meskipun prevalensinya kecil akan tetapi jumlah kasus yang
terus meningkat setiap tahunnya merupakan permasalahn yang harus dicarikan
solusinya. Indikator kinerja pada tahun 2015 adalah ODHA (orang dengan HIV
aids) yang diberikan obat ARV (Anti Retroviral Virus).
Target MDGs untuk HIV dan Aids adalah menghentikan laju
penyebaranserta membalikkan kecenderungan pada tahun 2015. Kedua hal ini
belum sepenuhnya kita laksanakan karena di Indonesia khususnya di Provinsi
Gorontalo keadaan tidak terkendali. Masalah utama yang harus diatasi adalah
rendahnya pengetahuan dan kesadaran tentang isu – isu HIV Aids serta
terbatasnya layanan untuk menjalankan tes untuk pengobatan dan stigma yang
kuat yang menganggap bahwa HIV hanya memihak pada orang – orang yang
tidak bermoral, menjadi tantangan bersama.Berbagai kebijakan pemerintah
diarahkan dalam penanggulangan AIDS, salah satunya sejak tahun 1994
pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden No. 26 tahun 1994
dibentuklah Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) ditingkat Nasional yang

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 40


Profil Kesehatan Tahun 2014

kemudian disusul terbentuknya KPA seluruh Provinsi dan masih banyak lagi
kebijakan internasional terkait dengan pengendalian lajunya epidemik
HIV/AIDS. Dari kebijakan ini muncul langkah – langkah prioritas yang
mencantumkan program ini dalam perencanaan strategis pembangunan
kesehatan, menetapkan dan memperkuat KPA untuk mengkoordinasikan upaya
penanggulangan HIV/AIDS bersama perangkat daerah lainnya.

4. Kasus Diare

Diare atau diarrhea adalah sebuah penyakit dimana penderita


mengalami rangsangan buang air besar yang terus menerus dengan tinja atau
feses dengan kandungan air berlebihan.

Gambar :3.20
Presentase Kasus Diare yang di Tangani per Kabupaten / Kota
Se - Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014

Persentase kasus diare yang ditemukan dan ditangani sesuai standar di


Provinsi Gorontalo Tahun 2014 adalah 102,7%, angka ini secara Nasional telah
mencapai target, dengan asumsi angka kesakitan 214 per 1000 penduduk dan
target penemuan sebesar 10%. Berdasarkan hasil kajian diare tahun 2014
angka kesakitan diare adlah 997 per 1000 penduduk,ini berarti hampir semua
penduduk di Indoensia pernah sakit diare, oleh karenanya perlu
dipertimbangkan bahwa target penemuan kasus diare dapat ditingkatkan, 15-
20% sehingga penemuan kasus dapat lebih maksimal khususnya untuk tata
laksana sesuai standar. Saat ini program pemerintah yang dapat dilakukan
untuk intervensi dalam pengendalian penyakit diare adalah LROA (Layanan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 41


Profil Kesehatan Tahun 2014

Rehidrasi Oral Aktif) dan untuk indikator kinerja program diare selanjutnya
adalah Kabupaten /Kota dengan persentaseLROA aktif dipuskesmas.
5. Kasus Kusta

Berdasarkan indikator kinerja Nasional program kusta adalah


persentase kasus kusta pada anak usia 0-14% serta kasus kusta cacat tk II <
5%.Kusta adalah penyakit infeksi menahun yang disebabkan kuman kusta yang
menyerang kulit dan saraf tepi yang disebut dengan mycobacterium leprae.
Dalam tubuh manusia, kuman dapat ditemukan dikulit, kelenjar keringat, folikel
rambut dan air susu ibu. Penyakit kusta (lepra) masih merupakan salah satu
masalah kesehatan yang cukup besar di Indonesia,beban Kusta di Indonesia
terbagi atas dua, yaitu provinsi dengan bebab kusta rendah (low endemik) dan
Provinsi dengan kasus baru 10 atau lebih (High endemik).Tahun 2013 Provinsi
Gorontalo masih termasuk kategori Provinsi dengan beban kusta tinggi (High
Endemik) dengan Penemuan kasus sebesar 19,23 per 100.000 penduduk,
dengan proporsi terbanyak penderita adalah laki-laki sebesar 62,96% dan
perempuan sebanyak 37,04%. Demikian juga dengan kasus pada anak dan
angka kecacatan tingkat II, pada tahun 2014 persentase kasus kusta dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar :3.21
Persentase Kasus Kusta pada Anak dan Cacat Tkt. II per Kabupaten/Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan proporsi angka kasus kusta. Provinsi


Gorontalo pada tahun 2014 masih diatas <5%, yaitu kasus pada anak 6%
dan kasus cacat tk. II 8,7%. Capaian ini menurun dibandingkan dengan tahun

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 42


Profil Kesehatan Tahun 2014

2013 dengan angka proporsi cacat tk. II sebesar 6,5% melebihi standar
Nasional. Artinya penularan kasus kusta masih terjadi dan juga penemuan
kasus yang terlambat, untuk kedepan indikator kinerja program kusta adalah %
cacat pada kasus baru kusta yang ditemukan, intervensi program yang
diharapkan memiliki daya ungkit dalam pencapaian kinerja ini adalah kegiatan
RVS (Rapid Village Survey) yaitu kegiatan yang dilakukan dilokasi endemis
kusta yang bertujuan untuk menemukan kasus kusta sedini mungkin sebelum
terjadinya cacat.
Adapun proporsi paling besar kasus dengan cacat tk. II adalah di
Kabupaten Gorontalo Utara (31,6%) dan terendah adalah Kabupaten Gorontalo
(2,4%). Angka proporsi cacat tk.II menunjukkan kinerja petugas dalam case
finding dan case holding, bisa diasumsikan kinerja petugas rendah
kemungkinan lain adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda
dini kusta.
Untuk kasus kusta pada anak secara Nasional di tetapkan targetnya
yakni <5%. Untuk Tahun 2014 Provinsi Gorontalo sebesar 6% menurun
dibandingkan tahun sebelumnya yakni 9,7%, dengan proporsi kasus kusta pada
anak terbesar di kabupaten Gorontalo sebesar 14,6% dan terendah di Kota
Gorontalo yakni 3,6%. Tingginya kasus pada anak menunjukkan masih
tingginya penularan kusta di masyarakat.
6. Kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) per 100.000 Penduduk < 15 tahun
Acute Flaccid Paralysis (AFP) merupakan gejala awal dari penyakit polio.
AFP adalah semua anak < 15 tahun dengan kelumpuhan (paralysis/paresis)
yang sifatnya layuh (Flaccid) terjadi secara mendadak (Acute), bukan
disebabkan oleh ruda paksa. Data surveilans menyatakan insiden polio tertinggi
pada usia< 3 tahun (50 – 75%). Indikator yang harus dicapai pada surveilans
AFP ini adalah non polio AFP Rate dan specimen adekuat. Secara Nasional telah
memenuhi target yaitu >2 per 100.000 anak usia<15 Tahun, dengan specimen
adekuat >80%. Termasuk di Provinsi Gorontalo untuk tahun 2014 AFP (Non
Polio) Rate per 100.000 mencapai 5,65 / 100.000, capaian ini menurun
dibandingkan dengan tahun 2013 AFP Rate (Non Polio) adalah 5,87 per
100.000 anak usia < 15 Tahun, akan tetapi angka ini belum merata di
Kabupaten / Kota.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 43


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.22
Jumlah kasus AFP per Kabupaten/Kota
Provinsi Gorontalo dan AFP Rate per 100.000 penduduk usia < 15 tahun

Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014

Dalam strategi pencapaian eradikasi polio (endgame Polio strategy)


salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah survilance AFP yang berkualitas.
Provinsi Gorontalo Untuk tahun 2014 AFP Rate per 100.000 penduduk usia
< 15 tahun adalah 5,65. Angka ini telah melebihi target Nasional (> 2 per
100.000 penduduk usia <15 tahun). Intervensi program yang dilakukan adalah
peningkatan kualitas surveilans juga penatalaksanaan specimen sesuai standar.
Gambar di atas menunjukkan jumlah kasus AFP per Kabupaten / Kota, tertinggi
kasus AFP terjadi di Kabupaten Boalemo sejumlah 9 kasus, Kabupaten
Gorontalo sebanyak 4 Kasus, Kabupaten Pohuwato dan Bone Bolango masing -
masing sebanyak 2 kasus dan terendah Kabupaten Gorotalo dan Gorontalo
Utara masing – masing 1 Kasus.

7. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah atau demam dengue (DBD) adalah infeksi yang


disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk
menularkan atau menyebarkan virus dengue. Gejala dari demam dengue ini
adalah demam, sakit kepala, kulit kemerahan yang tampak seperti campak,
nyeri otot dan persendian. Jumlah kasus DBD yang dilaporkan di Provinsi
Gorontalo Tahun 2014 berjumlah 289 kasus dengan angka Insiden Rate (IR)
per 100.000 penduduk 26,5 (Angka Nasional 51 per 100.000 penduduk). angka
ini meningkat dibandingkan dari jumlah kasus ditahun 2013 yakni sebanyak 243
kasus.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 44


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.23
Jumlah Kasus DBD dan Angka Insiden Rate per 100.000 Penduduk
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2013

Gambar diatas menujukkan di tahun 2014 jumlah kasus DBD yang


ditemukan adalah 289 kasus dengan Incidence Rate (IR) 26.5 per 100.000
penduduk, target Nasional IR DBD adalah 20 per 100.000 penduduk. Cakupan
program ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan IR 21,6 /
100.000 penduduk. Hal ini berarti bahwa angka kesakitan DBD di Provinsi
Gorontalo masih cukup tinggi. Selain itu juga penyakit DBD di Provinsi
Gorontalo untuk tahun 2014 menduduki peringkat I, sebagai penyakit yang
sering menyebabkan KLB di wilayah Provinsi Gorontalo pada tahun 2014.
Meskipun Insiden Rate DBD masih jauh dari angka nasional, tetapi
berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) selama tahun 2014 DBD
merupakan salah satu penyakit menular yang paling sering menimbulkan KLB
yakni sebanyak 46 KLB sepanjang tahun 2014.
Intervensi program yang dilaksanakan adalah selain menggiatkan
kegiatan 3M Plus, Kegiatan PSN/Jumat bersih, Jumantik (Juru Pemantau Jentik)
1 rumah 1 jumantik, Pokjanal DBD (merupakan sarana untuk menyeimbangkan
peran pemerintah dan masyarakat serta multi sektor dalam pengendalian dan
penanggulangan DBD. Sebagai sarana komunikasi lintas sektor dalam
pengendalian DBD, fogging menjadi alternatif terakhir kegiatan
penanggulangan dan dilakukan berdasarkan hasil surveilans epidemiologi.
8. Kasus Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi sasaran


prioritas komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDG’s) tujuan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 45


Profil Kesehatan Tahun 2014

ke – 6 yakni perang terhadap HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.


Berbagai upaya untuk pengendalian penyakit malaria ini diantaranya
pencegahan dengan penggunaan kelambu dan penyemprotan dalam ruangan
agar terhindar dari nyamuk pembawa penyakit malaria.Data Riskesdas
sebanyak 15 Provinsi mempunyai prevalensi malaria di atas angka Nasional
sebagian besar berada di Indonesia Timur. Gorontalo mempunyai Insiden
malaria 0,2% dan Prevalensi 1,1%.Insiden tertinggi terjadi di Papua dengan
angka 31,4% dan terendah di Bali dengan 0,3%.

Gambar :3.24
Insiden Malaria Menurut Provinsi
Tahun 2007 & 2013

Sumber : Profil Kes. Kab / Kota Tahun 2013

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 di Provinsi Gorontalo kasus


malaria dapat dilihat dari angka Annual Paracite incidence (API) yang
menunjukkan angka 1,2 per 1000 penduduk. Angka ini sudah mencapai target
Nasional dimana pemerintah telah menargetkan secara Nasional API sebesar
(1,25 per 1000 penduduk). Guna mengukur pencapaian API dalam upaya
pengendalian penularan malaria saat ini dilihat dari Angka Slide Positif Rate
(SPR).

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 46


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.25
Angka SPR (Slide Positif Rate) Kabupaten / Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2013

Dari gambar diatas menunjukkan persentase angka SPR (penderita


positif dengan pemeriksaan sediaan darah) terhadap kasus malaria masih
tinggi, angka Kabupaten / Kota tertinggi terjadi di Kabupaten Boalemo yakni
21,7%, kemudian Kabupaten Bone Bolango 10,3%, terendah di Kabupaten
Gorontalo Utara yakni 0,96%. Provinsi Gorontalo mencapai 7,2%. Pencapaian
SPR tahun 2014 ini menurun dibandingkan dari 9,38%, angka ini masih tinggi
dari target Nasional yang seharusnya dicapai yakni <5%.

Annual Paracite Incidence (API) di Provinsi Gorontalo Tahun 2014 telah


mencapai target yaitu < 1 per 1000 penduduk, akan tetapi di kabupaten/kota
masih terdapat daerah endemis malaria. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
bahwa % slide positif malaria dibandingkan dengan sediaan yang diperiksa
masih cukup tinggi 7.2% seharusnya < 5%. Dengan SPR (Slide Positif Rate)
yang masih >5% dan API < 1 per 1000 penduduk menjadi pertimbangan
dilakukan intervensi program yaitu meningkatkan jumlah sediaan darah yang di
periksa baik dengan mikroskopis maupun dengan RDT dan ABER (Annual Blood
Examination Rate) % nya akan mencapai > 10% dalam satu tahun terhadap
jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu, sehingga data API < 1 Per 1000
penduduk dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
9. Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular kronik yang
disebabkan oleh sumbatan cacing filaria dikelenjar / saluran getah bening,

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 47


Profil Kesehatan Tahun 2014

menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar /


saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa elefantiasis. Di Provinsi
Gorontalo mulai melaksanakan Pemberian Obat Masal Pencegah (POMP)
filariasis sejak tahun 2007 dikab/kota meskipun selesainya tidak serentak dan
pada tahun 2013 semua kab/kota telah melaksankan POMP selama 5 tahun
berturut turut dengan cakupan < 85%. Hasil ini belum mencapai target
Nasional (85%) dan juga kondisi di lapangan yang didapati bahwa banyak
masyarakat yang tidak mengkonsumsi obat tersebut karena takut efek
samping.
Tahun 2013 pertama kali dilakukan kegiatan TAS (transmission
Assessment Survey) yaitu kegiatan pengambilan darah jari pada anak sekolah
dasar untuk mengetahui apakah masih terjadi transmisi kasus filariasis. Tahap
ke II dilakukan pada tahun 2014 di Kabupaten Boalemo dan ditetapkan cut of
pointnya adalah 9, dan hasil positif di Boalemo adalah 87, sehingga kabupaten
Boalemo direkomendasikan untuk melakukan POMP lagi pada tahun 2016.
Untuk Kabupaten/Kota lain TAS tahap II dilakukan pada tahun 2015.

Gambar :3.26
Hasil Pelaksanaan Transmission Asessment Survey (TAS) Tahap I & II
per Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo
Tahun 2014

Sumber : Seksi P2 Dinas kesehatan Prov. Gorontalo Tahun 2014

10. Cakupan Desa / Kelurahan terkena KLB di tangani < 24 jam


Kejadian Luar Biasa (KLB) menurut Departemen Kesehatan RI dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004 dijelaskan
sebagaitimbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 48


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.27
Frekuensi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Menular
Provinsi GorontaloTahun 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kab / Kota Tahun 2014

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa penyakit menular yang


paling banyak meneyebabkan KLB (kejadian Luar Biasa) selama Tahun 2014 di
Provinsi Gorontalo adalah DBD, Chikungunyah, Diare, rabies. Berdasarkan data
ini maka dapat dilakukan intervensi berdasarkan prioritas masalah khususnya
dalam penanggulangan penyakit menular. Target Nasional Kejadian Luar Biasa
(KLB) ditangani < 24 jam adalah 90% pada Tahun 2013, KLB yang paling
sering terjadi pada tahun 2014 adalah DBD dengan frekuensi sebanyak 46
kasus, kemuadian Chikungunyah sebanyak 26 kasus. Selain KLB DBD dan
Chikungunya terdapat pula Diare, Rabies, AFP, Keracunan Makanan, Hepatitis A
dan Malaria.Jumlah KLB selengkapnya dapat dilihat di lampiran profil ini.
C. Status Gizi Masyarakat

Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber
daya manusia, semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan
ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode
yang sangat kritis. Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730
hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode sensitif
karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat
permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak tersebut tidak hanya pada
pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan mental dan kecerdasannya,
yang pada usia dewasa terlihat dari ukuran fisik yang tidak optimal serta kualitas
kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 49


Profil Kesehatan Tahun 2014

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh


keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut
dapat dilihat dari variable pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang
badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai (Gibson, 1990). Status
gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam
tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan
tercapai status gizi optimal yang yang memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat
setinggi mungkin (Almatsir, 2001). Gambaran status gizi masyarakat di Provinsi
Gorontalo dapat dilihat dari indikator sebagai berikut :

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badan pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight
Infants atau Berat Bada Lahir Rendah (BBLR).

Keadaan BBLR di Provinsi Gorontalo pada tahun 2012 berjumlah 560


bayi atau 2,9% dan meningkat pada tahun 2013 yakni 721 bayi atau 3,5%
dan meningkat pada tahun 2014 yakni 829 bayi atau 4,2%. Penyebab adanya
BBLR ini diakibatkan oleh faktor kesehatan ibu pada saat hamil antara lain
penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, Diabetes Melitus, Toksemia
Gravidarum dan Nefritis Akut. Selain itu, faktor usia ibu hamil juga sangat
mempengaruhi terjadinya BBLR, usia yang masih muda pada ibu hamil banyak
mengakibatkan kejadian prematuritas tertinggi di masyarakat. Data BBLR
Kabupaten / Kota selengkapnya dapat dilihat dari gambar berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 50


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.28
Jumlah dan Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

100% 4.2
3.9
99% 1.9
98% 8.0 2.8 4.7 5.2
97%
829
96% 250
73
95% 205 68 120 113
94%
93%

Jlh %

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan jumlah kejadian bayi BBLR tertinggi di


Kabupaten Gorontalo yakni 250 bayi dengan BBLR dan jumlah kejadian bayi
BBLR terendah di Kabupaten Pohuwato yakni 68 bayi dengan BBLR.
Persentase kejadian BBLR tertinggi di Kabupaten Boalemo yakni 8,0% dan
terendah di Kota Gorontalo yakni 1,9%. Kejadian BBLR diakibatkan oleh
berbagai faktor, diantaranya adalah kesehatan ibu selama hamil dan
pemeriksaan ibu hamil pada sarana kesehatan serta yang tidak kalah
pentingnya adalah perilaku kesehatan ibu hamil. Faktor lain yang berpengaruh
yakni kualitas dari pelayanan Antenatal Care (ANC) terpadu dan terintegrasi
yang kurang maksimal. Jika kualitas ANC baik maka penemuan / deteksi dini
faktor resiko ibu hamil dapat diatasi sejak dini pula. Saat ini intervensi yang
sering dilakukan cenderung setelah bayi dilahirkan bukan pada saat ibu hamil
melalui pengawasan pada ibu yang mempunyai faktor resiko tertentu.

Upaya jangka pendek yang dilakukan melalui perencanaan terpadu


untuk pelayanan ANC sesuai waktu pelaksanaan ANC yang harus dilakukan,
misalnya pada saat ibu hamil trimester pertama sampai ketiga dilakukan
pengawasan bagi ibu yang beresiko sehingga kasus BBLR dapat diatasi sejak
dini dengan membuat program konsumsi makanan dan vitamin bagi ibu hamil.
Upaya jangka panjang yang dilakukan yakni peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang gizi dan kesehatan kepada masyarakat,
yang saat ini telah dilakukan dan merupakan program inovasi Dinas

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 51


Profil Kesehatan Tahun 2014

Kesehatan Provinsi Gorontalo yang telah dilakukan sejak tahun 2008 melalui
pembelajaran Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo baik
pembelajaran formal di SD, SMP, dan SMA, non formal dalam bentuk
pelatihan dan sosialisasi serta in formal di tingkat rumah tangga. Upaya
jangka panjang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir, serta lahir mati sebagai
akibat dari penyebab yang dapat dicegah dan menurunkan prevalensi
kekurangan gizi.
Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa kondisi kejadian
BBLR di Provinsi Gorontalo secara nasional berada pada peringkat ke-6 yakni
13,2% di atas rata-rata nasional yakni 10,2%, hal ini dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar :3.29
Kecenderungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada balita
Indonesia Tahun 2010 dan 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2010, 2013

Hasil Riskesdas tahun 2013 se Provinsi Gorontalo menunjukkan bahwa


kejadian BBLR tertinggi di Kabupaten Pohuwato yakni 22,4% dan terendah di
Kabupaten Gorontalo Utara yakni 4,8%, hal ini dapat dilihat pada gambar
berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 52


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :3.30
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada balita
Di Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : Riskesdas 2013

2. Kasus Gizi Buruk

Guna mengukur tingkat status gizi masyarakat di Provinsi Gorontalo


pemerintah melalui Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo melaksanakan
kegiatan Surveilans Gizi dan Pemantauan Status Gizi (PSG) yang merupakan
tindakan dan perhatian terhadap kasus gizi buruk yang terjadi. Gizi buruk
merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus, serta
perlu penanganan yang cermat dan sistematik, hingga diketahui akar
penyebabnya dan selanjutnya disiapkan program strategik untuk mencegah
agar kasus gizi buruk tidak terjadi, dan kasus gizi kurangyang ada tidak jatuh
ke kasus gizi buruk. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah antara lain
melalui revitalisasi Posyandu dalam meningkatkan kapasitasnya mendukung
pelaksanaan surveilans gizi atau Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)-Gizi.
Pemantauan Status Gizi (PSG) adalah salah satu metode penilaian
status gizi penduduk, khususnya anak balita, dan merupakan bagian dari
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Sedangkan KADARZI adalah
keluarga yang mampu mengenali masalah gizi anggota keluarganya dan
mampu mengatasi masalah tersebut baik sendiri maupun dengan bantuan
pihak lain. Melalui pelaksanaan PSG-KADARZI diharapkan tersedia informasi
status gizi balita dan perilaku keluarga sadar gizi yang terintegrasi secara
berkala. Hal ini bermanfaat untuk keperluan perencanaan, penetapan
kebijakan dan evaluasi program perbaikan gizi, (Laporan PSG Provinsi

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 53


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gorontalo, 2013). Persentase status gizi di Provinsi Gorontalo dapat dilihat


dari gambar berikut :
Gambar : 3.31
Jumlah Kasus Gizi Buruk di temukan Kabupaten / Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

700 608 592


600
500
400 321324
300
200 111 92 65
100 32 47 59 35 47 50 17
-

2013 2014

Sumber : Profil Dinas kesehatan Kab/Kota tahun 2014

Gambar :3.32
Persentase Gizi Kurang, Gizi Buruk dan Prevalensi Kurang Gizi
Tahun 2013

Sumber : Laporan PSG Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2013

Gambar diatas menunjukkan gambaran status gizi yang dilihat dari


indikator Prevalensi kekurangan gizi yakni gizi buruk dan gizi kurang. Dari
hasil pemantauan status gizi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo diperoleh hasil capaian gizi kurang di Provinsi Gorontalo mencapai
8,1%, kontribusi terbesar ada pada Kabupaten Pohuwato yakni 10,9%

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 54


Profil Kesehatan Tahun 2014

masyarakat dengan gizi kurang. Sedangkan gizi buruk mencapai 2,2% dengan
tertinggi ada pada Kabupaten Gorontalo sejumlah 3,4%. Angka ini terus
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil survey PSG di tahun
2012 dimana prevalensi gizi kurang mencapai 14,44% menurun di tahun 2013
hingga mencapai 10,3%.

Upaya perbaikan gizi di Provinsi Gorontalo dilakukan dengan 2 (dua)


strategi yakni strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang.

1. Strategi jangka pendek penanganan masalah gizi pada balita gizi buruk
dan ibu hamil KEK dan Anemiamelalui Pusat Pemulihan Gizi (PPG) atau
Theurapeutic Feeding Center (TFC). Sampai saat ini seluruh
Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo telah memiliki PPG/TFC dan 2 (dua)
diantaranya sudah menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan
yakni Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone Bolango.

2. Strategi jagka penjang pencegahan masalah gizi dan kesehatan melalui


pembelajaran Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo baik
pembelajaran formal di SD, SMP, dan SMA, non formal dalam bentuk
pelatihan dan sosialisasi serta in formal di tingkat rumah tangga. Upaya
jangka panjang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar
dalam menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir, serta lahir
mati sebagai akibat dari penyebab yang dapat dicegah dan menurunkan
prevalensi kekurangan gizi.

Selain itu, program nasional yang saat dilaksanakan di Provinsi


Gorontalo, yakni Gerakan Nasional Sadar Gizi. Intervensi gizi dalam upaya
Gerakan Nasional Sadar Gizi melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik bersifat jangka pendek merupakan tindakan atau kegiatan
yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh Sektor
Kesehatan dalam bentuk imunisasi, pemberian PMT ibu hamil dan balita,
monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen tablet besi-folat ibu
hamil, promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagainya. Sedangkan intervensi
sensitive adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sector kesehatan
yang sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 55


Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah


satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Dalam Undang-undang Nomor
23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi.Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan,
perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Upaya
kesehatan mencakup upaya – upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar.
Upaya kesehatan di Provinsi Gorontalo diutamakan pada pelayanan kesehatan bagi ibu
dan bayi, gizi masyarakat dan pengendalian penyakit yang dilaksanakan disarana
pelayanan kesehatan mulai dari Posyandu, Poskesdes, Puskesmas sampai Rumah Sakit.
Saat ini, jumlah Puskesmas di Provinsi Gorontalo sejumlah 93 unit, Puskesmas
Pembantu 232 unit dan Puskesmas keliling 93 unit. Meskipun fasilitas pelayanan
kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum
sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan jarak tempuh ke
fasilitas kesehatan masih ada daerah terpencil yang cukup sulit dijangkau. Fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua
kabupaten/kota dengan sistem rujukan pelayanan kesehatan yang berjalan.

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan Ante Natal Care(ANC)adalah merupakan cara penting untuk


memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat
bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 56


Profil Kesehatan Tahun 2014

pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi
badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan
pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
Tujuan dari pelayanan antenatal adalah :
1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.

Cakupan pelayanan ibu hamil yakni dilihat dari Kunjungan pertama (K1)
dan Kunjungan ke empat (K4).Di Provinsi Gorontalo menurut data profil
kesehatan Kabupaten / Kota tahun 2014 capaian kunjungan ibu hamil K1 sudah
mencapai target nasional yakni 100,2% melebihi target nasional yakni sebesar
95%.Sedangkan pelayanan K4 ditahun 2014 mencapai 89,1% masih belum
mencapai target yakni 95%. Cakupan tahun 2014 ini tidak mengalami perubahan
yang signifikan disbanding tahun 2013 dimana persentase K1 tahun 2013
mencapai 100,8% dan berada diatas target nasional. Sedangkan cakupan K4
tahun 2013 yakni 88,3% dibandingkan dengan tahun 2014 angka ini mengalami
peningkatan, tetapi masih diperlukan upaya untuk mencapai target yang telah
ditentukan tersebut. Kesenjangan antara K1 dan K4 tidak terlalu jauh, hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran dan kemauan ibu hamil dalam memeriksakan diri
ke petugas kesehatan sudah cukup baik namun tetap tidak melupakan kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 menunjukkan kunjungan


pertama (K1) ideal di Provinsi Gorontalo mencapai >60%. K1 ideal yakni
indikator untuk melihat frekuensi yang merujuk pada periode trimester saat
melakukan pemeriksaan kehamilan. Sedangkan K4 Kementerian Kesehatan
menetapkan K4 sebagai salah satu indikator ANC. (Direktorat Bina Kesehatan
Ibu, Kemkes RI 2010). Berikut gambaran cakupan indikator ANC K1 ideal dan
ANC K4 Indonesia tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas tahun 2013.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 57


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 4.1
Cakupan Indikator ANC K1 ideal dan ANC K4 menurut Provinsi,
Indonesia 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Sedangkan capaian Provinsi Gorontalo menurut laporan Kabupaten / Kota


cakupan K1 dari tahun ke tahun sudah memenuhi target yang telah ditetapkan
dan K4 ibu hamil menurun dari angka K1 yakni 89,1%.Capaian kunjungan ibu
hamil K1tahun 2014 tertinggi di Kabupaten Gorontalo Utara dengan capaian
112%, capaian ini sangat baik seiring dengan rendahnya jumlah kematian ibu di
Kabupaten tersebut yakni wilayah dengan kematian ibu terendah yakni 3
kematian ibu. Cakupan K1 tertinggi selanjutnya yakni Kabupaten Pohuwato
dengan capaian 104,6% dan terendah K1 di Kabupaten Boalemo dengan
persentase 85,2%.

Sedangkan untuk cakupan kunjungan K4 ibu hamil tertinggi di Kota


Gorontalo yakni sebesar 92,6%, hal ini secara langsung dipengaruhi oleh tongkat
pengetahuan dan pendidikan masyarakat serta akses terhadap sarana kesehatan
yang mudah dijangkau. K4 tertinggi selanjutnya di Kabupaten Pohuwato
mencapai 92,3% dan terendah di Kabupaten bone Bolango yakni 85%. Masih
tingginya angka kematian ibu terkait dengan kualitas penanganan dan pelayanan
terhadap ibu hamil, bersalin dan masa nifas serta antenatal care. Kunjugan ibu
hamil ini sangat perlu dilakukan guna menghindarkan gangguan kesehatan
selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi
yang dikandungnya. Sehingga memerlukan upaya dengan kerjasama seluruh

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 58


Profil Kesehatan Tahun 2014

masyarakat dalam mengantisipasi resiko yang terjadi pada kehamilan sampai


pada persalinan.

Gambar : 4.2
Persentase Cakupan K1 dan K4 Berdasarkan Kabupaten / Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

120 112
104.6
98.8 99.2 100.2 100.2
100 92.6 89.1 92.3 92.9 89.1
85.2 87.6 85
80

60

40

20

0
Kota Gtlo Kab. Gtlo Kab. Kab. Kab. Bonbol Kab. Gorut Prov
Boalemo Pohuwato

K1 K4

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

2. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi


Kebidanan

Yang di maksud persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah


persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan meliputi dokter spesialis
kebidanan dan kandungan, dokter umum dan bidan. Tenaga kesehatan
merupakan orang yang memiliki keahlian dalam membantu persalinan sehingga
keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Persalinan oleh tenaga kesehatan di
Provinsi Gorontalo rata – rata Kabupaten / Kota memperlihatkan penurunan
dibandingkan tahun 2013. Persalinan nakes akansangat mempengaruhidalam
upaya penurunan AKI dan AKBjika dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar. Kenyataan yang ada
selama ini masih terdapat persalinan nakes yang masih dilaksanakan diluar
fasilitas kesehatan atau dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang belum
memenuhi standar.

Kematian ibu melahirkan biasanya akibat kondisi darurat. Sebagian besar


kelahiran berlangsung normal, tetapi sebagian kecil diikuti komplikasi akibat
pendarahan, infeksi dan kelahiran yang sulit. Komplikasi persalinan dapat
menimbulkan konsekuensi sangat serius. Berbagai potensi masalah lainnya bisa

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 59


Profil Kesehatan Tahun 2014

dicegah apabila para ibu memperoleh perawatan oleh tenaga kesehatan terlatih
yang tepat sewaktu persalinan.Kurangnya tenaga kesehatan khususnya bidan
desa serta kurangnya kualitas bidan akibat kurangnya tenaga terlatih menjadi
penyebab masih adanya masyarakat yang memilih bersalin di tenaga persalinan
tradisional / dukun. Meskipun saat ini sudah ada program kemitraan bidan dan
dukun namun tetap saja persentase persalinan oleh tenaga kesehatan masih
kurang optimal yakni 91%. Berikut gambaran persalinan nakes di Provinsi
Gorontalo :

Gambar : 4.3
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten / Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2013 - 2014

120 109.1
103.5 99.8 99.2
99 96.8
100 92.8 94.3 99.1 91
89.5 87.4 91.8
83.9
80

60

40

20

0
Kota Gtlo Kab. Gtlo Kab. Kab. Kab. Bonbol Kab. Gorut Prov
Boalemo Pohuwato

Thn 2013 Thn 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan adanya penurunan capaian persalinan yang


di tolong oleh tenaga kesehatan, yakni pada tahun 2013 mencapai 96,8%
mengalami penurunan ditahun 2014 menjadi 91%. Penurunan persalinan oleh
tenaga kesehatan ini rata – rata terjadi diseluruh Kabupaten / Kota, di Kabupaten
Gorontalo Utara misalnya ditahun 2013 dengan capaian 109,1% menurun
menjadi 99,2%. Berikutnya di Kabupaten Pohuwato sebanyak 103,5% menurun
menjadi 99,1%, sedangkan Kabupaten lainnya yang di tahun 2013 rata – rata
capaian persalinan nakes diatas 90%, turun menjadi rata – rata dibawah 90%
ditahun 2014. Angka ini akan menjadi perhatian ditahun mendatang karena tidak
mencapai target yakni 95% persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.

Dari hasil Riskesdas tahun 2013 menyajikan proporsi tempat bersalin di


fasilitas kesehatan (RS, RB/klinik/praktek nakes,Puskesmas/Pustu) dan Polindes

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 60


Profil Kesehatan Tahun 2014

/Poskesdes serta dirumah menurut karakteristik. Pada kelompok ibu berumur


resiko tinggi (umur ibu kurang dari 20 tahun dan umur 35 tahun ke atas)
nasional lebih banyak yang melahirkan dirumah mencapai 64,5%. Peningkatan
persalinan oleh tenaga kesehatan dikarenakan peningkatan jumlah bidan di
sarana kesehatan sehingga mampu melakukan pertolongan persalinan,
meningkatnya jumlah rumah tunggu sebagai tempat sementara untuk upaya
menuju ke sarana kesehatan terdekat ibu yang akan melakukan persalinan.
Tahun 2012 sebanyak 41 rumah tunggu dan tahun 2013 sebanyak 28 rumah
tunggu, faktor berikutnya adanya kepesertaan jaminan kesehatan untuk
memudahkan pembiayaan masyarakat yang akan melakukan persalinan.

Gambar : 4.4
Proporsi Kelahiran 1 Januari 2010 sampai saat wawancara
menurut tempat bersalin dan Provinsi, Indonesia Tahun 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Gambar diatas menunjukkan 70,4% kelahiran pada periode 1 janiari 2010


saat wawancara terjadi di fasilitas kesehatan di polindes/poskesdes dengan
persentase tertinggi di rumah bersalin, klinik, praktek dokter/praktek bidan
(38,0%) dan terendah di poskesdes/polindes (3,7%), namun masih terdapat
29,6% yang melahirkan dirumah/lainnya. Provinsi Gorontalo mencapai 68% ibu
yang melahirkan pada fasilitas pelayanan kesehatan sedangkan masih ada
sekitar 32% yang melahirkan dirumah/lainnya. Dari data tersebut dapat dilihat
Provinsi Gorontalo masih memerlukan perhatian terhadap persalinan oleh tenaga
kesehatan baik di fasilitas kesehatan atau rumah, karena masyarakat Gorontalo
sebagian masih menempati daerah terpencil dengan tingkat pendidikan rendah

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 61


Profil Kesehatan Tahun 2014

sehingga pengetahuan dan jangkauan untuk melakukan persalinan masih perlu


ditingkatkan lagi. Upaya pemerataan tenaga kesehatan yang berkompeten untuk
menolong persalinan dan upaya pemerataan fasilitas kesehatan perlu dilakukan
pemerintah guna menekan serendah – rendahnya jumlah kematian ibu yang
masih tinggi di Provinsi Gorontalo.

3. Peserta KB Baru dan KB Aktif

Keluarga Berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga


yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah
perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan
penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti
kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Ini dilaksanakan guna mencapai keluarga
sejahtera yakni upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Jenis – jenis
peserta KB yakni peserta KB baru, peserta KB lama dan peserta KB aktif.

Sedangkan kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya


kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dan sel sperma.
Adapun tujuan KB yakni meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.Target nasional
mengenai kesehatan reproduksi yang akan dicapai hingga tahun 2015 yang
terangkum dalam indikasi keberhasialn Millenium development Goals (MDGs)
adalah cakupan layanan KB pada pasangan usia subur (PUS) 70%.

Cakupan peserta KB aktif yang tinggi belum menjamin kematian ibu


rendah karena tingkat pengetahuan terhadap kontrasepsi jangka panjang
sehingga masih perlu konseling kepada petugas kesehatan di tingkat dasar agar
petugas kesehatan dapat memberikan sosialisasi atau pengetahuan ke
masyarakat tentang kontrasepsi jangka panjang dan pengaruh positifnya
terhadap pasangan usia subur. Kematian ibu cenderung dialami oleh pasangan
usia subur yang menggunakan kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik
karena ketidaksesuaian penggunaan sehingga banyak menyebabkan kehamilan
yang tidak diinginkan. Lebih lanjut kahamilan yang tidak diinginkan tersebut
dapat memicu terjadinya abortus dan faktor resiko lainnya yang merupakan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 62


Profil Kesehatan Tahun 2014

penyebab utama kematian ibu saat ini, tetapi hal tersebut tidak membuat PUS
beralih untuk memilih kontrasepsi jangka panjang dikarenakan faktor kurangnya
pengetahuan akan manfaat MKJP, faktor takut dan malu saat pemasangan
alatkontrasepsi dan faktor seringnya tidak tersedia alat kontrasepsi jangka
panjang yang dipilih oleh masyarakat di layanan kesehatan.

Berikut jenis kontrasepsi yang digunakan dan kondisi di Provinsi Gorontalo


yakni Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang terdiri dari IUD, MOP,
MOW dan Implan. Sedangkan jenis kontrasepsi Non MKJP terdiri dari Suntik, Pil
dan Obat Vagina.Di Provinsi Gorontalo kondisi tahun 2014peserta KB aktif
sejumlah 95.341 peserta PUS dengan persentase 68,3% (Tidak termasuk capaian
di kabupaten Pohuwato) sehingga jumlah maupun persentasenya akan lebih
tinggi dri keadaan sekarang. Peserta KB baru dari sumber Kabupaten / Kota se
Provinsi Gorontalo di tahun 2014yakni sejumlah 20.093 peserta dengan
persentase 70,4%. Jumlah peserta KB aktif tahun 2014 ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya yakni ditahun 2013 jumlah peserta KB aktif
sejumlah 117.828 PUS, tetapi dalam persentase peserta KB aktif capaian ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 dengan capaian
66,6%.Perbandingan peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan
oleh PUS selengkapnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar :4.5
Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

0.5%
12.7% 2.1%
25.7%

16.4%

39.1%
3.5%

IUD MOP MOW Implan Kondom Suntik Pil

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 63


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan proporsi kontrasepsi aktif di Kabupaten /


Kota tahun 2014 terbanyak menggunakan kontrasepsi Suntik sebanyak 39,1%,
tertinggi berikutnya penggunaan kontrasepsi Pil sebanyak 25,7%, kemudian
Implan sebanyak 16,4% dan terendah penggunaan terhadap kontrasepsi Medis
Operatif Pria (MOP) sebanyak 0,5%.Dewasa ini angka kematian ibu terus
meningkat, program keluarga berencana (KB) ini diselenggarakan oleh
pemerintah dengan tujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yang
nantinya diharapkan dapat berkontribusi dalam penyelamatan terhadap ibu dan
peningkatan mutu sumber daya manusia.

4. Desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI)

Upaya untuk peningkatan Desa UCI (Universal Child Immunization)Salah


satu target keberhasilan program immunisasi adalah tercapainya UCI yang
merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di
100% Desa/ Kelurahan. Desa UCI (Universal Child Immunization) adalah desa
dengan 80% anak usia kurang dari 1 tahun di desa tersebut telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap sesuai umur yang terdiri dari HB0 1 kali, BCG 1kali,
DPTHB 3kali, Polio 4 kali,Campak 1 kali.
Sesuai dengan Keputusan Menkes RI dan Riskesdas (2010) menyatakan
UCI adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada
semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun) Pertumbuhan pencapaian
Desa/Kelurahan UCI selama ini belum secara merata mencapai 100% bahkan
masih banyak yang belum mencapai target. Karena itu pemeritah melakukan
Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization 2010–2014
(GAINUCI 2010 - 2014) yang merupakan upaya percepatan pencapaian UCI
diseluruh desa/kelurahan pada tahun 2014 melalui suatu gerakan yang
dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh masyarakat dan berbagai pihak
terkait secara terpadu di semua tingkat administrasi.
Di Provinsi Gorontalo tahun 2014 capaian UCI desa yakni 85,7%,
persentase ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 dengan capaian
UCI 80%.Perbandingan cakupan UCI desa per Kabupaten / Kota se Provinsi
Gorontalo selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 64


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :4.6
Perbandingan Cakupan UCI Desa per Kabupaten/Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2013 - 2014

Target Nasional : 90% Target


RPJMD 2014 : 81,25%

RP
99
95.1 92.9
90.5
83.9 84.2 85.5 85.7
80.5 80
73.7 70.7
68 66

KOTA GTLO KAB. GTLO KAB. KAB. KAB. KAB. GORUT PROV
BOALEMO POHUWATO BONBOL

2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2013 - 2014

Gambar diatas menunjukkan perbandangan peningkatan UCI desa dari


tahun 2013 Cakupan Desa UCI di Provinsi Gorontalo adalah mencapai 80%
dengan cakupan tertinggi Kabupaten Boalemo 95,1 % dan Terendah Kota
Gorontalo 68%. Sedangkan di tahun 2014 UCI meningkat yakni mencapai
85,7% dengan capaian tertinggi di Kabupaten Pohuwato 99% dan terendah di
kota Gorontalo yang hanya mencapai 66%. Dari capaian tersebut masuh perlu
upaya meningkatkan cakupan UCI yang telah ditargetkan secara nasional
sebesar 90% dan target daerah 81,25%.

5. Cakupan Imunisasi Campak

Imunisasi campak merupakan suatu proses memasukkan virus campak


yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh guna merangsang sistem kekebalan
tubuh untuk menghasilkn antibodi atau kekebalan terhadap penyakit campak.
Sehingga manfaat imunisasi campak pada bayi sangatlah penting karena campak
dapat menular dengan mudah.Target Nasional Imunisasi Campak yaknilebih dari
90% bayi diimunisasi campak, sedangkan capaian di Provinsi Gorontalo Tahun
2014 berdasarkan laporan Kabupaten / Kota mencapai 96,4%. Hasil ini
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 dengan capaian 99,9%
bayi diimunisasi campak. Cakupan imunisasi campak merupakan indikator tingkat
perlindungan program, dimana capaian dalam tiga tahun terakhir sudah

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 65


Profil Kesehatan Tahun 2014

mencapai target yang telah ditentukan secara nasional.Namun demikian hal ini
belum seiring dengan pencapaian Desa / Kelurahan Unniversal Child
Immunization (UCI) dimana imunisasi dasar lengkap harus dilakukan terhadap
seluruh bayi yang ada, UCI tahun 2014 berdasarkan pelaporan Kabupaten / Kot
mencapai 85,7%. Ini berarti anak yang di imunisasi campak masih ada yang
terlewatkan imunisasi sebelumnya yakni imunisasi BCG, DPT-HB
ataupolio,sehingga UCI Desa belum dapat dicapai sesuai target.Imunisasi
campak di Provinsi Gorontalo selama kurun waktu tahun 2013 sampai 2014
selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar :4.7
Persentase Imunisasi Campak
Provinsi Gorontalo Tahun 2013– 2014

2013 2014
140.0
121.5
120.0 114.6
101.3 105.3 107.3 99.9
100.0 94.7 98.1 95.9
92.4 96.4
85.4 86.2
83.7
80.0

60.0

40.0

20.0

-
Kota Gtlo Kab. Gtlo Kab. Boalemo
Kab. PohuwatoKab. Bonbol Kab. Gorut Prov

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2013– 2014

Gambar diatas menunjukkan peesentase cakupan imunisasi campak,


dimana terjadi penurunan capaian tahun 2013 dibandingkan dengan 2014.Di
tahun 2013 capaian imunisasi campak yakni 99,9% tertinggi terjadidi Kabupaten
Gorontalo Utara 121,5%, disusul Kabupaten Pohuwato 114,6%, Kabupaten
Gorontalo 98,1% dan Kabupaten Boalemo merupakan Kabupaten dengan
capaian imunisasi campak paling rendah sebesar 83,7%. Sementara ditahun
2014 Kabupaten dengan imunisasi campak tertinggi masih sama yakni
Kabupaten Gorontalo Utara dengan capaoan 107,3% (2014), terdapat dua
Kabupaten yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yakni Kabupaten Gorontalo dari 98,1% (2013) meningkat 101,3%
(2014) dan Kabupaten Boalemo tetapi masih merupakan Kabupaten yang

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 66


Profil Kesehatan Tahun 2014

terendah cakupan imunisasinya dibandingkan dengan Kabupaten yang lain


selama dua tahun terakhir yakni 83,7% (2013) meningkat 85,4% (2014).

Dari uraian diatas harus diketahui bahwa setian bayi harus mendapatkan
imunisasi campak yang dilakukan tepat waktu untuk menghindari terserangnya
penyakit campak, orang tua harus mengetahui mengapa, kapan, dimana dan
berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi campak. Orang tua juga harus
mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak sehingga dapat
mengurangi jumlah kematian pada anak setiap tahunnya.

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Akses dan mutu pelayanan kesehatan merupakan kesempatan untuk


mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Saat ini
akses dan mutu pelayanan kesehatan diidentifikasi melalui proses perencanaan yang
berbasis kesetaraan gender, hal ini dilakukan dalam upaya memenuhi sumber daya
dan memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Ada 2
(dua) faktor utama yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yakni pelayanan
kesehatan yang di harapkan (expected services) dan pelayanan yang dirasakan
(perceived services). Selain peningkatan sarana pelayanan dan mutu pelayanan
kesehatan, akses terhadap pelayanan kesehatan juga dapat melalui program Jaminan
Pelayanan Kesehatan secara menyeluruh (Universal Coverage).
Untuk mengembangkan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, pemerintah telah
mengupayakan melalui Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2011 tentang Sistim
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk menjamin seluruh rakyat agar mampu
memenuhi kebutuhan dasar yang layak, termasuk didalamnya kesehatan. Hal ini
diperkuat dengan di syahkannya UU BPJS II pada bulan Oktober 2011.
Prioritas pembangunan daerah di bidang kesehatan yakni dengan pemberian
jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, peningkatan pelayanan pos
pelayanan terpadu, pusat kesehatan masyarakat pembantu (Pustu) dan pusat
kesehatan masyarakat (Puskesmas) ditingkat Kabupaten / Kota serta meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam peningkatan pelayanan pos kesehatan ditingkat desa.
Di Provinsi Gorontalo telah di kembangkan program Jaminan Kesehatan Semesta
(JAMKESTA) yang terintegrasi dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Latarbelakang adanya Jamkesta ini yakni dari banyaknya kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan terutama masyarakat miskin yang dilihat dari banyaknya
penggunaan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Desa / Kelurahan, hal ini

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 67


Profil Kesehatan Tahun 2014

menandakan masih banyaknya masyarakat miskin yang belum tercover dengan


program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang merupakan program
pemerintah pusat ke daerah. Hingga saat ini sebanyak 235.058 penduduk yang telah
dicover dan dilayani di tahun 2014 dari 1.144.586 jumlah penduduk ditahun tersebut,
sedangkan sebanyak 504.292 penduduk telah tercover Jamkesmas. Berikut data
kepesertaan Jaminan Kesehatan di Provinsi Gorontalo selengkapnya :
Tabel :4.1
Kondisi Kepesertaan Jaminan Kesehatan di Provinsi Gorontalo
Tahun 2014

Sumber : Seksi Promkes dan JPKM Dinkes Prov. Gorontalo Tahun 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat penduduk dengan kepesertaan jaminan


kesehatan beserta realisasinya ditahun 2014. Begitupun dengan penduduk
mampu yang saat ini keseluruhan jaminan kesehatan baik penduduk miskin dan
penduduk mampu telah dicober dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) kesehatan yang bertujuan agar seluruh masyarakat dapat memiliki
jaminan kesehatan yang adil dan merata. Program ini juga didukung oleh Dinas
kesehatan dan RSUD Kabupaten / Kota dalam hal pendataan peserta dan
pelayanan peserta. Pelaksanaan jaminan kesehatan ini juga diupayakan dalam
rangka membangun kesadaran hidup sehat untuk mendukung program Jaminan
Kesehatan Nasional.
Akses dan mutu pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo juga dapat
dilihat dari pelayanan kesehatan penduduk miskin, pelayanan kesehatan usia
lanjut, pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan jaminan pemeliharaan
kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 68


Profil Kesehatan Tahun 2014

1. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut


Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut dengan jumlah penduduk usia
lanjut 77.737 (Laki – laki 35.149 jiwa, Perempuan 42.588 jiwa) yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebagai berikut:
Gambar :4.8
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (Usila) 60 Tahun ke Atas
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

PROV 58.83
56.50
KAB. GORUT 28.05
28.16
KAB. BONBOL 38.41
67.51
KAB. POHUWATO 9.97
15.00
KAB. BOALEMO 6.38
5.34
KAB. GTLO 77.84
70.09
KOTA GTLO 93.95
92.58

0 20 40 60 80 100

Perempuan Laki - Laki

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Upaya pelayanan kesehatanusia lanjut adalah suatu upaya yang


menyeluruh pada usia lanjut meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan. Kegiatan upaya kesehatan usia lanjut ditingkat puskesmas secara
khusus yakni penyuluhan, deteksi dan diagnosa dini usia lanjut, diagnosa
kelainan usia lanjut, proteksi dan tindakan khusus pada usia lanjut dan
pemulihan. Sedangkan secara umum dilaksanakan secara terpadu dengan
kegiatan pokok puskesmas lainnya yang terkait.Peran serta masyarakat dalam
upaya kesehatan usia lanjut ialah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi
pelayanan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi
sumber daya, dalam pemecahan masalah usia lanjut, dalam bentuk pelaksanaan,
pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut.

Tahun 2013 persentase pelayanan terhadap usia lanjut mencapai 59,37%


yang terdiri dari capaian pelayanan penduduk usila laki – laki sebanyak 56,93%
dan pelayanan terhadap usila perempuan sebanyak 61,48%. Dibandingka
dengan tahun 2014 capain ini mengalami penurunan yakni dengan capaian
57,77% yang terdiri dari Laki – laki 56,50% dan perempuan 58,83%.Pelayanan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 69


Profil Kesehatan Tahun 2014

kesehatan usia lanjut sudah terprogram dan dilaksanakan baik di tingkat


posyandu, pustu, poskesdes maupun puskesmas sebagai sarana pelayanan
kesehatan dasar di daerah, namun permasalahan rendahnya cakupan yang
timbul karena proses pencatatan dan pelaporan yang tidak dilaksanakan.

2. Pelayanan Kesehatan Jiwa


Untuk mewujudkan program Indonesia Bebas Pasung, yang dicanangkan
oleh Menteri Kesehatan RI pada tahun 2010 di Jakarta, maka pada tahun 2011
Provinsi Gorontalo menindak lanjuti program tersebut, sampai dengan saat ini.
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan
jiwa di masyarakat yaitu berupa pelayanan kesehatan langsung kepada penderita
gangguan jiwa berat yang ada di rumah. Kegiatan ini dilaksanakan bersama
pemegang program jiwa di Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas setempat.
Selain itu dilaksanakan penyuluhan kesehatan terhadap keluarga dan lingkungan
sekitarnya, dimana dukungan sangat diperlukan dalam penyembuhan penderita
yaitu dalam hal kepatuhan minum obat. Penyuluhan lainnya yang disampaikan
adalah bahwa gangguan jiwa dapat disembuhkan, serta menghilangkan stigma
dan diskriminasi terhadap penderiata gangguan jiwa.
Untuk peningkatan keterampilan petugas kesehatan dokter dan perawat
dalam hal menangani penderita gangguan jiwa telah dilaksanakan di Provinsi
Gorontalo melalui Dana Dekonsentrasi. Namun belum semua petugas program
kesehatan jiwa di puskesmas yang dilatih.
Yang menjadi kendala besar sampai dengan saat ini, belum adanya dokter
spesialis kesehatan jiwa (psikiater) di Provinsi Gorontalo. Selama ini yang
dilakukan adalah berkonsultasi langsung dengan psikiater dari Kementerian
Kesehatan RI di Jakarta. Selain itu kendala lainnya yang dihadapi yakni tidak
adanya dukungan keluarga dari beberapa keluarga penderita. Dan yang paling
utama belum ada Rumah Sakit Jiwa untuk Provinsi Gorontalo
Tingginya kasus penderita gangguan jiwa, tentunya penyebabnya selain
faktor keturunan juga antara lain karena masalah ekonomi, masalah keluarga dan
masalah sosial lainnya.
Berikut data jumlah penderita gangguan jiwa berat di Kabupaten Kota se-
Provinsi Gorontalo keadaan sampai dengan Desember 2014.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 70


Profil Kesehatan Tahun 2014

Tabel : 4.2
Jumlah Penderita Gangguan Jiwa Berat, Yang di Pasung dan Bebas Pasung
Di Provinsi Gorontalo sampai dengan Tahun 2014

DATA PASIEN GANGGUAN JIWA BERAT,


YANG DI PASUNG DAN BEBAS PASUNG
DI PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2011 s/d 2014
NO KAB/KOTA Ggn Jiwa Yang di Bebas
Berat Pasung Pasung
1. Kota Gorontalo 118 5 3

2. Kabupaten Gorontalo 118 18 15

3. Kabupaten Boalemo 45 4 4

4. Kabupaten Pohuwato 36 8 4

5. Kabupaten Bone Bolango 67 11 10

6. Kabupaten Gorontalo 69 37 33
Utara
TOTAL 453 83 69

Tabel diatas menunjukkan jumlah pasien gangguan jiwa berat di Provinsi


Gorontalo sebanyak 453 orang dan 83 orang diantaranya mengalami tindakan
pemasungan, dengan pemberian terapi obat antipsikotik baik injeksi maupun oral
secara berkala di Puskesmas melalui bantuan obat yang di peroleh dari
Kementerian Kesehatan RI, serta tidak kalah pentingnya dukungan keluarga dan
masyarakat sehingga 69 orang berhasil dibebaskan dari pemasungan sampai
dengan tahun 2014. Sedangkan 14 orang diantaranya yang belum bebas pasung
walaupun sudah mendapatkan pengobatan namun keluarga penderita belum
bersedia untuk melepaskan pasungnya karena trauma waktu yang lalu berupa
tindak kekerasan.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional berdasarkan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 103 tahun 2014 adalah penerapan kesehatan tradisional yang menfaat
dan keamanannya terbukti secara empiris dengan memanfaatkan ilmu biomedis
dan biokultural dalam penjelasan manfaat dan keamanannya terbukti secara
ilmiah.Di Provinsi Gorontalo program kesehatan tradisional, alternative,
komplementer dan kesehatan kerja merupakan rangkaian kegiatan penunjang
untuk pencapaian program MDG’s dalam menurunkan angka kematian ibu dan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 71


Profil Kesehatan Tahun 2014

anak serta pencegahan penyakit. Berikut bentukpembinaan pelayanan kesehatan


tradisional, alternative dan komlementer Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.
Tabel :4.3
Pembinaan Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

BATTRA YANG DA METODE YANG


PEMBINAAN BATTRA KUNJUNGAN PASIEN PENGEMBANGAN
DIGUNAKAN JLH
JLH JLH DESA
NO KAB/KOTA PASIEN FASILITAS
PKM / KEL JENIS JENIS BATTRA BATTRA BATTRA BATTRA JLH PETUGAS KADER BATTRA TOGA
TOTAL TOTAL DIRUJUK KE KESTRAD
KETRAMPILAN RAMUAN ASING DG SIPT DG STPT LAINNYA KUNJUNGAN DILATIH DILATIH DILATIH DIBINA
RS/PKM
1 KOTA GORONTALO 10 50 413 29 442 0 0 0 0 0 31 0 445 8 0 0 2
2 KAB. GORONTALO 21 87 726 32 758 0 0 0 0 0 8 0 667 5 0 0 12
3 KAB. BOALEMO 11 82 327 0 327 0 0 0 0 0 0 0 169 3 0 0 0
4 KAB. POHUWATO 16 88 661 107 768 0 0 0 0 0 0 0 540 3 0 0 1
5 KAB. BONBOL 21 165 559 79 638 0 0 1 0 1 0 0 663 4 0 0 1
6 KAB. GORUT 15 114 529 166 695 0 0 0 0 0 2 0 565 4 0 0 18
PROV. GORONTALO 93 586 3215 413 3628 0 0 1 0 1 41 0 3049 27 0 0 34

Sumber : Seksi Kestrad Alkom dan Kesker Dinkes Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Berdasarkan data diatas bahwa jumlah pengobatan tradisional di Provinsi


Gorontalo sebanyak 3215, jumlah ketrampilan tradisional ini lebih rendah
dibandingkan ditahun 2013 yakni sejumlah 3320 jenis pengobatan dan yang
paling banyak adalah Batra Pijat Urut sebanyak 1220. Dari keseluruhan
pengobatan tradisional baru satu orang pengobat yang memiliki Surat Terdaftar
Pengobatan Tradisional (STPT) yaitu batra yang ada di Kabupaten Bone Bolango.
Disamping itu upaya peningkatan kapasitas petugas pengelola kestrad terus
dilaksanakan melalui pelatihan-pelatihan baik yang dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan RI maupun Dinas Kesehatan Provinsi dan pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga (TOGA), sebanyak 27 orang petugas yang dilatih
keterampilan battra dan pembinaan tanaman obat keluarga sebanyak 34 Toga.
Berikut data penyehatan tradisional menurut jenis selengkapnya dapat dilihat
sebagai berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 72


Profil Kesehatan Tahun 2014

Tabel :4.4
Data Penyehatan Tradisional Menurut Jenisnya
Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2014
KETERAMPILAN RAMUAN

PENATA KECANTIKAN KULIT/RAMBUT

BATTRA LAINNYA YANG SEJENISNYA


BATTRA PARANORMAL (PEWASKITA)

BATTRA RAMUAN INDONESIA (JAMU

BATTRA LAINNYA YANG SEJENIS


PANGHUSADA TENAGA DALAM
APITERAPIS (SENGAT LEBAH)

BATTRA TOUCH FOR HEALTH


BATTRA AJARAN AGAMA
BATTRA QIGONG (CHINA)
BATTRA PIJAT REPLEKSI
BATTRA PATAH TULANG
KABUPATEN/ JUMLAH JUMLAH
NO
KOTA PUSKESMAS DESA/KEL

BATTRA DUKUN BAYI

BATTRA PIJAT TUINA

BATTRA ARYUWEDA
BATTRA KEBATINAN
BATTRA PIJAT URUT
TOTAL

PENGHUSADA REIKI

BATTRA MEDITASI
BATTRA SHIATSU

AROMATERAPIST
CHIROPRAKTOR

SPA TERAPISHT
BATTRA BEKAM

BATTRA GURAH
BATTRA SUNAT

HIPNOTARAPIS
AKUPRESURIS

AKUPUNTURIS

HOMEOPATH
OSTEOPATH

SHINSHE
YOGI
KOTA
1 10 50 127 1 1 52 2 1 1 0 0 1 0 87 0 0 0 5 0 0 13 62 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 1 0 0 442
GORONTALO

KABUPATEN
2 21 87 326 20 19 218 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 7 29 0 0 10 74 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 31 785
GORONTALO

KABUPATEN
3 11 82 130 11 10 129 3 0 0 0 0 1 0 6 0 0 0 4 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 327
BOALEMO

KABUPATEN
4 16 88 247 45 2 221 4 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 3 0 0 126 22 0 0 0 0 0 64 1 0 0 0 0 0 29 768
POHUWATO
KABUPATEN
5 BONE 20 165 242 54 34 146 0 1 0 0 0 0 0 19 0 0 0 43 0 0 0 19 0 0 0 0 1 76 0 0 0 0 0 0 3 638
BOLANGO
KABUPATEN
6 GORONTALO 15 114 148 24 16 211 14 0 0 0 0 3 0 7 0 0 0 3 0 0 2 6 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 153 603
UTARA

PROVINSI
93 586 1220 155 82 977 23 2 1 0 0 5 0 146 0 0 7 87 0 0 151 216 0 0 0 0 17 196 1 0 0 0 1 0 216 3563
GORONTALO

Sumber : Seksi Kestrad Alkom dan Kesker Dinkes Provinsi Gorontalo Tahun 2014

C. Perilaku Hidup Masyarakat

1. Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan wujud dari


pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu berupaya dalam
membiasakan diri berprilaku hidup bersih dan sehat. Dengan demikian
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam
tatanan masing – masing dan masyarakat dapat menerapkan cara – cara hidup
sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Pengertian
PHBS sendiri adalahsekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. Tujuan PHBS yakni untuk meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk
melaksanakan PHBS berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat dengan
melaksanakan 10 indikator PHBS dalam rumah tangga yakni : 1) Persalinan oleh
tenaga kesehatan, 2) Member bayi ASI eksklusif, 3) Menimbang balita setiap
bulan, 4) Menggunakan air bersih, 5) Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, 6) Menggunakan jamban sehat, 7) Membrantas jentik dirumah sekali

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 73


Profil Kesehatan Tahun 2014

seminggu, 8) Makan sayur dan buah setiap hari, 9) Melakukan aktifitas fisik
setiap hari dan 10) Tidak merokok dalam rumah.

Terdapat 20 dari 33 Provinsi yang memiliki PHBS yang baik dibawah


proporsi nasional. Proporsi nasional yakni 32,3%.

Gambar :4.9
Proporsi Rumah Tangga Yang Memenuhi KriteriaPHBS Baik
Indonesia Tahun 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Secara nasional menurut hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun


2013 pencapaian Rumah Tangga yang memenuhi kriteria PHBS Indonesia
mencapai 32,3%, sedangkan Provinsi Gorontalo berdasarkan laporan Kab/Kota
tahun 2013 mencapai 59,3%. Caaian ini mengalami peningkatan ditahun 2014
yakni mencapai64,0%, pencapaian tertinggi di Kota Gorontalo dengan
82,1%,tertinggi selanjutnya diKabupaten Gorontalo Utara yang ditahun 2013
memiliki capaian PHBS terendah yakni 23,4% meningkat di tahun 2014 mencapai
65,4%.Kabupaten terendah di tahun 2014 yakni Kabupaten Pohuwato dengan
capaian 2014 46,4%.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 74


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :4.10
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kabupaten / Kota seProvinsi Tahun 2013 - 2014

82.1
100.0 82.6 64.9 64.6 65.4 64.0
48.7 46.4 61.1 59.3
80.0 52.2 47.5
60.0 38.1
40.0 23.4
20.0
0.0
Kota Gtlo Kab. Gtlo Kab. Kab. Kab. Kab. Prov
Boalemo Pohuwato Bonbol Gorut

2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

2. Persentase Posyandu Aktif

Pos Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang


diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Jd posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat dibidang
kesehatan dengan penanggungjawab kepala desa. Konsep posyandu berkaitan
erat dengan keterpaduandalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek
petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya. (Departemen
Kesehatan, 1987). Jumlah posyandu di Provinsi Gorontalo tahun 2013 yakni
1.310 sedangkan jumlah yang aktif adalah 757 (57,79%).

Posyandu diselenggarakan untuk melayani balita ( imunisasi dan timbang


berat badan) dan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia (Posyandu Lansia).
Tujuan posyandu untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita
dan angka kelahiran serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan – kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang
sesuai dengan kebutuhan.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 75


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :4.11
Proporsi Posyandu Menurut Strata Provinsi Gorontalo
Tahun 2014

1.68%
0 3.66%

39.47%

55.19%

Pratama Madya Purnama Mandiri

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar di atas menunjukkan proporsi strata posyandu, persentase


tertinggi ada pada strata Madya sebanyak 55,19%, terbanyak berikutnya ada
pada strata Purnama (39,47%) sedangkan pada strata pratama sebanyak 3,66%.
Jumlah posyandu terendah ada pada strata Pratama yang hanya 3,66% dan
terendah posyandu mandiri yakni 1,68%. Terendah yang berarti terdapat
pelayanan lengkap yakni strata Mandiri sebanyak 1,46%.

3. Desa Siaga Aktif

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah –
masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.
Desa siaga aktif merupakan pengembangan dari desa siaga, pengembangan
desa siaga mencakup upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar ke
masyarakat desa, menyiapsiagakan mesyarakat dalam menghadapi masalah –
masalah kesehatan serta memandirikan masyarakat dalam mengembangkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Kriteria desa siaga aktif adalah :

- Desa yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan


kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada diwilayah

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 76


Profil Kesehatan Tahun 2014

tersebut seperti, Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan


Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya.

- Penduduknya mengembangkan Upaya kesehatan Berbasis Masyarakat


(UKBM) dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat (meliputi
pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan
perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta
penyehatan lingkungan sehingga masyarakat menerapkan Perilaku Hidup
bersih dan Sehat (PHBS).

Gambar : 4.12
Jumlah Desa / Kelurahan Siaga Menurut Strata Provinsi Gorontalo
Tahun 2014

600

500 484

400

300
206
200
128 124.85
100 92 30
62.44 66.67 66.12
28.57 14.63
46 56
0 18
Kota Gtlo Kab. Gtlo Kab. Kab. Kab. Bonbol Kab. Gorut Prov
Boalemo Pohuwato
Jumlah %

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

D. Keadaan Lingkungan

Pemeliharaan lingkungan hidup adalah salah satu tujuan dari tercapaian target
MDGs goal 7 yakni Memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target percepatan
pembangunan kesehatan tahun 2015 di harapkan mengurangi setengah dari jumlah
orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat. Penyehatan lingkungan dapat
dilihat dari indikator Rumah Sehat, persentase Keluarga yang Memiliki Akses Air
Minum yang Layak, Tempat – tempat umum (TTU) dan Tempa pengolahan Makanan
(TPM) yang layak. Sebagaimana komitmen pemerintah terhadap Millenium
Development Goals (MDGs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan
menurunkan target hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses
berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 77


Profil Kesehatan Tahun 2014

Upaya bidang kesehatan untuk mewujudkan target – target kesehatan


lingkungan melalui program dan kegiatan di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada
pembahasan berikut :

1. Rumah Sehat

Definisi Rumah menurut World Health Organization (WHO) adalah : suatu


struktur fisik di mana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, di mana
lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan
yang diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani
dan keadaan sosial yang baik untuk keluarga dan individu.
Menurut penulisan Aswar, dalam buku Pengawasan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman oleh Djasio Sanropie, rumah bagi manusia mempunyai
arti :
a. Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat
melaksanakan kewajiban sehari-hari.
b. Sebagai tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa
kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada.
c. Sebagai tempat untuk melindungi diri dari bahaya yang datang mengancam.
d. Sebagai lambang status sosial yang dimiliki, yang masih dirasakan sampai
saat ini.
e. Sebagai tempat untuk meletakkan atau menyimpan barang-barang yang
dimiliki yang terutama masih ditemui pada masyarakat pedesaan.

Pada tahun 2013 jumlah rumah yang layak sesuai syarat kesehatan di
Provinsi Gorontalo yakni sejumlah 132.156 unit rumah dengan persentase
56,7%, capaian ini meningkat di tahun 2014 menjadi 144.678 unit rumah dengan
persentase 62,68% rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Penilaian terhadap
rumah yang memenuhi syarat ilihat darikondisi fisik rumah, lantai, ventilasi
kondisi jamban dan persyaratan penilaian kesehatan lainnya.Berikut
perbandingan cakupan rumah sehat per Kabupaten / Kota selang tahun 2013
dan 2014.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 78


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar :4.13
Persentase Rumah Sehat Kabupaten / Kota Provinsi Gorontalo
Tahun 2013 – 2014

90 85.26
80 75.7
64.29 66.8
70 61.87 62.68
62
60 56.7
56 50
50 41.5 42
40 39.24 38.57
30
20
10
0
Kota Gtlo Kab. Gtlo Kab. Kab. Kab. Bonbol Kab. Gorut Prov
Boalemo Pohuwato

2013 2014

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan persentase Rumah Sehat Kabupaten / Kota se


Provinsi Gorontalo dalam kurun wktu 2 tahun mengalami peningkatan. Di tahun
2013 persentase rumah sehat mencapai 56,7%, pencapaian ini meningkat di
tahun 2014 yakni mencapai 62,68%. Jumlah rumah sehat terbanyak berada di
Kota Gorontalo dengan capaian85,26%, kemudian di Kabupaten Pohuwato
mengalami kenaikan cukup signifikan yakni 50% ditahun 2013 meningkat
mencapai 66,8%ditahun 2014. Terendah capaian rumah sehat di Provinsi
Gorontalo terdapat di Kabupaten Bone Bolango dengan persentase 39,24% dan
terendah selanjutnya di Kbupaten Gorontalo Utara yang hanya 38,57%.Capaian
ini diharapkan meningkat setiap tahunnya seiring peningkatan taraf hidup
masyarakat dan perkembangan ekonomi masyarakat Provinsi Gorontalo yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

2. Penduduk yang memiliki Akses Air Minum yang Layak

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010


menyatakan bahwa persyaratan kualitas air minum adalah air yang melalui
proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Air yang layak diminum mempunyai
standar tertentu yakni telah memenuhi persyaratan fisik, kimiawi, bakteriologis
dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan. Berdasarkan data Riskesdas

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 79


Profil Kesehatan Tahun 2014

tahun 2013 proporsi Rumah tangga yang mengolah air minum sebelum diminum
Provinsi Gorontalo mencapai 82,5%, sedangkan menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) dan Kementerian Pekerjaan Umum 2013, akses air minum di Indonesia
saat ini baru melayani 58,05% dengan kelayakan sanitasi mencapai
57,35%.Persentase akses air minum yang memenuhi syarat kesehatan Nasional
Tahun 2013 ditarget sebesar 63,5%.Dari target ini dapat dilihat terlebih dahulu
capaian rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum hasil
Riskesdas tahun 2013 sebagai berikut :

Gambar : 4.14
Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum
Improved Menurut Provinsi Tahun 2007, 2010 dan 2013

Sumber : Riskesdas Tahun 2013

Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, 2010 dan 2013
kecenderungan proporsi Rumah Tangga yang memiliki akses sumber air minum
nasional mengalami peningkatan yakni tahun 2007 : 62,0%, tahun 2010 :
62,9%, tahun 2013 : 66,8% dengan capaian Provinsi Gorontalo berdasarkan
Riskesdas yakni 70,4% rumah tangga yang memiliki akses sumber air minum
Improved.Target capaian Provinsi Gorontalo tahun 2014 tentang persentase
penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas yakni 68,87%,
dari capaian Riskesdas capaian ini sudah melebihi target provinsi, tetapi masih
perlu peningkatan terus menerus terhadap akses air minum yang layak ini. Data
capaian indikator akses air minum memenuhi syarat Provinsi Gorontalo Tahun
2014 yang bersumber dari Profil Kesehatan Kabupaten / Kota mengalami

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 80


Profil Kesehatan Tahun 2014

peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013.Dimana pada tahun 2013


persentaase penduduk dengan akses air minum memenuhi syarat sebesar 58%
naik di tahun 2014 sebesar 66,32%. Selengkapnya dapat dilihat dari gambar
berikut :
Gambar :4.15
Persentase Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Layak
Kabupaten / Kota se Provinsi Gorotalo Tahun 2013 - 2014

66.3
Prov 58
60.1
Kab. Gorut 51
52.2
Kab. Bonbol 48
39.4
Kab. Pohuwato 56
63.4
Kab. Boalemo 15
74.8
Kab. Gtlo
75
86.6
Kota Gtlo 78

2014 2013

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2013 - 2014`

Gambar diatas menunjukkan capaian kabupaten / Kota menurut laporan


rutin dari program Kesehatan Lingkungan tahun 2014 tentang proporsi penduduk
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak sebesar 66,3%.
Capaian ini masih lebih rendah dari target daerah yang menargetkan sebesar
67% penduduk dengan akses air minum yang layak. Tertinggi akses air minum
adalah di Kota Gorontalo dari tahun 2013 sebesar 78% meningkat di tahun 2014
menjadi 86,6%. Kemudian tertinggi berikutnya di Kabupaten Boalemo tahun
2013 dengan capaian 75% meningkat menjadi 74,8% ditahun 2014. Hasil
terendah tahun 2013 di Kabupaten Boalemo yang hanya mencapai 15%
penduduk dan ditahun 2014 terendah di Kabupaten Pohuwato dengan capaian
39,4%. Dari pencapaian ini rata – rata seluruh kabupaten / Kota mengalami
peningkatan dan upaya ini bukan tanpa kendala melainkan masih terdapat
beberapa kendala dan upaya penyelesaian masalah pada masyarakat.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 81


Profil Kesehatan Tahun 2014

3. Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak

Upaya untuk dapat meningkatkan akses sanitasi yang layak terus dilakukan
karena merupakan faktor fundamental dalam mencapai kesehatan
masyarakat.Sanitasi yang buruk berdampak negatif pula kualitas kehidupan
masyarakat.Target RPJMD Provinsi Gorontalo terhadap Akses Sanitasi yang Layak
adalah 61% tahun 2014. Dari tahun 2013 akses sanitasi belum mencapai
optimal, hal ini antara lain dikarenakan kesadaran masyarakat untuk
menggunakan sarana sanitasi (jamban) belum secara merata dilakukan. Berikut
data penduduk dengan akses sanitasi yang layak Kabupaten / Kota se Provinsi
Gorontalo tahun 2014yakni :
Gambar :4.16
Persentase Penduduk dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat)
Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2013– 2014

Prov 58.3 Target RPJMD


53 61%

Kab. Gorut 32.3


29

Kab. Bonbol 39.1


38

Kab. Pohuwato 49
50

Kab. Boalemo 61.6


57

Kab. Gtlo 62
55

Kota Gtlo 85.6


77

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2014 2013

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014

Gambar diatas menunjukkan persentasependuduk dengan akses sanitasi


layak (Jamban Sehat) yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah dan belum
mencapai target (61%). Akses sanitasi layakyang paling banyak digunakan oleh
masyarakat adalahjenis leher angsa sebanyak 538.996 penduduk dan yang
memenuhi syarat sebanyak 510.616 penduduk atau 94,73%. Sarana jamban
sehat berikutnya yakni jenis Komunal sebanyak134.601 penduduk pengguna
dengan jumlah yang memenuhi syarat sebanyak 120.184 atau sebanyak 89,29%.
Sarana jenis komunal yakni sarana yang digunakan secara bersama termasuk
MCK.Untuk jenis sarana plengsengan masuk pada kategori tidak memenuhi

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 82


Profil Kesehatan Tahun 2014

syarat kesehatan sehingga jumlah penduduk yang menggunakan sarana tersebut


dimasukkan pada kelompok yang tidak mendapatkan akses sanitasi yang layak
yaitu sebesar 17.232 penduduk pengguna.

Dalam upaya penyehatan lingkungan juga terdapat program yang


dilaksanakan di desa yakni melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat). STBM merupakan Desa yang sudah melakukan upaya penerapan
sanitasi berbasis masyarakat minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/
Natural Leader dan telah mempunyai rencana tindak lanjut untuk menuju
Sanitasi Total. Untuk Tahun 2014 Persentase Desa yang melaksanakan STBM
diProvinsi Gorontalo sebesar 60,4%, capaian ini meningkat dibandingkan dengan
tahun 2013 yakni sebesar 35,8%. Tertinggi persentase STBM adalah di Kota
Gorontalo (100%), kemudian disusul kabupaten Gorontalo Utara (100%)
Pohuwato (99%) KabupatenBoalemo (60,7%), Kabupaten Gorontalo sebanyak
46,3% dan terendah Desa yang melaksanakan STBM yakni Kabupaten Pohuwato
(11,43%). Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
penyehatan lingkungan adalah sebagai berikut :
- Kebijakan pemerintah daerah yang belum berkomitmen terhadap program
menyangkut akses air minum yang layak dengan dibuktikan alokasi
anggaran dari APBD untuk program tersebut mulai dari Puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kabupaten masih rendah.
- Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk mendukung
program pemerintah (program pemberdayaan sering gagal) karena
masyarakat lebih bergantung pada bantuan secara fisik dari pemerintah.
- Kesiapan sumber Daya Manusia (SDM) yang ada diwilayah Kabupaten /
Kota masih kurang
- Adanya tupoksi ganda terhadap petugas sanitarian sehingga tidak fokus
pada pencapaian program penyehatan lingkungan.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 83


Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan

1. Puskesmas

Puskesmas di Provinsi Gorontalo di tahun 2014 berjumlah 93 puskesmas,


jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yakni 92 puskesmas.Jumlah
puskesmas ini masih belum mencapai target untuk melayani jumlah penduduk
yang yang ada di Provinsi gorontalo.Hal ini dibuktikan dengan penghitungan
rasio jumlah puskesmas dibandingkan dengan jumlah penduduk per 100.000
yakni 8. Hal ini berarti 1 puskesmas di Provinsi Gorontalo melayani sebanyak rata
– rata jumlah penduduk 130.535 jiwa, sedangkan target nasional pemenuhan
sarana pelayanan kesehatan yakni 1 puskesmas melayani 30.000 penduduk.
Sehingga masih dibutuhkan tambahan Puskesmas di Provinsi Gorontalo untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat sesuai target dan fungsi
adanya Puskesmas. Semakin terpenuhi secara merata jumlah puskesmas
dibandingkan dengan penduduk yang dilayani maka semakin terpenuhi
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di wilayah tersebut.

Dari 93 puskesmas di Provinsi Gorontalo terbagi atas 22 puskesmas


rawatinap dan 71 puskesmas non rawat inap.Puskesmas tersebut di
dukungdengan 232 puskesmas pembantu (PUSTU) yang rata – rata 1 puskesmas
didukung 2 pustu di Kabupaten / Kota.Hal ini berarti 1 pustu rata – rata siap
melayani 4.948 penduduk dengan rasio 20 per 100.000 penduduk. Jumlah Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) tahun 2014 yakni 288 unit dan Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) sejumlah 1.310 unit yang terdiri dari Posyandu pratama 48
(3,66%), madya 723(55,19%), purnama 517 (39,47%) dan posyandu mandiri 22
(1,68%).

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 84


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 5.1
Jumlah Puskesmas menurut Kabupaten/Kota Provinsi Gorontalo
Tahun 2014
Kabupaten/Kota

Kota Gorontalo 10 Puskesmas


Kabupaten Gorontalo 21 Puskesmas


  

Kabupaten Boalemo 11 Puskesmas


 

Kabupaten Pohuwato 16 Puskesmas


  

Kabupaten Bone Bolango 20 Puskesmas


 

Kabupaten Gorontalo Utara 15 Puskesmas


 

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2014

Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan


nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja
seperti di Rumah Sakit.Puskesmas merupakan ujung tombak dari program
jaminan kesehatan nasional (JKN) yang saat ini merupakan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS).Peran puskesmas sangat krusial dimana merupakan posisi
pelayanan kesehatan dasar yang berperan sebagai kontak pertama kepada
masyarakat.

Perkembangan Puskesmas menjadi tingkatan yang lebih memenuhi


kebutuhan masyarakat meliputi Puskesmas dengan kemampuan PONED.
Puskesmas PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus
Essensial Dasar, PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan
dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan,

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 85


Profil Kesehatan Tahun 2014

perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih.


Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh puskesmas yang
mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan
obstetri dan neonatal dasar. Puskesmas PONED merupakan puskesmas yang siap
24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan
puskesmas. Polindes dan puskesmas non perawatan disipakan untuk melakukuan
pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak
disiapkan untuk melakukan PONED.

Kriteria pengembangan puskesmas menjadi puskesmas poned yaitu


puskesmas sudah berfungsi baik, puskesmas sudah berfungsi menolong
persalinan, diutamakan puskesmas perawatan, melayani 50.000 - 100.000
penduduk (kecuali puskesmas di kepulauan) dapat dijangkau dengan waktu
tempuh paling lama 2 jam dengan transportasi umum setempat, tenagasekurang
– kurangnya 1 orang dokter, 1 orang bidan dan 1 orang perawat yang tinggal
disekitar dari segi pendistribusian puskesmas poned minimal 4 puskesmas untuk
setiap Kabupaten / Kota. Sedangkan penentuan pengembangan puskesmas
poned tersebut harus didahului dengan pemetaan sesuai dengan kebutuhan dan
puskesmas poned yang berada di perbatasan dengan Kabupaten / Kota tetangga
perlu malakukan koordinasi dengan Rumah Sakit di kedua Kabupaten / Kota.
Berikut tabel pengembangan puskesmas poned di Kabupaten / Kota se Provinsi
Gorontalo.

Dari data 93 jumlah Puskesmas di Provinsi Gorontalo, terdapat 22


Puskesmas mampu Poneddengan jumlah Puskesmas Poned aktif sejumlah 14
Puskesmas. Adapun Puskesmas dengan kriteria mampu PONED tetapi tidak aktif,
hal ini dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaksana di Puskesmas
sebagai ketentuan pelayanan Poned tidak lengkap. Ini sering terjadi karena SDM
yang telah mengikuti pelatihan Poned baik dokter, perawat maupun bidan
mengalami mutasi ke tempat tugas lain, sehingga harus mempersiapkan SDM
terlatih lainnya untuk melaksanakan tugas pelayanan Poned. Begitupun halnya
dengan Puskesmas yang belum mampu Poned, untuk mengembangkannya sulit
dikarenakan kurangnya SDM terutama dokter Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sementara yang melakukan pelayanan saat ini hanyalah dokter yang merupakan
Pegawai Tidak Tetap (PTT) serta terdapat faktor lain yakni tidak adanya
peralatan penunjang Poned di Puskesmas tersebut. Pengembangan puskesmas
poned di Kabupaten / Kota se Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari tabel berikut :

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 86


Profil Kesehatan Tahun 2014

Gambar : 5.2
Jumlah Puskesmas berdasarkan Kriteria PONED dan PONED Aktif
Provinsi Gorontalo
Tahun 2014

25 Jumlah PKM : 93, PONED : 22, PONED Aktif : 14


21
20
20
16
15
15
11
10
10
6
5 5
4 4
5 3
2 2 2
1 1 1
0
Kota Kab. Kab. Kab. Kab. Bone Kab.
Gorontalo Gorontalo Boalemo Pohuwato Bolango Gorontalo
Utara

Jumlah PKM Jumlah PKM PONED Jumlah PKM PONED AKTIF

Sumber : Seksi Yankes dan Rujukan Dinkes Prov. Gorontalo Tahun 2014

2. Rumah Sakit

Di Provinsi Gorontalo tahun 2014 terdapat 12 unit rumah sakit yang terdiri
dari 9 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan 3 Rumah Sakit Swasta (2 RS
Umum dan 1 RS Ibu dan Anak).5 (lima) RSUD merupakan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) yakni 1). BLUD RS Prof. DR. Aloe Saboe Kota Gorontalo, 2).
BLUD RS MM. Dunda Limboto, 3). BLUD RS Tani dan Nelayan Boalemo, 4).BLUD
RS Pohuwato dan 5). BLUD RS Toto Kabila. 4(empat) Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) yakni RSUD Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo, RSUD
Otanaha Kota Gorontalo, RSUD Tombulilato di Kabupaten Bone Bolango dan
RSUD Zainal Umar Sidiki (ZUS) di Kabupaten Gorontalo Utara. Terdapat 2 (dua)
RS umum swasta yakni RS Bunda Kota Gorontalo dan RS Islam Kota
Gorontalo.RS khusus dengan pengelolaan swasta terdiri dari 1 RS yakni RS
bersalin Siti Hadijah Kota Gorontalo. Jumlah sarana ini masih sama dengan tahun
2013 hanya status dari RS Zainal Umar Sidiki yang pada tahun 2013 masing
merupakan RS Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beralih status menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Gorontalo Utara.

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan Rumah Sakit antara lain
dengan melihat perkembangan sarana rumah sakit, perkembangan fasilitas
perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 87


Profil Kesehatan Tahun 2014

tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.Rasio tempat tidur (TT)
rumah sakit umum milik pemerintah terhadap 750 penduduk berdasarkan target
RPJMD di Provinsi Gorontalo tahun 2014 yakni 1 per 750 penduduk dengan
jumlah penduduk Provinsi gorontalo 1.144.586 jiwa sehingga diperoleh rasio 1
per 750 penduduk. Hal ini berarti 1 (satu) tempat tidur RS di Provinsi Gorontalo
sudah dapat memenuhi target dengan melayani sebanyak 750 penduduk setiap
tahunnya. Makin tinggi rasio TT rumah sakit terhadap penduduk maka semakin
tinggi kemampuan penyediaan fasilitas perawatan bagi masyarakat yang
membutuhkan. Capaian ini akan terus meningkat dikarenakan saat ini
terdapatRumah Sakit Provinsi sebagai fasilitas rawat inap bagi masyarakat
Gorontalo.

Tabel :5.1
Cakupan Pelayanan Rumah Sakit
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Sumber : RS Kabupaten/Kota Prov. Gorontalo Tahun 2014

Tabel diatas menunjukkan indikator kinerja pelayanan Rumah Sakit di


Provinsi Gorontalo dimana jumlah TT terbanyak dimiliki oleh RS Aloe Saboe Kota
Gorontalo dengan jumlah 350 TT, kemudian TT pada RS MM. Dunda Kabupaten
Gorontalo sejumlah 255 TT, sedangkan yang terendah berada di Rumah Sakit
Zainal Umar Sidiki Kabupaten Gorontalo Utara sejumlah 12 TT. Bed Occupancy
Rate (BOR) merupakan persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu, persentase pemakaian TT tertinggi yakni di RS Toto Kabila
dengan persentase 79% selanjutnya RS Aloe Saboe Kota Gorontalo dengan
70,7% terendah pemakaian TT yakni RS Otanaha dengan persentase 21,1%. Ke
depan dengan adanya pelayanan kesehatan yang dijamin pemerintah dan
jaminan kesehatan mandiri diharapkan dapat memanfaatkan sarana pelayanan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 88


Profil Kesehatan Tahun 2014

kesehatan baik tingkat dasar maupun rujukan sehingga kebutuhan masyarakat


akan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik.

3. Tenaga Kesehatan
Peraturan Pemerintah (PP) tentang tenaga kesehatan yakni PP nomor 32
tahun 1996 yang menyatakan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Yang termasuk
dengan tenaga kesehatan diantaranya adalah tenaga dokter, tenaga
keperawatan yang meliputi perawat dan bidan. Adapun jenis Sumber Daya
Manusia (SDM) kesehatan menurut peraturan pemerintah ini di kategorikan
menjadi 9 (sembilan) yakni 1) Medis, 2) Keperawatan, 3) Kefarmasian, 4)
Kesehatan Masyarakat, 5)Gizi, 6) Keterapian Fisik, 7) Keteknisan Medis, 8)
Tenaga Kesehatan Lainnya, 9) Non Tenaga Kesehatan (Penunjang). Yang
dimaksud dengan Non tenaga kesehatan yakni tenaga kesehatan tetapi tidak
melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan.
Kebutuhan tenaga kesehatan dari tahun ke tahun semakin meningkat
seiring dengan peningkatan sarana dan prasarana kesehatan serta kebutuhan
akan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Gorontalo. Rasio tenaga
kesehatan terhadap jumlah penduduk dapat dilihat pada gambar berikut :

Tabel :5.2
Rasio Tenaga Kesehatan Per 100.000 Penduduk
Provinsi Gorontalo Tahun2009 –2014

TARGET
INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 2014
NASIONAL

Rasio Dokter 20 25 30 34 22 27 40
Rasio Bidan 60 40 50 50 48 54 100
Rasio Perawat 85 181 108 109 105 114 158

Rasio Apoteker 4 8 4 - 4 5 9

Rasio Sarjana
19 40 42 35 22 22 35
Kesmasy

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota & RS Prov. Gorontalo Tahun 2009 - 2014

Dari tabel diatas dapat dilihat keadaan tenaga kesehatan di Provinsi


Gorontalo selama kurun waktu tahun2009 sampai dengan 2014 jumlah dan rasio
tenaga kesehatan tahun 2014 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 89


Profil Kesehatan Tahun 2014

sebelumnya dimana rasio dokter tahun 2013 yakni22 per 100.000 penduduk
meningkat menjadi27 per 100.000 penduduk di tahun 2014. Hal ini menunjukkan
adanya upaya pemenuhan kebutuhan SDM khususnya dokter umum, dokter
spesialis dan dokter gigi sesuai standar nasional. Untuk kebutuhan dokter yang
harus dipenuhi yakni 40 per 100.000 penduduk.Di tingkat Kabupaten / Kota
sebaran dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan baik ditingkat dasar
maupun rujukan rata – rata secara kuantitas meningkat tetapi hal ini masih
mengalami kekurangan dikarenakan rasio yang sesuai target yang telah
ditentukan belum tercapai, begitu juga dengan jumlah bidan, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya. Gambaran tenaga kesehatan tahun 2014 dapat dilihat
sebagai berikut :

Gambar : 5.3
Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga
Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Tenaga Non Kesehatan 97

Tenaga Kesehatan Lainnya 457

Keteknisan Medis 104

Keterapian Fisik 16

Gizi 195

Kesmas 256

Kefarmasian 136

Keperawatan 1978

Medis 306

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota& RS Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tenaga kesehatan


dikelompokkan dalam 9 (sembilan) jenis tenaga. Sehingga diharapkan guna
merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan di daerah agar benar – benar sesuai
kebutuhan dan tepat sasaran.Saat ini jumlah seluruh tenaga kesehatan baik di
Kabupaten / Kota maupun Provinsi dengan jenis dan fungsi masing – masing
seperti yang terlihat pada gambar di atas. Lebih lengkap dan jelasnya sebaran
tenaga baik di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota dan Provinsi dapat di lihat pada lampiran dari profil kesehatan ini.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 90


Profil Kesehatan Tahun 2014

Saat ini kebutuhan tenaga kesehatan didasarkan pada Standar Ketenagaan


Minimal Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) Puskesmas berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas. Dimana disebutkan tenaga dokter yang minimal diharapkan berada
di Puskesmas agar dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik
Puskesmas Rawat Inap minimal memiliki 2 dokter, sedangkan standar Puskesmas
Non Rawat Inap minimal 1 dokter. Begitu pula standar untuk tenaga bidan di
Puskesmas yakni satu Puskesmas Rawat Inap minimal memiliki 7 bidan,
sedangkan Puskesmas Non Rawat Inap minimal memiliki 4 bidan. Standar untuk
bidan ini tidak termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa,
tentunya di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa minimal memiliki masing –
masing 1 orang tenaga bidan.

Secara umum tenaga di Provinsi Gorontalo masih berada dibawah target


standar yang layak dipenuhi satu daerah untuk melayani kebutuhan akan
kesehatan masyarakatnya. Namun demikian pemerintah sudah berupaya
memenuhi kebutuhan tenaga ini hingga di daerah terpencil dan kepulauan
dengan melaksanakan program peningkatan kapasitas SDM kesehatan melalui
pengadaan dokter dan bidan PTT yang akan di distribusikan ke daerah terpencil
dan sangat terpencil di seluruh Kabupaten/Kota.Tetapi permasalahan distribusi
pegawai maupun PTT saat ini masih kurang efektif, sedangkan kebutuhan akan
tenaga terutama dokter dan dokter spesialis di Kabupaten / Kota belum
terpenuhi sehingga masih membutuhkan upaya sampai pada pemberlakuan
reward dan punishment dari pemerintah untuk menempatkan tenaga kesehatan
yang ada sesuai dengan kebutuhan.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 91


Profil Kesehatan Tahun 2014

4. Pembiayaan Kesehatan
Tabel :5.3
Anggaran APBD Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010–
2014

Kab /
2010 2011 2012 2013 2014
kota

Kota
goronta 27.351.668.206 17.758.936.289 20.026.516.071 32.857.364.683 51.244.512.477
lo
Kab.
Goront 42.479.843.500 34.374.472.000 37.420.760.555 41.330.424.230 51.454.445.788
alo
Kab.
Boalem 23.186.067.011 35.098.285.442 96.842.231.311 18.240.664.782 45.393.155.523
o
Kab.
Pohuwa 15.163.680.652 24.596.907.468 30.776.740.368 37.427.315.211 33.676.623.524
to
Kab.
Bone 8.117.579.000 15.903.209.553 22.282.114.994 26.334.918.522 38.440.401.687
bolango

Kab.
14.309.819.019 32.246.933.012 26.700.274.214 33.676.623.524 33.676.623.524
Gorut

JUMLA
130.608.657.388 162.387.472.862 4 245.233.629.254
189.867.310.952 253.885.762.523
H

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2010-2014

Tabel di atas menunjukkan jumlah anggaran APBD Kabupaten / Kota dari


tahun ke tahun mengalami peningkatan dimana pada tahun 2010 APBD
Kabupaten / Kota mencapai Rp. 130.608.657.388,- meningkat hingga tahun 2014
mencapaiRp. 253.885.762.523,-Kabupaten dengan alokasi APBD kesehatan
tertinggi di tahun 2014 yakni Kabupaten Gorontalo yang mengalokasikan Rp.
51.454.445.788,- anggaran di Kabupaten ini tertinggi dikarenakan wilayah yang
paling luas dengan jumlah penduduk yang paling tinggi dibandingkan dengan
Kabupaten lain sehingga kebutuhan akan biaya kesehatan sesuai dengan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 92


Profil Kesehatan Tahun 2014

keadaan masyarakat dilapangan.Sedangkan APBD terendah yakni dialokasikan


Kabupaten Pohuwato Rp. 33.676.623.524,-.

Tabel :5.4
Anggaran APBD Provinsi Gorontalo
Tahun 2014
TOTAL BELANJA APBD 2014 : Rp. 80.491.019.536,-
o BELANJA LANGSUNG :
PAGU : Rp. 64.177.285.000,-
REALISASI : Rp. 62.266.991.208,-
PERSENTASE : 97,02%

o BELANJA TIDAK LANGSUNG :


PAGU : Rp. 16.313.734.536,-
REALISASI : Rp. 14.019.983.935,-
PERSENTASE : 85,93%

Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinkes Provinsi Gorontalo Tahun 2014

Tabel :5.5
Anggaran dan Realisasi Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana
Dinas Kesehatan Provinsi Grontalo
Tahun 2014

SUMBER
NO ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %
DANA

1 APBN 19.270.057.000,- 17.985.416.308,- 93,33

2 APBD 80.491.019.536,- 76.253.108.235,- 94,77

3 PHLN 2.824.582.327,- 2.446.022.934,- 86,59

TOTAL 102.585.658.863,- 96.684.547.477,- 94,24

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 93


Profil Kesehatan Tahun 2014

Tabel :5.6
Anggaran Belanja Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
Tahun 2014

NO URAIAN APBD (Rp) APBN (Rp) JUMLAH

Belanja Tidak
1 16.313.734.536,- 16.313.734.536,-
Langsung
2 Belanja Langsung 64.177.285.000,- 64.177.285.000,-
3 Belanja Langsung - 19.270.057.000,- 19.270.057.000,-

PHLN - - 2.824.582.327,-
3

TOTAL 80.491.019.536,- 19.270.057.000,- 102.585.658.863,-

Tabel :5.7
Anggaran dan Realisasi Pembangunan Kesehatan Dana
Dekonsentrasi Satker Dinas Kesehatan Provinsi Grontalo
Tahun 2014

NO URAIAN ANGGARAN (Rp) Realisasi (Rp) %

1 DK Satker Dikes (01) 5.242.100.000,- 4.741.069.691,- 90,44

2 DK Satker Dikes (03) 7.664.968.000,- 7.373.239.400,- 96,19

3 DK Satker Dikes (04) 604.637.000,- 598.274.758,- 98,46

4 DK Satker Dikes (05) 3.805.728.000,- 3.500.419.259,- 91,98

5 DK Satker Dikes (07) 1.207.444.000,- 1.084.486.806,- 89,82

6 DK Satker Dikes (12) 742.180.000,- 687.926.400,- 92,69

TOTAL 19.267.057.000,- 17.985.416.314,- 93,35

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 94


Profil Kesehatan Tahun 2014

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan data profil yang diuraikan pada bab diatas yang tersaji
dalam Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Tahun 2014, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :

A. Kesimpulan

1. Provinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten yaitu Kota Gorontalo,
Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten
Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara. Luas wilayah Provinsi Gorontalo
mencapai 12.215,44 km2, dengan jumlah penduduk berdasarkan estimasi
ditahun 2014 sebesar 1.144.586 jiwa.
2. Situasi derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Gorontalo tahun 2013 dapat
dilihat dari capaian Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
yang masih tinggi, masing – masing 194,7/100.000 Kelahiran Hidup. Jumlah
balita mati tertinggi di Kabupaten Gorontalo sebesar 81 balita mati dengan
angka kematian 12,72/1000 KLH. Kematian tertinggi selanjutnya terjadi di
Kabupaten Boalemo sebanyak 75 kematian balita dengan angka 29,27/1000
KLH, jumlah kematian balita terendah berada di Kabupaten Gorontalo Utara
yakni 26 balita mati dengan angka kematian 12,74/1000 KLH. Angka kematian
balita terendah terjadi di Kabupaen Pohuwato yang hanya mencapai
10,35/1000 KLH.
3. Secara garis besar penyebab kematian Ibu ada tiga faktor utama yakni
pendarahan (25,6%), hipertensi saat hamil(20,5%) atau pre eklamasi dan
infeksi (10,3%), sehingga dari penyebab ini dapat diupayakan program /
kegiatan lebih pada pencegahan dan penanggulangan penyakit dan
peningkatan status gizi masyarakat.
4. Upaya untuk dapat meningkatkan akses sanitasi yang layak terus dilakukan
karena merupakan faktor fundamental dalam mencapai kesehatan masyarakat.
Sanitasi yang buruk berdampak negatif pula kualitas kehidupan
masyarakat.Target RPJMD Provinsi Gorontalo terhadap Akses Sanitasi yang
Layak adalah 61% tahun 2014.

5. Cakupan pelayanan ibu hamil yakni dilihat dari Kunjungan pertama (K1) dan
Kunjungan ke empat (K4).Di Provinsi Gorontalo menurut data profil kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 95


Profil Kesehatan Tahun 2014

Kabupaten / Kota tahun 2014 capaian kunjungan ibu hamil K1 sudah mencapai
target nasional yakni 100,2% melebihi target nasional yakni sebesar
95%.Sedangkan pelayanan K4 ditahun 2014 mencapai 89,1% masih belum
mencapai target yakni 95%. Cakupan tahun 2014 ini tidak mengalami
perubahan yang signifikan disbanding tahun 2013 dimana persentase K1 tahun
2013 mencapai 100,8% dan berada diatas target nasional. Sedangkan cakupan
K4 tahun 2013 yakni 88,3% dibandingkan dengan tahun 2014 angka ini
mengalami peningkatan, tetapi masih diperlukan upaya untuk mencapai target
yang telah ditentukan tersebut. Kesenjangan antara K1 dan K4 tidak terlalu
jauh, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dan kemauan ibu hamil dalam
memeriksakan diri ke petugas kesehatan sudah cukup baik namun tetap tidak
melupakan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas
kesehatan.

6. Penyakit infeksi terutama HIV/AIDS, TB, Malaria dan DBD masih menjadi
permasalahan resius. Ditambah lagi meningkatnya faktor risiko dan kematian
yang ditimbulkan oleh penyakit degenerative karena perubahan pola hidup
masyarakat yang berisiko tinggi semakin memberikan kontribusi terhadap
penyakit yang bersifat kronis, sudah pasti juga meningkatkan beban
pengendalian (pelayanan dan pembiayaan). Double Burden istilah dalam
transisi epidemiologi pun mewarnai isu-isu kesehatan. Belum lagi masih adanya
neglected diseases ( kusta, Diare, Ispa, Hepatitis, Filariasis/kecacingan), serta
masalah sporadic (MERS, Flu Burung, SARS) yang kian mengancam status
kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan upaya preventif (imunisasi,
perlindungan kelompok berisiko, dll) yang belum maksimal.
7. Puskesmas di Provinsi Gorontalo di tahun 2014 ini berjumlah 93 puskesmas,
jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yakni 92 puskesmas. Rasio
puskesmas dibandingkan dengan jumlah penduduk per 100.000 yakni 8. Berarti
1 puskesmas di Provinsi Gorontalo melayani sebanyak rata – rata jumlah
penduduk 130.535 jiwa, sedangkan target nasional yang harus dicapai yakni 1
puskesmas melayani 30.000 penduduk. Dari 93 puskesmas di Provinsi
Gorontalo terbagi atas 22 puskesmas rawat inap dan 71 puskesmas non rawat
inap.Terdapat 232 puskesmas pembantu (PUSTU) yang rata – rata 1
puskesmas didukung 2 pustu di Kabupaten / Kota.Hal ini berarti 1 pustu rata –
rata siap melayani 4.948 penduduk dengan rasio 20 per 100.000 penduduk.
Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) tahun 2014 yakni 288 unit dan Pos

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 96


Profil Kesehatan Tahun 2014

Pelayanan Terpadu (Posyandu) sejumlah 1.310 unit yang terdiri dari Posyandu
pratama 48 (3,66%), madya 723 (55,19%), purnama 517 (39,47%) dan
posyandu mandiri 22 (1,68%).

8. Bertambahnya anggaran kesehatan terutama dari kemampuan APBD


Kabupaten / Kota dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mengalami peningkatan
cukup signifikan dari Rp. 130.608.657.388,- tahun 2010 meningkat menjadi Rp.
253.885.762.523,- di tahun 2014.

9. Upaya penurunan AKI, AKB dan AKBA melalui program – program inovasi di
Kabupaten / Kota maupun Provinsi.

- Kota Gorontalo, adanya Memorandum Of Understanding (MOU) dalam


program “Save Blood For Mother” antara Dinas Kesehatan, Puskesmas dan
PMI Kota Gorontalo untuk persediaan darah di khususkan untuk ibu hamil
dengan resiko tinggi.

- Kabupaten Gorontalo, adanya program Gugus Tugas (GEGAS) yakni sistem


rujukan kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi antara Puskesmas, Dinas
kesehatan Kabupaten dan Rumah Sakit. Dalam hal ini melibatkan pula
Pemerintah setempat yakni Camat.Adanya MOU antara Dinas kesehatan
dan Kementerian Agama berupa pelaksanaan kelas pra nikah dengan tujuan
agar para pasangan muda dapat mengatur kualitas dan kehidupan
keluarganya kelak.Untuk kesehatan anak, adanya MOU antara Dinas
Kesehatan dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yakni berupa
syarat penerimaan siswa baru di Taman Kanak – Kanak (TK) dan Sekolah
Dasar (SD) adalah imunisasi lengkap.

- Kabupaten Boalemo, adanya program Bersih Bersinergi (Bersama Ibu hamil,


Bersalin, Nifas dan Emergency Rawan Gizi)

- Kabupaten Pohuwato, adanya Gerakan sayang Ibu (GSI) antara Dinas


Kesehatan, PKK dan Pemberdayaan Perempuan.

- Kabupaten Bone Bolango, adanya program Mutiara Berlian (Muliakan Hati


Atas Ridho Allah Bersama Lindungi Ibu dan Anak) berupa sistim rujukan
kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi antara Puskesmas, Dinas
kesehatan Kabupaten, Rumah sakit dan Pemerintah Daerah.

- Provinsi Gorontalo, 1). adanya SMS Gateway “SMS Sayang ibu dan Anak”
yang kontinyu dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali. Berisi data ibu

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 97


Profil Kesehatan Tahun 2014

hamil resiko tinggi lengkap (Nama, Alamat, Jenis Resti dan Bidan
penanggungjawab). Data ibu hamil resti ini kemudian diteruskan ke Dinas
kesehatan Kabupaten / Kota dan program terkait di Dinas kesehatan
Provinsi seperti program Gizi untuk penanggulangan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada ibu hamil.2). Program Rumah Tunggu Kelahiran, yang
bertujuan memberikan tempat atau ruangan yang dapat digunakan sebagai
tempat tinggal sementara bagi ibu hamil dan pendampingnya (suami,
kader,dukun atau keluarganya) agar bisa berada dekat dengan fasilitas
pelayanan kesehatan (Poskesdes, Puskesmas dan rumah sakit) selama
beberapa hari sampai menunggu persalinan tiba dan setelah bersalin. 3).
Menyediakan Ambulance sayang Ibu dan anak lengkap dengan sopir dan
bidan yang siaga 24 jam setiap harinya disalah satu Kabupaten dengan
jumlah kematian ibu terbanyak di tahun 2014.

B. Saran

1. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian indikator AKI dan AKB


diperlukan terobosan upaya strategis, operasional dan lokal spesifik, sehingga
akan mampu mendapatkan target percepatan sebagaimana yang diharapkan.
Upaya akselerasi pencapaian MDGs dilakukan melalui pendekatan wilayah
dengan melakukan berbagai langkah strategis sesuai permasalahan yang ada di
lapangan. Pendekatan Wilayah, dimaksud, merupakan upaya intervensi secara
terfokus dan memberi dampak yang optimal, tepat sasaran dan tepat
penganggaran.
2. Perlu adanya pemetaan masalah, penguatan peran masyarakat, peningkatan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular, penguatan peran
masyarakat melalui pembentukan UKBM yang meliputi Posbindu, Posyandu,
Desa Siaga dan lain - lain serta mendorong penyediaan fasilitas publik untuk
gaya hidup sehat; yang merupakan upaya promotif dan preventifuntuk
mencapai target, serta mendukung SJSN, SKN dan RPJMN 2015-2019, RPJMD
2012-2017, yang merupakan upaya reformasi birokrasi, penguatan SDM
kesehatan, peningkatan peran aktif Kabupaten / Kota, penguatan
penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dan upaya pembangunan
kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional.
3. Melakukan koordinasi di setiap Kabupaten/Kota, puskesmas, merumuskan
rekomendasi, tindak lanjut sehingga target pembangunan kesehatan yakni

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 98


Profil Kesehatan Tahun 2014

peningkatan umur harapan hidup, penurunan angka kematian ibu melahirkan,


penurunan angka kematian bayi/anak dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
4. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk tahun
mendatang serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang ada.
5. Melakukan pencegahan masyarakat luas dari penyakit melalui upaya promotif –
preventif-protektif dengan pendekatan pro-aktif.
6. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit terutama didaerah
terpencil.
7. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi
kesehatannya secara penuh, penduduk yang tidak sakit agar lebih tahan
terhadap penyakit.
8. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga
melindungi masyarakat dari pencemaran.
9. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta
perlindungan masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui
perubahan perilaku)
10. Penggerakan peran serta masyarakat melalui UKBM.
11. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan
bekerja secara sehat.
12. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
13. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan
kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo 99


RESUME PROFIL KESEHATAN
PROVINSI GORONTALO
TAHUN

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
A. GAMBARAN UMUM
1 2
Luas Wilayah 11,840 Km Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 732 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 567,324 577,262 1,144,586 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3.9 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 96.7 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 per 100 penduduk
Rasio Beban Tanggungan 49.2 produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 98.3 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 41.55 43.78 42.64 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah
tertinggi
a. SMP/ MTs 56,821.00 57,105.00 113,926.00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 39,049.00 39,944.00 78,993.00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 8,861.00 8,618.00 17,479.00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 12,608.00 12,577.00 25,185.00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 4,960.00 5,388.00 10,348.00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 7,867.00 8,924.00 16,791.00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 1,798.00 1,581.00 3,379.00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 10,182 9,849 20,031 Tabel 4
11 per 1.000 Kelahiran
Angka Lahir Mati (dilaporkan) 13 9 11 Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 130 68 198 neonatal Tabel 5
13 per 1.000 Kelahiran
Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 13 7 10 Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 179 100 279 bayi Tabel 5
15 per 1.000 Kelahiran
Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 18 10 14 Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 195 111 306 Balita Tabel 5
17 per 1.000 Kelahiran
Angka Kematian Balita (dilaporkan) 19 11 15 Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 39 Ibu Tabel 6
per 100.000
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 195 Kelahiran Hidup Tabel 6

B.2 Angka Kesakitan


19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 1,175 906 2,081 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 56.46 43.54 % Tabel 7
per 100.000
CNR kasus baru BTA+ 205.49 158.17 181.81 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 1,208 928 2,136 Kasus Tabel 7
per 100.000
CNR seluruh kasus TB 211.26 162.02 186.62 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 0.51 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 15.55 14.35 11.18 % Tabel 8
Angka kesembuhan BTA+ 70.56 71.08 75.07 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 7.33 7.43 12.27 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success
Rate) BTA+ 77.89 78.51 87.33 % Tabel 9
per 100.000
Angka kematian selama pengobatan 1.92 1.57 1.75 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 50.77 48.26 49.53 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 33 14 47 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 63 22 85 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 16 13 29 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 14 8 22 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0.00 0.00 0.00 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 122 58 180 Kasus Tabel 14
per 100.000
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 21.50 10.05 15.73 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 7.22 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 9.44 % Tabel 15


per 100.000
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 1.49 penduduk Tabel 15
per 10.000
Angka Prevalensi Kusta 2.40 1.16 1.77 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT
PB) 83.33 166.67 111.11 % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT
MB) 73.85 74.19 73.96 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
per 100.000 penduduk
AFP Rate (non polio) < 15 th 5.35 <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 2 10 12 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non
neonatorum) #DIV/0!% Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0!% Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 2 10 12 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak 0% Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0Kasus Tabel 20
29 per 100.000
24.15 22.00 23.07
Incidence Rate DBD penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 4.38 7.09 5.68 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit
Incidence ) 0.50 #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 penduduk
berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 22
33 per 100.000
Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 0.00 0.00 0.00 % Tabel 24
35 Persentase obesitas 0.00 0.00 0.00 % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia
30-50 tahun 100.00 % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan
30-50 tahun 0.00 % Tabel 26
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24
jam 95.28 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 100 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 89.06 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91.02 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 87.80 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91.88 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 123.21 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 86.79 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 73.61 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 31.72 30.53 39.71 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 48.63 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 85.13 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 98 100 99 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 4.06 4.27 4.16 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 92.31 90.16 91.24 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 84.10 80.99 82.56 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 33.43 35.89 34.66 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 48.35 49.05 82.56 % Tabel 40
56 Desa/Kelurahan UCI 85.66 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 98.72 94.07 96.41 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 84.74 88.79 86.75 % Tabel 43
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
59 Bayi Mendapat Vitamin A 75.08 76.11 75.60 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 76.34 74.86 75.60 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 77.22 78.58 77.90 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah
(BGM) 4.09 3.96 4.03 % Tabel 45
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
63 Pelayanan kesehatan anak balita 45.81 46.30 46.05 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 73.61 74.40 74.00 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah
(BGM) 1.50 1.63 1.57 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD 93.97 94.87 94.40 %
dan Setingkat Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0.16 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 29.98 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 60.59 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 95.31 96.02 95.65 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 56.62 56.75 56.68 % Tabel 51
73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan
gigi dan mulut 56.62 56.75 56.68 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 56.50 58.83 57.77 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Persentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 153.63 % Tabel 53


76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 73.82 99.68 86.35 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 5.81 8.05 6.26 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate per 100.000 pasien
(GDR) di RS 3.27 2.56 2.85 keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR)
di RS per 100.000 pasien
1.44 1.11 1.23 keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 58.87 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 50.27 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 2.99 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3.96 Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


87 Rumah Tangga ber-PHBS 64.05 % Tabel 57

C.4 Keadaan Lingkungan


88 Persentase rumah sehat 62.68 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum 66.32
yang layak % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat 87.02
kesehatan % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak 58.31
(jamban sehat) % Tabel 61
92 Desa STBM - % Tabel 62
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 88.85 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 39.13 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 85.75 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik 9.81 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 11.00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 1.00 RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 22.00 Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 67.00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 93.00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 232.00 Tabel 67
98 Jumlah
RS Apotek
dengan kemampuan pelayanan gadar 110.00 Tabel 67
99 level 1 100.00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 1,310.00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 57.79 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita 1.17 per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 288.00 Poskesdes Tabel 70
Polindes 52.00 Polindes Tabel 70
Posbindu 38.00 Posbindu Tabel 70
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
104 Jumlah Desa Siaga 484.00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 66.12 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan


106 Jumlah Dokter Spesialis 44.00 46.00 90.00 Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 66.00 123.00 189.00 Orang Tabel 72
108 24.38 per 100.000
Rasio Dokter (spesialis+umum) penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 2.00 24.00 26.00 Orang Tabel 72
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi 2.27 per 100.000
Spesialis) penduduk
111 Jumlah Bidan 615.00 Orang Tabel 73
112 106.54 per 100.000
Rasio Bidan per 100.000 penduduk penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 343.00 960.00 1,303.00 Orang Tabel 73
114 113.84 per 100.000
Rasio Perawat per 100.000 penduduk penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi 13.00 47.00 60.00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 11.00 45.00 56.00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 52.00 165.00 217.00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 43.00 100.00 143.00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 32.00 163.00 195.00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan


120 Total Anggaran Kesehatan 364,987,289,442.00 Rp Tabel 81
121 6.96
APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita 318,881.49 Rp Tabel 81
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KABUPATEN / KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DESA + PENDUDUK
DESA KELURAHAN
(km ) 2 KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kota Gorontalo 79.0 0 50 50 202,184 52,677 3.84 2558.3

2 Kab. Gorontalo 1,806.7 191 14 205 374,771 116,041 3.23 207.4

3 Kab. Boalemo 1,736.6 84 0 84 149,392 37,030 4.03 86.0

4 Kab. Pohuwato 4,455.6 102 3 105 142,066 35,591 3.99 31.9

5 Kab. Bone Bolango 1,984.6 160 5 165 166,235 30,911 5.38 83.8

6 Kab. Gorontalo Utara 1,777.0 123 0 123 109,938 22,335 4.92 61.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 11,839.5 660 72 732 1,144,586 294,585 3.89 96.7


Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten/Kota Tahun 2014
TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0-4 57,713 54,421 112,134 106.05
2 5-9 60,989 56,415 117,404 108.11
3 10 - 14 55,761 52,922 108,683 105.36
4 15 - 19 55,615 60,090 115,705 92.55
5 20 - 24 51,150 52,475 103,625 97.47
6 25 - 29 50,802 50,836 101,638 99.93
7 30 - 34 46,528 47,223 93,751 98.53
8 35 - 39 45,185 44,901 90,086 100.63
9 40 - 44 39,002 39,808 78,810 97.98
10 45 - 49 31,836 32,747 64,583 97.22
11 50 - 54 25,488 26,621 52,109 95.74
12 55 - 59 18,741 19,954 38,695 93.92
13 60 - 64 12,466 15,441 27,907 80.73
14 65 - 69 7,714 10,216 17,930 75.51
15 70 - 74 4,666 6,933 11,599 67.30
16 75+ 3,668 6,259 9,927 58.60
JUMLAH 567,324 577,262 1,144,586 98.28
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 49
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten/Kota Tahun 2014
TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL
LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 382,738 364,969 747,707


PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
2 159,045 159,780 318,825 41.55 43.78 42.64
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 1,929 5,037 6,966 0.50 1.38 0.93
b. SD/MI 54,616 52,293 106,909 14.27 14.33 14.30
c. SMP/ MTs 56,821 57,105 113,926 14.85 15.65 15.24
d. SMA/ MA 39,049 39,944 78,993 10.20 10.94 10.56
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 8,861 8,618 17,479 2.32 2.36 2.34
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 12,608 12,577 25,185 3.29 3.45 3.37
g. AKADEMI/DIPLOMA III 4,960 5,388 10,348 1.30 1.48 1.38
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 7,867 8,924 16,791 2.06 2.45 2.25
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 1,798 1,581 3,379 0.47 0.43 0.45
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten/Kota Tahun 2014
TABEL 4

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH KELAHIRAN
JUMLAH
NO KABUPATEN / KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kota Gorontalo 10 1,850 16 1,866 1,962 16 1,978 3,812 32 3,844

2 Kab. Gorontalo 21 3,253 42 3,295 3,117 21 3,138 6,370 63 6,433

3 Kab. Boalemo 11 1,308 30 1,338 1,254 21 1,275 2,562 51 2,613

4 Kab. Pohuwato 16 1,414 12 1,426 1,292 7 1,299 2,706 19 2,725

5 Kab. Bone Bolango 20 1,286 19 1,305 1,254 12 1,266 2,540 31 2,571

6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,071 16 1,087 970 14 984 2,041 30 2,071

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 10,182 135 10,317 9,849 91 9,940 20,031 226 20,257
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 13.1 9.2 11.2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH KEMATIAN

JUMLAH LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN


NO KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS
a ANAK a ANAK a ANAK
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Kota Gorontalo 10 19 27 2 29 16 23 3 26 35 50 5 55

2 Kab. Gorontalo 21 42 49 5 54 17 23 4 27 59 72 9 81

3 Kab. Boalemo 11 26 46 3 49 15 26 0 26 41 72 3 75

4 Kab. Pohuwato 16 10 17 1 18 7 9 1 10 17 26 2 28

5 Kab. Bone Bolango 20 20 23 3 26 9 13 2 15 29 36 5 41

6 Kab. Gorontalo Utara 15 13 17 2 19 4 6 1 7 17 23 3 26

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 130 179 16 195 68 100 11 111 198 279 27 306

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 13 18 2 19 7 10 1 11 10 13.9 1 15.3


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
- a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KEMATIAN IBU

JUMLAH JUMLAH LAHIR


NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
PUSKESMAS HIDUP

< 20 tahun 20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun 20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun 20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20 tahun 20-34 tahun ≥35 tahun JUMLAH

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Kota Gorontalo 10 3,812 0 2 0 2 0 1 1 2 0 4 0 4 0 7 1 8

2 Kab. Gorontalo 21 6,370 0 3 1 4 1 6 2 9 0 2 0 2 1 11 3 15

3 Kab. Boalemo 11 2,562 0 3 0 3 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4 0 4

4 Kab. Pohuwato 16 2,706 0 1 0 1 0 1 1 2 0 1 1 2 0 3 2 5

5 Kab. Bone Bolango 20 2,540 0 3 0 3 0 0 0 0 0 1 0 1 0 4 0 4

6 Kab. Gorontalo Utara 15 2,041 0 1 0 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 3 0 3

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 20,031 0 13 1 14 1 11 4 16 0 8 1 9 1 32 6 39

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 194.70

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
KASUS TB KASUS TB ANAK
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH 0-14 TAHUN
NO KABUPATEN / KOTA L P L P
PUSKESMAS
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Kota Gorontalo 10 99,093 103,091 202,184 244 54.95 200 45.05 444 241 54.77 199 45.23 440 2 0.45

2 Kab. Gorontalo 21 188,153 186,618 374,771 332 53.55 288 46.45 620 343 54 292 45.98 635 2 0.31

3 Kab. Boalemo 11 73,221 76,172 149,393 169 59.09 117 40.91 286 172 59 121 41.30 293 2 0.68

4 Kab. Pohuwato 16 72,465 69,601 142,066 81 46 95 53.98 176 83 46 98 54.14 181 0.00

5 Kab. Bone Bolango 20 83,704 82,531 166,235 230 64.43 127 35.57 357 245 65 134 35.36 379 5 1.32

6 Kab. Gorontalo Utara 15 55,165 54,773 109,938 119 60.10 79 39.90 198 124 60 84 40.38 208 0 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 571,801 572,786 1,144,587 1,175 56 906 44 2,081 1,208 57 928 43 2,136 11 1

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 205.49 158.17 181.81

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 211.26 162.02 186.62


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

TB PARU
SUSPEK
NO KABUPATEN / KOTA % BTA (+)
BTA (+)
TERHADAP SUSPEK

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kota Gorontalo - - 4,730 241 199 440 - - 9.30

2 Kab. Gorontalo 1,723 1,934 3,657 332 288 620 19.27 14.89 16.95

3 Kab. Boalemo 1,715 1,175 2,890 169 117 286 9.85 9.96 9.90

4 Kab. Pohuwato 969 912 1,881 81 95 176 8.36 10.42 9.36

5 Kab. Bone Bolango 2,115 1,279 3,394 230 127 357 10.87 9.93 10.52

6 Kab. Gorontalo Utara 1,016 1,005 2,021 119 79 198 11.72 7.86 9.80

JUMLAH (KAB/KOTA) 7,538 6,305 18,573 1,172 905 2,077 15.55 14.35 11.18
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA KEBERHASILAN
(COMPLETE RATE) JUMLAH KEMATIAN
BTA (+) DIOBATI PENGOBATAN
SELAMA PENGOBATAN
NO KABUPATEN / KOTA L P L+P L P L+P (SUCCESS RATE/SR)

JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA JUMLA


L P L+P % % % % % % L P L+P L P L+P
H H H H H H
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Kota Gorontalo 245 175 420 235 95.92 171 97.71 406 96.67 2 0.82 1 0.57 3 0.71 96.73 98.29 97.38 0 1 1

2 Kab. Gorontalo 79 61 140 66 83.54 50 81.97 116 82.86 10 12.66 9 14.75 19 13.57 96.20 96.72 96.43 1 3 4

3 Kab. Boalemo 156 119 275 106 67.95 87 73.11 193 70.18 38 24.36 32 26.89 70 25.45 92.31 100.00 95.64 7 2 9

4 Kab. Pohuwato 98 78 176 50 51.02 32 41.03 82 46.59 5 5.10 3 3.85 8 4.55 56.12 44.87 51.14 1 1 2

5 Kab. Bone Bolango 171 102 273 159 92.98 100 98.04 259 94.87 9 5.26 1 0.98 10 3.66 98.25 99.02 98.53 2 2 4

6 Kab. Gorontalo Utara 124 84 208 0 0.00 0 0.00 64 30.77 0 0.00 0 0.00 73 35.10 0.00 0.00 65.87 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 873 619 1,492 616 70.56 440 71.08 1,120 75.07 64 7.33 46 7.43 183 12.27 77.89 78.51 87.33 11 9 20

ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 2 2 2


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PNEUMONIA PADA BALITA

JUMLAH BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI


NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Kota Gorontalo 10,004 9,581 19,585 1,000 958 1,959 220 22.0 187 19.52 407 20.78121

2 Kab. Gorontalo 13,980 13,866 27,845 1,398 1,387 2,785 687 49.1 675 48.68 1,362 48.9

3 Kab. Boalemo 7,512 7,815 15,328 751 782 1,533 782 104.1 701 89.7 1,483 96.8

4 Kab. Pohuwato 5,688 5,807 11,495 569 581 1,150 117 20.6 116 20.0 233 20.3

5 Kab. Bone Bolango 8,797 8,201 16,998 880 820 1,700 609 69.2 557 67.9 1,166 68.6

6 Kab. Gorontalo Utara 5,664 5,331 10,995 566 533 1,100 207 36.5 206 38.6 413 37.56

JUMLAH (KAB/KOTA) 51,645 50,601 102,246 5,165 5,060 10,225 2,622 50.76948 2,442 48.25998 5,064 49.53
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

HIV AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS SYPHILIS

NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P L P L+P KELOMPOK
UMUR UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 ≤ 4 TAHUN 0 1 1 2.13 0 2 2 2.35 0 1 1 0 0 0 0.00

2 5 - 14 TAHUN 0 1 1 2.13 0 1 1 1.18 0 0 0 0 0 0 0.00

3 15 - 19 TAHUN 2 0 2 4.26 1 0 1 1.18 0 0 0 0 0 0 0.00

4 20 - 24 TAHUN 13 1 14 29.79 20 8 28 32.94 7 4 11 3 2 5 22.73

5 25 - 49 TAHUN 13 10 23 48.94 37 10 47 55.29 8 8 16 10 6 16 72.73

6 ≥ 50 TAHUN 5 1 6 12.77 5 1 6 7.06 1 0 1 1 0 1 4.55

JUMLAH (KAB/KOTA) 33 14 47 63 22 85 16 13 29 14 8 22

PROPORSI JENIS KELAMIN 70.21 29.79 74.12 25.88 55.17 44.83 63.64 36.36

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

DONOR DARAH

SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING


POSITIF HIV
NO UNIT TRANSFUSI DARAH JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 UDD-PMI Kota Gorontalo 10,698 942 11,640 10,698 100.00 942 100.00 11,640 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

2 UTD RSTN Kab.Boalemo 734 236 970 734 100.00 236 100.00 970 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

JUMLAH 11,432 1,178 12,610 11,432 100.00 1,178 100.00 12,610 100.00 0 0.00 0 - 0 0.00

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014


TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

DIARE

JUMLAH PENDUDUK DIARE DITANGANI


NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH TARGET
PENEMUAN
L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Kota Gorontalo 99,093 103,091 202,184 2,121 2,206 4,327 2,400 113.2 2,735 124 5,135 119

2 Kab. Gorontalo 188,153 186,618 374,771 4,026 3,994 8,020 3,580 88.9 4,253 106 7,833 98

3 Kab. Boalemo 73,221 76,172 149,393 1,567 1,630 3,197 1,325 84.6 1,255 77 2,580 81

4 Kab. Pohuwato 72,465 69,601 142,066 1,551 1,489 3,040 1,195 77.1 1,257 84 2,452 81

5 Kab. Bone Bolango 83,704 82,531 166,235 1,791 1,766 3,557 1,753 97.9 1,699 96 3,452 97

6 Kab. Gorontalo Utara 55,165 54,773 109,938 1,181 1,172 2,353 1,573 133.2 1,776 152 3,349 142

JUMLAH (KAB/KOTA) 571,801 572,786 1,144,587 12,237 12,258 24,494 11,826 96.6 12,975 105.9 24,801 101.3

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KASUS BARU

NO KABUPATEN / KOTA Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kota Gorontalo 0 1 1 15 9 24 15 10 25

2 Kab. Gorontalo 29 12 41 0 0 0 29 12 41

3 Kab. Boalemo 2 0 2 4 5 9 6 5 11

4 Kab. Pohuwato 0 0 0 37 14 51 37 14 51

5 Kab. Bone Bolango 8 5 13 14 6 20 22 11 33

6 Kab. Gorontalo Utara 0 1 1 13 5 18 13 6 19

39 19 83 39

JUMLAH (KAB/KOTA) 78 38 58 166 78 122 122 58 180

PROPORSI JENIS KELAMIN 134.48 65.52 136.07 63.93 67.78 32.22

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 21.5 10.0 15.7
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KASUS BARU

NO KABUPATEN / KOTA PENDERITA KUSTA


PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8

1 Kota Gorontalo 25 1 4.00 5 20.0

2 Kab. Gorontalo 41 6 14.63 1 2.44

3 Kab. Boalemo 11 0 0.00 0 0.00

4 Kab. Pohuwato 51 2 3.92 3 5.88

5 Kab. Bone Bolango 33 2 6.06 2 6.06

6 Kab. Gorontalo Utara 19 2 10.53 6 31.58

JUMLAH (KAB/KOTA) 180 13 7.22 17 9.44

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 1

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014


TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KASUS TERCATAT

NO KABUPATEN / KOTA
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kota Gorontalo 0 1 1 12 12 24 12 13 25

2 Kab. Gorontalo 34 16 50 0 0 0 34 16 50

3 Kab. Boalemo 2 0 2 4 5 9 6 5 11

4 Kab. Pohuwato 0 0 0 52 21 73 52 21 73

5 Kab. Bone Bolango 5 3 8 16 5 21 21 8 29

6 Kab. Gorontalo Utara 0 0 0 11 4 15 11 4 15

JUMLAH (KAB/KOTA) 41 20 61 95 47 142 136 67 203

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 2.4 1.2 1.8


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

NO KABUPATEN / KOTA RFT PB RFT MB


PENDERITA PBa PENDERITA MBa
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Kota Gorontalo 1 1 2 1 100 1 100 2 100 21 10 31 18 86 8 80 26 84

2 Kab. Gorontalo 2 1 3 2 100 1 100 3 100 43 23 66 38 88 20 87 58 88

3 Kab. Boalemo 2 0 2 0 0 0 0 0 0 4 5 9 0 0 0 0 0 0

4 Kab. Pohuwato 0 0 0 1 0 1 0 2 0 38 13 51 22 58 7 54 29 57

5 Kab. Bone Bolango 1 1 2 1 100 2 200 3 150 24 11 35 18 75 11 100 29 83

6 Kab. Gorontalo Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 3 9 5 83.3 5 166.7 10 111.1 130 62 192 96 74 46 74 142 74


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : a = Penderita kusta PB/MB merupakan penderita pada kohort yang sama
TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVNSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Kota Gorontalo 10 58,258 4
2 Kab. Gorontalo 21 107,987 1
3 Kab. Boalemo 11 41,893 9
4 Kab. Pohuwato 16 41,011 0
5 Kab. Bone Bolango 20 52,989 2
6 Kab. Gorontalo Utara 15 34,298 2

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 336,436 18


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 5.35
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu338,221
sebesar:
TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I

NO KABUPATEN / KOTA DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM


PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Kota Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kab. Gorontalo 2 10 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Kab. Boalemo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Kab. Pohuwato 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Kab. Bone Bolango 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Kab. Gorontalo Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 2 10 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0.00 #DIV/0! #DIV/0!


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I

CAMPAK
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS POLIO HEPATITIS B
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Kota Gorontalo 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Kab. Gorontalo 21 2 10 12 0 0 0 0 0 0 0

3 Kab. Boalemo 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Kab. Pohuwato 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Kab. Bone Bolango 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Kab. Gorontalo Utara 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 2 10 12 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0.0


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kota Gorontalo 10 53 44 97 1 2 3 1.9 4.5 3.1
2 Kab. Gorontalo 21 57 53 110 3 3 6 5.3 5.7 5.5
3 Kab. Boalemo 11 4 14 18 1 2 3 25.0 14.3 16.7
4 Kab. Pohuwato 16 4 5 9 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 Kab. Bone Bolango 20 14 7 21 1 2 3 7.1 28.6 14.3
6 Kab. Gorontalo Utara 15 5 4 9 0 0 0 0.0 0.0 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 137 127 264 6 9 15 4.4 7.1 5.7


INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 24.1 22.0 23.1
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN / KOTA SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Kota Gorontalo 0 0 16 0 0 0.00 0 0.00 0 0 0 0 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00

2 Kab. Gorontalo 348 269 617 3,402 6,405 9,807 348 10.23 269 4.20 617 6.29 0 0 0 0.00 0.00 0.00

3 Kab. Boalemo 1,135 1,083 2,218 1,125 1,076 2,201 118 10.49 37 3.44 155 7.04 0 0 0 0.00 0.00 0.00

4 Kab. Pohuwato 277 428 705 362 659 1,021 30 8.29 6 0.91 36 3.53 0 0 0 0.00 0.00 0.00

5 Kab. Bone Bolango 507 516 1,023 507 516 1,023 67 13.21 37 7.17 104 10.17 0 0 0 0.00 0.00 0.00

6 Kab. Gorontalo Utara 815 833 1,648 1,194 1,338 2,532 15 1.26 8 0.60 23 0.91 0 0 0 0.00 0.00 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 3,082 3,129 6,227 6,590 9,994 16,584 578 8.77 357 4 162 0.98 0 0 0 0 0.00 0.00

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 1,144,586

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0.50 #DIV/0! #DIV/0!
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PENDERITA FILARIASIS
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kota Gorontalo 10 0 0 0 0 0 0

2 Kab. Gorontalo 21 0 0 0 0 0 0

3 Kab. Boalemo 11 0 0 0 0 0 0

4 Kab. Pohuwato 16 0 0 0 0 0 0

5 Kab. Bone Bolango 20 0 0 0 0 0 0

6 Kab. Gorontalo Utara 15 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI


JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Kota Gorontalo 10 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0 0 0 0 0

2 Kab. Gorontalo 21 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0 0 0 0 0

3 Kab. Boalemo 11 48,289 50,237 98,526 2,937 6.08 2,926 5.82 5,863 5.95 0 0 0 0 0 0

4 Kab. Pohuwato 16 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0 0 0 0 0

5 Kab. Bone Bolango 20 27,218 25,771 52,989 57 0.21 129 0.50 186 0.35 0 0 0 0 0 0

6 Kab. Gorontalo Utara 15 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0 0 0 0 0


93
JUMLAH (KAB/KOTA) 75,507 76,008 151,515 2,994 3.97 3,055 4.02 6,049 3.99 0 0 0 0 0 0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS OBESITAS


DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TAHUN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kota Gorontalo 10 68,309 73,809 142,118 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
2 Kab. Gorontalo 21 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
3 Kab. Boalemo 11 3,131 3,171 6,302 1,111 35.48 1,217 38.38 2,328 36.94 0 0 0 0 0 0
4 Kab. Pohuwato 16 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
5 Kab. Bone Bolango 20 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
6 Kab. Gorontalo Utara 15 0 0 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 71,440 76,980 148,420 1,111 1.56 1,217 1.58 2,328 1.57 0 0 0 0 0 0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM


PEREMPUAN IVA POSITIF TUMOR/BENJOLAN
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMAS DAN PAYUDARA
USIA 30-50 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kota Gorontalo 10 58,016 0 0.00 0 0 0 0.00
2 Kab. Gorontalo 21 63,604 1 0.00 1 100 0 0.00
3 Kab. Boalemo 11 20,674 0 0.00 0 0 0 0.00
4 Kab. Pohuwato 16 47,289 0 0 0 0 0 0.00
5 Kab. Bone Bolango 20 26,947 0 0 0 0 0 0.00
6 Kab. Gorontalo Utara 15 0 0 0 0 0 0 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 216,530 1 0 1 100.00 0 0.00


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN TERANCAM
NO JUMLAH JUMLAH
LUAR BIASA 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
KEC DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kab.Gtlo
1 AFP 1 1 20/01/14 20/01/14 28/01/14 1 0 1 1 1 1 2 3 3 33.3 0.0 33.3 100.0 0.0 200
2 MALARIA 1 1 22/04/14 22/04/14 05/05/14 20 22 42 3 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
3 CIKUNGUNYA 2 4 02/06/14 12/25/2014 30/12/14 25 34 59 8 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
4 Kerac.Makanan 2 2 05/06/14 7/16/2014 20/07/14 20 23 43 0 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
5 DBD 12 30 01/01/14 12/12/2014 20/12/14 19 26 45 1 4 0 0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Boalemo
1 Chikungunya 1 1 31/03/14 31/03/14 - 18 19 37 1 1 6 16 8 4 1 0 0 0 613 401 1,014 2.94 4.74 3.65 0.0 0.0 0.0
2 Chikungunya 1 1 06/06/14 06/06/14 - 1 3 4 1 2 1 0 0 0 1,146 1,391 2,537 0.09 0.22 0.16 0.0 0.0 0.0
3 Hepatitis A 1 1 24/04/14 24/04/14 - 4 2 6 1 4 1 0 410 394 804 0.98 0.51 0.75 0.0 0.0 0.0
4 DBD 1 1 05/04/14 05/04/14 - 1 1 2 1 1 0 0 0 613 401 1,014 0.16 0.25 0.20 0.0 0.0 0.0
5 DBD 1 2 03/09/14 03/09/14 - 0 3 3 2 1 1 1 235 218 453 0.0 1.38 0.66 0.0 33.33 33.33
6 DBD 1 2 0 4 4 4 0 2 2 0 0.0 0.0 0.0 0.0 50 50
Bonbol
1 Demam Berdarah Kabila Oluhuta 19/03/14 19/03/14 24/03/14 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 899 943 1,842 0.11 - 0.05 100 0.0 100
2 Demam Berdarah Kabila Poowo barat 19/04/14 19/04/14 20/04/14 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 Demam Berdarah Kabila Tumbihe 22/09/14 25/09/14 26/09/14 3 0 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
4 Demam Berdarah Kabila Tumbihe 11/10/14 07/06/14 10/06/14 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 Demam Berdarah Kabila Pauwo 17/12/14 11/10/14 13/11/14 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
6 Demam Berdarah Kabila Dutohe 09/06/14 18/12/14 18/12/14 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0.0 100 100
7 Demam Berdarah Kabila Tanggilingo 27/12/14 28/12/14 30/12/14 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
8 Demam Berdarah Kabila Dutohe 27/12/14 28/12/14 30/12/14 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
9 Demam Berdarah TombulilatoTombulilato 09/01/14 10/01/14 11/01/14 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
10 Demam Berdarah TombulilatoAlo 27/09/14 28/09/14 30/09/14 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0.0 100 0.0
11 Demam Berdarah Tapa Talulobutu selatan 19/03/14 19/03/14 21/03/14 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
12 Demam Berdarah Tapa Kramat 14/10/14 15/10/14 17/10/14 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
13 Demam Berdarah TilongkabilaMoutong 16/04/14 16/04/14 20/04/14 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
14 Demam Berdarah TilongkabilaMoutong 03/04/14 04/07/14 06/07/14 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
15 Demam Berdarah Bulango selatan
Ayula selatan 02/05/14 02/05/14 04/05/14 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
16 Demam Berdarah Bulango selatan
Huntu Barat 28/08/14 03/09/14 04/09/14 0 2 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
17 Demam Berdarah Bulango timur
Popodu 04/06/14 05/06/14 08/06/14 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
18 AFP Suwawa Boludawa 23/09/14 - - 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
19 AFP Suwaw Tengah
Duano 15/02/14 - - 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
20 Rabies Bulango Timur
Bulotalangi Timur 01/04/14 01/04/14 - 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 100.00 0.0 100
21 Rabies Tapa Donggala 03/09/14 03/09/14 - 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0.0 100 100
22 Diare Bulango UluOwata 10/02/14 11/02/14 13/02/14 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0.0 100 100
23 Cikungunya Tapa Kramat 05/03/14 07/03/14 - 5 15 20 0 0 0 1 1 2 0 6 3 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
24 Cikungunya Tapa Donggala 08/03/14 08/03/14 - 7 10 17 0 0 0 1 5 0 0 7 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
Gorut
1 Diare 2 2 - - - 1 1 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 100.0 100.0 100
2 DBD 2 6 01/01/14 02/01/14 - 4 5 9 0 0 0 2 0 0 2 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
3 Rabies 1 1 15/08/14 16/08/14 17/08/14 8 3 11 0 0 0 1 5 1 4 2 0 0 0 0 2 0 2 928 921 1,849 2,770 4,619 7,389 25.0 0.0 18.2
4 AFP 2 2 15/11/14 15/11/14 06/12/14 1 1 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.0 0.0 0.0
5 Keracunan Makanan 1 1 10/10/14 11/10/14 12/10/14 6 12 18 0 0 0 1 2 2 2 3 2 0 0 0 0 0 0 297 295 592 887 1,479 2,366 0.0 0.0 0.0

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014


TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN / KOTA
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 4 5 6
1 Kota Gorontalo 0 0 -
2 Kab. Gorontalo 38 33 86.8
3 Kab. Boalemo 8 8 100
4 Kab. Pohuwato 5 5 100
5 Kab. Bone Bolango 5 5 100
6 Kab. Gorontalo Utara 50 50 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 106 101 95.28


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


JUMLAH PERSALINAN MENDAPAT IBU NIFAS
NO KABUPATEN / KOTA K1 K4
PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS MENDAPAT VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Kota Gorontalo 21 4,333 4,281 98.8 4,012 92.6 4,136 3,840 92.8 3,642 88.1 3,839 92.8
2 Kab. Gorontalo 11 7,503 7,444 99.2 6,683 89.1 7,159 6,258 87.4 6,338 88.5 6,338 88.5

3 Kab. Boalemo 16 2,838 2,844 100.2 2,417 85.2 2,719 2,496 91.8 2,399 88.2 2,545 93.6

4 Kab. Pohuwato 20 2,751 2,877 104.6 2,538 92.3 2,625 2,602 99.1 2,449 93.3 2,603 99.2

5 Kab. Bone Bolango 15 3,163 2,939 92.9 2,771 87.6 3,019 2,533 83.9 2,406 79.7 2,555 84.6

6 Kab. Gorontalo Utara 93 2,092 2,344 112.0 1,778 85.0 1,997 1,982 99.2 1,780 89.1 2,016 101.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 176 22,680 22,729 100.2 20,199 89.1 21,655 19,711 91.0 19,014 87.8 19,896 91.9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH JUMLAH IBU
NO KABUPATEN / KOTA TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
PUSKESMAS HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Kota Gorontalo 10 4,333 4,026 92.9 3,573 82.5 576 13.3 314 7.2 569 13.1 5,032 116.1

2 Kab. Gorontalo 21 7,503 7,444 99.2 6,683 89.1 6,683 89.1 0 - 0 - 13,366 178.1

3 Kab. Boalemo 11 2,838 2,507 88.3 2,361 83.2 191 6.7 55 1.9 31 1.1 2,638 93.0

4 Kab. Pohuwato 16 2,751 2,168 78.8 1,833 66.6 304 11.1 138 5.0 191 6.9 2,466 89.6

5 Kab. Bone Bolango 20 3,163 2,130 67.3 2,033 64.3 255 8.1 120 3.8 104 3.3 2,512 79.4

6 Kab. Gorontalo Utara 15 2,092 2,314 110.6 1,930 92.3 0 - 0 - 0 - 1,930 92.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 22,680 20,589 90.8 18,413 81.2 8,009 35.3 627 2.8 895 3.9 27,944 123.2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


JUMLAH JUMLAH WUS
NO KABUPATEN / KOTA TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
PUSKESMAS (15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Kota Gorontalo 10 46,521 119 0.3 26 0.1 122 0.3 25 0.1 21 0.0
2 Kab. Gorontalo 21 97,440 6,560 6.7 5,975 6.1 704 0.7 589 0.6 0 -
3 Kab. Boalemo 11 25,397 2,507 9.9 0 - 0 - 0 - 0 -
4 Kab. Pohuwato 16 40,267 2,168 5.4 0 - 0 - 0 - 0 -
5 Kab. Bone Bolango 20 38,404 2,287 6.0 110 0.3 69 0.2 9 0.0 30 0.1
6 Kab. Gorontalo Utara 15 29,979 3,398 11.3 1,930 6.4 0 - 0 - 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 278,008 17,039 6.1 8,041 2.9 895 0.3 623 0.2 51 0.0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH JUMLAH IBU FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kota Gorontalo 10 4,333 4,084 94.3 3,516 81.1
2 Kab. Gorontalo 21 7,503 7,444 99.2 6,683 89.1
3 Kab. Boalemo 11 2,838 2,779 97.9 2,399 84.5
4 Kab. Pohuwato 16 2,751 2,877 104.6 2,538 92.3
5 Kab. Bone Bolango 20 3,163 2,939 92.9 2,771 87.6
6 Kab. Gorontalo Utara 15 2,092 2,344 112 1,778 85.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 22,680 22,467 99.1 19,685 86.8


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 33

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PERKIRAAN PENANGANAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL


PERKIRAAN NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH BAYI
JUMLAH JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN / KOTA DENGAN KEBIDANAN L P L+P
PUSKESMAS IBU HAMIL
KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Kota Gorontalo 10 4,333 867 518 59.8 1,930 2,009 3,939 290 301 591 108 37.3 96 31.9 204 34.5
2 Kab. Gorontalo 21 7,503 1,501 827 55.1 3,425 3,396 6,821 514 509 1,023 181 35.2 191 37.5 372 36.4
3 Kab. Boalemo 11 2,838 568 577 101.7 1,421 1,478 2,899 213 222 435 96 45.0 87 39.2 183 42.1
4 Kab. Pohuwato 16 2,751 550 542 98.5 1,413 1,359 2,772 212 204 416 0 0.0 0 0.0 279 67.1
5 Kab. Bone Bolango 20 3,163 633 804 127.1 1,662 1,525 3,187 249 229 478 74 29.7 66 28.9 140 29.3
6 Kab. Gorontalo Utara 15 2,092 418 71 17.0 1,058 998 2,056 159 150 308 60 37.8 53 35.4 113 36.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 22,680 4,536 3,339 73.61 10,909 10,765 21,674 1,636 1,615 3,251 519 31.7 493 30.5 1,291 39.7
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PESERTA KB AKTIF
JUMLAH MKJP NON MKJP MKJP +
NO KABUPATEN / KOTA % MKJP +
PUSKESMAS KON OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
DOM VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kota Gorontalo 10 6,018 21.8 286 1.0 1,006 3.6 4,414 16.0 11,724 42.4 445 1.6 8,783 31.8 6,701 24.2 0 0.0 0 0.0 15,929 57.6 27,653 100

2 Kab. Gorontalo 21 4,764 7.2 137 0.2 937 1.4 11,133 16.9 16,971 25.8 1,729 2.6 30,627 46.5 16,510 25.1 0 0.0 0 0.0 48,866 74.2 65,837 100

3 Kab. Boalemo 11 201 4.8 2 0.0 116 2.8 165 3.9 484 11.5 70 1.7 2,689 63.8 970 23.0 0 0.0 0 0.0 3,729 88.5 4,213 100

4 Kab. Pohuwato 16 912 4.3 85 0.4 164 0.8 5,713 26.8 6,874 32.3 1,096 5.1 5,936 27.9 7,407 34.8 0 0.0 0 0.0 14,439 67.7 21,313 100

5 Kab. Bone Bolango 20 5,695 22.1 257 1.0 894 3.5 5,640 21.9 12,486 48.4 2,284 8.9 5,573 21.6 5,461 21.2 0 0.0 0 0.0 13,318 51.6 25,804 100

6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,014 6.3 1 0.0 13 0.1 1,541 9.6 2,569 16.0 392 2.4 6,927 43.1 6,180 38.5 0 0.0 0 0.0 13,499 84.0 16,068 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 18,604 11.6 768 0.5 3,130 1.9 28,606 17.8 51,108 31.8 6,016 3.7 60,535 37.6 43,229 26.9 0 0.0 0 0.0 109,780 68.2 160,888 100
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PESERTA KB BARU
JUMLAH MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Kota Gorontalo 10 610 28.4 7 0.3 167 7.8 847 39.4 1,631 75.8 40 1.9 306 14.2 174 8.1 0 0.0 0 0.0 520 24.2 2,151 100

2 Kab. Gorontalo 21 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0

3 Kab. Boalemo 11 709 32.3 141 6.4 2 0.1 116 5.3 968 44.2 47 2.1 773 35.3 404 18.4 0 0.0 0 0.0 1,224 55.8 2,192 100

4 Kab. Pohuwato 16 912 4.3 85 0.4 164 0.8 5,713 26.8 6,874 32.3 1,096 5.1 5,936 27.9 7,407 34.8 0 0.0 0 0.0 14,439 67.7 21,313 100

5 Kab. Bone Bolango 20 1,109 13.7 15 0.2 27 0.3 2,110 26.0 3,261 40.2 378 4.7 2,274 28.0 2,198 27.1 0 0.0 0 0.0 4,850 59.8 8,111 100

6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,014 6.3 0 0.0 13 0.1 1,541 9.6 2,568 16.0 392 2.4 6,927 43.1 6,180 38.5 0 0.0 0 0.0 13,499 84.0 16,067 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 4,354 8.7 248 0.5 373 0.7 10,327 20.7 15,302 30.7 1,953 3.9 16,216 32.5 16,363 32.8 0 0.0 0 0.0 34,532 69.3 49,834 100.0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH PUS
PUSKESMAS JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Kota Gorontalo 10 30,403 2,151 7.1 27,653 91.0
2 Kab. Gorontalo 21 77,465 65,837 85.0 65,837 85.0
3 Kab. Boalemo 11 26,838 3,309 12.3 18,418 68.6
4 Kab. Pohuwato 16 26,424 5,596 21.2 23,144 87.6
5 Kab. Bone Bolango 20 28,013 8,111 29.0 25,804 92.1
6 Kab. Gorontalo Utara 15 18,689 16,067 86.0 16,068 86.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 207,832 101,071 48.6 176,924 85.1


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 37

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN / KOTA L P L+P L P L+P
PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kota Gorontalo 10 1,850 1,962 3,812 1,850 100 1,962 100.0 3,812 100 35 1.9 38 1.9 73 1.9

2 Kab. Gorontalo 21 3,253 3,117 6,370 3,253 100 3,117 100.0 6,370 100 114 3.5 136 4.4 250 3.9
3 Kab. Boalemo 11 1,308 1,254 2,562 1,308 100 1,254 100.0 2,562 100 111 8.5 94 7.5 205 8.0

4 Kab. Pohuwato 16 1,414 1,292 2,706 1,266 89.53 1,181 91.4 2,447 90.4 30 2.4 38 3.2 68 2.8
5 Kab. Bone Bolango 20 1,286 1,254 2,540 1,286 100 1,254 100.0 2,540 100 61 4.7 59 4.7 120 4.7

6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,071 970 2,041 1,065 99.44 1,111 114.5 2,176 106.6 56 5.3 57 5.1 113 5.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 10,182 9,849 20,031 10,028 98.5 9,879 100.3 19,907 99.4 407 4.1 422 4.3 829 4.2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN / KOTA L P L+P L P L+P
PUSKESMAS
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kota Gorontalo 10 1,930 2,009 3,939 1,880 97.4 1,932 96.2 3,812 96.8 1,818 94.2 1,889 94.0 3,707 94.1
2 Kab. Gorontalo 21 3,425 3,396 6,821 3,228 94.2 3,087 90.9 6,315 92.6 2,971 86.7 2,817 83.0 5,788 84.9
3 Kab. Boalemo 11 1,421 1,478 2,899 1,292 90.9 1,220 82.5 2,512 86.7 1,259 88.6 1,183 80.0 2,442 84.2
4 Kab. Pohuwato 16 1,413 1,359 2,772 1,351 95.6 1,277 94.0 2,628 94.8 1,141 80.8 1,065 78.4 2,206 79.6
5 Kab. Bone Bolango 20 1,662 1,525 3,187 1,286 77.4 1,254 82.2 2,540 79.7 1,056 63.5 978 64.1 2,034 63.8
6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,058 998 2,056 1,033 97.6 936 93.8 1,969 95.8 930 87.9 787 78.9 1,717 83.5

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 10,909 10,765 21,674 10,070 92.3 9,706 90.2 19,776 91.2 9,175 84.1 8,719 81.0 17,894 82.6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 39

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH JUMLAH BAYI (0-6 BULAN) USIA 0-6 BULAN
NO KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kota Gorontalo 10 1,498 1,571 3,069 741 49.5 750 47.7 1,491 48.6
2 Kab. Gorontalo 21 1,192 1,212 2,404 443 37.2 505 41.7 948 39.4
3 Kab. Boalemo 11 1,421 1,478 2,899 223 15.7 232 15.7 455 15.7
4 Kab. Pohuwato 16 615 639 1,254 532 86.5 568 88.9 1,100 87.7
5 Kab. Bone Bolango 20 1,663 1,525 3,188 23 1.4 26 1.7 49 1.5
6 Kab. Gorontalo Utara 15 568 541 1,109 364 64.1 419 77.4 783 70.6

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 6,957 6,966 13,923 2,326 33.4 2,500 35.9 4,826 34.7
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN / KOTA L P L+P
PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kota Gorontalo 10 1,930 2,009 3,939 1,875 97.2 1,951 97.1 3,826 97.1

2 Kab. Gorontalo 21 3,425 3,396 6,821 0 0.0 0 0.0 5,492 80.5

3 Kab. Boalemo 11 1,421 1,478 2,899 1,367 96.2 1,423 96.3 2,790 96.2

4 Kab. Pohuwato 16 1,413 1,359 2,772 0 0.0 0 0.0 1,848 66.7

5 Kab. Bone Bolango 20 1,662 1,525 3,187 1,252 75.3 1,206 79.1 2,458 77.1

6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,058 998 2,056 780 73.7 700 70.1 1,480 72.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 10,909 10,765 21,674 5,274 48.3 5,280 49 17,894 82.6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 41

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 4 5 6

1 Kota Gorontalo 10 50 33 66.0

2 Kab. Gorontalo 21 205 172 83.9

3 Kab. Boalemo 11 84 78 92.9

4 Kab. Pohuwato 16 105 104 99.0

5 Kab. Bone Bolango 20 165 141 85.5

6 Kab. Gorontalo Utara 15 123 99 80.5

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 732 627 85.7


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Kota Gorontalo 10 1,850 1,962 3,812 2,160 116.76 2,140 109.07 4,300 112.80 1,890 102.16 1,993 101.58 3,883 101.86

2 Kab. Gorontalo 21 3,253 3,117 6,370 3,173 97.54 2,875 92.24 6,048 94.95 3,439 105.72 3,124 100.22 6,563 103.03

3 Kab. Boalemo 11 1,308 1,254 2,562 1,283 98.09 1,263 100.72 2,546 99.38 1,323 101.15 1,362 108.61 2,685 104.80

4 Kab. Pohuwato 16 1,414 1,292 2,706 1,190 84.16 1,118 86.53 2,308 85.29 1,526 107.92 1,465 113.39 2,991 110.53

5 Kab. Bone Bolango 20 1,286 1,254 2,540 1,124 87.40 1,141 90.99 2,265 89.17 1,370 106.53 1,281 102.15 2,651 104.37

6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,071 970 2,041 1,003 93.65 951 98.04 1,954 95.74 1,202 112.23 1,162 119.79 2,364 115.83

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 10,182 9,849 20,031 9,933 97.55 9,488 96.33 19421 96.95 10,750 105.58 10,387 105.46 21,137 105.52
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH JUMLAH BAYI a
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4 CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN / KOTA PUSKESMA (SURVIVING INFANT)
S L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Kota Gorontalo 10 1,930 2,009 3,939 1,835 95.1 1,801 89.6 3,636 92.3 1,837 95.1813 1,787 88.9497 3,624 92.00 1,868 96.7876 1,770 88.1035 3,638 92.36 1,643 85.1295 2,097 104.38 3,740 94.948

2 Kab. Gorontalo 21 3,425 3,396 6,821 3,467 101.2 3,134 92.3 6,601 96.8 3,453 100.818 3,076 90.5771 6,529 95.72 3,589 104.788 3,322 97.821 6,911 101.32 2,428 70.8905 2,403 70.7597 4,831 70.8254
3 Kab. Boalemo 11 1,421 1,478 2,899 1,265 89.0 1,294 87.6 2,559 88.3 1,312 92.3293 1,284 86.8742 2,596 89.55 1,254 88.2477 1,221 82.6116 2,475 85.37 1,233 86.7699 1,243 84.1001 2,476 85.4088

4 Kab. Pohuwato 16 1,413 1,359 2,772 1,553 109.9 1,464 107.7 3,017 108.8 1,543 109.2 1,456 107.138 2,999 108.19 1,514 107.148 1,405 103.385 2,919 105.303 1,514 107.148 1,405 103.385 2,919 105.303

5 Kab. Bone Bolango 20 1,662 1,525 3,187 1,407 84.7 1,347 88.3 2,754 86.4 1,409 84.7774 1,368 89.7049 2,777 87.14 1,415 85.1384 1,333 87.4098 2,748 86.23 1,398 84.1155 1,339 87.8033 2,737 85.8801

6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,058 998 2,056 1,202 113.6 1,162 116.4 2,364 115.0 1,130 106.805 1,123 112.525 2,253 109.58 1,129 106.711 1,076 107.816 2,205 107.247 1,028 97.1645 1,071 107.315 2,099 102.091

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 10,909 10,765 21,674 10,729 98 10,202 95 20,931 96.6 10,684 97.9375 10,094 93.7668 20,778 95.87 10,769 98.7167 10,127 94.0734 20,896 96.4104 9,244 84.7374 9,558 88.7877 18,802 86.7491
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
JUMLAH MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
PUSKESMAS L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Kota Gorontalo 10 1,744 1,814 3,558 1,467 84.12 1,486 81.92 2,953 83.00 8,074 7,572 15,646 5,096 63.12 4,915 64.91 10,011 63.98 9,818 9,386 19,204 6,563 66.85 6,401 68.20 12,964 67.51

2 Kab. Gorontalo 21 3,425 3,396 6,821 1,487 43.42 1,648 48.53 3,135 45.96 11,575 12,807 24,382 9,220 79.65 9,520 74.33 18,740 76.86 15,000 16,203 31,203 10,707 71.38 11,168 68.93 21,875 70.11

3 Kab. Boalemo 11 1,421 1,478 2,899 1,224 86.14 1,200 81.19 2,424 83.62 6,088 6,332 12,420 3,755 61.68 3,687 58.23 7,442 59.92 7,509 7,810 15,319 4,979 66.31 4,887 62.57 9,866 64.40

4 Kab. Pohuwato 16 1,492 1,486 2,978 1,346 90.21 1,330 89.50 2,676 89.86 4,760 4,448 9,208 3,981 83.63 3,730 83.86 7,711 83.74 6,252 5,934 12,186 5,327 85.20 5,060 85.27 10,387 85.24

5 Kab. Bone Bolango 20 1,663 1,525 3,188 1,549 93.14 1,442 94.56 2,991 93.82 7,133 6,676 13,809 6,422 90.03 6,082 91.10 12,504 90.55 8,796 8,201 16,997 7,971 90.62 7,524 91.74 15,495 91.16

6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,058 998 2,056 1,038 98.11 1,036 103.81 2,074 100.88 4,606 4,333 8,939 3,768 81.81 3,632 83.82 7,400 82.78 5,664 5,331 10,995 4,806 84.85 4,668 87.56 9,474 86.17

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 10,803 10,697 21,500 8,111 75.08 8,142 76.11 16,253 75.60 42,236 42,168 84,404 32,242 76.34 31,566 74.86 63,808 75.60 53,039 52,865 105,904 40,353 76.08 39,708 75.11 80,061 75.60
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


JUMLAH JUMLAH BADUTA DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kota Gorontalo 10 3,891 3,927 7,818 3,061 3,081 6,142 78.7 78.5 78.6 67 2.2 69 2.2 136 2.2
2 Kab. Gorontalo 21 6,561 6,788 13,349 5,806 5,999 11,805 88.5 88.4 88.4 53 0.9 56 0.9 109 0.9
3 Kab. Boalemo 11 4,380 4,556 8,936 2,241 2,205 4,446 51.2 48.4 49.8 177 7.9 158 7.2 335 7.5
4 Kab. Pohuwato 16 2,838 2,804 5,642 2,500 2,455 4,955 88.1 87.6 87.8 287 11.5 265 10.8 552 11.1
5 Kab. Bone Bolango 20 3,374 3,110 6,484 2,612 2,755 5,367 77.4 88.6 82.8 105 4.0 113 4.1 218 4.1
6 Kab. Gorontalo Utara 15 2,538 2,379 4,917 1,990 2,022 4,012 78.4 85.0 81.6 56 2.8 73 3.6 129 3.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 23,582 23,564 47,146 18,210 18,517 36,727 77.2 78.6 77.9 745 4.1 734 4.0 1,479 4.0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 46

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH
PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Kota Gorontalo 10 8,074 7,572 15,646 4,949 61.3 4,824 63.7 9,773 62.5

2 Kab. Gorontalo 21 11,575 12,807 24,382 4,434 38.3 4,613 36.0 9,047 37.1

3 Kab. Boalemo 11 6,088 6,332 12,420 2,757 45.3 2,869 45.3 5,626 45.3

4 Kab. Pohuwato 16 4,760 4,448 9,208 2,254 47.4 2,165 48.7 4,419 48.0

5 Kab. Bone Bolango 20 7,133 6,676 13,809 3,244 45.5 3,195 47.9 6,439 46.6

6 Kab. Gorontalo Utara 15 4,606 4,333 8,939 1,711 37.1 1,856 42.8 3,567 39.9

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 42,236 42,168 84,404 19,349 45.8 19,522 46.3 38,871 46.1
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

BALITA
JUMLAH JUMLAH BALITA DILAPORKAN DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN / KOTA
PUSKESMAS (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Kota Gorontalo 10 10,017 9,594 19,611 7,520 7,472 14,992 75.1 77.9 76.4 81 1.1 81 1.1 162 1.1
2 Kab. Gorontalo 21 15,864 16,135 31,999 12,034 12,115 24,149 75.9 75 75.5 92 0.8 102 0.8 194 0.8
3 Kab. Boalemo 11 7,509 7,810 15,319 4,632 4,474 9,106 61.7 57 59.4 177 3.8 158 3.5 335 3.7
4 Kab. Pohuwato 16 6,052 5,813 11,865 5,237 4,970 10,207 86.5 85 86.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
5 Kab. Bone Bolango 20 8,796 8,201 16,997 6,331 6,383 12,714 72.0 78 74.8 105 1.7 113 1.8 218 1.7
6 Kab. Gorontalo Utara 15 5,664 5,331 10,995 3,921 3,930 7,851 69.2 74 71.4 141 3.6 189 4.8 330 4.2

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 53,902 52,884 106,786 39,675 39,344 79,019 73.6 74 74.0 596 1.5 643 1.6 1,239 1.6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KASUS BALITA GIZI BURUK


JUMLAH MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH DITEMUKAN
PUSKESMAS L P L+P
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kota Gorontalo 10 31 16 47 31 100 16 100 47 100
2 Kab. Gorontalo 21 175 149 324 175 100 149 100 324 100
3 Kab. Boalemo 11 50 42 92 50 100 42 100 92 100
4 Kab. Pohuwato 16 40 25 65 40 100 25 100 65 100
5 Kab. Bone Bolango 20 18 29 47 18 100 29 100 47 100
6 Kab. Gorontalo Utara 15 6 11 17 6 100 11 100 17 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 320 272 592 320 100 272 100 592 100
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH JUMLAH
NO KABUPATEN / KOTA L P L+P MENDAPAT
PUSKESMAS PELAYANAN
JUMLAH %
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % KESEHATAN
(PENJARINGAN)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Kota Gorontalo 10 2,121 2,126 4,247 1,994 94.0 2,008 94.4 4,002 94.2 126 126 100
2 Kab. Gorontalo 21 4,513 4,237 8,750 4,492 99.5 4,236 100.0 8,728 99.7 338 338 100
3 Kab. Boalemo 11 1,713 1,482 3,195 1,470 85.8 1,314 88.7 2,784 87.1 146 146 100
4 Kab. Pohuwato 16 1,753 1,459 3,212 1,603 91.4 1,351 92.6 2,954 92.0 143 140 97.90
5 Kab. Bone Bolango 20 1,830 1,596 3,426 1,655 90.4 1,445 90.5 3,100 90.5 143 143 100
6 Kab. Gorontalo Utara 15 1,334 1,221 2,555 1,250 93.7 1,145 93.8 2,395 93.7 122 122 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 93 13,264 12,121 25,385 12,464 94.0 11,499 94.9 23,963 94.4 1,018 1,015 99.71
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 94.0 94.9 94.4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


JUMLAH
NO KABUPATEN /KOTA TUMPATAN GIGI PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
PUSKESMAS
TETAP TETAP PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6
1 Kota Gorontalo 10 92 875 0.11
2 Kab. Gorontalo 21 - - 0.0
3 Kab. Boalemo 11 168 433 0.4
4 Kab. Pohuwato 16 - - 0.0
5 Kab. Bone Bolango 20 58 651 0.1
6 Kab. Gorontalo Utara 15 21 108 0.2

JUMLAH (KAB/ KOTA) 93 339 2,067 0.2


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Kota Gorontalo 126 126 100 126 100 4,101 3,922 8,023 2,706 66 2,785 71.0 5,491 68.4 #### #### #### 933 55.6 858 56.0 1,791 55.8

2 Kab. Gorontalo - - 0 - 0.0 28,747 27,067 55,814 28,747 100 27,067 100.0 55,814 100.0 - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0

3 Kab. Boalemo 146 - 0 146 100 1,713 1,482 3,195 1,470 86 1,314 88.7 2,784 87.1 - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0

4 Kab. Pohuwato - - 0 - 0.0 - 0.0 0.0 - 0.0 - 0.0 0.0 - 0.0

5 Kab. Bone Bolango 58 - 0 - 0.0 - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0 - - - - 0.0 - 0.0 - 0.0

6 Kab. Gorontalo Utara 147 17 12 17 11.6 - - - 17 0.0 12 0.0 29 0.0 - - - 17 0.0 12 0.0 29 0.0

JUMLAH (KAB/ KOTA) 477 143 30.0 289 60.6 34,561 32,471 67,032 32,940 95.3 31,178 96.0 64,118 95.7 #### #### #### 950 56.6 870 56.8 1,820 56.7
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 52

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN / KOTA
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Kota Gorontalo 5,470 8,787 14,257 5,064 92.58 8,255 93.95 13,319 93.42
2 Kab. Gorontalo 13,496 16,040 29,536 9,459 70.09 12,485 77.84 21,944 74.30
3 Kab. Boalemo 4,138 4,328 8,466 221 5.34 276 6.38 497 5.87
4 Kab. Pohuwato 1,600 2,096 3,696 240 15.00 209 9.97 449 12.15
5 Kab. Bone Bolango 4,912 6,253 11,165 3,316 67.51 2,402 38.41 5,718 51.21
6 Kab. Gorontalo Utara 5,533 5,084 10,617 1,558 28.16 1,426 28.05 2,984 28.11

JUMLAH (KAB/KOTA) 35,149 42,588 77,737 19,858 56.50 25,053 58.83 44,911 57.77
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 53

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 0 0 1,619,301 0.00 0.00 141.47

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 0 0 906,447 0.00 0.00 79.19

1.2 PBI APBD 0 0 473,855 0.00 0.00 41.40

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 0 0 179,521 0.00 0.00 15.68

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 0 0 17,528 0.00 0.00 1.53

1.5 Bukan Pekerja (BP) 0 0 41,950 0.00 0.00 3.67

2 Jamkesda 0 0 139,123 0.00 0.00 12.15

3 Asuransi Swasta 0 0 0 0.00 0.00 0.00

4 Asuransi Perusahaan 0 0 0 0.00 0.00 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 1,758,424 0.00 0.00 153.63


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 54

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kota Gorontalo 142,273 205,840 348,113 168 411 579 518 475 993
2 Kab. Gorontalo 88,746 129,110 217,856 1,334 1,744 3,078 283 293 576
3 Kab. Boalemo 41,215 48,195 89,410 795 942 1,737 152 176 328
4 Kab. Pohuwato 35,148 43,479 78,627 1,143 1,197 2,340 204 144 348
5 Kab. Bone Bolango 22,249 34,013 56,262 518 261 779 67 49 116
6 Kab. Gorontalo Utara 30,429 39,372 69,801 871 1,217 2,088 412 463 875

SUB JUMLAH I 360,060 500,009 860,069 4,829 5,772 10,601 1,636 1,600 3,236
1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 16,949 19,080 36,029 7,463 11,203 18,666 126 65 191
2 RSUD Otanaha 535 640 1,175 694 907 1,601 0 0 0
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 13,715 16,964 30,679 6,650 9,538 16,188 128 120 248
4 RSUD Tani dan Nelayan 4,227 7,344 11,571 1,715 2,181 3,896 4 9 13
5 RSUD Pohuwato 4,996 5,634 10,630 2,333 2,629 4,962 0 0 0
6 RSUD Toto Kabila 6,636 9,913 16,549 2,905 4,353 7,258 0 0 0
7 RSUD Tombulilato 570 846 1,416 290 349 639 3 0 3
8 RSUD zainal Umar Sidiki 1,673 2,047 3,720 241 312 553 0 0 0
9 RSUD Hasri Ainun Habibie 6,636 9,913 16,549 2,905 4,353 7,258 0 0 0
RS Swasta
1 RS Islam 672 523 1,195 1,046 1,095 2,141 0 0 0
2 RS Bunda 1,105 1,149 2,254 1,651 2,457 4,108 0 0 0
3 RS Siti Hadijah 1,025 1,335 2,360 232 1,301 1,533 0 0 0

SUB JUMLAH II 58,739 75,388 128,318 28,125 40,678 61,021 261 194 455
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0

SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 418,799 575,397 988,387 32,954 46,450 71,622 1,897 1,794 3,691
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 567,324 577,262 1,144,586 567,324 577,262 1,144,586
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 73.8 99.7 86.4 5.8 8.0 6.3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 55

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PASIEN KELUAR MATI


a JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKIT ≥ 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 350 7,464 11,202 18,666 266 229 495 154 150 304 35.6 20.4 26.5 20.6 13.4 16.3
2 RSUD Otanaha 50 694 907 1,601 7 16 23 5 5 10 10.1 17.6 14.4 7.2 5.5 6.2
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 255 6,650 9,538 16,188 285 364 649 72 87 159 42.9 38.2 40.1 10.8 9.1 9.8
4 RSUD Tani dan Nelayan 78 1,715 2,181 3,896 51 46 97 24 17 41 29.7 21.1 24.9 14.0 7.8 10.5
5 RSUD Pohuwato 94 2,333 2,624 4,957 49 46 95 37 29 66 21.0 17.5 19.2 15.9 11.1 13.3
6 RSUD Toto Kabila 127 2,905 4,353 7,258 62 90 152 27 58 85 21.3 20.7 20.9 9.3 13.3 11.7
7 RSUD Tombulilato 64 290 349 639 10 13 23 - 1 1 34.5 37.2 36.0 - 2.9 1.6
8 RSUD Zainal Umar Sidiki 12 - - 553 - - 12 - - - - - 21.7 - - -
9 RSUD Hasri Ainun Habibie 50 285 253 538 - 1 1 2 1 3 - 4.0 1.9 7.0 4.0 5.6
RS Swasta :
1 RS Islam 71 0 0 2,361 0 0 33 0 0 24 - - 14.0 - - 10.2
2 RS Bunda 90 1,651 2,457 4,108 23 25 48 19 20 39 13.9 10.2 11.7 11.5 8.1 9.5
3 RS Siti Hadijah 30 232 1,301 1,533 0 0 0 0 0 0 - - - - - -

KABUPATEN/KOTA 1,080 22,336 31,407 54,296 730 805 1,547 321 348 669 3.3 2.6 2.8 1.4 1.1 1.2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

a JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO NAMA RUMAH SAKIT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 350 18,666 90,280 71,614 70.7 53.33 2.01 3.8

2 RSUD Otanaha 50 1,601 3,849 3,895 21.1 32.02 9.00 2.4

3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 255 16,188 59,755 59,453 64.2 63.48 2.06 3.7

4 RSUD Tani dan Nelayan 78 3,896 17,107 11,892 60.1 49.95 2.92 3.1

5 RSUD Pohuwato 94 4,957 19,150 19,150 55.8 52.73 3.06 3.9

6 RSUD Toto Kabila 127 7,258 36,559 43,817 78.9 57.15 1.35 6.0

7 RSUD Tombulilato 64 639 1,957 1,957 8.4 9.98 33.5 3.1

8 RSUD Zainal Umar Sidiki 12 553 1,552 1,552 35.4 46.08 5.11 2.8

9 RSUD Hasri Ainun Habibie 50 538 1,859 1,859 10.2 10.76 30.47 3.5

RS Swasta
1 RS Islam 71 2,361 9,980 10,229 38.5 33.25 6.75 4.3
2 RS Bunda 90 4,108 21,498 17,390 65.4 45.64 2.76 4.2
3 RS Siti Hadijah 30 1,533 4,032 4,031 36.8 51.10 4.51 2.6

KABUPATEN/KOTA 1,080 54,296 232,068 215,189 58.9 50.27 2.99 3.96


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
TABEL 57

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN
DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN / KOTA JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 4 5 6 7 8
1 Kota Gorontalo 52,677 30,475 57.9 25,017 82.1

2 Kab. Gorontalo 116,041 17,422 15.0 11,311 64.9

3 Kab. Boalemo 32,218 16,720 51.9 8,142 48.7

4 Kab. Pohuwato 35,591 24,159 67.9 11,220 46.4

5 Kab. Bone Bolango 33,141 10,640 32.1 6,875 64.6

6 Kab. Gorontalo Utara 236,299 80,703 34.2 52,798 65.4

JUMLAH (KAB/KOTA) 505,967 180,119 35.6 115,363 64.0


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 58

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

-1 0
JUMLAH RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT
NO KABUPATEN / KOTA SELURUH YANG BELUM RUMAH DIBINA
(RUMAH SEHAT) SYARAT (RUMAH SEHAT)
RUMAH MEMENUHI
JUMLAH % SYARAT JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Kota Gorontalo 41,812 33,965 81.23 7,847 2,241 28.56 1,686 75.23 35,651 85.26

2 Kab. Gorontalo 76,504 48,429 63.30 28,075 28,075 100 759 2.70 49,188 64.29

3 Kab. Boalemo 29,923 16,415 54.86 13,508 3,603 26.67 2,098 58.23 18,513 61.87

4 Kab. Pohuwato 32,917 21,989 66.80 10,928 10,928 100 - 0.00 21,989 66.80

5 Kab. Bone Bolango 27,326 10,722 39.24 18,343 8,557 46.65 - 0.00 10,722 39.24

6 Kab. Gorontalo Utara 22,335 7,959 35.63 10,704 10,704 100 656 6.13 8,615 38.57

JUMLAH (KAB/KOTA) 230,817 139,479 60.43 89,405 64,108 71.71 5199 8.11 144,678 62.68
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 59

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN


PENDUDUK
DENGAN AKSES
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) BERKELANJUTAN
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN TERHADAP AIR
MINUM LAYAK

NO KABUPATEN / KOTA PENDUDUK MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

%
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 Kota Gorontalo 202,184 7,241 37,438 6,830 34,953 3752 21392 3727 21229 0 0 0 0 152 2644 152 2644 137 2993 137 2993 0 0 0 0 21019 113372 21014 113296 175,115 86.6

2 Kab. Gorontalo 374,771 23,688 186,913 24,788 189,387 0 0 0 0 5918 13670 2181 13670 410 8467 366 8467 2413 36878 2627 36876 0 0 0 0 1827 31959 1827 31959 280,359 74.8

3 Kab. Boalemo 149,392 9,902 117,362 5,999 78,295 43 94 38 150 383 2571 295 2769 162 4410 72 4158 88 3703 1 388 0 0 0 0 451 8945 451 8944 94,704 63.4

4 Kab. Pohuwato 142,066 5,823 46,305 4,377 46,035 222 222 199 2241 0 0 0 0 280 3501 280 159 374 2262 321 2262 0 0 0 0 2588 5314 2588 5314 56,011 39.4

5 Kab. Bone Bolango 166,235 12,875 83,719 9,115 64,222 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5096 30594 4383 22517 86,739 52.2

6 Kab. Gorontalo Utara 109,938 8,572 58,365 5,603 51,186 101 637 90 540 134 740 134 916 197 2208 300 0 292 6042 228 4976 6 0 26 0 26 8504 26 8504 66,122 60.1

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,144,586 68,101 530102 56712 464078 4118 22345 4054 24160 6435 16981 2610 17355 1201 21230 1170 15428 3304 51878 3314 47495 6 0 26 0 31007 198688 30289 190534 759050 66.3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 60

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JUMLAH MEMENUHI SYARAT


JUMLAH SAMPEL (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
NO KABUPATEN / KOTA PENYELENGGARA AIR
DIPERIKSA
MINUM
JUMLAH %
1 2 4 5 6 7

1 Kota Gorontalo 62 62 49 79.03

2 Kab. Gorontalo 167 180 135 75.00

3 Kab. Boalemo 0 1629 1471 90.30

4 Kab. Pohuwato 5 5 5 100.00

5 Kab. Bone Bolango 76 424 342 80.66

6 Kab. Gorontalo Utara 61 35 30 85.71

JUMLAH (KAB/KOTA) 371 2335 2032 87.02


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 61

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

JENIS SARANA JAMBAN PENDUDUK


KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK
PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
JUMLAH
(JAMBAN SEHAT)

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK
NO KABUPATEN / KOTA

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Kota Gorontalo 202,184 1,166 25,364 1,092 23,188 91.42 29,215 152,274 27,576 146,492 96.20 136 614 136 614 100 922 2,772 922 2,772 100 173,066 85.6

2 Kab. Gorontalo 374,771 2,171 41,891 2,058 41,891 100.00 26,905 167,321 26,905 167,321 100 3,323 14,172 3,323 14,172 100 2,287 8,912 2,287 8,912 100 232,296 62.0

3 Kab. Boalemo 149,392 809 20,164 657 16,250 80.59 10,315 82,807 8,445 72,179 87.17 286 1,346 286 916 68.05 1,321 5,539 287 2,664 48.10 92,009 61.6

4 Kab. Pohuwato 142,066 963 10,951 856 10,951 100.00 13,166 56,052 8,768 52,417 93.51 1,192 3,382 1,026 3,382 100 1,065 2,884 763 2,884 100 69,634 49.0

5 Kab. Bone Bolango 166,235 1,274 22,526 1,082 20,118 89.31 11,622 52,787 8,433 44,452 84.21 118 346 117 346 100 19 141 - - 0 64,916 39.1

6 Kab. Gorontalo Utara 109,938 489 13,705 314 7,786 56.81 5,935 27,755 5,516 27,755 100 23 90 - - 0 21 - - - 0 35,541 32.3

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,144,586 6,872 134,601 6,059 120,184 89.29 97,158 538,996 85,643 510,616 94.73 5,078 19,950 4,888 19,430 97.39 5,635 20,248 4,259 17,232 85.1047 667,462 58.3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 62

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KABUPATEN / KOTA DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10

1 Kota Gorontalo 50 50 100 25 50 - 0

2 Kab. Gorontalo 205 95 46.3 23 11.22 - 0

3 Kab. Boalemo 84 51 60.7 11 13.10 - 0

4 Kab. Pohuwato 105 104 99.0 12 11.43 - 0

5 Kab. Bone Bolango 165 19 11.5 0 0 - 0

6 Kab. Gorontalo Utara 123 123 100 0 0 - 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 732 442 60.4 71.0 9.70 0 0


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 63

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


SARANA TEMPAT-TEMPAT
SARANA PENDIDIKAN HOTEL
KESEHATAN UMUM

JUMLAH TTU
RUMAH SAKIT
NO KABUPATEN / KOTA SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM

SAKIT UMUM
PUSKESMAS

BINTANG

BINTANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
RUMAH
SLTP

SLTA

NON
SD

%
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Kota Gorontalo 122 28 25 10 5 2 36 228 122 100 28 100 25 100 10 100 6 120 2 100 36 100 228 100

2 Kab. Gorontalo 304 113 38 21 2 - 11 489 245 80.6 92 81.4 30 78.9 21 100.0 1 50 0 - 9 81.8 398 81.4

3 Kab. Boalemo 146 61 19 11 1 - 6 244 106 72.6 39 63.9 17 89.5 11 100.0 1 100 0 - 4 66.7 178 73.0

4 Kab. Pohuwato 131 46 20 19 1 - 8 225 128 97.7 45 97.8 20 100 16 84.2 1 100 0 - 5 62.5 215 95.6

5 Kab. Bone Bolango 163 33 14 20 2 - 0 232 163 100 33 100 14 100 20 100.0 2 100 0 - 0 - 232 100

6 Kab. Gorontalo Utara 104 39 10 13 1 - 2 169 96 92.3 37 94.9 10 100 12 92.3 1 100 0 - 2 100 158 93.5

JUMLAH (KAB/KOTA) 970 320 126 94 12 2 63 1,587 860 88.7 274 85.6 116 92.1 90 95.7 12 100.0 2 100.0 56 88.9 1,410 88.85
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 64

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH
NO KABUPATEN / KOTA RUMAH DEPOT AIR
MAKANAN
RUMAH DEPOT AIR
MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Kota Gorontalo 1,094 28 181 126 136 471 43.05 14 111 38 203 366 33.46

2 Kab. Gorontalo 1,669 21 60 90 288 459 27.50 3 19 17 305 344 20.61

3 Kab. Boalemo 252 5 41 29 13 88 34.92 9 27 1 127 164 65.08

4 Kab. Pohuwato 249 2 53 27 155 237 95.18 1 14 7 129 151 60.64

5 Kab. Bone Bolango 649 16 48 58 132 254 39.14 16 0 0 100 116 17.87

6 Kab. Gorontalo Utara 332 0 86 29 37 152 45.78 0 54 5 21 80 24.10

JUMLAH (KAB/KOTA) 4,245 72 469 359 761 1661 39.13 43 225 68 885 1221 28.76
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 65

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


PROVINSI GORONTALO 0
TAHUN 2014 0

PERSENTASE TPM DIUJI PETIK


JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI

PERSENTASE TPM DIBINA


DEPOT AIR MINUM (DAM)

DEPOT AIR MINUM (DAM)


HIGIENE SANITASI
MAKANAN JAJANAN

MAKANAN JAJANAN
RUMAH MAKAN/

RUMAH MAKAN/
SYARAT

JASA BOGA

JASA BOGA
RESTORAN

RESTORAN
TOTAL

TOTAL
NO KABUPATEN / KOTA

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Kota Gorontalo 366 5 31 28 16 80 21.86 471 5 37 29 4 75 15.9

2 Kab. Gorontalo 344 21 60 90 288 459 133.43 459 0 0 0 0 0 0

3 Kab. Boalemo 164 5 41 29 13 88 53.66 88 5 41 29 13 88 100

4 Kab. Pohuwato 151 11 45 45 122 223 147.68 237 0 0 0 0 0 0.0

5 Kab. Bone Bolango 116 1 16 0 100 117 100.86 254 254 0 0 0 0 0.0

6 Kab. Gorontalo Utara 80 0 54 5 21 80 100 152 252 0 0 0 0 0.0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1221 43 247 197 560 1047 85.75 1661 516 78 58 17 163 9.81
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 66

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 126,050 82,050 75,821 157,871 125.24
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 33,493 23,237 69,970 93,207 278.29
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 5,766 602 6,978 7,580 131.46
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 10,454 4,400 25,308 29,708 284.18
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 268,296 62,210 141,991 204,201 76.11
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1,453,059 1,291,471 914,702 2,206,173 151.83
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 36,455 32,924 7,053 39,977 109.66
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 460,515 235,956 373,398 609,354 132.32
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 7,004 939 5,280 6,219 88.79
Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium
10 Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg tablet 1,116,111 793,542 1,546,101 2,339,643 209.62

Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +


11 polimiksin 10.000 IU/g tube 9,193 2,764 1,653 4,417 48.05
Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
12 Heksaklorofen 250 mg supp 2,557 1,515 8,652 10,167 397.61

Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam


13 Salisilat 3% pot 5,924 1,981 5,302 7,283 122.94

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 3,500 100 - 100 2.86


Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
15 Levodopa 250 mg tablet 1,750 - 100 100 5.71

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 7,403 1,791 2,342 4,133 55.83
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 1,244,485 582,498 940,144 1,522,642 122.35
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 5,550 800 - 800 14.41
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 10,350 8,500 700 9,200 88.89
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - 2 2 #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - - - #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 645 - 870 870 134.88
23 Betametason krim 0,1 % krim 13,621 7,427 3,293 10,720 78.70
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 32,845 12,821 11,326 24,147 73.52
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 756,095 765,189 763,904 1,529,093 202.24
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - - - - #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 13,802 4,304 2,850 7,154 51.83
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 311,591 118,540 216,094 334,634 107.40
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 3,885 4,127 1,453 5,580 143.63
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 396,274 574,550 54,107 628,657 158.64
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 19,125 16,250 24,750 41,000 214.38
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 67,089 45,825 38,909 84,734 126.30
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 58,651 3,900 44,717 48,617 82.89
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 56,575 28,257 7,250 35,507 62.76
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 136,532 25,011 68,000 93,011 68.12
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 5,242 2,803 6,469 9,272 176.88
37 Etakridin larutan 0,1% botol 2,080 740 812 1,552 74.62
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - - - - #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 2,054 180 1,230 1,410 68.65
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 84,177 66,458 103,298 169,756 201.67
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - - #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - - #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 363 154 122 276 76.03
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 19,321 4,812 1,998 6,810 35.25
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 115,029 25,275 65,017 90,292 78.49
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 76,656 19,749 31,886 51,635 67.36
47 Gameksan lotion 1 % botol - - - - #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium
sach 187,632 63,131 87,059 150,190 80.04
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 7,798 2,964 1,141 4,105 52.64
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 126,235 79,428 87,910 167,338 132.56
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1,210,507 859,449 795,975 1,655,424 136.75
52 Gliserin botol - - - - #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol 8,928 7,045 3,853 10,898 122.07
54 Glukosa larutan infus 10% botol 910 372 1,758 2,130 234.07
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 354 76 944 1,020 288.14
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 200,298 86,680 56,755 143,435 71.61
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 4,594 2,298 1,300 3,598 78.32
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 30,103 13,441 22,034 35,475 117.85
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 10,750 4,100 11,401 15,501 144.20
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 73,588 74,050 176,152 250,202 340.00
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 13,563 7,198 3,208 10,406 76.72
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 97,276 72,390 23,497 95,887 98.57
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 498,518 293,608 91,210 384,818 77.19
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 25,791 17,134 21,532 38,666 149.92
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 269,802 259,151 214,181 473,332 175.44
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 120,750 21,400 67,100 88,500 73.29
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 487,730 223,479 201,836 425,315 87.20
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 32,739 7,009 3,502 10,511 32.11
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - - #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - - #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 147,248 102,802 112,710 215,512 146.36
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 6,935 2,589 1,291 3,880 55.95
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 1,657,917 2,350,994 1,332,022 3,683,016 222.15
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 200 181 670 851 425.50
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 600 - - - 0%
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 23,554 22,404 7,600 30,004 127.38
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 5,000 2 8 10 0.20
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
tablet 30 - - - 0%
Sulfadoxin 500 mg
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg
botol 41,435 13,137 11,146 24,283 58.61
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :
tablet 522,132 4,616,686 203,365 4,820,051 923.15
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :
tablet 190,709 58,090 141,671 199,761 104.75
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet 7,232 300 113,762 114,062 1577.18
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul 960 - - - 0%
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 33,394 27,328 15,953 43,281 129.61
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 1,655 185 1,517 1,702 102.84
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 2,091 249 1,804 2,053 98.18
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - - #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - - - - #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - - - - #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125
tablet 52,635 19,757 30,083 49,840 94.69
mg
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 77,005 4,902 14,117 19,019 24.70
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 96,400 69,747 48,035 117,782 122.18
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 400 - 20,000 20,000 5000.00
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - - #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 14,577 8,515 9,002 17,517 120.17
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - - #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 1,803 801 4 805 44.65
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 13,201 3,990 7,519 11,509 87.18
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 9,462 5,508 2,353 7,861 83.08
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 14,752 4,855 17,356 22,211 150.56
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 1,050 - - - 0%
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 31,253 9,849 12,283 22,132 70.82
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 38,360 19,602 3,307 22,909 59.72
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 604,000 208,300 453,200 661,500 109.52
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 1,626,174 1,572,412 1,356,888 2,929,300 180.13
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - 3,900 4,380 8,280 #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 24,946 38,437 117,814 156,251 626.36
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 919,644 587,322 1,108,123 1,695,445 184.36
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 4,886 1,753 3,515 5,268 107.82
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 1,223 75,929 14,625 90,554 7404.25
111 Prednison tablet 5 mg tablet 806,947 276,794 610,359 887,153 109.94
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 58,008 31,210 9,300 40,510 69.84
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 38,211 47,164 47,639 94,803 248.10
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 22,781 33,945 9,374 43,319 190.15
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 6,575 1,195 5 1,200 18.25
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 52,010 17,945 14,930 32,875 63.21
117 Ringer Laktat larutan infus botol 53,569 22,460 15,157 37,617 70.22
Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap
118 tube 6,442 2,762 4,831 7,593 117.87
4%
119 Salisil bedak 2% kotak 14,298 7,079 5,104 12,183 85.21
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 3 - - - 0%
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - - #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - - #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul - - - - #DIV/0!
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - - - #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 50,492 20,196 12,202 32,398 64.16
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol - - - - #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 2,880 - - - 0%
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 65,076 61,079 83,224 144,303 221.75
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 69,616 25,560 26,648 52,208 74.99
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 15,279 2,869 8,377 11,246 73.60
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 1,087,800 619,544 1,945,324 2,564,868 235.78
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - -
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 15,048 11,583 16,093 27,676 183.92
134 Vaksin Rabies Vero vial 2,201 597 178 775 35.21
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 1,976,687 1,248,597 2,259,922 3,508,519 177.49
VAKSIN -
136 BCG vial 25,932 11,150 2,086 13,236 51.04
137 T T vial 37,486 5,942 903 6,845 18.26
138 D T vial 4,909 3,621 501 4,122 83.97
139 CAMPAK 10 Dosis vial 28,928 8,603 10,176 18,779 64.92
140 POLIO 10 Dosis vial 42,154 10,568 3,910 14,478 34.35
141 DPT-HB vial 47,508 7,148 9,630 16,778 35.32
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 64,403 10,812 29,925 40,737 63.25
143 POLIO 20 Dosis vial - - - -
144 CAMPAK 20 Dosis vial - - - -
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 8 2 11
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 22 22
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 296 296
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 67 67
3 PUSKESMAS KELILING 93 93
4 PUSKESMAS PEMBANTU 232 232
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 14 6 20
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 13 9 22
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 7 44 51
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 147 191 338
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 3,628 12 3,640
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 2 2
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 2 2
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 765 765
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 1 1
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 5 5
6 APOTEK 24 86 110
7 TOKO OBAT 10 21 31
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 -
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 68

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 11 11 100

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 12 100.00


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 69

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN / KOTA PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Kota Gorontalo 0 0.00 0 0.00 124 94.66 7 5.34 131 131 100

2 Kab. Gorontalo 0 0.00 362 80.98 79 17.67 6 1.34 447 85 19.02

3 Kab. Boalemo 0 0.00 58 38.41 89 58.94 4 2.65 151 93 62

4 Kab. Pohuwato 13 8.33 79 50.64 62 39.74 2 1.28 156 156 100

5 Kab. Bone Bolango 35 16.99 98 47.57 73 35.44 0 0.00 206 73 35.44

6 Kab. Gorontalo Utara 0 0.00 126 57.53 90 41.10 3 1.37 219 219 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 48 3.66 723 55.19 517 39.47 22 1.68 1310 757 57.79
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1.2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 70

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

NO KABUPATEN / KOTA DESA/ UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


KELURAHAN POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 4 5 6 7

1 Kota Gorontalo 50 11 19 10

2 Kab. Gorontalo 205 55 11 25

3 Kab. Boalemo 84 41 11 0

4 Kab. Pohuwato 105 46 0 1

5 Kab. Bone Bolango 165 108 2 2

6 Kab. Gorontalo Utara 123 27 9 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 732 288 52 38


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 71

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
NO KABUPATEN / KOTA DESA/
KELURAHAN PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8 9 10

1 Kota Gorontalo 50 46 0 0 0 46 92.00

2 Kab. Gorontalo 205 87 24 17 0 128 62.44

3 Kab. Boalemo 84 3 36 17 0 56 66.67

4 Kab. Pohuwato 105 9 12 6 3 30 28.57

5 Kab. Bone Bolango 165 35 98 73 0 206 124.85

6 Kab. Gorontalo Utara 123 12 6 0 0 18 14.63

JUMLAH (KAB/KOTA) 732 192 176 113 3 484 66.12


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 72

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Kota Gorontalo - - - 2 15 17 2 15 17 - 3 3 - - - - 3 3
2 Kab. Gorontalo - - - 3 28 31 3 28 31 1 8 9 - - - 1 8 9
3 Kab. Boalemo - - - 5 9 14 5 9 14 - 5 5 - - - - 5 5
4 Kab. Pohuwato - 5 2 7 5 2 7 - 2 2 - - 2 2
5 Kab. Bone Bolango - - - 3 7 10 3 7 10 - 2 2 - - - - 2 2
6 Kab. Gorontalo Utara - - - 6 7 13 6 7 13 - 1 1 - - - - 1 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 24 68 92 24 68 92 1 21 22 - - - 1 21 22


1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 14 16 30 10 17 27 24 33 57 1 1 2 - 1 1 1 2 3
2 RSUD Otanaha - - - 2 4 6 2 4 6 - - - - - - - - -
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 5 10 15 7 13 20 12 23 35 1 2 3 - - - - - -
4 RSUD Tani dan Nelayan 2 1 3 6 4 10 8 5 13 - 1 1 - - - - 1 1
5 RSUD Pohuwato 6 2 8 3 5 8 9 7 16 - - - - - - - - -
6 RSUD Toto Kabila 9 8 17 7 4 11 16 12 28 - - - - - - - - -
7 RSUD Tombulilato 1 1 2 2 1 3 3 2 5 - - - - - - - - -
8 RSUD Jainal Umar Sidiki 5 4 9 4 4 8 9 8 17 - - - - - - - - -
9 RSUD Hasri Ainun Habibie 2 4 6 1 3 4 3 7 10 - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 44 46 90 42 55 97 86 101 187 2 4 6 - 1 1 1 3 4


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 44 46 90 66 123 189 110 169 279 3 25 28 - 1 1 2 24 26
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7.8631 16.513 24.376 2.4463 0.0874 2.2716
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
a
Keterangan : termasuk S3
TABEL 73

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

PERAWATa PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kota Gorontalo 51 16 72 88 5 10 15
2 Kab. Gorontalo 143 54 160 214 5 12 17
3 Kab. Boalemo 95 36 58 94 0 5 5
4 Kab. Pohuwato 55 38 63 101 0 2 2
5 Kab. Bone Bolango 48 11 41 52 0 3 3
6 Kab. Gorontalo Utara 59 25 101 126 1 1 2

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 451 180 495 675 11 33 44


1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 48 42 127 169 1 4 5
2 RSUD Otanaha 11 5 23 28 0 1 1
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 25 32 113 145 0 3 3
4 RSUD Tani dan Nelayan 22 25 64 89 1 2 3
5 RSUD Pohuwato 27 31 69 100 0 1 1
6 RSUD Toto Kabila 19 10 41 51 0 1 1
7 RSUD Tombulilato 4 10 6 16 0 0 0
8 RSUD Jainal Umar Sidiki 8 8 22 30 0 2 2
9 RSUD Hasri Ainun Habibie

RS Swasta :
1 RS Islam 11 18 30 48 0 0 0
2 RS Bunda 10 25 25 50 0 0 0
3 RS Siti Hadijah 14 0 13 13 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 164 163 465 628 2 14 16


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 615 343 960 1303 13 47 60
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 106.54 113.84 5.24
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 74

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kota Gorontalo 1 9 10 - 3 3 1 12 13
2 Kab. Gorontalo 1 3 4 - 4 4 1 7 8
3 Kab. Boalemo - 2 2 - 1 1 - 3 3
4 Kab. Pohuwato 2 4 6 0 0 - 2 4 6
5 Kab. Bone Bolango 1 1 2 0 0 - 1 1 2
6 Kab. Gorontalo Utara 0 7 7 3 5 8 3 12 15

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 5 26 31 3 13 16 8 39 47


1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe - 8 8 2 6 8 2 14 16
2 RSUD Otanaha - 2 2 - 3 3 - 5 5
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto - 2 2 3 8 11 3 10 13
4 RSUD Tani dan Nelayan 1 9 10 2 - 2 3 9 12
5 RSUD Pohuwato 1 8 9 - 5 5 1 13 14
6 RSUD Toto Kabila - 3 3 1 2 3 1 5 6
7 RSUD Tombulilato - - - - - - - - -
8 RSUD Jainal Umar Sidiki 1 4 5 2 2 4 3 6 9
9 RSUD Hasri Ainun Habibie - - - - -

RS Swasta :
1 RS Islam 0 5 5 0 1 1 5 1 6
2 RS Bunda 0 2 2 1 1 2 2 2 4
3 RS Siti Hadijah 1 2 3 0 1 1 3 1 4

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 4 5 2 2 4 3 6 9


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 30 36 5 15 20 11 45 56
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 3.15 1.75 4.89
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kota Gorontalo 6 25 31 6 23 29
2 Kab. Gorontalo 12 32 44 12 24 36
3 Kab. Boalemo 6 31 37 2 3 5
4 Kab. Pohuwato 1 10 11 7 8 15
5 Kab. Bone Bolango 5 17 22 4 12 16
6 Kab. Gorontalo Utara 4 18 22 8 18 26
- -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 34 133 167 39 88 127
1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 1 3 4 1 5 6
2 RSUD Otanaha - 1 1 - 3 3
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 13 20 33 2 3 5
4 RSUD Tani dan Nelayan 4 8 12 1 1 2
5 RSUD Pohuwato 1 2 3 1 2 3
6 RSUD Toto Kabila 5 13 18 1 2 3
7 RSUD Tombulilato 1 6 7 - - -
8 RSUD Jainal Umar Sidiki 3 5 8 - - -
9 RSUD Hasri Ainun Habibie

RS Swasta :
1 RS Islam 0 0 3 0 0 1
2 RS Bunda 0 0 0 0 0 0
3 RS Siti Hadijah 0 0 0 1 0 1

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 18 32 50 4 12 16


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 52 165 217 43 100 143
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 18.96 12.49
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
Keterangan :
a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
b
termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kota Gorontalo 4 22 26 - - - 4 22 26
2 Kab. Gorontalo 2 33 35 - - - 2 33 35
3 Kab. Boalemo 3 22 25 - - - 3 22 25
4 Kab. Pohuwato 5 15 20 - 5 15 20
5 Kab. Bone Bolango 8 20 28 - - - 8 20 28
6 Kab. Gorontalo Utara 4 22 26 - - - 4 22 26
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 26 134 160 - - - 26 134 160
1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 1 10 11 - - - 1 10 11
2 RSUD Otanaha - 4 4 - - - - 4 4
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 2 8 10 - - - 2 8 10
4 RSUD Tani dan Nelayan 3 7 10 - - - 3 7 10
5 RSUD Pohuwato 1 7 8 - - - 1 7 8
6 RSUD Toto Kabila - 7 7 - - - - 7 7
7 RSUD Tombulilato - 2 2 - - - - 2 2
8 RSUD Jainal Umar Sidiki - 2 2 - - - - 2 2
9 RSUD Hasri Ainun Habibie - - -

RS Swasta :
1 RS Islam 0 2 2 0 0 0 - 2 2
2 RS Bunda 1 0 1 0 0 0 1 - 1
3 RS Siti Hadijah 0 1 1 0 0 0 - 1 1

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 6 29 35 - - - 6 29 35


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 32 163 195 - - - 32 163 195
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 17.04
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 77

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

TENAGA KETERAPIAN FISIK


TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Kota Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
2 Kab. Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
3 Kab. Boalemo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
4 Kab. Pohuwato 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
5 Kab. Bone Bolango 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
6 Kab. Gorontalo Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -


1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe 2 3 5 - - - - - - - - - 2 3 5
2 RSUD Otanaha - - - - - - - - - - - - - - -
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 1 4 5 - - - - - - - - - 1 4 5
4 RSUD Tani dan Nelayan - 1 1 - - - - - - - - - - 1 1
5 RSUD Pohuwato 1 - 1 - - - - - - - - - 1 - 1
6 RSUD Toto Kabila 2 1 3 - - - - - - - - - 2 1 3
7 RSUD Tombulilato - - - - - - - - - - - - - - -
8 RSUD Jainal Umar Sidiki - - - - - - - - - - - - - - -
9 RSUD Hasri Ainun Habibie - - - - - - - - - - - - - - -

RS Swasta :
1 RS Islam 0 0 - 0 0 - - - - 0 0 - - - -
2 RS Bunda 0 1 1 0 0 - - - - 0 0 - - 1 1
3 RS Siti Hadijah 0 0 - 0 0 - - - - 0 0 - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 6 10 16 - - - - - - - - - 6 10 16


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 10 16 - - - - - - - - - 6 10 16
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1.40
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 78

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS


NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN
TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI ORTETIK PROSTETIK INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

1 Kota Gorontalo - - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2
2 Kab. Gorontalo - - - - - - - - - - - - 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 - 1
3 Kab. Boalemo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Kab. Pohuwato - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Kab. Bone Bolango - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Kab. Gorontalo Utara - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - 2 1 3


1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe - - 6 - - - - - 4 - - - - - 11 - - - - - - - - 2 - - 1 - - - - - 24
2 RSUD Otanaha - - - - - - - - - - - - - 3 3 - - - - - - - - - - - - - - - - 3 3
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto 5 5 10 - - - - - - - - - 2 3 5 - - - - - - - 1 1 1 1 2 - - - 8 10 18
4 RSUD Tani dan Nelayan 1 2 3 - - - 1 - 1 - - - 1 7 8 - - - - - - - - - - - - - - - 3 9 12
5 RSUD Pohuwato 2 5 7 - - - 4 2 6 - 1 1 2 6 8 - - - - - - - 1 1 - - - - - - 8 15 23
6 RSUD Toto Kabila - 3 3 - - - 1 - 1 - - - 1 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - 2 4 6
7 RSUD Tombulilato - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 RSUD Jainal Umar Sidiki 1 2 3 - - - 2 - 2 - - - 1 - 1 - - - - - - 1 1 2 - - - - - - 5 3 8
9 RSUD Hasri Ainun Habibie - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

RS Swasta :
1 RS Islam - - 1 - - - - - - - - - - 4 4 - - - - - - - - - - - - - - - - 4 4
2 RS Bunda - - 1 - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - 2 1 3
3 RS Siti Hadijah - - 1 - - - - - - - - - 2 1 3 - - - - - - - - - - - - - - - 2 1 3

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 9 17 35 - - - 8 2 14 - 1 1 11 26 48 - - - - - - 1 3 6 1 1 3 - - - 30 50 104


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 17 35 - - 8 2 14 - 1 1 13 27 51 - - - - - - 1 3 6 1 1 3 - - - 32 51 107
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 9.348
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 79

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

TENAGA KESEHATAN LAIN


PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kota Gorontalo - - - - - - - - -
2 Kab. Gorontalo - - - - - - - - -
3 Kab. Boalemo - - - - - - - - -
4 Kab. Pohuwato 9 15 24 - 1 1 9 16 25
5 Kab. Bone Bolango - - - - - - - - -
6 Kab. Gorontalo Utara - - - - - - - - -
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 9 15 24 - 1 1 9 16 25
1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe - - - - 2 2 - 2 2
2 RSUD Otanaha - - - - - - - - -
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto - - - - - - - - -
4 RSUD Tani dan Nelayan - - - - - - - - -
5 RSUD Pohuwato 4 9 13 - - - 4 9 13
6 RSUD Toto Kabila - - - - - - - - -
7 RSUD Tombulilato - - - - - - - - -
8 RSUD Jainal Umar Sidiki - - - - - - - - -
9 RSUD Hasri Ainun Habibie - - - - - - - - -

RS Swasta :
1 RS Islam - - - - - - - - -
2 RS Bunda - - - - - - - - -
3 RS Siti Hadijah - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 9 13 - 2 2 4 11 15


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 13 24 37 - - - 13 24 37
JUMLAH (KAB/KOTA) 26 48 74 - 3 3 26 51 77
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 80

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN


TENAGA
PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA PENUNJANG TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN KESEHATAN
LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Kota Gorontalo 10 9 19 8 13 21 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 18 22 40
2 Kab. Gorontalo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 41 56 97 41 56 97
3 Kab. Boalemo 4 7 11 28 18 46 75 68 143 6 8 14 - - - - - - - - - - - - 113 101 214
4 Kab. Pohuwato - - - - 7 7 - - - - - - - 7 7
5 Kab. Bone Bolango 1 1 2 - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 3 4
6 Kab. Gorontalo Utara - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 15 17 32 36 40 76 75 68 143 6 8 14 - - - - - - - - - 41 56 97 173 189 362


1 BLUD RSU Prof. DR. Aloe Saboe - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 RSUD Otanaha - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 BLUD RSU MM. Dunda Limboto - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 RSUD Tani dan Nelayan 3 10 13 3 3 6 2 1 3 3 - 3 - - - - - - - - - - - - 11 14 25
5 RSUD Pohuwato 4 9 13 1 2 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 5 11 16
6 RSUD Toto Kabila - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 RSUD Tombulilato - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 RSUD Jainal Umar Sidiki - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 RSUD Hasri Ainun Habibie - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 10 13 3 3 6 2 1 3 3 - 3 - - - - - - - - - - - - 11 14 25


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 29 23 52 9 20 29 - - - 3 6 9 - - - - - - - - - - - - 41 49 90
JUMLAH (KAB/KOTA) 47 50 97 48 63 111 77 69 146 12 14 26 - - - - - - - - - 41 56 97 225 252 477
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
TABEL 81

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI GORONTALO
TAHUN 2014

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 261,656,210,475 71.69


a. Belanja Langsung 138,884,014,735

b. Belanja Tidak Langsung 122,772,195,740

2 APBD PROVINSI 66,713,466,667 18.28


- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi 2,536,181,667
- APBD Provinsi 64,177,285,000
3 APBN : 36,617,612,300 10.03
- Dana Alokasi Umum (DAU) 0.00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 0.00
- Dana Dekonsentrasi 0.00

- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 14,723,020,000 4.03

- BOK 8,222,540,000 2.25


- JKN 13,672,052,300 3.75
- Lain-lain (sebutkan) 0.00

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0.00


(sebutkan project dan sumber dananya)
- GF ATM Komponen Malaria Round 8 379,841,750 0.10
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0.00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 364,987,289,442


TOTAL APBD KAB/KOTA 3,758,296,577,498
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 7.0
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 318,881.49
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2014
1. Jumlah lahir hidup antara KIA dan Gizi berbeda. KIA (tabel 6) Gizi (tabel 37)
KIA 20.031
GIZI 19.771
2. Jumlah bayi 0-11 bulan Gizi (tabel 39 & 44) seharusnya sama dengan jumlah bayi di KIA (tabel 33 & 40)
KIA : 21.673
Gizi : 0-6 Bulan 13.923
6-11 Bulan 21.049

1,850 1,962 3,812 KOTA


3,253 3,117 6,370 KABGOR
1,308 1,254 2,562 BOAL
1,414 1,292 2,706 PHWTO
1,286 1,254 2,540 BONBOL
1,071 970 2,041 GORUT
10,182 9,849 20,031 PROV

1,850 1,962 3,812 KOTA


3,253 3,117 6,370 KABGOR
1,308 1,254 2,562 BOAL
1,266 1,181 2,447 PHWTO
1,286 1,254 2,540 BONBOL
1,070 970 2,040 GORUT
10,033 9,738 19,771 PROV
tabel 33 & 40)

Anda mungkin juga menyukai