Anda di halaman 1dari 25

Klasifikasi endapan mineral

I Wayan Warmada
Laboratorium Bahan Galian
Jurusan Teknik Geologi FT UGM
Jl. Grafika No. 2 – Bulaksumur
Jogjakarta 55281
Klasifikasi
➲ Klasifikasi objek pada geologi merupakan hal yang
penting yang merupakan suatu cara untuk
mengelompokkan beberapa objek yang memiliki
kemiripan sifat.
➲ Tanpa klasifikasi, pembandingan suatu objek misalnya
endapan A dengan endapan B secara praktis menjadi hal
yang sangat tidak mungkin.
➲ Ada banyak macam klasifikasi endapan mineral,
tergantung kepada interes dan siapa yang akan
menggunakan, misalnya endapan tembaga, endapan
besi, dll.
Klasifikasi Lindgren
➲ Endapan yang terbentuk melalui proses konsentrasi
kimia (P dan T bervariasi):
➲ Dalam magma, oleh proses diferensiasi:
● Endapan magmatik (segregasi, magmatik cair); T
700 – 1500°C; P sangat tinggi
● Endapan² pegmatit; T sedang – sangat tinggi; P
sangat tinggi
➲ Dalam badan batuan
● Konsentrasi karena ada penambahan dari luar
(epigenetik):
● Asal bahan tergantung dari erupsi batuan beku:

● Oleh hembusan langsung bekuan (magma)


Klasifikasi Lindgren
● Oleh hembusan langsung bekuan (magma)
● dari efusif; sublimat; fumarol; T 100 – 600°C; P
atmosfer-sedang
● dari intrusif; T 500 – 800°C; P sangat tinggi
● Oleh penambahan air panas yang terisi bahan
magma
● endapan² hipotermal; T 300 – 500°C; P s. tinggi
● endapan² mesotermal; T 200 – 300°C; P s. tinggi
● endapan² epitermal; T 50 – 200°C; P s. tinggi
● endapan² teletermal; T rendah; P rendah
● endapan² xenotermal; T tinggi-rendah; P sedang-
atmosfer
Klasifikasi Lindgren
● Asal bahan tidak tergantung aktivitas magma,
sirkulasi air meteorik pada kedalaman sedang; T 0
– 100°C; P sedang
● Konsentrasi bahan dalam badan itu sendiri

● Konsentrasi oleh metamorfisme dinamik & regional;


T s/d 400°C; P tinggi
● Konsentrasi oleh air tanah dalam; T 0 – 100°C; P
sedang
● Konsentrasi oleh lapukan batuan dan pelapukan
residu dekat permukaan; T 0 – 100°C; P sedang-
atmosfer
➲ Dalam masa air permukaan
Klasifikasi Lindgren
➲ Dalam masa air permukaan
● Oleh interaksi larutan; T 0 – 70°C; P sedang

● reaksi anorganik

● reaksi organik

● Oleh penguapan pelarut (evaporasi)

➲ Endapan² yang dihasilkan melalui proses konsentrasi


mekanis; T dan P sedang.
Klasifikasi genetik
➲ Endapan bijih magmatik
➲ Endapan liquidmagmatik (Cr pada ofiolit atau intrusi
berlapis dengan produk sampingan Pt, Fe/Ti dan Ni)
➲ Pegmatit (Sn, Nb/Ta, Li, Be, etc)
➲ Endapan hidrotermal: Cyprus-type (VMS); skarn (W,
Sn, Cu, etc), porfiri (Cu, Mo, Sn, etc); endapan urat
(Sn, W, U); endapan epitermal Au-Ag; BIF (Algoma
type)
➲ Endapan hasil pelapukan
➲ Endapan sisa: placer; bauksit dan Fe-laterit
➲ Sisa pelarutan: endapan Ni dan Au laterit; pengkayaan
Mn, Fe, Cu, Ag
Klasifikasi genetik
➲ Endapan bijih sedimenter
➲ Allochthone: endapan placer aluvial dan laut (Au,
Sn, Ti, REE)
➲ Autochthone: BIF (superior type); nodul mangan
➲ Endapan hidrotermal-diagenetik
➲ Tipe Kupferschiefer (Cu, Pb, Zn)
➲ Tipe Mississippi (MVT): Pb-Zn-Ba-F pada
karbonat laut
➲ Endapan pada kubah garam: Pb-Zn-Ba-F
➲ Endapan hidrotermal-metamorfik
➲ Urat kuarsa pada batuan metamorf (Au)
Diseminasi - epitermal
Endapan Au
epitermal-
diseminasi
Cerro Kori
Kollo, La
Joya/Bolivia.
64 Mt @ 2,3
g/t Au 13,8
g/t Ag
(ditemukan
tahun 1975).
Dacite-dome,
15 – 5 Ma.
Epitermal Ag-(Sn)
Urat epitermal pada dasit porfir atau tuf

Cero Rico de Potosi, Bolivia


dasitan dan breksi (13,8 Ma); 143 Mt @
174 g/t Ag dan 0,1 – 0,25 % Sn.
Aplikasi perak

Cero Rico de Potosi, Bolivia


Endapan epitermal Au-Ag

Pongkor, Jawa Barat


Urat karbonat

Breksi hidrotermal
Endapan epitermal Au-Ag

Pongkor goldrush, Jawa Barat


Urat epitermal dengan hostrock andesit-basalt
(Miosen); 5,98 Mt @ 16,4 g/t Au dan 171,2 g/t Ag
Endapan Manto Pb-Zn

Miluni, Bolivia
Porfiri Cu

Chuquicamata, Chile
Intrusi granodiorit (33-31 Ma); >11 Gt
@ 0,76% Cu (cut-off grade 0,2% Cu)
Porfiri Cu-(Mo)

Ujina, Collahuasi/Chile
Intrusi granodiorit (34 Ma); 3 Gt
@ 1% Cu (baru sebagian ditambang
Porfiri Cu-(Mo)

Ujina, Collahuasi/Chile
Porfiri Cu-(Au)

Grasberg, Irian Jaya/Indonesia


Intrusi granodiorit porfir (2,6-3,4 Ma);
2 Gt @ 1,19% Cu; 1,18 g/t Au; 3,8 g/t Ag
Grasberg, Irian Jaya/Indonesia

Llallagua, Bolivia
Porfiri Cu-(Au) dan Porfiri Sn
Porfiri Sn-(W)

Llallagua, Bolivia
Intrusi riodasit porfir @ 0,35% Sn;
~0,5 – 1 Mt Sn (total 2 Mt Sn diperoleh)
Porfiri Sn-(W)

Llallagua, Bolivia
Endapan Lithium

Salar de Uyuni, Bolivia


Garam (evaporit) dengan luas permukaan
10.000 km²; 1500 ppm B % 1800 ppm Li
8,9 Mt Li dapat diperoleh
Endapan Lithium

Salar de Uyuni, Bolivia


Endapan Lithium

Salar de Uyuni, Bolivia


Bacaan
➲ Evans AM (1993) Ore geology and industrial
minerals
➲ Goossens PJ (1997) Types de gisement et
métallogénie
➲ Lawles JV, White PJ & Boggie I (1996) Exploration
based on mineralisation models
➲ Lehmann B, Franzke J, Schultz F & Wittenbrink J
(2000) Lagerstätten-Exkursion: Bolivien/Chile
➲ Peter GP (1993) Nomenclature, concepts and
classification of oreshoots in vein deposits
➲ Pohl W (1992) Lagerstättenlehre

Anda mungkin juga menyukai