BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada hakekeat nya perencanaan adalah usaha yang secara sadar ,terorganisasi,dan
terusmenerus dilakukan guna memilih alternatif yaang terbaik dari sejumlah alternatif
untuk mencapai tujuan tertentu.(Waterston,1965:26)
Apapun yang terlintas dibenak kita manakala kita membicarakan perencanaan
kiranya tidak terlepas dari kaitan personal pengambilan keputusan. Implikasinya adalah
bahwa pasti ada cara yanglebih baik dalam hal pengambilan keputusan tersebut,mungkin
dengan cara lebih memperhatikan lebih banyak data yang ada, ataupun hasil-hasil yang
mungkin dicapai di masa yang akan datang.
Perencanaan atau planning merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang
sangat penting.Kegiatan perencanaan ini selalu melekat pda kegiatan hidup sehari-hari,baik
disadari maupun tidak. Sebuah rencana sangat memengaruhi sukses dan tidaknya suatu
pekerjaaan. Oleh kerena itu,pekerjan yang baik adalah yang di rencanakan daan sebaiknya
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang di rencanakan. Dalam hal ini,perencanaan yang
berkaitan dengan pendidikan, yaitu mamulai,menjalani,dan mencapai pendidikan.
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang kekuasaan, siapa
yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam
kenegaraan yang merupakan bentuk dan system manajemennya, bagaimana dan siapa
atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan itu. Juga
masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan pendidikan. Hal ini
dapat diketahui melalui output atau hasil system dari pelaksanaan perencanaan
Oleh Karena itu, kami dari kelompok 1 (satu) pada mata kuliah Manajemen Proyek,
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi bahwa
masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep keputusan
dalam pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu
yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat
2
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya., h.16
3
Bintoro Tjokroamidjodjo, 1982., Perencanan Pembangunan., Jakarta: Gunung Agung, h. 12
5
Dari dua pengertian di atas dalam suatu perencanan terdapat 5 hal pokok sebagai
berikut:
1) Adanya tujuan yang hendak dicapai dari sesuatu yang direncanakan.
2) Adanya rangkaian kegiatan yang tersusun sistematis untuk mencapai tujuan
3) Sumber daya manusia yang akan melaksankan rencana yang disusun untuk
mencapai tujuan.
4) Penetapan jangka waktu kapan rencana akan dilaksanakan.
5) Penterjemahan rencana ke dalam program yang kongkrit dan nyata serta mudah
diaplikasikan.
4
Tholib Kasan, 2005, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Studia Pers., h. 1
6
4) Brubacher; Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia
dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam
semesta.
5) Ki Hajar Dewantara: Pendidikan merupakan menuntun segala kodrat yang terdapat
dalam diri anak sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat agar dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
6) Zahara Idris: Pendidikan merupakan serangkaian interaksi yang bertujuan antara
manusia dewasa dengan anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan
media dalam rangka memberikan bantuan perkembangan potensi anak secara
maksimal agar menjadi manusia dewasa.
7) Ahmad D. Marimba: Pendidikan merupakan pemberian bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Dari pengertian-pengertian yang diuraikan di atas menurut Amir Daien
Indrakusuma terdapat hal-hal pokok yang harus terdapat dalam suatu rumusan tentang
pendidikan sebagai berikut:5
1) Bahwa pendidikan itu tidak lain adalah merupakan suatu usaha manusia.
2) Bahwa usaha itu dilakukan dengan sengaja atau secara sadar.
3) Bahwa usahanya itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa bertanggung jawab
kepada hari depan anak didiknya.
4) Bahwa usahnya berupa bantuan atau bimbingan rohani dan dilakukan secara teratur
dan sistematis.
5) Bahwa yang menjadi obyek pendidikan itu adalah anak/peserta didik yang masih
dalam pertumbuhan dan perkembangan atau masih memerlukan pendidikan.
6) Bahwa batas/sasaran akhir pendidikan adalah tingkat dewasa atau kedewasaan.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar oleh orang dewasa/pendidik untuk membawa anak/peserta didik
menuju kedewasaan melalui proses bimbingan yang dilakukan secara teratrur dan
sistematis.
5
Amir Daien Indrakusuma, 1973., Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
7
6
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, Op. Cit. pasal 1. ayat 1.
8
Keberhasilan perencanaan pendidikan amat ditentukan oelh cara, sifat dan proses
pengmbilan keputusan yang dimabil para perencana pendidikan yang didasarkan pada
tujuan pembangunan nasional serta serta strategi dan kebijakan operasional pendidikan
9
serata cara pendekatan yang digunakan. Dalam menentukan kebijakan mulai dari
perencanaan sampai pelaskanaan perlu meperhatikan, siapa yang memegang
kekuasanaan merencanakan, siapa yang dapt menentukan keputusan dalam perencanaan
pendidikan serta faktot-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengambilan
keputusan.
1) Arus siswa atau murid (perkembangan, partisipasi mudir, angka droup outs,
mengulang dsb).
2) Pembanguann fisik prasaranan (rehabilitasi, pemabangunan gedung baru,
pebaikan/pembongkaran gedung).
3) Masalah tujuan opendidikan (nasional, institusional, kurikuler, intrucksional)
7
H.M. Djumberansjah Indar, 1995, Perencanaan Pendidikan (Starategi dan Implementasinya), Surabaya:
Karya Abditama, h 16-17
10
8
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, 2005, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 26
11
9
Abdul Majid, Op. Cit. h. 22
12
10
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun. Ibid.
13
- Semua unit utama dipusat menyusun garis-garis besar rencana kegiatan unit yang
seterusnya dijabarkan dalam bentuk-bentuk programdan proyek yang langsung ditangani
oleh unit utama tersebut.
Sedangkan didaerah ditangani langsung oleh unit yang ada didaerah yang
bersangkutan. Semua usul program dan proyek tersebut dikirim ke Biro Perenanaan,
sekretaris jenderal yang bertindak sebagai coordinator pembahasan proyek-proyek
selanjutnya dilakukan secara bersama antara BAPPENAS dan Direktorat jenderal anggaran
serta Depdikbud.
11
Jusuf Enoch, 1992, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 12
14
c. Adanya kebijakan, strategi dan cara untuk mncapai tujuan, dan pemilihan
alternatif nyang terbaik.
d. Penterjemahan dan penjabaran dalam program-program dan kegaitan yang
konkrit.12
Agar dapt melaksanakan tugasnya dengan baik perencana pendidikan harus
memiliki kemampuan dalam melakukan sjumlah kegiatan yang meliputi:
a. Menganalisis data pendidikan dan data lainnya yang
diperlukan dalam penyusunan rencana;
b. Menerjemahkan implikasi rencana ekonomi makro ke dalam sektor pendidikan;
c. Menganalisis proyeksi tenaga kerja nasional untuk seterusnya dikaitkan kepada
lulsuan atau otput pendidikan menurut tingkat dan proggeram studi;
d. Menggunakan rumus matematis dalam perhitungan-perhitungan, mislanya
memperkirakan kebutuhan jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang
secara kuatitatif;
e. Menterjemahkan kebijaksanaan dalam suatu rencana yang operasional;
f. Menjabarkan suatu rencana pembanugnan pendidikan ke dalam proyek-proyek.13
12
13
Jusuf Enoch, 1992, Ibid, h. 12
15
Tenaga perencanapendidikandankebudayaaninidiharapkanmempunyaikemampuanantara
lain:
- Menganalisa data pendidikandankebudayaan, dan data lainnya yang di
perlukandalampenyusunanrencana;
- Menterjemahkanimplikasirencanaekonomimakrokedalam sector
pendidikandankebudayaan;
- Menganalisaproyeksitenagakerjanasionaluntukseterusnyadikaitkankepadalulusanatau
output pendidikanmenuruttingkatdanstudi ;
- Menggunakanrumus-rumussistematisdalamperhitungan-perhitungantertentumisalnya,
memperkirakankebutuhanjangkapendek, jangkasedangdanjangkasecarakuantitatif;
- Menterjemahkankebijaksanaandalamsuaturencana yang operasional;
14
Djumberemansyah Indar, Op. Cit. h. 26
16
- Menjabarkansuaturencanapembangunanpendidikandankebudayaankedalam proyek-
proyek.
15
Sobaigo Atmodiwirio, 2000, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta Arddizya Jaya, h. 23
17
kreativitas dalam pelaksanaanya dalam rangka memenuhi tuntutan dan kebutuhan peserta
didik dan masyarakat akan pendidikan.
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA