Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pada hakekeat nya perencanaan adalah usaha yang secara sadar ,terorganisasi,dan
terusmenerus dilakukan guna memilih alternatif yaang terbaik dari sejumlah alternatif
untuk mencapai tujuan tertentu.(Waterston,1965:26)
Apapun yang terlintas dibenak kita manakala kita membicarakan perencanaan
kiranya tidak terlepas dari kaitan personal pengambilan keputusan. Implikasinya adalah
bahwa pasti ada cara yanglebih baik dalam hal pengambilan keputusan tersebut,mungkin
dengan cara lebih memperhatikan lebih banyak data yang ada, ataupun hasil-hasil yang
mungkin dicapai di masa yang akan datang.
Perencanaan atau planning merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang
sangat penting.Kegiatan perencanaan ini selalu melekat pda kegiatan hidup sehari-hari,baik
disadari maupun tidak. Sebuah rencana sangat memengaruhi sukses dan tidaknya suatu
pekerjaaan. Oleh kerena itu,pekerjan yang baik adalah yang di rencanakan daan sebaiknya
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang di rencanakan. Dalam hal ini,perencanaan yang
berkaitan dengan pendidikan, yaitu mamulai,menjalani,dan mencapai pendidikan.

Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan pendidikan ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang kekuasaan, siapa

yang menentukan keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam

pengambilan keputusan. Terutama dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber

lahirnya keputusan, perlu memperoleh perhatian, misalnya mengenai system

kenegaraan yang merupakan bentuk dan system manajemennya, bagaimana dan siapa

atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang terkandung dalam kebijakan itu. Juga

masalah bobot untuk jaminan dapat terlaksananya perencanaan pendidikan. Hal ini

dapat diketahui melalui output atau hasil system dari pelaksanaan perencanaan

pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana pendidikan.


2

Oleh Karena itu, kami dari kelompok 1 (satu) pada mata kuliah Manajemen Proyek,

akan memaparkan beberapa konsep dasar dalam perencanaan pendidikan dan

kebudayaan tersebut, agar dapat memahami secara dalam tentang-tentang konsep-

konsep khususnya di dalam dunia pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

D. MANFAAT PENULISAN MAKALAH


E. METODE PENULISAN MAKALAH

BAB II
PEMBAHASAN
3

A. KONSEP DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN
Perencanaan merupakan penyusunan langkah-langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu perencanaan dapat disu
sun berdasarkan jangka waktu tertentu yaitu jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek; menurut luas jangkauannya yaitu perencanaan makro dan perencanaan
mikro; perencanaan menurut wewenang pembuatnya yaitu sentralisasi dan desentralisasi;
dan menurut telaahnya yaitu perencanaan strategis, perencanaan manjerial dan perencanaan
opersional. Dalam membuat suatu perencanaan prinsip yang paling utama adalah harus
dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.

Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi bahwa

masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep keputusan

yang akan dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan pendidikan

dalam pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu

yang cukup lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat

kualitatif, apalagi dari sudut kepentingan nasional.

1. Pengertian Perencanaan Pendidikan


a. Konsep Dasar Perencanaan

Menurut Ulbert Silalahi: Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan


serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi, finansial, metode
dan waktu untuk memaksimalisasi efisiensi dan efektivitas penccapaian tujuan.1
Sedangkan William H. Newman dalam Abdul Majid: mengemukakan bahwa
"Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung
1
Ulbert Silalahi, 1996., Asas-aas Manajemen., Bandung: Mandar Maju, h.135-136
4

rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan,


penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur
tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari."2
Dari pengertian di atas perencanan dapat diartikan kegiatan menentukan tujuan
serta merumuskan serta mengatur pendayaguanan sumber-sumber daya: , informasi,
finansial, metode dan waktu yang didikuti dengan pengambilan keputusan serta
penjelasannya tentang penccapaian tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan jadwal pelaksanaan
kegiatan.
Secara lebih luas perencanaan oleh Bintoro Tjokroamidjodjo di defenisikan
sebagai berikut:
1) Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya
(maximum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif.
3) Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan,
bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.3
Hal yang hampir sama mengenai pengertian perencanaan dikemukan oleh
Lembaga Administrasi Negara sebagai berikut:
1) Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untunk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Perencanaan adalah proses penentuan tujuan, penentuan kegiatan, dan penentuan
aparat pelaksana kegiatan untuk mencapai tujuan.
3) Perencaan adalah usaha yang diorganisasikan dengan dasar perhitungan untuk
memajukan perkembangan tertentu.

2
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya., h.16
3
Bintoro Tjokroamidjodjo, 1982., Perencanan Pembangunan., Jakarta: Gunung Agung, h. 12
5

Dari dua pengertian di atas dalam suatu perencanan terdapat 5 hal pokok sebagai
berikut:
1) Adanya tujuan yang hendak dicapai dari sesuatu yang direncanakan.
2) Adanya rangkaian kegiatan yang tersusun sistematis untuk mencapai tujuan
3) Sumber daya manusia yang akan melaksankan rencana yang disusun untuk
mencapai tujuan.
4) Penetapan jangka waktu kapan rencana akan dilaksanakan.
5) Penterjemahan rencana ke dalam program yang kongkrit dan nyata serta mudah
diaplikasikan.

b. Konsep Dasar Pendidikan


Pendidikan berasal dari kata “pedagogie” yang berarti pendidikan dan kata
“pedagogia” yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa Yunani. Pedagogia
terdiri dari dua kata yaitu “Paedos” dan “Agoge” yang berarti” saya mebimbing,
memimpin anak.”4 Dari pengertian ini pendidikan dapat diartikan: kegitaan sesorang
dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal agar dapat berdiri semdiri dan bertanggung jawab.
Banyak rumusan pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:
1) John Dewey: pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kecakapan
mendasar secara intelektual dan emosional sesama manusia.
2) JJ. Rouseau: Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang tidak
kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada saat dewasa.
3) Langeveld; Pendidikan merupkan setiap usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi
dan membimbing anak ke arah kedewasaan, agar anak cekatan mnelaksanakan
tugas hidupnya sendiri. Menurut Langeveld pendidikan hanya berlangsung dalam
suasana pergaulan antara orang yang sudah dewasa (atau yang diciptakan orang
dewasa seperti: sekolah, buku model dan sebagainya) dengan orang yang belum
dewasa yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

4
Tholib Kasan, 2005, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Studia Pers., h. 1
6

4) Brubacher; Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu manusia
dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam
semesta.
5) Ki Hajar Dewantara: Pendidikan merupakan menuntun segala kodrat yang terdapat
dalam diri anak sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat agar dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
6) Zahara Idris: Pendidikan merupakan serangkaian interaksi yang bertujuan antara
manusia dewasa dengan anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan
media dalam rangka memberikan bantuan perkembangan potensi anak secara
maksimal agar menjadi manusia dewasa.
7) Ahmad D. Marimba: Pendidikan merupakan pemberian bimbingan atau pimpinan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Dari pengertian-pengertian yang diuraikan di atas menurut Amir Daien
Indrakusuma terdapat hal-hal pokok yang harus terdapat dalam suatu rumusan tentang
pendidikan sebagai berikut:5
1) Bahwa pendidikan itu tidak lain adalah merupakan suatu usaha manusia.
2) Bahwa usaha itu dilakukan dengan sengaja atau secara sadar.
3) Bahwa usahanya itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa bertanggung jawab
kepada hari depan anak didiknya.
4) Bahwa usahnya berupa bantuan atau bimbingan rohani dan dilakukan secara teratur
dan sistematis.
5) Bahwa yang menjadi obyek pendidikan itu adalah anak/peserta didik yang masih
dalam pertumbuhan dan perkembangan atau masih memerlukan pendidikan.
6) Bahwa batas/sasaran akhir pendidikan adalah tingkat dewasa atau kedewasaan.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar oleh orang dewasa/pendidik untuk membawa anak/peserta didik
menuju kedewasaan melalui proses bimbingan yang dilakukan secara teratrur dan
sistematis.

5
Amir Daien Indrakusuma, 1973., Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
7

Secara nasional pendidikan dirumuskan sebagai berikut : "Pendidikan adalah


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara.”6

c. Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan


Banyak konsep yang dikemukan oleh para ahli mengenai rumusan perencanaan
pendidikan sebagai berikut:
1. Guruge, Perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapakan kegiatan di masa
depan dalam bidang pembaangunan pendidikan adalah tugas perencana pendidikan.
2. Albert Waterston, perencanaan pendidikan adalah investasi pendidikan yang dapat
dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang didasrkan ats
pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
3. Menurut Comb, perencanaan pendidikan merupakan aplikasi analsisi rasional dan
sitematik dalam proses pengembangan pendidikan yang bertujuan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam usahanya memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan (pendidikan) baik tujuan yang berhubungan denan anak didik
maupun masyrakat.
4. C.E. Beeby, perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat kemasa depan
dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan dengan
mempertimbangkan kenyataaan-kenyataan yang ada dalam kegiatan ekonomi,
sodial dan politik untul pengmebangan potenmsi sistem pendidikan nasional,
memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oelh sitem tersebut.
5. Yusuf Enoch, perencanaan pendidikan merupakan suatu proses penyusunan
alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dlam rangka
pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbagnakan

6
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, Op. Cit. pasal 1. ayat 1.
8

kenyataan-kenyataan yang ada dibidang sosial ekonomi, sodial budaya dan


kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional.
Dari beberapa pengertian di atas dalam perencanaan pendidikan terdapat unsur-
unsur sebgai berikut:
1. Merupakan analisis rasional dan sitematik yang didasrakan pada teori-teori; radical,
advocacy, transactive, synoptic dan incremental dan dengan pengunaan model serta
pendekatan; Social Demand, Human Capital Investment, Man Power Planning ,
Cost Efectiveness, Rate of Return dan pendekatan sistem.
2. Merupakan proses pembagunan dan pemngembangan pendidikan, dalam arti
perencanaan pendidikan dilakukan dalam rangka penyempurnaan dan reformasi
pendidikan, yaitu berawal dari keadaan sekarang menuju pada perkemabngan yang
dicita-citakan secara terus menerus.
3. Merupakan kegiatan investasi di bidang pendidikan, perencanaan pendidikan
merupakan investasi jangka panjang yang baru bisa dinimati hasilnya pada tahun-
tahun atau generasi yang kan datang.
4. Merupakan suatu proses penyusunan alternatif kebijaksanaan baik jangka panjang,
jangka menengah, jangka pendek; perencanan makro, meso maupun mikro;
perencaanaan strategik, manjerial, maupun opersaional; perencanaan perbaikan atau
pengembangan, serta perencanaan partispatory.
5. Prinsip efektivitas dan efisiensi, dalam perencanaan pendidikaan sangat
memperhatikan aspek ekonomi dengan memperhatikan penggalian sumber-sumber
pembiayaan pendidikan, alokasi biaya, hubungan pendidikan denan tenaa kerja,
serta hubungan pengembangan pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi.
6. Kebutuhan dan tujuan peserta didik baik yang bersifat lokal kedaerahan, nasional,
regional maupun internasional dengan penekanan pada aspek intrnal maupun
kesternal sistem pendidikan yang dikembangkan.

Keberhasilan perencanaan pendidikan amat ditentukan oelh cara, sifat dan proses
pengmbilan keputusan yang dimabil para perencana pendidikan yang didasarkan pada
tujuan pembangunan nasional serta serta strategi dan kebijakan operasional pendidikan
9

serata cara pendekatan yang digunakan. Dalam menentukan kebijakan mulai dari
perencanaan sampai pelaskanaan perlu meperhatikan, siapa yang memegang
kekuasanaan merencanakan, siapa yang dapt menentukan keputusan dalam perencanaan
pendidikan serta faktot-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengambilan
keputusan.

2. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan


Menurut Jumberensjah Indar7 runag lingkup perencaaan pendidikan meliputi:
a. Menyangkut teori dasar perencaaan pendidikan (the theoritical foundation of
educational planning).
b. Beberapa langkah penilaian daripada pelaksanaan perencanaan pendidikan
tersbut (to any assessment of the bases of the imflication of educational planning).
c. Hubungan antara peencanaan pendidikan dengan sektor ekonomi, hubungan
ini demikian erat sehingga sering digunakan relevansi.
d. Menyangkut juga bentuk-bentuk pendekatan apakah man power approach
planning atau cost benefit analyasis, cost efectivines analytical atau cost verhead
analitycal, dan sebagainya. Kesemuanaya akan berarti dampaknya satu dengan lain
berbeda dan sebgainya.
e. Bagaimana memanfaatakan human resources (potensi manusia) atau
bagaimana manusia-mansuia yang terlibat dimanfaatakan semaksimal mungkin
dalam rumusan perencanaan pendidikan sehingga terdapat relevansi dengan social
demands (keinginan sosial) dan social needs (kebutuhan sosial).
f. Juga memperhitungkan maslah-masalah seperti:

1) Arus siswa atau murid (perkembangan, partisipasi mudir, angka droup outs,
mengulang dsb).
2) Pembanguann fisik prasaranan (rehabilitasi, pemabangunan gedung baru,
pebaikan/pembongkaran gedung).
3) Masalah tujuan opendidikan (nasional, institusional, kurikuler, intrucksional)
7
H.M. Djumberansjah Indar, 1995, Perencanaan Pendidikan (Starategi dan Implementasinya), Surabaya:
Karya Abditama, h 16-17
10

4) Modernisasi di segala bidang.


5) Peroses bel1ajar mengajar di sekolah.
6) Nilai budaya yan g berkembang di masyarakat.
7) Generasi muda.
8) Adat kbiasaan ya`1ng non e1konomi
9) Staratifikasi sosial..
Sedangkan menurut Udin Syaifudin Saud8 ruang lingkup perencanaan pendidikan
meliputi:
a. Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikan sebelumnya sebagai
titik berangkat perencanaan.
b. Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yang merupakan arah yag
harus dapat dijadikan tumpu kegiatan perencanaan.
c. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasi prioritas yang
ditetapkan.
d. Schedulling dalam arti mengatur menemukan dua aspek yaitu keseluruhan progra,
dan prioritas secara terartur dan cermat karena penjadwalan ini secara makro
mempunyai arti tersendiri yang amat strategik bagi keseluruhan pelaksanaan
perencanaan.
e. Implementasi remncana termasuk di dlamnya proses legalisasi dan persiapan aparat
pelaksanaan rencanapengesahan dimulainya suatu kegiatan, monitoring dan
controlling untuk membatasi kemungkinan yang tidak terpuji yang dapat
merupakan hambatan dalam proses pelaksanaan rencana.
f. Evaluasi dan revisi yang merupakan kegiatan evaluasi untuk
menentukan tingkat keberhasilan dan kegiatan untuk mengadakan penyesuaian-
penyesuaian terhadap tuntutan baru yang berkembang.

3. Tujuan Perencanaan Pendidikan


Banyak tujuan yang hendak dicapai dari perencanaan pendidikan sebgai berikut:

8
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, 2005, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 26
11

a. Menyajikan rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui pejabat tingkat


nasional yang berwenang.
b. Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai bidang/satuan
kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan kebijaksanaan.
c. Mencari kebenaran atas fakta-fakta yang diperoleh atau yang akan disajikan agar
dapat diterima oleh stake holder penddidikan.
d. Menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dan diorientasikan pada masa
depan.
e. Meyakinkan secara logis dan rasional kepada stake holder pendidikan terhadapa
pendidikan.

4. Manfaat Perencanaan Pendidikan


Perencanaan pendidikan merupakan suatu keharusan, karena banyak manfaat
yang dapat diperoleh yaitu:
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
unsur yang terlibat dalam kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid pada lermbaga pendidikan.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.9
Disamping memilIki manfaat, perencaan pendidikan juga memiliki arti yang
sangat penting. Menurut Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin syamsudin Makmun
perencanaan memiliki arti penting sebagai berikut:
a. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.

9
Abdul Majid, Op. Cit. h. 22
12

b. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap


hal-hal dalam masa pelakasanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai
potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenai
hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan
megusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedini mungkin.
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk meilih berbagai alternatif tentang cara
terbaik ( the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik (the best combination).
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan
dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
e. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk
pendidikan.10

B. UNIT PERENCANAAN PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN


Perencanaan merupakan suatu strategi untuk mencapai suatu sasaran yang ingin di capai.
Kesadaran akan pentingnya penyusunan rencana atau strategi tersebut sudah terasa, tetapi
struktur organisasi departemen saat itu belum menentukan unit perencana pada tingkat atau
kedudukan yang memungkinkan untuk berperan sesuai dengan yang yang diharapkan,
disamping kualitas dan kuantitas tenaga perencana pendidikan dan kebudayaan pada saat itu
belum memadai.
Dalam merumuskan perencanaan pendidikan dan kebudayaan pada tingkat pusat, pertama-tama
dibentuk panitia penyusunan repelita pendidikan dan kebudayaan yang anggotanya terdiri dari
pimpinan unit-unit utama dan dipimpin langsung oleh menteri pendidikan dan kebudayaan.
Penyusunan Repelita tersebut adalah sebagai berikut :
- Penyusunan Repelita Tersebut Didasarkan Atas UUD 1945,
- Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),
- Ketetapan-Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang ada kaitannya
dengan pendidikan dan kebudayaan,

10
Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun. Ibid.
13

- Semua unit utama dipusat menyusun garis-garis besar rencana kegiatan unit yang
seterusnya dijabarkan dalam bentuk-bentuk programdan proyek yang langsung ditangani
oleh unit utama tersebut.
Sedangkan didaerah ditangani langsung oleh unit yang ada didaerah yang
bersangkutan. Semua usul program dan proyek tersebut dikirim ke Biro Perenanaan,
sekretaris jenderal yang bertindak sebagai coordinator pembahasan proyek-proyek
selanjutnya dilakukan secara bersama antara BAPPENAS dan Direktorat jenderal anggaran
serta Depdikbud.

C. PERENCANA PERENCANAAN PENDIDIKAN


Perencana pendidikan bila dilihat dari tuga yang diemban adalah semua petugas
pendidikan mulai dari tingkat yang paling ats (perencana pada tingkat pusat) sampai
pda pendidikan sebagai pelaksana lapangan ayaitu Kepala Sekolah dan guru. Secara
lebih rinci berdasarakan ruang linkup dan tanggung jkawab yang dibebankan petugas-
petuga perencaan pendidikan dapat dikategorikan sebgai berikut:
a. Petugas perencana pada tingkat pusat (national level: presiden, menteri sekjen,
dirjen, biro perencanaan).
b. Petugas perencana pada tingkat propinsi (regional level: kepala dinas, kepala sub
dinas/kepala seksi).
c. Petugas perencana pada tingkat kabupaten/kota (area level:, kepala dinas, kepala
sub dinas/kepala seksi).
d. Petugas perencana pada tingkat sekolah (institusional level: Kepala sekolah dan
guru).11
Untuk dapat membuat perencanaan pendidikan dengan baik seorang perencanan
pendidikan harus mengetaui beberap hal sebgai berikut:
a. Permasalahan-permaslahan pembangunan dari suatu msyaakat yang berkaitan
dengan sumbersumber pembangunan yang dapat diusahakan dengan orientasi ke
masa depan.
b. Adanya tujuan atau sasran yang akan dicapai.

11
Jusuf Enoch, 1992, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 12
14

c. Adanya kebijakan, strategi dan cara untuk mncapai tujuan, dan pemilihan
alternatif nyang terbaik.
d. Penterjemahan dan penjabaran dalam program-program dan kegaitan yang
konkrit.12
Agar dapt melaksanakan tugasnya dengan baik perencana pendidikan harus
memiliki kemampuan dalam melakukan sjumlah kegiatan yang meliputi:
a. Menganalisis data pendidikan dan data lainnya yang
diperlukan dalam penyusunan rencana;
b. Menerjemahkan implikasi rencana ekonomi makro ke dalam sektor pendidikan;
c. Menganalisis proyeksi tenaga kerja nasional untuk seterusnya dikaitkan kepada
lulsuan atau otput pendidikan menurut tingkat dan proggeram studi;
d. Menggunakan rumus matematis dalam perhitungan-perhitungan, mislanya
memperkirakan kebutuhan jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang
secara kuatitatif;
e. Menterjemahkan kebijaksanaan dalam suatu rencana yang operasional;
f. Menjabarkan suatu rencana pembanugnan pendidikan ke dalam proyek-proyek.13

Menurut Jumberennsyah Indar Seorang perencanan pendidikan juga diharapkan


dan dituntut untuk:
a. Mempunyai kemampuan dalam pengumpulan data diperlukan dalam
penysusunan rencan.
b. Mampu menganalisas data pendidikan ke dalam , menjadi bahan informasi dan
menjabarkan rencan ke dan program pendidikan (perkiraan kebutuhan yang
bersifat operasional).
c. Mampu menterjemahkan implikasi rencan ekonomi ke dalam sektor pendidikan.
d. Memiliki pengetahuan dan mampu mengadakan analisas degna mengugnakan
rumsu-rumus statistik untuk memperhitungkan kebtuhan dalam

12

13
Jusuf Enoch, 1992, Ibid, h. 12
15

penyelengggaran pendidikan seperti perhitungan proyeksi pendududk, tenaga


kerja, output penddiikan dan sebgainya.
e. Mampu menterjemahkan kebijakn dan menjabarkan ke dalam rencan, program
dan proyek-proyek serta kegaitan-kegiatan dalam pendidikan.14

Disamping keahlian yang dituntut pada diri seorang perencana pendidikan,


karena dalam perencanaan pendidikan merupakan kegiatan multidisiplimer dengan
memperhatikan aspek: kependudukan, ekonomi, keungan pemrintah, landasan
kependidikan, statistik persekolah, linkgungan sosial budaya serta aspek-aspek lainya
baik secara langsung maupunsecara tidak langsung mepnegaruhi perencanaan
perencanaan pendidikan. Seroang perencana pendidikan dalam merencanakan
pendidikan harus mengadakan konsultasi kepada para ahli yang mengusai bidang-
bidnag tersebut serta konsultan-konsultan pendidikan baik konsultan internal maupun
konsultan eksternal.
Ditinjaudarisegitugasmakaperencanaanpendidikandankebudayaanadalahsemuapetugaspendi
dikandankebudayaanmulaidaritingkat yang paling atas( perencanaanpadatingkatpusat)
sampaidenganpetugaspendidikandankebudayaanpadatingkat yang paling rendah
(kepalasekolahdan guru).
Berdasarkantugasdanruanglingkuptanggungjawabnyamakapetugas-
petugasperencanaanpendidikandankebudayaandapat di kategorikansebagaiberikut:
a. Petugasperencanapadatingkatpusat( nasional level macroplanning )
b. Petugasperencanapadatingkatprovinsi( ragional level )
c. Petugasperencanapadatingkatkabupaten/kotamadyadankecamatan( area level )
d. Petugasperencanaanpadatingkatsekolah( institusional level micro planning)

Tenaga perencanapendidikandankebudayaaninidiharapkanmempunyaikemampuanantara
lain:
- Menganalisa data pendidikandankebudayaan, dan data lainnya yang di
perlukandalampenyusunanrencana;
- Menterjemahkanimplikasirencanaekonomimakrokedalam sector
pendidikandankebudayaan;
- Menganalisaproyeksitenagakerjanasionaluntukseterusnyadikaitkankepadalulusanatau
output pendidikanmenuruttingkatdanstudi ;
- Menggunakanrumus-rumussistematisdalamperhitungan-perhitungantertentumisalnya,
memperkirakankebutuhanjangkapendek, jangkasedangdanjangkasecarakuantitatif;
- Menterjemahkankebijaksanaandalamsuaturencana yang operasional;

14
Djumberemansyah Indar, Op. Cit. h. 26
16

- Menjabarkansuaturencanapembangunanpendidikandankebudayaankedalam proyek-
proyek.

D. HUBUNGAN ANTARA PERENCAAAN PENDIDIKAN DENGAN


MANAJEMEN PENDIDIKAN
Menurut Depdikbud manajemen pendidikan merupakan proses perencanaan,
pengorganiasian, memimpin, mengendalikan tenga pendidikan, sumber daya pendidikan
untuk mencapai tujuan penddikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengmebangkan
manusia seutuhnya, yaitu mansuai yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, memiliki pengetahuan, keterampilan,
kesehtan jasmani dan rohani, kepribadian yang amntap, mandiri serta bertanggung jawab
kemasyaraktan dan kebangsaan.15
Sedangkan perencanaan pendidikan adalah merupakan aplikasi analsisi rasional dan
sitematik dalam proses pengembangan pendidikan yang bertujuan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pendidikan dalam usahanya memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
(pendidikan) baik tujuan yang berhubungan denan anak didik maupun masyarakat.
Kerangka dasar manejemen termasuk di dlamnya manajemen pendidikan terdiri
dari: pandangan tentang manajemen sebagai (ilmu, kiat/seni dan profesi, falsafah
manajemen, teori-teori manajemen, prinsip-prinsip manajemen, fungsi-fungsi manajemen,
praktek manajerial, sumber-sumber daya pendidikan.
Perencanaan merupakanbgaian dari fungsi-fungsi manajemen yang meliputi:
perencaaan, pengorganisasian, pengarahan, kordinasi, kepemimpinan, komunikasi serta
pengawasan. Perencanaan pada manajemen pendidikan merupakan kegiatan manajerial
dam rangka melaksanakan fungsi manajemen yaitu merancang pemberdayaan sumber-
sumber daya yang ada pendidikan baik manusia, sarana, biaya, teknologi dan informasi
secara bermutu, efektif dan efesiensi serta memiliki relevansi dan didasarkan atas

15
Sobaigo Atmodiwirio, 2000, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta Arddizya Jaya, h. 23
17

kreativitas dalam pelaksanaanya dalam rangka memenuhi tuntutan dan kebutuhan peserta
didik dan masyarakat akan pendidikan.

BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai