Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.

2, Agustus 2013 : 101 - 200

Produktivitas Hotel Menggunakan Metode OMAX


(Studi Kasus : Hotel Le Beringin Salatiga)
1)
Andeka Rocky Tanaamah, 2)Yos Richard Beeh, 3)Hajra Rasmita Ngemba

Fakultas Teknologi Informasi


Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)atanaamah@staff.uksw.edu, 2)yos.fti.uksw@gmail.com

Abstract

The method of calculating The Objective Matrix Model (OMAX )


would solve this problems and complexity by combining all of the
productivity criteria from the results of this achievement ( index ), and
then we could analyze the productivity criteria which has a significant
impact, in this circumstances it would be limited to the criteria level as
soon as possible to start an improvement. Decision Support System (DSS)
using OMAX method aimed at finding our productivity of hotel’s
performance. The system is to help a manager through supporting decision
by perceiving which departments have increasing performance and vice
versa. The application of this Decision Support System using OMAX
method, which is an application that make it easier for companies as the
application provides a report that can be analysed. In addition, this
aplication can help companies at manifesting their goal to improve the
hotel’s quality and make more effective and efficient performance.

Keywords : OMAX, Productivity, Performance, Hotel, Le Beringin

1. Pendahuluan

Dalam era globalisasi ini makin banyak perusahaan yang berkembang dengan
cepat karena adanya peranan teknologi. Peranan teknologi ini juga masuk ke dalam
dunia pariwisata terutama usaha jasa seperti perhotelan. Ketatnya persaingan dalam
usaha perhotelan memacu setiap pihak manajemen hotel untuk selalu berusaha
menemukan solusi agar usaha tersebut terus berkembang. Untuk itu setiap perusahaan
perhotelan dituntut untuk melakukan beberapa program peningkatan manajemen,
penghematan biaya tanpa mengurangi pelayanan kepada pelanggan agar memiliki
daya saing untuk berkompetisi, dimana kualitas pelayanan tetap menjadi prioritas
utama. Maka untuk menjamin kelangsungan hidup organisasi tersebut berbagai teknik
rekayasa peningkatan produktivitas harus selalu dikembangkan. Namun hal tersebut
tidak akan dapat berjalan secara efektif tanpa diimbangi dengan performance
measurement dan management sebagai upaya untuk mengontrol jalannya aktivitas
usaha.

130
Produktivitas Hotel (Tanaamah, dkk)

Produktivitas telah diakui sebagai tolak ukur untuk meningkatkan probabilitas


dan daya saing perusahaan. Dengan pengukuran produktivitas banyak manfaat yang
dapat diperoleh yaitu perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien,
memberikan informasi dalam mengindentifikasi masalah-masalah atau perubahan
yang terjadi sehingga tindakan korektif dapat dilakukan, nilai-nilai produktivitas yang
dihasilkan dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat
keuntungan sebuah perusahaan.
Model pengukuran produktivitas yang terkenal yaitu metode OMAX
(Objectives Matrix) yang merupakan suatu sistem pengukuran produktivitas partial
yang dikembangkan untuk memantau produktivitas dari tiap bagian perusahaan
dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut. Metode
OMAX juga dapat mengatasi masalah-masalah kerumitan dan kesulitan pengukuran
produktivitas dengan mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting
dalam suatu bentuk matriks yang terpadu dan saling terkait satu sama lain, sehingga
mudah untuk dikomunikasikan.
Hotel Le Beringin sebagai industri jasa perlu mengetahui tingkat produktivitas
dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja perusahaan untuk
mempertahankan produktivitas di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
sistem untuk mengetahui tingkat produktivitas dan sistem pendukung pengambilan
keputusan dalam menentukan langkah-langkah terbaik yang harus dilakukan. Di
Hotel Le Beringin, pengukuran kinerja dilakukan sebagai evaluasi yang sekaligus
dapat memberikan solusi dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan. Namun pada umumnya pengukuran kinerja hanya
didasarkan pada aspek financial, baik buruk kinerja didasarkan atas terpenuhi
atau tidaknya target dalam jangka waktu tertentu. Jika target tersebut tidak terpenuhi,
maka akan diadakan evaluasi aspek financial/budget yang dihadiri oleh pihak
manajemen hotel. Kondisi ini memperlihatkan bahwa pihak hotel melakukan
pengukuran terhadap kinerjanya hanya dari sisi aspek financial saja. Maka
diperlukan sebuah metode pengukuran kinerja yang tepat dan sekaligus dapat
memberikan solusi dalam pengambilan keputusan.
Solusi dari permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan metode OMAX
karena metode ini dapat mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting
dalam suatu bentuk matriks terpadu dan saling terkait satu sama lain, sehingga mudah
untuk dikomunikasikan. Dengan menggunakan OMAX, pihak manajemen dapat
dengan mudah menentukan kriteria apa yang akan dijadikan ukuran produktivitas.
Pada akhirnya pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas unit organisasi yang
menjadi tanggung jawabnya berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria.
Dengan demikian diharapkan sistem ini dapat membantu pihak perusahaan mengambil
keputusan dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Berdasarkan pemahaman
diatas, maka permasalahan yang diangkat adalah bagaimana merancang dan
membangun aplikasi Sistem Pendukung Keputusan terhadap produktivitas hotel
menggunakan metode OMAX, dimana objek penelitian adalah Hotel Le Beringin,
Salatiga. Adapun metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Waterfall
Model, dimana metode ini sifatnya sistematik dan sekuensial, dan menekankan tiap
tahap yang dilalui harus menanti tahap yang sebelumnya selesai dikerjakan [1].

131
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.2, Agustus 2013 : 101 - 200

2. Kajian Pustaka

Penelitian sebelumnya berjudul Analisa Pengukuran Kinerja dengan


Menggunakan Metode Performance Prism (studi kasus: PT. Petrokimia Gresik)
menjelaskan bahwa metode performance prism merupakan salah satu pengukuran
kinerja yang mempunyai lima sisi yang membentuk kerangka kerja tiga dimensi
berupa prisma segitiga. Hasil yang diperoleh adalah rekomendasi perbaikan yang
dapat dilakukan perusahaan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan
mempertimbangkan untuk melakukan langkah korektif [2]. Penelitian selanjutnya
yaitu Analisa Pengukuran Produktivitas Model Objective Matrix pada Departemen
Produksi Pabrik Furniture Garden (PT. Quartindo Sejati Furnitama), dapat
memberikan gambaran mengenai perkembangan produktivitas perusahaan dan
memberikan perbaikan yang menuju pada peningkatan produktivitas di masa datang.
Hasil yang diperoleh dalam penerapan model ini di Departemen Produksi PT.QSF
selama pengukuran tahun 2006 periode Januari–Agustus 2006 adalah penentuan
kriteria utama yang saat ini paling dominan, tingkat prestasi yang dilakukan selama
ini untuk setiap kriteria dari hasil tingkat prestasi ini (indeks), maka dapat dilakukan
analisa terhadap kriteria produktivitas yang sangat berpengaruh dalam hal ini dibatasi
untuk kriteria yang secepat mungkin untuk dilakukan perbaikan [3].
Hasil penelitian sebelumnya pada umumnya hanya meneliti satu departemen
saja dan belum ada aplikasi khusus yang digunakan untuk mengevaluasi produktivitas
secara keseluruhan, dengan mengukur nilai peningkatan produktivitas dari departemen
berbeda-beda. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan pihak hotel dapat mengetahui
peningkatan produktivitasnya dengan menggunakan metode OMAX yang memiliki
banyak kelebihan dan terbukti sebagai metode yang baik digunakan. Hasil
pengukuran produktivitas hotel akan membantu manajer untuk mengambil tindakan
dalam memperbaiki produktivitas perusahaan agar tetap bisa bersaing dengan
perusahaan yang lain.
Pada hakekatnya, makna dari produktivitas sering dipandang sebagai upaya
atau keinginan manusia untuk selalu meningkatkan kualitas hidupnya dengan
menggunakan sumber dayanya sekecil mungkin. Persaingan bisnis antar perusahaan
semakin ketat baik di pasar domestic maupun internasional pada era globalisasi di
abad ke-21 ini. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan pada industri jasa, produktivitas
sangat penting bagi perusahaan untuk dikelola dengan baik.
Produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performasi kualitas
dan hasil–hasil merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian,
produktivitas merupakan suatu kombinasi dari efektifitas dengan efisien [5]. David J
Sumanth memperkenalkan suatu konsep formal yang disebut sebagai siklus
produktivitas untuk dipergunakan dalam peningkatan produktivitas terus-menerus.
Ada empat tahap daur yang saling berkaitan dan berkesinambungan Berdasarkan
konsep produktivitas, secara formal program peningkatan produktivitas harus dimulai
melalui pengukuran produktivitas dari sistem industri itu sendiri. Apabila produktivitas
dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi
tingkat produktivitas itu untuk membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.

132
Produktivitas Hotel (Tanaamah, dkk)

Berdasarkan evaluasi produktivitas ini, selanjutnya dapat direncanakan kembali target


produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
dengan dilakukan peningkatan produktivitas terus menerus melalui siklus produktivitas
secara berkelanjutan. Apabila konsep peningkatan produktivitas ini dikaitkan dengan
profitabilitas perusahaan, dapat dibangun suatu strategi peningkatan produktivitas
dan profitabilitas perusahaan [5].
Menentukan hasil yang akan dicapai dengan menggambarkan efektivitasnya
dan bagaimana menggunakan sumber daya untuk mencapai hasil yang mengarah
pada efisiensi dan produktivitas merupakan gabungan antara efektivitas dan efesiensi.
Siklus produktivitas dibagi menjadi empat bagian: pengukuran produktivitas, evaluasi
produktivitas, perencanaan produktivitas, peningkatan produktivitas, pada Gambar
1.

Gambar 1 Siklus Produktivitas [5]

Gambar 1 menunjukkan siklus berkesinambungan dan berulang-ulang, sehingga


didapatkan hasil yang optimal yang diharapkan. Langkah awal dari siklus adalah
pengukuran produktivitas yang akan dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana hasil
yang telah dicapai sampai saat ini. Dari hasil evaluasi ini direncanakan langkah-
langkah untuk mencapai sasaran produktivitas yang lebih baik untuk jangka pendek
dan jangka panjang. Kemudian dilakukan tindakan-tindakan untuk mencapai sasaran
produktivitas yang telah ditetapkan [5].
Objective Matrix (OMAX) merupakan sistem pengukuran produktivitas
parsial yang dikembangkan guna memantau tingkat produktivitas pada setiap bagian
dalam perusahaan dengan menekankan pada krieteria produktivitas yang sesuai
dengan bagian tersebut (objective). Lebih jauh menurut Arman, OMAX memiliki
kegunaan sebagai sarana produktivitas; sebagai alat memecahkan masalah
produktivitas; dan alat pemantau pertubuhan produktivitas. Salah satu model
pengukuran produktivitas yaitu model OMAX (Objective Matrix) [6].
Keterangan bagian-bagian matriks sesuai dengan tabel OMAX adalah: 1)
Productivity criteria/kriteria produktivitas merupakan setiap aktivitas yang
menunjukkan nilai produktivitas ditetapkan dalam bentuk rasio; 2) Performance/
nilai pencapaian merupakan pengukuran dari performance suatu periode
dimasukkan pada bagian ini untuk keseluruhan kriteria; 3) Scales/skala merupakan
badan dari matriks disusun berdasarkan level nol sampai level sepuluh. Level nol
merupakan nilai performance terjelek dan nilai sepuluh adalah nilai pencapaian
optimal yang dapat terjadi; 4) Score/skor merupakan pada baris tepat di bawah
badan matriks, setiap nilai performance yang dicapai dikonversikan menjadi score
dari badan matriks; 5) Weight/bobot merupakan tingkat kepentingan pada setiap

133
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.2, Agustus 2013 : 101 - 200

kriteria ditunjukkan dari nilai bobot (weight) yang tertera. Jika kriteria itu dianggap
penting, maka akan diberi bobot yang lebih besar dari kriteria yang lain. Total bobot
keseluruhan adalah 100%; 6) Value/nilai merupakan nilai value untuk setiap kriteria
didapatkan dengan cara mengalikan bobot (weight) dengan nilai (score) pada setiap
criteria; dan 7) Performance Indicator merupakan penjumlahan dari setiap value
(weight scores) adalah nilai performance dari periode yang diukur (current) dan
index didapatkan dengan cara mengurangkan nilai periode yang diukur (current)
dengan nilai periode sebelumnya (previous) dibagi dengan nilai sebelumnya
(previous) lalu hasilnya dikalikan dengan 100%.
Model pengukuran produktivitas OMAX mengatasi masalah-masalah
kerumitan dan kesulitan pengukuran produktivitas dengan mengkombinasikan seluruh
kriteria produktivitas yang penting dalam suatu bentuk matriks yang terpadu dan
saling terkait satu sama lain. Metode ini dapat mengkombinasikan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif, dapat digunakan untuk mengukur seluruh aspek kinerja
yang dipertimbangkan dalam suatu unit kerja, indikator kinerja untuk setiap input
dan output didefinisikan dengan jelas, memasukkan pertimbangan pihak manajemen
dalam penentuan skor sehingga terkesan lebih fleksibel. Score Performance dari
badan OMAX (Objective Matrix) berkisar pada skala nol sampai sepuluh, berarti
ada 11 tingkat pencapaian untuk setiap indikator. Tabel matriks seperti pada Gambar
2.

Gambar 2 Tabel OMAX [4]

3. Perancangan OMAX Produkfitas Hotel

Data yang didapatkan dari lima departemen yaitu HRD (Human Resource
Development),Engineering,Front Office,Food and Beverage dan Housekeeping.
Job Description masing-masing departemen yaitu, Human Resources Development
adalah suatu departemen yang bertugas untuk mempersiapkan dan melaksanakan
kebijakan-kebijakan karyawannya, yaitu melayani seluruh karyawan untuk
meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan operasional security. Housekeeping
merupakan suatu departemen yang bertanggung jawab utama menjaga dan
memelihara kebersihan seluruh area hotel serta pengaturan tata ruang baik di dalam
hotel maupun di luar hotel beserta pemeliharaan perlengkapan dan equipment
pembersih serta lingkungan disekitarnya. Engineering merupakan bagian hotel yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi, pemeliharaan dan perbaikan seluruh

134
Produktivitas Hotel (Tanaamah, dkk)

instalasi, alat, mesin, bangunan, dan fasilitas hotel lainnya. Mengenai alat, mesin dan
instalasi yang menggunakan gas, listrik, dan air. Front Office merupakan salah satu
departemen hotel yang mempunyai tugas utama menjual (menyewakan) kamar
kepada tamu hotel. Oleh karena itu fungsi kantor depan harus memiliki atau berada
di lokasi yang strategis yaitu mudah dilihat dan diketahui oleh tamu. Sedangkan
Food & Baverage merupakan suatu departemen yang bertanggung jawab atas
penyediaan makanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tamu maupun
staff berdasarkan standart dari food cost yang dianggarkan dan juga bertugas
untuk meningkatkan penjualan produk dari hotel yaitu makanan dengan melakukan
promosi kepada para tamu.
Tabel 1 menunjukkan data-data yang didapatkan dari setiap departemen di
hotel. Data ini didapatkan dalam jangka satu tahun dan dikelompokkan per bulan.
Kemudian data-data tersebut ditetapkan dalam bentuk rasio sesuai dengan kriteria
tiap departemen. Perhitungan OMAX dapat dilihat pada Tabel 2, menunjukkan
perhitungan OMAX pada bulan Januari 2010 dengan total nilai 570. Nilai ini akan
dibandingkan dengan bulan Februari 2010 dan nilai perbandingan itu akan menjadi
indeks performasi, begitu seterusnya tiap bulan selama satu tahun.

Tabel 1 Data Departemen [6]

Tabel 2 Objective Matrix Hotel Le Beringin Januari 2010

Tabel 3 menunjukkan perhitungan OMAX pada bulan Februari 2010 dengan


total nilai 600. Nilai ini dibandingkan dengan bulan Januari 2010, nilai IP adalah
5,26. Hasil dari nilai IP menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kinerja pada bulan
Februari 2010 yaitu pada departemen Front Office dan Food and Bevarage.

135
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.2, Agustus 2013 : 101 - 200

Tabel 3 Objective Matrix Hotel Le Beringin Februari 2010

4. Perancangan Arsitektur Aplikasi

Gambar 3 Use Case Diagram Produktivitas Hotel

Aplikasi sistem pendukung keputusan untuk mengetahui produktivitas hotel


dengan menggunakan metode OMAX dibangun dengan menggunakan bahasa
pemograman Visual Studio 2008. Adapun spesifikasi dari pembuatan sistem
pengambilan keputusan dengan menggunakan metode OMAX, yakni Sistem Operasi
Windows XP Profesional, Visual Studio 2008 dengan bahasa pemograman
VB.NET, Basis Data SQL Server 2008. Sistem ini dibuat untuk dua pemakai dengan
akses yang berbeda-beda yakni user (operator) dan admin dimana manajer memiliki
hak akses yang sama dengan seorang admin. Adapun masing-masing hak akses
dari setiap pemakai dijelaskan pada Gambar 3. Pada Gambar 3 menyatakan usecase
diagram untuk mengetahui produktivitas hotel di Hotel Le Beringin. Dalam usecase
terdapat dua actor yaitu operator dan manajer, masing-masing actor memiliki
usecase tersendiri dan tugas.Operator dapat melakukan olah data yaitu tambah

136
Produktivitas Hotel (Tanaamah, dkk)

data, ubah data, dan hapus data. Manajer mempunyai wewenang untuk melakukan
perhitungan OMAX dengan memasukan nilai rasio tiap departemen, mengelolah
data user dan nilai bobot tiap departemen. Manajer juga dapat melihat hasil nilai
produktivitas sesuai dengan perhitungan OMAX.
Gambar 4, merupakan activity diagram operator yang menjelaskan bahwa
untuk mengakses aplikasi, operator harus melakukan login terlebih dahulu. User
name dan password akan diperiksa oleh sistem. Apabila salah maka sistem akan
kembali menampilkan tampilan login tapi apabila user name dan password benar
maka, operator dapat melakukan aktivitasnya sesuai pilihan menu. Operator
melakukan pengaturan pada departemen, periode, kriteria, range, dan rasio, semua
data yang dimasukkan, ditambah atau dihapus akan tersimpan dalam basis data.
Setelah itu operator melakukan logout.

Gambar 4 Activity Diagram Operator

Gambar 5, merupakan activity diagram manajer. Dalam activity ini dijelaskan


bahwa untuk mengakses aplikasi, manajer harus melakukan login terlebih dahulu.
User name dan password akan di periksa oleh sistem. Apabila salah maka sistem
akan kembali menampilkan tampilan login tapi apabila user name dan password
benar maka, manajer dapat melakukan aktivitasnya sesuai pilihan menu. Manajer
dapat melakukan pengaturan pada departemen, periode, kriteria, range, rasio, bobot,
dan juga dapat melihat hasil produktivitas hotel. Semua data yang dimasukan,
ditambah atau dihapus akan tersimpan dalam basis data. Setelah itu manajer
melakukan logout.

Gambar 5 Activity Diagram Manajer

137
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.2, Agustus 2013 : 101 - 200

Diagram kelas (class diagram) memberikan gambaran/diagram statis tentang


sistem/perangkat lunak dan relasi-relasi yang ada di dalamnya.Gambar 6 merupakan
Class Diagram dari tabel basis data. untuk produktivitas hotel. Tabel produktivitas
ada sembilan tabel yaitu Tbl_Bobot, Tbl_Dept, Tbl_Dept_Kriteria, Tbl_Rasio,
Tbl_Kriteria, Tbl_OMAX, Tbl_Periode, Tbl_Range dan Tbl_User.

Gambar 6 Class Diagram

5. Implementasi dan Pengujian Sistem

Uji coba aplikasi dilakukan dengan melakukan pemasukan data pada form
operator maupun admin (manajer). Untuk dapat mengakses sistem ini user harus
melakukan login seperti yang terlihat pada Gambar 8. Selanjutnya apabila login
berhasil, maka dapat user akan mengakses form berdasarkan status sebagai
operator atau sebagai manajer.

Gambar 7 Form Login

138
Produktivitas Hotel (Tanaamah, dkk)

Gambar 7 merupakan halaman Login untuk memulai menggunakan aplikasi


maka sebelumnya harus melakukan login. Dalam aplikasi ini status dibagi menjadi
dua yaitu sebagai admin dan sebagai user yang memiliki wewenang masing-masing.
Jika statusnya sebagai admin maka semua proses dalam aplikasi dapat dilakukan,
tapi sebaliknya jika dia sebagai user maka ada beberapa proses yang tidak bisa
diakses.

Gambar 8 Form Menu Utama

Gambar 8 merupakan halaman utama dimana disediakan Menu Strip yang


mengarahkan admin dan operator untuk memilih tab yang diinginkan. Misalnya
manajer memilih master maka akan ada tujuh pilihan yaitu master User, Periode,
Kriteria, Departemen, Departemen Kriteria, Range dan Rasio.Contoh apabila
manajer memilih master Departemen, maka akan tampil seperti pada Gambar 9.
Di dalam form departemen yang dipilih maka pertama kali akan muncul tampilan
data departemen. Kemudian ada beberapa tools yaitu New, Save, dan Delete.
Kode Program 1 merupakan perintah program untuk menampilkan form master
departemen. Pada baris satu sampai tiga menjelaskan pada saat user memilih
dapartemen pada Tool Strip Menu Item.

Gambar 9 Form Master Departemen

Kode Program 1 Perintah Menampilkan Form Depertamen

139
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.2, Agustus 2013 : 101 - 200

Gambar 10 memperlihatkan mengenai perhitungan OMAX pada Sistem.


Dimana perhitungan ini didasari data-data yang dimiliki oleh Hotel Le Beringin,
Salatiga. Gambar 10 merupakan form Proses OMAX untuk melihat proses OMAX
sesuai dengan data-data yang telah diisi.

Gambar 10 Form Proses OMAX

Kode Program 3 menjelaskan perulangan pada baris satu sampai dua nilai k
sebagai Performance 10 sampai ke 0 dengan dikurangi -1 tiap tahap. Baris ketujuh
sampai dengan baris ke-16 merupakan perintah untuk melakukan pencocokan nilai
evaluasi dengan batasan nilai performance yang telah didistribusi berdasarkan nilai
tertinggi dan nilai terendah. Apabila kondisi terpenuhi maka akan keluar dari fungsi
pengecekan. Kondisi terpenuhi jika nilai evaluasi mendekati nilai performance yang
telah ditentukan. Perintah baris ke-19 sampai dengan baris ke-23 merupakan perintah
untuk melakukan insert atau update data untuk hasil perhitungan OMAX. Nilai
dari perhitungan ini disimpan pada tabel sehingga apabila user mau melihat hasil
perhitungannya dapat langsung dilihat pada basisdata tanpa harus melakukan
perhitungan kembali melalui aplikasi.
Kode Program 3 Form Proses OMAX

Berdasarkan hasil perhitungan, maka Gambar 11 memperlihatkan form


laporan untuk melihat laporan sesuai dengan hasil pada proses OMAX. Gambar 11

140
Produktivitas Hotel (Tanaamah, dkk)

merupakan form laporan untuk melihat laporan sesuai dengan hasil pada proses
OMAX. Hasil perhitungan diimplentasikan melalui grafik dari besarnya harga indeks
produktivitas di atas dapat dibandingkan harga indeks produktivitas bulanan jika
perbandingan dihitung berdasarkan dengan periode bulan sebelumnya, maka dapat
dibandingkan prestasi perusahaan yang tertinggi dan prestasi perusahaan terendah,
hal ini terjadi karena terjadi penurunan nilai pada beberapa departemen yang
mempengaruhi produktivitas hotel.

Gambar 11 Form Laporan

Kode Program 4 digunakan untuk mengatur laporan sesuai dengan pilihan


laporan yang diinginkan, ada tiga yaitu berdasarkan evaluasi, departemen dan periode.
Pada baris kedua menjelaskan jika user memilih penilaian departemen secara
keseluruhan maka yang akan dieksekusi selanjutnya adalah perintah pada baris
keempat yang akan memanggil laporan pada drive E di dalam file Laporan.
Kode Program 4 Form Laporan

Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi sistem, maka pada bagian


ini akan dilakukan uji aplikasi yang didasarkan pada ketiga aspek yaitu pengujian
user, pengujian perancangan, dan pengujian berdasarkan perhitungan manual. Hasil
pengujian aplikasi sistem pendukung keputusan di Hotel Le Beringin Salatiga dengan
menggunakan metode OMAX sudah memenuhi kebutuhan hotel. Sesuai dengan

141
Jurnal Teknologi Informasi-Aiti, Vol. 10. No.2, Agustus 2013 : 101 - 200

hasil wawancara yang dilakukan pada hari Rabu, 13 April 2011 dengan Bapak Tito
selaku Human Resource Manager di Hotel Le Beringin yang menyatakan bahwa
“Aplikasi untuk mengetahui nilai produktivitas perusahaan masih sangat jarang
ditemukan dan juga kasus yang menarik untuk dipelajari, khususnya untuk Hotel Le
Beringin belum memiliki sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan untuk
mengetahui produktivitas hotel. Dengan melihat kegunaan aplikasi dan pengujian
yang dilakukan maka aplikasi tersebut telah memenuhi kebutuhan Hotel Le Beringin.”
Dari pernyataan tersebut dikatakan bahwa aplikasi untuk mengetahui nilai
produktivitas masih jarang ditemukan dan juga menarik untuk dipelajari. Pernyataan
tersebut menjadi kelebihan untuk aplikasi yang telah dibuat, bukan hanya itu aplikasi
ini dapat dikembangkan lagi sehingga dapat menjadi aplikasi yang lebih baik dari
penelitian sebelumnya. Disisi lain, pihak hotel belum memiliki aplikasi untuk penilaian
produktivitas hotel. Pernyataan tersebut merupakan penjelasan bahwa pihak hotel
akan menggunakan aplikasi produktivitas karena aplikasi dapat membantu pihak
hotel dalam menganalisis perkembangan kinerja perusahaan. Aplikasi juga dinilai
memiliki tampilan yang sederhana dan mudah untuk digunakan.Wawancara
selanjutnya dengan manajer yaitu mengenai penggunaan aplikasi yang telah dibuat.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa walaupun desain aplikasi
mudah dan sederhana tapi tetap memerlukan pelatihan.
Disisi lain, ditinjau dari sisi perancangan maka hasil pengujian aplikasi dengan
perancangan awal sudah dibuktikan pada implemetasi tabel yang sesuai dengan
rancangan tabel yang telah dibuat terlebih dahulu, hal ini dapat dilihat jumlah yang
sama antara jumlah tabel yang ada pada aplikasi dengan jumlah tabel dalam tahap
perancangan. Perubahan pada tabel hanya pada tipe data yang menyesuaikan dengan
data yang akan dimasukkan oleh user. Pada perancangan arsitektur desain
menggunakan UML (Unified Modeling Language) juga telah dibuktikan sama
seperti alur dalam aplikasi.
Sedangkan pada implementasi dalam aplikasi antarmuka mengalami perubahan
yaitu terdapat lima menu strip yang terdiri dari master (periode, departemen, kriteria,
departemen kriteria, range, dan rasio), Delete All data dimana tab ini ada beberapa
pilihan (Delete All Departemen, Delete All Periode, Delete All Kriteria, Delete All
Dept Kriteria, Delete All Range, Delete All Bobot, Delete All Rasio dan Delete
All Omax), Proses (master bobot dan perhitungan OMAX), laporan yang dibagi
menjadi empat bagian (berdasarkan evaluasi, berdasarkan departemen, berdasarkan
periode dan indeks), yang terakhir ada tab logout untuk keluar dari aplikasi.
Dengan menggunakan aplikasi metode OMAX maka akan mempermudah
hotel dalam menghitung nilai produktivitas perusahaannya tanpa harus menghitung
secara manual. Hasil pengujian aplikasi dengan perhitungan OMAX manual telah
dibuktikan dengan menghasilkan nilai produktivitas yang sama pada nilai produktivitas
setiap bulan baik itu pada aplikasi maupun perhitungan manualnya. Pada aplikasi
nilai produktivitas dan indeks diimplementasikan pada grafik agar manajer atau user
lebih mudah menganalisis hasil perhitungan dengan menggunakan metode OMAX
(nilai produktivitas).

142
Produktivitas Hotel (Tanaamah, dkk)

6. Simpulan

Pada umumnya aplikasi mengenai produktivitas masih jarang ditemukan


khususnya dengan menggunakan metode OMAX. Metode OMAX memiliki
keuggulan dari metode-metode yang lain karena merupakan metode yang sangat
mudah dipahami dan sederhana dalam penggunaanya karena dalam penggunaan
nya OMAX mudah dilaksanakan. Aplikasi ini dibuat dengan menyesuaikan kebutuhan
perusahaan atau hotel lain, sehingga dibuat fleksibel dengan masalah yang dihadapi
oleh perusahaan atau hotel yang ingin mengetahui nilai produktivitas perusahaan
atau hotel pada umumnya. Namun penerapan produktivitas harus didukung oleh
beberapa aplikasi yang dapat menjawab kebutuhan hotel atau perusahaan untuk
mengetahui nilai produktivitas perusahaan. Banyak metode yang digunakan untuk
mengetahui nlai produktivitas salah satunya metode OMAX, karena memiliki
kelebihan yaitu menggabungkan penilaian produktivitas pada beberapa departemen
yang berbeda. Dimana penilaian terhadap beberapa departemen yang berbeda
dilakukan secara bersama-sama dalam satu proses perhitungan. Dengan
menggunakan aplikasi sistem pendukung keputusan metode OMAX, maka pihak
hotel atau perusahaan jasa dapat mengetahui tingkat produktivitas hotel mereka dan
dapat meningkatkan kinerja pada departemen-departemen yang mengalamani
kemunduran dalam kinerja.

7. Daftar Pustaka

[1] Alter, S. Decision Support Systems : Current Practice and Continuing


Challenges. Reading, Mass. : Addison-Wesley Pub., 1980. 316 p. ISBN 0-
201-00193-4. Hotel Le Beringin, Performance Apparsial, Salatiga : HRD
[3] Kholil, M. Dan Yogaswara, Y. 2009. Analisa Pengukuran Produktivitas
Model Objective Matrix Pada Departemen Produksi Pabrik Furniture Garden
PT. Quartindo Sejati Furnitama. http://research.mercubuana.ac.id/proceeding/
-Produktivitas-Model-Objective-Matrix.pdf. Diakses tanggal 15 Maret 2011.
[2]. Arianto. Zusan, E dan Partiwi G, S. 2008. Analisa Pengukuran Kinerja dengan
Menggunakan Metode Performance Prisma (Studi Kasus: PT. Petrokimia
Gresik). http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-11028-Paper.pdf.
Diakses tanggal 15 Maret 2011.
[4] Prasetyo, E. Dan Wahyudin, M. Pengaruh Kepuasan dan Motivasi Kerja
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Riyadi Palace Hotel, di Surakarta,
http://eprints.ums.ac.id. Diakses 16 Februari 2012.
[5] Gasperz, V. 1998. Manajemen produktivitas Total: Strategi Peningkatan
Produktivitas Bisnis Global, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
[6] Arman, H. N. 2006. ManajemenIndustri. Yogyakarta: Penerbit Andi.

143

Anda mungkin juga menyukai