Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan merupakan elemen yang sangat penting dan
berpengaruh terhadap peningkatan seluruh aspek dalam system pelayananan kesehatan bagi
seluruh lapisan masyarakat (Saputra, M., dkk. 2015).
Sumber daya manusia kesehatan yaitu berbagai jenis tenaga kesehatan klinik maupun
non klinik yang melaksanakan upaya medis dan intervensi kesehatan masyarakat (Salamate,
G. A., dkk. 2014).
SDM Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis
dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat
dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan
(KEMENKES, 2009).
Salah satu faktor yang mempengaruhi turn over adalah kepuasan kerja. Apabila
kepuasan kerja karyawan terhadap pekerjaannya rendah, maka karyawan tersebut
berpotensi untuk keluar dari pekerjaannya. Salah satu upaya untuk menurunkan angka turn
over adalah dengan cara meningkatkan kepuasan kerja yang dapat dicapai dengan
memperhatikan faktor-faktor yang membentuknya. Menurut teori Herzberg, kepuasan
kerja disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor
yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, yaitu prestasi, kompetensi, pengakuan,
tanggung jawab, dan pengembangan untuk maju. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang
berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan yaitu gaji, rasa aman, lingkungan kerja, rekan
kerja serta hubungan atasan dan bawahan (Nandita I.F.,2014).
Hasil penilaian kinerja dapat juga dijadikan bahan evaluasi untuk pemerintah,
Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/ kota, dan dapat
dipertahankan sebagai dasar pemberian penghargaan bagi SDM puskesmas. Penghargaan
dapat diberikan dalam bentuk finansial (insentif) dan non finansial (KEMENKES, 2009).
SKN tahun 2009 telah mengidentifikasi permasalahan strategis SDM kesehatan yang dihadapi
saat ini dan ke depan yaitu sebagai berikut : (Kurniati, A. 2012)
Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran Program Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan sesuai Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019 yaitu kegiatan
perencanaan dan pendayagunaan SDM kesehatan. Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya
perencanaan dan pendayagunaan SDM kesehatan. Indikator pencapaian sasaran adalah jumlah
tenaga kesehatan yang didayagunakan difasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 24.000 orang
(Mujiati,2016).
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
(Permenkes nomor 36 tahun 2014)
Asisten Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang
kesehatan di bawah jenjang Diploma Tiga. (Permenkes nomor 36 tahun 2014)
Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia adalah lembaga yang melaksanakan tugas secara
independen yang terdiri atas konsil masing-masing tenaga kesehatan. (Permenkes nomor 36
tahun 2014)
Tenaga Kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga
medis.
a. tenaga medis (dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis)
b. tenaga psikologi klinis (psikologi klinis)
c. tenaga keperawatan (jenis perawat)
d. tenaga kebidanan (bidan)
e. tenaga kefarmasian (apoteker dan tenaga teknis kefarmasian)
f. tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan
ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan kebijakan
kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan reproduksi dan
keluarga)
g. tenaga kesehatan lingkungan (tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan
mikrobiolog kesehatan)
h. tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien)
i. tenaga keterapian fisik (fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur)
j. tenaga keteknisian medis (perekam medis dan informasi kesehatan, teknik
kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi,
penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis)
k. tenaga teknik biomedika (radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik,
fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik)
l. tenaga kesehatan tradisional; (tenaga kesehatan tradisional ramuan dan tenaga
kesehatan tradisional keterampilan)
m. tenaga kesehatan lain. (ditetapkan oleh Menteri)
Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR. STR
diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.
Persyaratan meliputi:
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Dalam menjalankan praktik, Tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan langsung kepada
Penerima Pelayanan Kesehatan harus melaksanakan upaya terbaik untuk kepentingan
Penerima Pelayanan Kesehatan dengan tidak menjanjikan hasil.
Persetujuan sebagaimana dimaksud dapat diberikan, baik secara tertulis maupun lisan. Setiap
tindakan Tenaga Kesehatan yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
LO 3. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Tenaga Medis
- Knowledge
Dari gambar hubungan kompetensi di atas terlihat bahwa pengetahuan merupakan input
utama karakteristik personal (kompetensi) yang perlu dikembangkan untuk
meningkatkan kinerja (Misnaniarti, 2010).
- Skill
Skill (keterampilan) adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental.
Kompetensi keterampilan mental atau kognitif meliputi pemikiran analitis (memproses
pengetahuan atau data, menentukan sebab dan pengaruh, mengorganisasi data dan
rencana) serta pemikiran konseptual ( pengenalan pola data yang kompleks). Kata
keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah
kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar (Misnaniarti, 2010).
- Ability
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat
dilakukan seseorang. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapan seorang individu
dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu
(Misnaniarti, 2010).
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit perlu diperhatikan tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu. Peningkatan mutu pelayanan akan
berhubungan juga dengan peningkatan kualitas SDM sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan tersebut. Peningkatan kualitas SDM harus dilakukan mulai dari tahap persiapan
hingga pemanfaatan. Pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan di era desentralisasi
mencakup tigaunsur utama, yaitu perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan SDM kesehatan
(Misnaniarti, 2010).
Perencanaan tenaga kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah dan kualifikasi
tenaga sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sehingga dari kalimat ini jelas sudah
bahwa dalam pemilihan tenaga kesehatan di suatu instansi harus memperhatikan analisis situasi
pembangunan kesehatan di wilayah tersebut, jangan sampai jumlah tenaga yang ada itu kurang
atau malah overkuantitas. Perencanaan SDM kesehatan meliputi perencanaan kebutuhan SDM
kesehatan,perencanaan program SDM kesehatan, analisa dan desain pekerjaan, dan sistem
informasi SDM kesehatan. Perencanaan SDM selama ini masih dilakukan terutama
berdasarkan kebutuhan pemerintah, kurang memperhatikankebutuhan dan potensi masyarakat
(organisasi profesi, LSM, swasta dan pengobatan tradisional). Selain itu kurang berorientasi
pada paradigma sehat dan pengaruh globalisasi serta kebutuhan spesifik daerah (Misnaniarti,
2010).
Pengadaan SDM
Pengadaan tenaga kesehatan dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
yaitu upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai dengan jenis, jumlah dan kulifikasi
yang telah direncanakan serta peningkatan kemampuan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan (Misnaniarti, 2010).
Pendayagunaan SDM
Jejaring adalah mekanisme kerjasama adanya hubungan kerja sama yang dilakukan
pihak Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Apotek dalam hal pelayanan kefarmasian
jika Faskes tingkat pertama tidak mempunyai sarana kefarmasian (Nugraha, E.C. 2014).
Mekanisme jejaring bertujuan untuk memperoleh fasilitas kesehatan tingkat pertama
yang berkomitmen dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif termasuk
pelayanan kefarmasian melalui penerapan kolaborasi profesi dokter dan apoteker (Nugraha,
E.C. 2014).
Landasan hukum untuk penerapan konsep jejaring fasilitas kesehatan tingkat
pertama dengan Apotek (Nugraha, E.C. 2014). :
Budiharto. 2004. Kemampuan Dokter Gigi Dalam Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas
dan Rumah Sakit. Journal Dentistry Indonesia ;11 (1):40-43
KEMENKES RI Nomor 857/Menkes/SK/IX/2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Sumber
Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas. RI
Kurniati, A., Ferry E. 2012. Buku Kajian Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia.
Jakarta : Salemba Medika
Mujiati, Yuniar, Yuyun. 2016. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Delapan
Kabupaten-Kota di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Jl. Percetakan Negara No. 29
Jakarta 10560, Indonesia
Misnaniarti. 2010. Aspek Penting Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia (Sdm) Kesehatan Di Era Desentralisasi. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat :
Vol 1, no 1 Hal: 12-19
Nandita I.F. 2014. Faktor Pembentuk Kepuasan Kerja Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit.
Malang : Jurnal Kedokteran Brawijaya. Vol. 28, No. 1
Nugraha, E.C. 2014. Buku Pedoman Praktis Jejaring Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(DPP) dengan Apotek. BPJS Kesehatan.
Salamate, G.A., dkk. 2014. Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Vol. 4 (4). Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Saputra, M., dkk. 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Program Jaminan Kesehatan Nasional
dari Aspek Sumber Daya Manusia Pelaksana Pelayanan Kesehatan. Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat.
Suaedi, Falih. 2017. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam Rangka
Meningkatkan Pelayanan di Rumah Sakit Haji Surabaya. Al Tijarah: Vol. 3, No. 1, Hal:
79-102.
Tono, Djuwantono. 2012. Peran Dokter Spesialis Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Subbagian Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran UNPAD/Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin : Bandung