Anda di halaman 1dari 14

BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sebagai sebuah negara berkembang, saat ini Indonesia masih


mengandalkan impor bahan-bahan industri kimia untuk memenuhi kebutuhan
proses produksi industri kimia dalam negeri. Salah satu bahan kimia yang diimpor
adalah benzaldehyde. Benzaldehyde adalah produk turunan cinnamaldehyde yang
memiliki daya tarik yang tinggi untuk diproduksi massal. Benzaldehyde
merupakan salah satu bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam industri
kimia. Benzaldehyde umumnya digunakan sebagai flavoring agent pada industri
makanan dan minuman, pemberi aroma wangi pada industri sabun, parfum,
industri pewarna tekstil alami, industri bahan aditif plastik kosmetik dan
pembuatan obat-obatan di industri farmasi

Kebutuhan benzaldehyde di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 42,062 ton


(BPS Indonesia, 2016). Berdasarkan data tersebut, maka pendirian pabrik
ammonium klorida di Indonesia memiliki prospek yang cerah dan sangat strategis.
Produk yang dihasilkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Selain pertimbangan di atas, pendirian pabrik ini juga didasarkan pada hal-
hal sebagai berikut:

1. Membantu pabrik-pabrik di Indonesia yang menggunakan bahan baku


benzaldehyde, karena selain harganya lebih murah, kontinuitas bahan baku
juga akan terjaga.

2. Penggunaan bahan baku natrium klorida dan ammonium sulfat yang


dengan mudah dapat diperoleh di dalam negeri.

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan


Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida
I-1
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

3. Pembangunan pabrik benzaldehyde ini juga dapat menghemat sumber


devisa negara untuk mengekspor benzaldehyde dan menambah devisa
negara dari ekspor.

4. Membuka lapangan kerja baru dalam rangka turut memberikan lapangan


kerja dan pemerataan perekonomian

5. Meningkatkan daya saing bangsa

6. Dapat merangsang pertumbuhan industri hilir yang menggunakan


benzaldehyde sebagai bahan bakunya sehingga dapat meningkatkan devisa
negara.

Karena banyaknya kegunaan benzaldehyde untuk bahan baku industri di


Indonesia maka bisa diperkirakan kebutuhan benzaldehyde akan terus meningkat
sesuai dengan pertumbuhan industri-industri yang menggunakannya,sehingga
pendirian pabrik benzaldehyde sangat diperlukan.

I.2. Sejarah Benzaldehyde

Ammonium klorida merupakan senyawa anorganik dengan rumus molekul


NH4Cl yang berwujud padatan kristal berwarna putih. Secara historis, pembuatan
ammonium klorida dapat dihubungkan dengan kelahiran industri soda dan amonia
sintetis (Kirk-Othmer, 1978). Pada mulanya ammonium klorida diproduksi agar
dapat digunakan sebagai pupuk, namun saat ini penggunaan nya semakin meluas.

Ammonium klorida pertama kali diproduksi di Mesir dan Eropa pada abad
ke 13. Sedangkan proses pembentukannya secara alami terjadi di hampir seluruh
wilayah gunung berapi. Partikel kristal ammonium klorida dihasilkan dari reaksi
kimia antara komponen vulkanik, gas asam klorida, dan vegetasi kaya nitrogen
yang ditemukan di tanah dan sedimen di sekitar gunung berapi. Gunung Vesuvius
di Italia merupakan salah satu lokasi vulkanik paling penting tempat terbentuknya
ammonium klorida secara melimpah.

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan


Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida
I-2
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

Senyawa ini juga dapat dibuat secara sintetis dari gelembung gas amonia
dalam air. Reaksi tersebut akan membentuk ammonium hidroksida yang
kemudian dikombinasikan dengan asam klorida untuk menghasilkan ammonium
klorida.

Ammonium klorida diproduksi oleh beberapa industri, seperti J.T. Baker


Chemical Co. , Pennsalt Chemicals Corp , Pittsburgh Coke and Chemical Co. ,
dan E.I. du Pont de Nemours & Co,Inc.

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan


Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida
I-3
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

I.3. Material Safety Data Sheet (MSDS)

Parameter Nama Bahan Kimia


No dalam
Ammonium Sulfat Natrium Klorida
MSDS
1 Sifat fisis Berat molekul: 132,14 g/mol Berat molekul: 58,44 g / mol
dan kimia Rumus molekul: (NH4)2SO4 Rumus molekul: NaCl
Keadaan fisis: padat (kristal) Keadaan fisis: padatan kristalin, serbuk
Warna: Abu-abu keputihan Warna: putih
Bau: tidak berbau Bau: sedikit berbau
Titik leleh: 280oC (536oF) Titik didih: 1413oC (2575,4oF)
Specific gravity: 1,77 Specific gravity: 2,165
Kelarutan: larut dalam air dingin, tidak larut Kelarutan: mudah larut di air dingin, panas. Larut dalam
dalam aseton gliserol dan amonia. Agak larut dalam alkohol.Tidak larut
dalam hydrochloric acid.
2 Bahaya Dapat terbakar dan meledak dengan adanya Keterangan khusus tentang bahaya kebakaran yakni ketika
kebakaran material pengoksidasi dipanaskan sampai dekomposisi memancarkan asap
dan ledakan beracun.
Keterangan khusus tentang bahaya ledakan yakni
elektrolisis natrium klorida di hadapan senyawa nitrogen
untuk menghasilkan klorin dapat menyebabkan
pembentukan peledak nitrogen triklorida. Reaksi

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-
Natrium Klorida
I-4
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

berpotensi meledak dengan dichloromaleic anhydride +


urea.
3 Data Jika tertelan, jangan memaksakan muntah. Jika terkena mata, segera basuh mata dengan air yang
Kesehatan Longgarkan pakaian. Mencari perhatian medis banyak selama kurang lebih 20 menit
segera.
Jika terkena mata, segera basuh mata dengan air Jika terkena kulit, cuci dengan menggunakan sabun, dan
yang banyak selama kurang lebih 20 menit oleskan emollient
memegang kelopak mata terbuka. Panggil
dokter segera.
Jika terkena kulit, cuci dengan menggunakan Jika terhirup, bersihkan sumber kontaminasi atau
sabun disinfektan, dan oleskan cream antibakteri memindahkan korban ke udara segar. Berikan oksigen
melalui masker wajah jika sulit bernapas. Jika korban telah
berhenti bernapas mulai memberi napas buatan.
Jika terhirup, bersihkan sumber kontaminasi Jika tertelan, jangan memaksakan muntah. Longgarkan
atau memindahkan korban ke udara segar. pakaian. Mencari perhatian medis segera.
Berikan oksigen melalui masker wajah jika sulit
bernapas. Jika korban telah berhenti bernapas
mulai memberi napas buatan.
4 Penangan Ventilasi yang cukup. Tindakan pencegahan yakni Jangan ditelan, terhirup
dan Simpan di tempat yang sejuk debunya, hindari kontak dengan mata, gunakan pelindung
Penyimpanan Jauhkan dari panas. diri. Jika tertelan segera hubungi petugas medis.

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-
Natrium Klorida
I-5
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

Jauhkan dari sumber api Penyimpanan yakni simpan wadah di tempat yang sejuk
Simpan dalam wadah yang tertutup rapat dan berventilasi cukup. Simpan wadah tertutup rapat dan
disegel sampai siap untuk digunakan.
5 Stabilitas dan Stabil Stabil
reaktivitas Sangat reaktif dengan agent pengoksidasi, Ketidakcocokan dengan berbagai zat: Reaktif dengan agent
reaktif dengan alkali. pengoksidasi, metal dan asam
Tidak korosif terhadap kaca Tidak korosif terhadap logam dan kaca
6 Informasi Rute masuk: Terhirup, tertelan Rute masuk : Terhirup dan tertelan
Toksisitas
Dapat menyebabkan kerusakan organ: ginjal, Efek kronis pada manusia : bersifat mutagen, efeknya
selaput lendir, kulit, gigi. mutagenic dari mamalia somatic sel. Mutagen dari bakteri
dan ragi.
Sangat berbahaya jika terjadi inhalasi (korosif Efek beracun lain pada Manusia : Tidak terlalu bahaya jika
paru). Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit terkena kulit, dihirup dan ditelan.
(iritan). Berbahaya jika terjadi kontak kulit
(korosif, permeator), kontak mata (korosif).
Data toksisitas terhadap hewan : Oral (tikus): Data toksisitas terhadap hewan : Toksisitas oral akut
640mg/kg iritasi parah. LD50 : (Tikus) Dosis 3000 mg/kg;
LDL(kelinci): 3500 mg/kg-rute:oral; dosis letal Toksisitas dermal akut LD 50 kelinci) Dosis >10000mg/kg

Toksisitas akut debu (LC50):> 42000 mg/m3 1 jam (tikus).

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-
Natrium Klorida
I-6
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

No Parameter Nama Bahan Kimia


dalam
Ammonium Klorida Natrium Sulfat
MSDS
1 Sifat fisis Berat molekul: 53,49 g/mol Berat molekul: 142,06 g/mol
dan kimia Rumus molekul: NH4Cl Rumus molekul: Na2SO4
Keadaan fisis: Padatan (bubuk kristal padat) Keadaan fisis: Padat (Kristal padat, Kristal bubuk, padatan
Granular, padatan bubuk)
Warna: putih Warna: Tak berwarna
Bau: tidak berbau Bau: tidak berbau
Titik leleh: 520OC (968OF) Titik leleh: 888oC (1630,4oF)
Specific gravity: 1,53 Specific gravity: 2,671
Kelarutan: Larut dalam air dingin, air panas. Kelarutan: larut dalam air dingin, hydrogen iodide, gliserol.
Tidak larut dalam dietil eter, aseton. Tidak larut dalam alkohol
2 Bahaya Tidak mudah terbakar Tidak mudah terbakar
kebakaran
dan
ledakan
3 Data Jika tertelan, jangan memaksakan muntah. Jika terhirup, segera memindahkannya ke tempat dengan
Kesehatan Longgarkan pakaian. Mencari perhatian medis udara segar. Jika pasien telah berhenti bernapas, segera
segera. mulai pernapasan buatan atau menggunakan resuscitator

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-
Natrium Klorida
I-7
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

Jika terkena mata, segera basuh mata dengan air Jika terkena kulit, cuci dengan air yang banyak selama
yang banyak selama kurang lebih 20 menit minimal 15 menit karena dapat mengiritasi kulit dan
memegang kelopak mata terbuka. Panggil dokter menyebabkan cedera kimia.Oleskan emollient pada kulit
segera. yang teriritasi. Jika iritasi berlamjut, cuci dengan air dingin

Jika terkena kulit, cuci dengan menggunakan Jika terkena mata, segera cuci mata segera basuh mata
sabun disinfektan, dan oleskan cream antibakteri dengan air yang banyak selama kurang lebih 20 menit
memegang kelopak mata terbuka. Panggil dokter segera.
Jika terhirup, bersihkan sumber kontaminasi atau Jika tertelan, jangan memaksakan muntah. Longgarkan
memindahkan korban ke udara segar. Berikan pakaian. Mencari bantuan medis segera.
oksigen melalui masker wajah jika sulit
bernapas. Jika korban telah berhenti bernapas
mulai memberi napas buatan.
4 Penangan Kontainer kosong menimbulkan resiko Jangan ditelan, terhirup debunya, hindari kontak dengan
dan kebakaran. Jangan menelan. Jangan menghirup mata, gunakan pelindung diri. Simpan di tempat terpisah
Penyimpan debu. Jika tertelan, segera dapatkan saran medis dan disetujui. Simpan wadah di tempat yang sejuk,
an segera, dan tunjukkan wadah atau label berventilasi baik.
Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Simpan wadah tertutup rapat dan tersegel sampai siap
Penyimpanan: Simpan wadah tertutup rapat. untuk digunakan di tempat dengan ventilasi cukup.
Simpan wadah di tempat yang sejuk, berventilasi
baik. Jangan simpan di atas 25°C (77°F).
5 Stabilitas Stabil. Stabil

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-
Natrium Klorida
I-8
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

dan Ketidakcocokan dengan berbagai zat: Reaktif Ketidakcocokan dengan berbagai zat: Reaktif dengan agen
reaktivitas dengan agen pengoksidasi, asam dan alkali pengoksidasi dan logam
Sangat korosif terhadap tembaga, korosif Tidak korosif terhadap kaca
terhadap baja dan stainless steel . Sedikit korosif
terhadap aluminium.
6 Informasi Rute masuk : Terhirup dan tertelan Rute masuk : Terhirup dan tertelan
Toksisitas Keracunan untuk hewan: Oral akut toksisitas Efek kronis pada manusia : -
(LD50):> 1300 mg / kg [Rat].
Efek beracun lain pada Manusia : sedikit iritasi pada kulit
dan sedikit beracun jika ditelan dan dihirup
Data toksisitas terhadap hewan : Toksisitas oral akut
LD50 : (Tikus) Dosis 5989 mg/kg

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-
Natrium Klorida
I-9
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

I.4. Penentuan Kapasitas Produksi Pabrik


Dalam perancangan kapasitas rancangan pabrik ammonium klorida ada
beberapa pertimbangan:
1. Ketersediaan bahan baku
Dalam pendirian suatu pabrik, perlu dipertimbangkan pemilihan proses
serta ketersediaan bahan baku dalam negeri, sehingga dapat memudahkan kinerja
pabrik dan proses produksi dapat berjalan dengan baik. Adapun bahan baku untuk
memproduksi ammonium klorida dapat dipenuhi oleh beberapa perusahaan
domestik, yakni sebagai berikut:
 Ammonium sulfat sebagai bahan baku diperoleh dalam bentuk pupuk
ZA dengan kadar ammonium sulfat sekitar 98%. Pupuk tersebut
diproduksi dengan kapasitas sebesar 827.225 ton pada tahun 2013
(Annual Year PT. Pupuk Indonesia 2013), sehingga pupuk ZA tersebut
berpotensi untuk diperoleh dari salah satu anak perusahaan PT. Pupuk
Indonesia yaitu PT Petrokimia Gresik yang terletak di Gresik, Jawa
Timur.
 Natrium klorida sebagai bahan baku diperoleh dengan kemurnian sekitar
95%. Garam tersebut dapat diperoleh di Indonesia, dengan kapasitas
produksi sebesar 2.473.716 ton pada tahun 2012 dari program
Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) sebesar 2.020.109 dan
beberapa pabrik garam di Indonesia, diantaranya PT.Garam yang
berkapasitas 385.000 ton , PT Cheetam Garam Indonesia, dan lain-lain.
(ANTARANEWS.com)
2. Kebutuhan ammonium klorida dalam negeri
Di Indonesia hingga saat ini belum ada pabrik ammonium klorida.
Kebutuhan ammonium klorida selama ini didapat melalui impor. Berdasarkan
data impor ammonium klorida di Indonesia, dapat diketahui bahwa pada tahun
2013, Indonesia mengimpor sebesar 7.508,855 ton (BPS Indonesia). Nilai barang
berupa ammonium klorida yang diimpor hingga tiba di Indonesia (Cost Insurance

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan


Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida
I-10
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

Freight) sebesar US $ 1.807.625 atau setara dengan Rp 21,194 M (Rp 11725/1


US $ -B.I kurs, Juli 2014).
Tabel 1.4.1. Data Ekspor Ammonium Klorida di Indonesia

Data Ekspor
Total value (U$) Total ekspor (kg)
2010 2.884 20.260
2011 7.698 2.146
2012 202 100
2013 8 1
2014 - -

Grafik 1.4.1. Data Ekspor Ammonium Klorida di Indonesia


25000

20000
Total Ekspor (kg)

15000

10000

5000

0
2010 2011 2012 2013 2014
Tahun

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan


Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida
I-11
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

Tabel 1.4.2. Data Impor Ammonium Klorida di Indonesia

Data impor
Total value (U$) Total impor (kg)
2010 1.782.601 7.590.584
2011 1.524.552 5.658.109
2012 5.047.535 19.690.883
2013 1.807.625 7.508.855
Apr-
14 410.827 1.956.178

Grafik 1.4.2. Data Ekspor Ammonium Klorida di Indonesia

Data Impor Ammonium Klorida di


Indonesia
25000000

20000000
Total Ekspor (kg)

15000000

10000000

5000000

0
2010 2011 2012 2013 2014
Tahun

Dari pertimbangan-pertimbangan diatas, dapat dilihat bahwa bahan baku


masih tersedia di Indonesia dan kebutuhan domestik terhadap ammonium klorida
di Indonesia yang diasumsi akan terus meningkat karena banyaknya kegunaan
dari ammonium klorida. Pabrik ammonium klorida direncanakan berdiri pada
tahun 2016 dan beroperasi pada tahun 2017.

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan


Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida
I-12
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

Untuk menentukan kapasitas produksi pabrik ammonium klorida perlu


diketahui kebutuhan ammonium klorida di dalam negeri yang diambil dari data
impor. Data statistik menunjukkan impor ammonium klorida dari luar negeri yang
diproyeksikan setara dengan jumlah kebutuhan dalam negeri. Sedangkan ekspor
ammonium klorida jumlahnya sangat kecil dibandingkan jumlah impornya.
Jumlah rata-rata impor ammonium klorida pada tahun 2010-2013 adalah sebesar
10.112 ton/tahun. Berdasarkan data-data tersebut, maka pabrik didirikan dengan
kapasitas produksi sebesar 30.945,4 ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri dan sisanya dieksport. Dengan asumsi pabrik beroperasi selama 300 hari
dalam setahun, maka diperoleh kapasitas produksi sebesar 103,151334 ton/hari.

I.5. Kegunaan Ammonium Klorida


Di dalam industri kimia, ammonium klorida dapat digunakan sebagai
sumber nitrogen pada pupuk untuk bidang pertanian di Jepang, India, China, Asia
Tenggara. Berikut merupakan beberapa contoh kegunaan lain ammonium klorida
di berbagai industri.

Tabel I.5.1. Tabel Kegunaan Ammonium Klorida


No Industri Produk Kegunaan

1 Logam Pembersih Ammonium klorida dapat bereaksi


logam dengan oksida logam pada permukaan
logam sehingga terbentuk logam
klorida yang bersifat volatile

2 Pangan Zat aditif Memberikan nutrisi bagi ragi pada


pembuatan roti

Campuran kue Memberi tekstur renyah pada cookies

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan


Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida
I-13
BAB I – PENDAHULUAN Universitas Surabaya

Makanan hewan Suplemen makanan untuk ternak dan


bahan pembuatan media untuk ragi
serta mikroorganisme lain

Noshader (di Meningkatkan kerenyahan snack


India dan seperti samosa dan jalebi
Pakistan)

vodka Salmiakki Memberi rasa


Koskenkorva
3 Farmasi Obat batuk Sebagai expectorant

4 Industri Salmiak Sebagai elektrolit dalam baterai


baterai
5 Kegunaan  Pembuatan lem triplek
lain  Pengeras salju

 Pembuatan senyawa ammonium


 Bahan reduksi nitroparaffin menjadi
alkylhydroxylamine

Desain Proyek Pabrik Ammonium Klorida dari Ammonium Sulfat dan


Natrium Klorida dengan Proses Ammonium Sulfat-Natrium Klorida
I-14

Anda mungkin juga menyukai