PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana Mendokumentasikan data pada tahap implementasi ?
5. Bagaimana Mendokumentasikan data pada tahap evaluasi ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.
1.Manusia
2.Lingkungan
3
yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan
dapat menghasilkan perubahan diri individu.
3.Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah
satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak
untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.
4.Keperawatan
Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang
telah diidentifikasi.
4
dipersiapkan untuk memiliki gelar master dan doktor dalam bidang
keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.
3. Rentang Asuhan Tatanan Tradisional Untuk perawat jiwa meliputi fasilitas
psikiatri, pusat kesehatan jiwa masyarakat, unit psikitari di rumah sakit
umum, fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun, dengan adanya
reformasi perawatan kesehatan, timbul suatu tatanan alternatif sepanjang
rentang asuhan bagi perawat jiwa.
Banyak rumah sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi sistem klinis
terintegrasi yang memberikan asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi
harian, perawatan residetial, perawatan di rumah, dan asuhan rawat jalan.
Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi foster care atau group
home, hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi perawat kunjungan, unit
kedaruratan, shelter, nursing home, klinik perawatan utama, sekolah, penjara,
industri, fasilitas managed care, dan organisasi pemeliharaan kesehatan.
(3)Aktivitas penatalaksanaan
5
2.3 Dokumen Proses Keperawatan
6
d Pengkajian keperawatan. Selalu ada data sejak klien masuk sampai
pulang. Ada perumusan masalah keperawatan yang sesuai dengan data
yang ada.
e Diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan
masalah keperawatan. Rumusan diagnosis keperawatan berupa P.E. atau
P.E.S.
f Rencana keperawatan. Rencana keperawatan terdiri dari diagnosis
keperawatan, tujuan tindakan keperawatan, dan tindakan keperawatan
untuk setiap tujuan. Dapat pula berupa standar sehingga perawat tidak
perlu lagi menulis rencana keperawatan.
g Implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan. Tertulis tanggal dan
waktu pelaksanaan tindakan. Tertulis semua tindakan keperawatan yang
disertai analisis dan rencana lanjutan (SOAP). Rencana (P) dibuat untuk
klien dan perawat.
h Resume keperawatan. Tertulis resume asuhan keperawatan pada saat
pulang, pindah / meninggal yang dapat digunakan untuk klien, rujukan,
dan tindak lanjut.
i Semua dokumentasi ditandatangani oleh perawat dengan nama jelas.
Pelatihan dilaksanakan dua jam dalam seminggu selama dua belas minggu,
didalam kelas yang dibimbing oleh narasumber, dan penerapannya di ruang masing-
masing sesuai dengan jadwal dinas. Semua perawat yang mengikuti pelatihan harus
menandatangani perjanjian untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi. Jika
7
ada calon peserta yang tidak bersedia menjadi peserta, ia harus menandatangani
perjanjian dan menyebutkan alasannya.
Rencana tindak lanjut dibuat untuk kelompok yang baru selesai dan untuk
kelompok berikutnya. Kelompok yang baru selesai difokuskan pada penerapan proses
keperawatan dengan jumlah yang lebih banyak secara terus-menerus, dan menjadi
fasilitator diruangan untuk perawat yang akan mengikuti pelatihan atau perawat yang
belum mengikuti pelatihan.
Semua rencana kegiatan (POA) dan jadwal kegiatan ditulis secara rinci dan
jelas karena akan berguna sebagai alat pemantau proses kegiatan.
8
BAB III
3.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau
masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual. Data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap sensor, sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart & Larai, 2001), cara ini yang dipakai
pada uraian berikut. Cara pengkajian lain berfokus pada 5 (lima) dimensi, yaitu fisik,
emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.Formulir pengkajian yang dianjurkan bagi
perawat di rumah sakit jiwa dan mahasiswa keperawatan.
1. Identitas klien
2. Keluhan utama / alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
5. Aspek psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medik
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam, seperti berikut
ini.
1. Data objektif yang ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan melalui
observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat.
2. Data subjektif data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga.
Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarga.
Data yang langsung didapat oleh perawat disebut sebagai data primer, dan
data yang diambil dari hasil pengkajian atau catatan tim kesehatan lain disebut
sebagai data sekunder.
9
Perawat dapat menyimpulkan kebutuhan atau masalah klien dari
kelompok data yang dikumpulkan. Kemungkinan kesimpulan adalah sebagai
berikut.
Akibat
Masalah utama
10 kali/hari
Penyebab
Akibat
Resiko prilaku kekerasan terhadap diri sendiri
Penyebab
10
Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang
dimiliki klien. Umumnya, masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau
keluhan utama.
Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan
penyebab masalah utama. Masalah ini dapat pula disebabkan oleh salah satu masalah
yang lain, demikian seterusnya.
Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan
efek/akibat dari masalah utama. Efek ini dapat pula menyebabkan efek yang lain,
demikian seterusnya. Contoh, seorang klien dibawa ke rumah sakit jiwa dengan
alasan utama klien marah, memukul dan dan mengancam lingkungan. Hal ini terjadi
setelah klien dihina dan dipermalukan oleh kakaknya. Dari kasus ini dapat
diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu : Perilaku Kekerasan, Risiko Perilaku
Kekerasan Terhadap Orang Lain, Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
sebagai penyebab dan Risiko Perilaku Kekerasan Terhadap Orang Lain sebagi
akibat/efek.
3.2. Diagnosis
11
Pernyataan tiga-bagian Perubahan perilaku klien beralih Mengurangi atau
meliputi label diagnosis ke arah resolusi diagnosis atau menghilangkan masalah
keperawatan, etiologi, perbaikan status
dan tanda/gejala
Diagnosis Risiko-
Pemeliharaan kondisi yang ada
Tinggi
Mengurangi faktor
risiko untuk mencegah
Pernyataan dua-bagian
terjadinya masalah
meliputi label diagnosis
aktua
keperawatan dan faktor
risiko
Tujuan keperawatan
Masalah Kolaboratif
Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. ke-2, EGC, Jakarta 1997.
12
Rumusan diagnosis dapat berupa PE, yaitu permasalahan (P) yang
berhubungan dengan etiologi (E) dan keduanya memiliki hubungan sebab akibat
secara ilmiah. Rumusan PES sama dengan PE hanya ditambah simtom (S) atau gejala
sebagai data penunjang.
3.3 Intervensi
Perencanaan keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan
khusus, dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada
penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosis tertentu. Tujuan umum dapat dicapai
jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai.
Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi (E) dari diagnosis tertentu.
Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan yang perlu dicapai atau dimiliki
klien. Umumnya, kemampuan klien pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga
aspek (Stuart & Laraia, 2001), yaitu kemampuan kognitif yang diperlukan untuk
menyelesaikan etiologi dari diagnosis keperawatan, kemampuan psikomotor yang
13
diperlukan agar etiologi dapat teratasi, dan kemampuan afektif yang perlu dimiliki
agar klien percaya pada kemampuan menyelesaikan masalah.
Ketiga aspek tersebut dapat pula dikaitkan dengan berbagai kemampuan klien.
Pertama, kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif yang terkait langsung dengan
kemampuan klien terhadap diri sendiri. Kedua, kemampuan kognitif, psikomotor, dan
afektif terkait dengan kemampuan klien dalam menggunakan sumber daya yang
tersedia (sistem pendukung sosial yang tersedia).
Untuk menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus, perawat perlu memiliki
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berhubungan kemitraan dengan klien dan
keluarganya. Tujuan akan sukar dicapai tanpa kerja sama yang baik antara perawat,
klien, dan keluarganya.
14
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi
15
dengan hasil observasi.
A : Analisis ulang atas adata subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi
dengan masalah yang ada. Dapat pula membandingkan hasil dengan tujuan.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respons klien yang
terdiri dari tindak lanjut klien (PR) dan tindak lanjut oleh perawat.
Klien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat melihat adanya
perubahan, serta berupaya mempertahankan dan memelihara perubahan tersebut.
16
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
Identitas Klien
1. Nama :……………………………………………………
2. Umur :……………………………………………….......
3. Agama :………………………………………...................
4. Pekerjaan :…………………………………………………...
5. Alamat :…………………………………………………...
6. Status :…………………………………………………..
7. Tgl Pengkajian :……………………………………………………
8. No Register :……………………………………………………
9. Informan :………………………………………………….
Alasan Masuk
……………………………………………………………………………
Faktor Predisposisi
Gejala : ……………………………..
Riwayat Pengobatan:…………………………………
MasalahKeperawatan:…………………………………………
1) Pemeriksaan Fisik
0
(1) Tanda Vital : TD : / mmHg; HR : x/mnt; S : C; RR :
x/mnt
(2) Ukur : TB : cm; BB : kg; □ naik □ turun
(3) Keluhan fisik : □ ya □ tidak
Bentuknya : ……………………………………………………………………………
17
Masalah Keperawatan :……………………………………………………………….
2) Psikososial
Genogram
Keterangan :....................................................................................................................
MasalahKeperawatan : …………………………………………………………………
3) Konsep Diri
(1) Citra Rubuh : …………………………………………………………...
(2) Identitas : …………………………………………………………...
(3) Peran : ……………………………………………………………
(4) Ideal Diri : …………………………………………………………....
(5) Harga Diri : ………………………………………………....................
4) Hubungan Sosial
(1) Orang Terdekat :
.…………………………………………………………….......................
(2) Peran serta dalam kegiatan kelompok :
…………………………………………………………………...................
5) Spiritual
(1) Nilai dan Keyakinan : ........................................................................
(2) Kegiatan Ibadah : …………………………………...................
6) Status Mental
(1) Penampilan : …………………………………
(2) Pembicaraan : ………………………………......
(3) Aktivitas Motorik : ………………………………......
(4) Alam Perasaan : …………………………………..
(5) Afek : ………………………………..
(6) Interaksi slm wawancara : …………………………………
(7) Persepsi : …………………………………
(8) Proses Pikir : ……………………………….....
(9) Isi Pikir : …………………………………
7) Tingkat Kesadaran : …………………………….....
8) Memori : ………………………………
18
9) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung : ………………………………
10) Kemampuan Penilaian : ………………………………
11) Daya Tilik Diri : ………………………………
Masalah Keperawatan :……………………………………………
1. Makan :……………………………………………………
2. BAB/BAK :…………………………………………................
3. Mandi :……………………………………………………
4. Berpakaian/berhias :…………………………………………………
5. Istirahat tidur :……………………………………………………
6. Penggunaan obat :……………………………………………………
7. Pemeliharaan kesehatan:…………………………………………………
8. Aktivitas di dalam rumah:………………………………………………
9. Aktivitas di luar rumah :…………………………………………………
1. Mekanisme Koping
Adaptif MALADAPTIF
□ Lainnya □ Lainnya
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………………………………………………
………..
19
□ Masalah dengan pendidikan …………………………………………………
□ Penyakit Jiwa
□ Faktor Predisposisi
□ Koping
□ Sistem Pendukung
□ Penyakit Fisik
□ Obat-obatan
□ Lainnya
1. Aspek Penunjang
Laboratorium : …………………………………………………………
1. Analisa Data
20
2. Diagnosa Keperawatan
………………………………………………………………………………
3. Pohon Masalah
Pelaksana Pengkajian,
21
RENCANA
TINDAKANKEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT
INAP RUMAH SAKIT JIWA …
Nama : Ruangan:
No. Rekam Medik:
RENCANA TINDAKAN
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
22
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA …
IMPLEMENTASI
DIAGNOSIS EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN
23
FORMULIR PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI UNIT
RAWAT JALAN/GAWAT DARURAT/REHABILITASI/ELEKTROMEDIK
RUMAH SAKIT JIWA …
RENCANA IMPLEMENTASI
DIAGNOSIS TINDAKAN TINDAKAN EVALUASI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
24
INSTRUMEN STUDI DOKUMENTASI PENERAPAN STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN SERTA ANALISIS
EVALUASI DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Data
dikelompokkan
2
(bio-psikososial-
spritual)
Data dikaji sejak
3 pasien masuk
sampai pulang.
Masalah
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan antara
4
status kesehatan
dan norma serta
pola fugsi
kehidupan
SUBTOTAL
TOTAL
PERSENTASE
25
Diagnosis
Diagnosis
keperawatan
3 berdasarkan
masalah yang telah
dirumuskan
Diagnosis
keperawatan
4
mencerminkan
PE/PS
Merumuskan
diagnosis
5
keperawatan
aktual/risiko
Masalah
dirumuskan
6
berdasar dan norma
serta pola fugsi
SUBTOTAL
TOTAL
PERSENTASE
Perencanaan
Rencana tindakan
berdasarkan
1
diagnosis
keperawatan
Rencana tindakan
2 disusun menurut
urutan prioritas
Rumusan tujuan
mengandung
komponen
3 pasien/subjek,
perubahan perilaku,
kondisi pasien, dan
atau kriteria
26
Rencana tindakan
mengacu pada
tujuan dengan
kalimat perintah,
terici, dan jelas
Rencana tindakan
menggambarkan
keterlibatan
pasien/keluarga
Rencana tindakan
menggambarkan
kerja sama dengan
tim kesehatan lain
SUBTOTAL
TOTAL
PERSENTASE
Tindakan
Tindakan yang
dilaksanakan
1 mengacu pada
rencana
keperawatan
Perawat
mengobservasi
2 respons pasien
terhadap tindakan
keperawatan
Revisi tindakan
3 berdasarkan hasil
evaluasi
Semua tindakan
yang telah
4 dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas
SUBTOTAL
27
TOTAL
PERSENTASE
Evaluasi
Evaluasi mengacu
1
pada tujuan
Hasil evaluasi
2
dicata
SUBTOTAL
TOTAL
PERSENTASE
Aspek yang
Kode Berkas Rekam Medik Pasien Keterangan
Dinilai
Catatan asuhan
keperawatan
Ditulis pada
format yang baku
Pencatatan
dilakukan sesuai
dengan tindakan
yang dilaksanakan
Pencatatan ditulis
dengan jelas,
ringkas, istilah
yang baku dan
benar
Setiap melakukan
28
tindakan/kegiatan,
perawat
mencantumkan
nama
jelas/paraf,tanggal,
dan jam tindakan
Berkas catatan
keperawatan
disimpan sesuai
dengan ketentuan
yang berlaku
SUBTOTAL
TOTAL
PERSENTASE
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga
membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan
perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya,
untuk menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan
lebih lanjut.
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau
masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual.
Perencanaan keperawatan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan
khusus, dan rencana tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada
penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosis tertentu.tujuan khusus berfokus pada
penyelesaian etiologi (E) dari diagnosis tertentu. Untuk menetapkan tujuan umum
dan tujuan khusus, perawat perlu memiliki kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan berhubungan kemitraan dengan klien dan keluarganya. Tujuan akan
sukar dicapai tanpa kerja sama yang baik antara perawat, klien, dan
keluarganya.Rencana tindakan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan jiwa
Indonesia atau standar keperawatan Amerika
30
4.2 Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian keperawatan jiwa sehingga dapat dikembangkan dalam
tatanan layanan keperawatan jiwa
Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti pendokumentasian tersebut
melalui kegiatan asuhan keperawatan jiwa sebagai dasar untuk pengembangan
kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit Jiwa dalam ruang lingkup keperawatan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (1996). Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinik, ed. ke-
6.
Jakarta, EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Carpenito, L.J. (1996).Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. ed. ke-6. Jakarta, EGC
Penerbit Buku Kedokteran.
Fortinash, K. M., dan Holoday – Warret, P.A. (1995). Psychiatric Nursing Care
Plans. Ed. ke-2. St. Louis, Mosby Year Book.
Derektorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan, DEP. Kes. RI. (1995). Instrumen
Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta,
Dep.Kes. RI.
32