Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM QC

“KALIBRASI PERALATAN PADA


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI”

OLEH:

Ni Putu Erlita Okandari P07134114037


Purnama Hardiyanti P07134114039
Rahma Iin Pratiwi P07134114040
Ria Rezeki P07134114041
Rohani Salmah P07134114042
Sawitri Nurfita Dewi P07134114043
Siti Aisyah P07134114044
Siti Maesyarah P07134114045
Tony Christian Nifu P07134114047
Vidiya Haerullisa P07134114048
Wayan Ayu Asmarawati P07134114049

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI D.IV ANALIS KESEHATAN
2017
KALIBRASI INKUBATOR (INCUBATOR)

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat “Inkubator” yang
digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabularyof International Metrology
(VIM) kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, Kalibrasi adalah kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable)
ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan atau internasional
dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Alat-alat di laboratorium harus memenuhi persyaratan mutu untuk mencapai
kepuasan pelanggan dengan presisi dan hasil yang akurat. Salah satu alat yang penting
dalam menunjang pemeriksaan dibidang mikrobiologi yaitu inkubator. Inkubator adalah
alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu tertentu yang dipakai
untuk mengerami telur,dan mikroba. Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu
dan waktu untuk memudahkan pengaturan suhu yang dikehendaki.
Inkubator mempertahankan suhu optimal, kelembaban, dan kondisi lain seperti karbon
dioksida (CO2) dan kandungan oksigen dari atmosfer di dalam. Inkubator harus
dikalibrasi secara teratur, dengan tujuan untuk mendapatkan kepastian akurasi
pengukuran suhu terhadap inkubator, serta menghindari terjadinya sengketa atas hasil
pengukuran dan pengujian yang berbeda.

III. PRINSIP KERJA


Dilakukan kalibrasi inkubator dengan cara mencatat suhu setiap hari yang terlihat
pada digital display inkubator serta yang diukur dengan menggunakan termometer
standar. Kemudian dicocokkan hasil yang didapat.

IV. ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Inkubator yang akan dikalibrasi;
2. Termometer standar.
V. PROSEDUR KERJA
1. Catat suhu yang terlihat pada digital display pada inkubator setiap hari sebelum
mulai bekerja.
2. Secara berkala periksa dengan menggunakan termometer standar.
3. Cocokkan hasil yang didapat antara suhu yang ditunjukkan oleh termometer digital
display dengan termometer standar.
Catatan : Diganti per bulan (2x per hari), ditampilkan dalam bentuk grafik.
Contoh kartu pencatatan suhu :

PENCATATAN SUHU

Nama alat : .............. Ruang : ...............


Suhu yang seharusnya : ..............
Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Tgl
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

VI. INTERPRETASI HASIL


Jika terdapat penyimpangan suhu yang melebihi 2oC, maka pengaturan suhu perlu
disetel kembali.

KALIBRASI LEMARI ES (REFRIGERATOR/ FREEZER)

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat “Lemari Es” yang
digunakan pada laboratorium mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology
(VIM) kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, Kalibrasi adalah kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Alat-alat di laboratorium harus memenuhi persyaratan mutu untuk mencapai
kepuasan pelanggan dengan presisi dan hasil yang akurat. Salah satu alat yang terdapat
dilaboratorium mikrobiologi yaitu Lemari es/ lemari pendingin. Lemari es/ lemari
pendingin merupakan sebuah alat yang menggunakan refrigerasi (proses pendingin)
untuk menolong pengawetan dan penyimpanan suatu bahan. Sedangkan dalam
laboratorium lemari es atau lemari pendingin mempunyai fungsi sebagai tempat
penyimpan biakan atau kultur. Lemari es bekerja menggunakan pompa panas pengubah
fase beroperasi dalam sebuah putaran refrigeration. Lemari es terdiri dari lemari
pendingin atau lemari pembeku atau bahkan keduanya. Lemari es harus dikalibrasi
secara teratur, dengan tujuan untuk mendapatkan kepastian akurasi pengukuran suhu
terhadap lemari es, serta menghindari terjadinya sengketa atas hasil pengukuran dan
pengujian yang berbeda.

III. PRINSIP KERJA


Dilakukan kalibrasi lemari es dengan cara mencatat suhu setiap hari yang terlihat
pada digital display (pada freezer) serta yang diukur dengan menggunakan
termometer standar. Kemudian dicocokkan hasil yang didapat.
IV. ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Lemari es yang akan dikalibrasi;
2. Termometer standar.

V. PROSEDUR KERJA
1. Catat suhu setiap hari dengan termometer atau suhu yang terlihat pada digital
display pada freezer.
Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi,
misalnya 2-8°C, -20°C atau -76°C.
2. Secara berkala periksa dengan menggunakan termometer standar.
3. Cocokkan hasil yang didapat antara suhu yang ditunjukkan oleh termometer digital
display dengan termometer standar.
Catatan : Upayakan memantau suhu lemari es dengan thermometer maksimum dan
minimum, sehingga bisa dipantau suhu terendah dan tertinggi yang pernah
dicapai lemari es.
Contoh kartu pencatatan suhu :
PENCATATAN SUHU

Nama alat : .............. Ruang : ...............


Suhu yang seharusnya : ..............
Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Tgl
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

VI. INTERPRETASI HASIL


Jika terdapat penyimpangan suhu yang melebihi 2oC, maka pengaturan suhu perlu
disetel kembali.

KALIBRASI OVEN

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat “Oven” yang digunakan
untuk pemeriksaan mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabularyof International Metrology
(VIM) kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, Kalibrasi adalah kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable)
ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan atau internasional
dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Alat-alat di laboratorium harus memenuhi persyaratan mutu untuk mencapai
kepuasan pelanggan dengan presisi dan hasil yang akurat. Salah satu alat yang penting
dalam menunjang pemeriksaan dibidang mikrobiologi yaitu oven. Oven adalah sebuah
alat yang digunakan untuk memanaskan atau mengeringkan serta mensterilkan
peralatan laboratorium seperti alat-alat gelas dengan tingkat ketelitian rendah, pelarut
organik & zat kimia serta sesuai dengan suhu yang telah ditetapkan. Oven harus
dikalibrasi secara teratur, dengan tujuan untuk mendapatkan kepastian akurasi
pengukuran suhu terhadap oven, serta menghindari terjadinya sengketa atas hasil
pengukuran dan pengujian yang berbeda.

III. PRINSIP KERJA


Dilakukan kalibrasi oven dengan cara mencatat suhu secara berkala yang terlihat
pada digital display oven serta yang diukur dengan menggunakan termometer standar.
Kemudian dicocokkan hasil yang didapat.

IV. ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Oven yang akan dikalibrasi;
2. Termometer standar.

V. PROSEDUR KERJA
1. Catat suhu dengan termometer atau suhu yang terlihat pada digital display pada
oven.
2. Secara berkala lakukan pemeriksaan suhu dengan menggunakan termometer
standar.
3. Cocokkan hasil yang didapat antara suhu yang tercantum dalam oven dengan suhu
yang ditunjukkan oleh termometer standar.
Contoh kartu pencatatan suhu :
PENCATATAN SUHU

Nama alat : .............. Ruang : ...............


Suhu yang seharusnya : ..............
Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Tgl
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

VI. INTERPRETASI HASIL


Jika terdapat penyimpangan suhu yang melebihi 2oC, maka pengaturan suhu perlu
disetel kembali.

KALIBRASI OTOKLAF (AUTOCLAVE)

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat “Autoclave” yang
digunakan pada laboratorium mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Kalibrasi adalah adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari
besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain: Kalibrasi adalah kegiatan
untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Alat-alat di laboratorium harus memenuhi persyaratan mutu untuk mencapai
kepuasan pelanggan dengan presisi dan hasil yang akurat. Salah satu alat yang penting
dalam menunjang pemeriksaan dibidang mikrobiologi yaitu autoclave. Autoclave
adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs) selama kurang lebih
15 menit. Penurunan tekanan pada autoclave tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah
yang akan membunuh micro organisme. Autoclave terutama ditujukan untuk
membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan
terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Autoclave harus dibersihkan setiap 1
bulan sekali. Selain itu, autoclave juga perlu dikalibrasi. Manfaat dilakukannya kalibrasi
autoclave adalah untuk menguji apakah fungsi alat, suhu, waktu dan tekanannya sudah
benar.

III. PRINSIP KERJA


A. Dengan Menggunakan Autoclave Indicator Tape
Indicator tape direkatkan melingkar pada kemasan yang akan disterilisasi. Lakukan
sterilisasi dengan autoclave. Amati perubahan warna pada garis-garis diagonal.
B. Dengan Menggunakan Bacillus stearothermophilus
Bacillus stearothermophilus dimasukkan ke dalam autoclave lalu disterilisasi.
Kemudian, diambil Bacillus stearothermophilus dan ditanam pada blood agar.
Inkubasi pada suhu 400C-600C selama 24-48 jam. Amati pertumbuhan Bacillus
stearothermophilus.
IV. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
A. Alat
1. Autoclave yang akan dikalibrasi;
2. Indicator tape;
3. Inkubator.
B. Bahan
1. Bacillus stearothermophilus
2. Blood agar

V. PROSEDUR KERJA
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Autoclave Indicator Tape
a. Rekatkan indicator tape secara melingkar pada kemasan yang akan disterilisasi.
Pada autoclave yang besar, kemasan diletakkan pada bagian atas dan bagian
bawah autoclave.
b. Atur suhu, waktu dan tekanan.
c. Hidupkan autoclave.
d. Setelah selesai, baca indicator tape dengan melihat perubahan warna yang terjadi
pada garis-garis diagonal.
2. Bacillus stearothermophilus
a. Masukkan Bacillus stearothermophilus dalam bentuk liofilisasi dalam autoclave.
b. Atur suhu, waktu dan tekanan.
c. Hidupkan autoclave.
d. Setelah selesai, ambil Bacillus stearothermophilus dan tanam pada agar darah
(Blood agar) dan inkubasi pada suhu 40°-60°C selama 24-48 jam.

VI. INTERPRETASI HASIL


A. Dengan Menggunakan Autoclave Indicator Tape
Proses sterilisasi berjalan dengan baik bila garis-garis diagonal berubah warna dari
putih menjadi coklat kehitam-hitaman
B. Dengan Menggunakan Bacillus stearothermophilus
Proses sterilisasi berjalan baik bila tidak ada pertumbuhan Bacillus
stearothermophilus.
KALIBRASI ALAT GELAS

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat – alat gelas yang akan
digunakan khususnya di Laboratorium Mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Alat – alat volumetrik adalah alat – alat yang digunakan untuk mengukur volume
seperti buret, labu takar, pipet volume, dan sebagainya. Pada alat volumetrik, suhu
sangat berpengaruh dalam pengukurannya. National Bureau of Standaris telah
menetapkan 20oC sebagai suhu untuk mengadakan kalibrasi peralatan gelas. Karena
suhu Laboratorium biasanya tidak akan tepat 20oC, maka peralatan gelas pada
hakikatnya, harus dikoreksi apabila digunakan pada suhu lain. Apabila suhu berada di
atas atau di bawah suhu standar maka volume yang diperoleh bukan merupakan volume
sebenarnya atau bisa jadi lebih atau kurang dari volume sebenarnya. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan peneraan atau kalibrasi terhadap alat – alat ukur tersebut.
Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan
membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk
menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya. Atau dengan
kata lain, kalibrasi merupakan suatu cara/ proses untuk mengetahui apakah alat yang
kita gunakan masih layak pakai atau tidak.
Karena kebanyakan kerja analitis mencakup larutan berair sehingga pada umumnya
air digunakan untuk sebagai bahan pengkalibrasian volume karena kerapatan jenis air
telah diketahui pada berbagai temparatur dengan tepat (dalam vakum). Apabila
kerapatan air diketahui, maka volum terkoreksi dapat ditentukan.
Dalam kalibrasi alat ukur volumetric ini besarnya akurasi dan presisi yang
dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa kesalahan seperti kesalahan dalam pembacaan
meniskus atau kesalahan dalam penimbangan gelas kimia yang cenderung tidak stabil
pada saat pembacaan. Kesalahan ini biasa disebut kesalahan paralaks atau kesalahan
yang disebabkan oleh manusia. Kesalahan lainnya yaitu kesalahan pada alat yang
digunakan seperti misalnya pada kasus timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya
digunakan untuk penimbangan. Dengan demikian untuk memperoleh besarnya akurasi
dan presisi ataupun % penyimpangan yang baik maka dua kesalahan tersebut sebisa
mungkin di minimalisir.

III. PRINSIP
Diukur berat air yang ditampung atau yang ditransfer oleh alat gelas tertentu lalu
ditentukan berat jenis aquadest pada suhu percobaan untuk mendapatkan volume
terkoreksi rata-rata. Bandingkan selisih antara volume terkoreksi rata-rata dengan
volume yang dipipet terhadap batas penyimpangan yang masih diperbolehkan.

IV. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
A. Alat
1. Beaker glass/ botol timbang;
2. Beaker glass 1000 ml;
3. Pipet/ alat gelas yang akan dikalibrasi;
4. Filer;
5. Termometer;
6. Neraca analitik;
7. Pinset;
8. Kertas tisu.
B. Bahan
1. Aquadest.

V. PROSEDUR KERJA
1. Pipet yang akan dikalibrasi harus dicuci hingga bersih, lalu dikeringkan.
2. Dituangkan aquadest yang akan di gunakan ke dalam beaker glass volume 1000 mL.
3. Diukur dan dicatat suhu aquadest dengan termometer.
4. Ditimbang beaker glass/ botol timbang yang kosong, lalu dicatat beratnya.
5. Aquades yang sudah diukur suhunya kemudian diisap dengan pipet yang akan
dikalibrasi, lalu bagian ujung dan luar dari pipet yang basah di usap terlebih dahulu
dengan kertas tisu.
6. Aquadest ditampung ke dalam beaker glass/ botol timbang yang telah ditimbang
beratnya.
7. Ditimbang beaker glass/ botol timbang yang telah berisi aquadest. Lalu dicatat
beratnya.
8. Diulangi langkah kerja (5) sampai dengan langkah (7) sebanyak minimal 3 kali.
9. Ditentukan volume terkoreksi.
10. Ditentukan volume terkoreksi rata-rata (x) dan standar deviasi (σ).
11. Ditentukan dan dicatat akurasi pipet yang dikalibrasi.
12. Ditentukan dan dicatat persen kesalahan.
13. Dihitung selisih antara volume yang dipipet dengan volume terkoreksi rata-rata.
14. Bandingkan selisih tersebut dengan batas penyimpangan yang masih diperbolehkan
sesuai dengan jenis dan volume pipet yang digunakan.
Catatan : cara kalibrasi ini dapat dilakukan pula untuk labu ukur, gelas ukur, dan alat
gelas lainnya.

VI. RUMUS PERHITUNGAN


1. Volume Terkoreksi (Xi)
2. Volume Terkoreksi Rata – Rata

3. Standar Deviasi

4. Persen (%) Akurasi

5. Persen (%) Kesalahan

6. Selisih Volume
Selisih = Volume aquadest yang dipipet – Volume terkoreksi rata-rata

VII. TABEL STANDAR


A. Tabel harga kerapatan air (ρ) pada berbagai suhu
Dikutip dari " Total Quality Control in the Clinical Laboratory"
B. Tabel Batas Toleransi Penyimpangan Pengukuran Pipet dan lain-lain berdasarkan
National Bureau of Standards

VIII. INTERPRETASI HASIL


Alat dikatakan layak dan akurat bila selisih antara volume yang dipipet dengan
volume terkoreksi rata-rata berada kurang dari atau sama dengan batas toleransi
penyimpangan maksimum yang diperbolehkan.

IX. HASIL
Hasil Kalibrasi
Suhu aquadest = ……oC
BJ aquadest = ……

PERCOBAAN
1 2 3 dst
Berat wadah (gram)
Berat wadah + aquadest (gram)
Berat aquadest (gram)
Volume terkoreksi (ml)
Akurasi (%)
Persen Kesalahan (%)
Volume terkoreksi rata-rata +
standar deviasi
Selisih (volume pemipetan –
vol.terkoreksi rata-rata)
KALIBRASI PENANGAS AIR (WATERBATH)

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat “Waterbath” yang
digunakan pada laboratorium mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology
(VIM) kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili
oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran
yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain, Kalibrasi adalah kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke
standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Alat-alat di laboratorium harus memenuhi persyaratan mutu untuk mencapai
kepuasan pelanggan dengan presisi dan hasil yang akurat. Salah satu alat yang terdapat
dilaboratorium mikrobiologi yaitu water bath. Water bath merupakan peralatan yang
berisi air yang bisa mempertahankan/ menjaga kestabilan suhu air pada kondisi tertentu
selama selang waktu yang ditentukan. Water bath menggunakan daya listrik yang
rendah sehingga sangat ekonomis dan efisien. Pada laboratorium mikrobiologi, water
bath digunakan untuk menginkubasi kultur mikrobiologi. Water bath harus dikalibrasi
secara teratur, paling tidak dilakukan dua kali per tahun (2x/tahun). Termometer
waterbath harus dicek oleh petugas yang bertanggung jawab dengan menggunakan
termometer terkalibrasi. Interval uji penyimpanan (deviasi) harus didokumentasikan/
dicatat pada buku peralatan. Bila alat teroperasi tanpa mengindahkan suhu yang
diinginkan, prosedur ini tidak perlu dilakukan, alat harus diberi label yang sesuai untuk
ini. Dalam kasus terjadinya penyimpangan lebih tinggi atau lebih rendah +/- 5 oC, yang
ditunjukkan oleh termometer pada alat, harus ditentukan faktor koreksi (suhu yang
diinginkan/ suhu terukur) dan dicantumkan secara jelas pada alat. Pada kasus lainnya
dari deviasi suhu yang diijinkan, harus didokumentasikan pada buku alat.

III. PRINSIP KERJA


Dilakukan kalibrasi waterbath dengan cara mencatat suhu setiap hari yang terlihat
pada digital display serta diukur dengan menggunakan termometer standar. Kemudian
dicocokkan hasil yang didapatkan.

IV. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
A. Alat
1. Waterbath yang akan dikalibrasi;
2. Termometer standar.
B. Bahan
1. Aquadest

V. PROSEDUR KERJA
1. Isi waterbath dengan air (sebaiknya dengan aquadest) hingga tanda batas. Tunggu
beberapa menit hingga suhu air didalamnya telah sesuai dengan keinginan.
2. Catat suhu setiap hari yang terlihat pada digital display pada waterbath.
3. Secara berkala lakukan pemeriksaan suhu air pada waterbath dengan menggunakan
termometer standar.
4. Cocokkan hasil yang didapat antara suhu yang tercantum dalam waterbath pada
digital display dengan suhu yang ditunjukkan oleh termometer standar.
Contoh kartu pencatatan suhu :
PENCATATAN SUHU

Nama alat : .............. Ruang : ...............


Suhu yang seharusnya : ..............
Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Tgl
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

VI. INTERPRETASI HASIL


Jika terdapat penyimpangan suhu yang melebihi 2oC, maka pengaturan suhu perlu
disetel kembali.
KALIBRASI SENTRIFUS (CENTRIFUGE)

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat “Centrifuge” yang
digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui
kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik. Menurut
ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) kalibrasi
adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur,
dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar
nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi.
Alat-alat di laboratorium harus memenuhi persyaratan mutu untuk mencapai
kepuasan pelanggan dengan presisi dan hasil yang akurat. Salah satu alat yang terdapat
dilaboratorium mikrobiologi yaitu centrifuge. Centrifuge merupakan alat yang
digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan massa jenisnya melalui proses
pengendapan. Dalam prosesnya, centrifuge menggunakan prinsip rotasi atau perputaran
tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan massa jenisnya. Waterbath
harus dikalibrasi secara teratur, dengan tujuan untuk memperoleh kepastian bahwa hasil
pengukuran centrifuge yang dihasilkan memenuhi standar; menjaga kondisi centrifuge
agar tetap sesuai dengan spesefikasinya; memperoleh kepastian akurasi pengukuran alat
centrifuge.

III. PRINSIP KERJA


Dilakukan kalibrasi alat sentrifuge yang mencakup kalibrasi rpm (kecepatan berputar)
dan kalibrasi alat pencatat waktu (timer). Kemudian dihitung nilai rata-rata yang
diperoleh tiap parameter dan tentukan besar penyimpangan nilai tersebut.
IV. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
A. Alat
1. Centrifuge yang akan dikalibrasi;
2. Tachometer mekanik;
3. Tachometer elektrik;
4. Strobe light;
5. Stopwatch.
B. Bahan
1. Aquadest

V. PROSEDUR KERJA
1. Kalibrasi rpm
Dapat dilakukan dengan menggunakan:
a. Tachometer mekanik yaitu dengan kabel yang lentur.
Cara :
1) Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kumparan motor di dalam, sedangkan
ujung yang lain dihubungkan dengan alat meter.
2) Set sentrifus pada rpm tertentu, kemudian jalankan.
3) Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer.
4) Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata.
b. Tachometer elektrik
Cara :
1) Letakkan bagian magnet di sekeliling kumparan, sehingga menimbulkan aliran
listrik bila alat dijalankan.
2) Set sentrifus pada rpm tertentu.
3) Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian meter.
4) Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer.
5) Ulangi beberapa kali, hitung nilai rata-rata.
c. Strobe light
Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat menjangkau motor. Pemeriksaan
dilakukan beberapa kali dan hitung nilai rata-rata.

2. Kalibrasi Alat Pencatat Waktu (Timer)


Dapat dilakukan dengan menggunakan stopwatch.
Cara:
a. Set sentrifus pada waktu yang sering dipakai, misalnya 5 menit.
b. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch.
c. Pada waktu sentrifus berhenti, matikan stopwatch, catat waktu yang ditunjukkan
stopwatch.
d. Ulangi beberapa kali, hitung nilai rata-rata.

VI. RUMUS PERHITUNGAN


A. Nilai Rata-Rata ( )

Keterangan :
= nilai rata-rata
= jumlah hasil pengukuran
n = banyaknya pengukuran/pengulangan yang dilakukan

VII. INTERPRETASI HASIL


1. Kalibrasi rpm
Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila penyimpangan nilai rata-rata tidak
lebih dari 5%.
2. Kalibrasi alat pencatat waktu
Alat pencatat waktu (timer) masih dapat diterima apabila penyimpangan nilai rata-
rata tidak lebih dari 10%.
KALIBRASI NERACA ANALITIK

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat “Neraca Analitik” yang
digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mamputelusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau
internasional.
Alat-alat di laboratorium harus memenuhi persyaratan mutu untuk mencapai
kepuasan pelanggan dengan presisi dan hasil yang akurat. Salah satu alat yang terdapat
dilaboratorium mikrobiologi yaitu Neraca elektrik/ Neraca analitik. Neraca
analitik adalah jenis neraca yang dirancang untuk mengukur massa kecil dalam rentang
sub-miligram. Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan untuk
membuat media untuk bakteri, jamur atau media tanam kultur jaringan dan
mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jumlah media
yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam media sehingga dapat
menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasil praktikum.
Piringan pengukur neraca analitik (0,1 mg atau lebih baik) berada dalam kotak
transparan berpintu sehingga tidak berdebu dan angin di dalam ruangan tidak
mempengaruhi operasional penimbangan. Neraca analitik elektronik mengukur tekanan
yang diperlukan untuk menghitung massa yang akan diukur, dan bukan mengukur
massa realnya. Oleh karena itu, setelah beberapa kali penggunaan, alat ini harus
dikalibrasi untuk mengkompensasi perbedaan gravitasi dan menentukan tingkat
keakuratan (akurasi) timbangan tersebut.

III. PRINSIP KERJA


Kalibrasi timbangan analitik ( elektronik ) dilakukan dengan nemempatkan suatu
anak timbangan yang diketahui nilai masanya pada suatu timbangan yang akan
dikalibrasi, kemudian menghitung batas toleransi perbedaan/ selisih berat yang
diperbolehkan antara berat anak timbangan standar yang sebenarnya dengan berat anak
timbangan yang terukur pada neraca.

IV. ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Neraca elektrik yang akan dikalibrasi;
2. Pinset;
3. Anak timbangan standar;
4. Tissue.

V. PROSEDUR KERJA
1. Lakukan penimbangan anak timbangan standar.
2. Catat hasil penimbangan.
3. Ulangi sampai 5 kali, hitung nilai rata-rata.
Catatan : Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai anak
timbangan standar yang bersertifikat kelas S.

VI. RUMUS PERHITUNGAN


A. Nilai Rata-Rata ( )

Keterangan :
= nilai rata-rata penimbangan
= jumlah hasil penimbangan
n = banyaknya penimbangan yang dilakukan

VII. INTERPRETASI HASIL


Toleransi perbedaan berat yang masih dapat diterima adalah:
A. Untuk berat 1-50 mg = ± 0,014 mg
B. Untuk berat 100-500 mg = ± 0,025 mg
C. Untuk berat 1-5 g = ± 0,054 mg

KALIBRASI TERMOMETER

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat keakuratan dan kelayakan alat “Termometer” yang
digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi.

II. DASAR TEORI


Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui
kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik. Menurut
ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) kalibrasi
adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan
oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur,
dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu. Dengan kata lain kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar
nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi.
Alat-alat di laboratorium harus memenuhi persyaratan mutu untuk mencapai
kepuasan pelanggan dengan presisi dan hasil yang akurat. Salah satu alat yang terdapat
dilaboratorium mikrobiologi yaitu termometer. Termometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Termometer harus
dikalibrasi secara teratur, dengan tujuan untuk menjaga kondisi termometer agar tetap
sesuai dengan spesefikasinya; untuk mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara
harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh thermometer; untuk memperoleh
kepastian akurasi pengukuran alat thermometer; untuk memperoleh kepastian bahwa
hasil pengukuran termometer yang dihasilkan memenuhi standar.

III. PRINSIP KERJA


Termometer yang akan dikalibrasi dan termometer standar bersertifikat diletakan
berdekatan dalam suhu ruang tertentu, kemudian didiamkan selama 1 jam lalu
ditentukan selisih suhu yang ditunjukkan oleh kedua termometer tersebut.

IV. ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1. Termometer yang akan dikalibrasi;
2. Termometer standar bersertifikat;
3. Oven.

V. PROSEDUR KERJA
1. Letakkan termometer yang dikalibrasi dan thermometer standar bersertifikat
berdekatan dalam ruang ber AC (suhu 20°- 25°C) dan diamkan selama 1 jam.
2. Catat suhu yang ditunjukkan oleh kedua termometer.
3. Termometer memenuhi syarat bila perbedaan pembacaan suhu antara kedua
termometer adalah ± 0,5°C.
4. Ulangi pemeriksaan di atas dengan menggunakan suhu 30°C - 40°C (dalam oven).
Catatan : Kalibrasi dilakukan setiap 6 bulan sekali.

VI. INTERPRETASI HASIL


Termometer memenuhi syarat bila perbedaan pembacaan suhu antara kedua
termometer adalah ± 0,5°C.
Mataram, Juni 2017
Dosen Pembimbing Praktikan,

H. Yunan Jiwintarum, S.Si.,M.Kes. Kelompok 4


LAPORAN PRAKTIKUM QC

“UJI KUALITAS AIR DEMINERALISASI”

OLEH:

Ni Putu Erlita Okandari P07134114037


Purnama Hardiyanti P07134114039
Rahma Iin Pratiwi P07134114040
Ria Rezeki P07134114041
Rohani Salmah P07134114042
Sawitri Nurfita Dewi P07134114043
Siti Aisyah P07134114044
Siti Maesyarah P07134114045
Tony Christian Nifu P07134114047
Vidiya Haerullisa P07134114048
Wayan Ayu Asmarawati P07134114049

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI D.IV ANALIS KESEHATAN
2017
UJI KUALITAS AIR DEMINERALISASI

I. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat kualitas dan kelayakan “Air Demineralisasi” yang akan
digunakan untuk pemeriksaan.

II. DASAR TEORI


Air merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan di laboratorium
tetapi air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan. Air di dalam
laboratorium digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain pengenceran reagen (air
derajat reagen), analisa blanko, pencucian dan lain-lain. Kebutuhan mutu air berbeda-
beda tergantung dari tujuan air tersebut akan digunakan, misalnya air derajat reagen
harus bebas dari zat -zat yang mengganggu analisa, sedangkan bila untuk pencucian
hanya dibutuh kan air yang bersih saja. Oleh karena itu, kualitas air yang digunakan
harus memenuhi standar seperti halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis.
Laboratorium harus memeriksa apakah telah terjadi perubahan selama pembuatan
sampai penggunaannya, serta harus menetapkan tingkat kualitas air yang sesuai dengan
kebutuhan. Untuk itu perlu dilakukan suatu pengujian terhadap kualitas air. Untuk air
yang dibuat sendiri, uji kualitas dilakukan setiap kali pembuatan, sedangkan untuk air
yang dibeli, uji kualitas dilakukan setiap kemasan. Apabila hasil pengujian tidak
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, maka dilakukan destilasi atau
demineralisasi ulang.
Demineralisasi air adalah sebuah proses penyerapan kandungan ion-ion mineral di
dalam air dengan menggunakan resin ion exchange. Air hasil proses demineralisasi
digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, terutama untuk industri. Industri yang
menggunakan air demineralisasi diantaranya pembangkit listrik tenaga uap, industri
semikonduktor, dan juga industri farmasi. Ada dua tipe kolom resin yang umum
digunakan pada proses demineralisasi air. Keduanya adalah Single Bad dan Mixed Bed
Ion Exchange Resin. Single Bad berarti didalam satu kolom hanya terdapat satu jenis
resin saja yakni kation resin saja atau anion resin saja sedangkan kolom Mixed Bad
berisi campuran resin kation dan anion.

III. PRINSIP KERJA


Proses pengujian kualitas air demineralisasi sama seperti pengujian yang dilakukan
untuk air suling, meliputi pemerian/pemeriksaan fisik; pemeriksaan keasaman
kebasaan; pemeriksan ammonium; pemeriksaan besi, tembaga, timbal; pemeriksaan
kalsium; pemeriksaan klorida; pemeriksaan nitrat; pemeriksaan sulfat; pemeriksaan
karbondioksida; pemeriksaan zat teroksidasi; pemeriksaan sisa penguapan; serta dengan
penambahan dua jenis pemeriksaan yaitu pemeriksaan amonia albuminoid dan
pemeriksaan daya tahan listrik (resistivitas).

IV. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
A. Alat
1. Beaker glass;
2. Tabung;
3. Waterbath;
4. Alat penukar ion.
B. Bahan
1. Air bebas amoniak;
2. Air demineralisasi;
3. Amonium klorida encer;
4. Amonium oksalat 2,5 % b/v;
5. Asam sulfat encer;
6. Barium klorida 12,0% b/v;
7. Brom timol blue/ biru brom timol;
8. Difenilamin;
9. Kalium permanganat 0,01 N
10. Kalium tetraiodohidrargirat (II) basa;
11. Kalsium hidroksida 0,04 N;
12. Magnesium karbonat.
13. Metil red/ merah metil;
14. Natrium sulfida 10,0% b/v;
15. Perak nitrat 5,0% b/v;

V. PROSEDUR KERJA
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan :
A. Pemerian/Pemeriksaan Fisik
a. Lakukan pemeriksaan fisik air yang meliputi warna, bau, dan rasa.

B. Pemeriksaan Keasaman Kebasaan


a. Pada 10 ml air tambahkan 2 tetes larutan merah metil atau 5 tetes larutan biru
brom timol.

C. Pemeriksan Amonium
a. Pada 50 ml air tambahkan 2 ml larutan Kalium tetraiodohidrargirat (II) basa.
b. Buat larutan pembanding dengan mencampur 50 ml air bebas Amoniak dengan 2
ml Amonium klorida encer.
c. Bandingkan warna air yang diperiksa dengan warna air dalam tabung
pembanding di atas dasar putih.
D. Pemeriksaan Besi, Tembaga, Timbal
a. Pada 100 ml air tambahkan 1 tetes larutan Natrium sulfida 10,0% b/v.

E. Pemeriksaan Kalsium
a. Pada 100 ml air tambahkan 2 ml Amonium oksalat 2,5 % b/v.

F. Pemeriksaan Klorida
a. Pada 10 ml air tambahkan 1 ml larutan perak nitrat 5,0% b/v.
b. Biarkan selama 5 menit.

G. Pemeriksaan Nitrat
a. Masukkan sejumlah air dalam sebuah tabung.
b. Tuangkan dengan hati-hati 5 ml larutan difenilamin di atas air.
c. Perhatikan warna pada bidang atas.

H. Pemeriksaan Sulfat
a. Pada 10 ml air tambahkan larutan barium klorida 12,0% b/v.
b. Biarkan selama 5 menit.
I. Pemeriksaan Karbondioksida
a. Pada 25 ml air tambahkan 25 ml larutan Kalsium hidroksida 0,04 N.
b. Biarkan selama 5 menit.

J. Pemeriksaan Zat Teroksidasi


a. Pada 100 ml air tambahkan 10 ml Asam sulfat encer. (104 gr am Asam sulfat dan
896 gram air) dan 0,5 ml kalium permanganat 0,01 N.
b. Kemudian didihkan.

K. Pemeriksaan Sisa Penguapan


a. Lakukan penguapan 100 ml air di atas penangas air hingga kering.

L. Pemeriksaan Amonia Albuminoid


a. Pada 500 ml air tambahkan 200 mg magnesium karbonat.
b. Suling sebanyak 200 ml dan buang sulingan tersebut.
c. Tambahkan 25 ml larutan kalium permanganat basa.
d. Suling lagi sebanyak 100 ml dan buang sulingan tersebut.
e. Tambahkan lagi 25 ml larutan kalium permanganat basa.
f. Suling sebanyak 100 ml.
g. Pada sulingan tersebut tambahkan 4 ml larutan kalium tetraiodohidrargirat (II)
basa.
h. Buat larutan pembanding dengan menambahkan 4 ml larutan kalium
tetraiodohidrargirat (II) basa pada campuran 100 ml air bebas amoniak dan 4 ml
larutan amonium klorida encer.
i. Bandingkan warna air yang diperiksa dengan larutan pembanding.

M. Pemeriksaan Daya Tahan Listrik (Resistivitas)


a. Ukur daya tahan listrik air demineral segar dengan alat penukar ion.
Catatan : Pengujian kualitas air demineralisasi sama seperti pengujian yang dilakukan
untuk air suling, ditambah dengan pemeriksaan Amonia albuminoid dan
pemeriksaan daya tahan listrik (resistivitas).

VI. INTERPRETASI HASIL


A. Pemerian/Pemeriksaan Fisik
Air tersebut memenuhi syarat bila cairan tersebut jernih, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.
B. Pemeriksaan Keasaman Kebasaan
Air tersebut memenuhi syarat bila tidak berwarna. Bila berwarna merah dengan
larutan merah metil berarti air tersebut bersifat asam, sedangkan bila berwarna biru
dengan larutan Biru brom timol berarti bersifat basa.
C. Pemeriksan Amonium
Air tersebut memenuhi syarat bila warnanya tidak lebih tua dari larutan
pembanding.
D. Pemeriksaan Besi, Tembaga, Timbal
Air tersebut memenuhi syarat bila cairan tetap jernih dan tidak berwarna.
E. Pemeriksaan Kalsium
Air tersebut memenuhi syarat bila tidak terjadi kekeruhan.
F. Pemeriksaan Klorida
Air tersebut memenuhi syarat bila cairan tetap jernih dan tidak berwarna.
G. Pemeriksaan Nitrat
Air tersebut memenuhi syarat bila tidak terjadi warna biru pada bidang batas.
H. Pemeriksaan Sulfat
Air tersebut memenuhi syarat bila cairan tetap jernih dan tidak berwarna.
I. Pemeriksaan Karbondioksida
Air tersebut memenuhi syarat bila cairan tetap jernih.
J. Pemeriksaan Zat Teroksidasi
Air tersebut memenuhi syarat bila cairan berwarna merah ungu.
K. Pemeriksaan Sisa Penguapan
Hasilnya tidak lebih dari 0,01 gr.
L. Pemeriksaan Amonia Albuminoid
Air tersebut memenuhi syarat bila warna yang terjadi tidak lebih tua dari warna
larutan pembanding.
M. Pemeriksaan Daya Tahan Listrik (Resistivitas)
Air tersebut memenuhi syarat bila hasilnya tidak kurang dari 1 mega ohm cm.

Mataram, Juni 2017


Dosen Pembimbing Praktikan,
H. Yunan Jiwintarum, S.Si.,M.Kes. Kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai