Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Eksisi adalah suatu tindakan pengangkatan massa tumor dan jaringan sehat di sekitarnya. 2. Kista
Epidermoid

Kista epidermoid adalah kista yang berasal dari sel epidermis yang masuk dan tumbuh kejaringan
subkutis akibat trauma tajam Pada pemeriksaan tampak benjolan subkutis bulat, maksimal sebesar
kelereng, kenyal dan permukaan rata, yang biasanya ditemukan di telapak kaki/tangan, dan jari-jari
sisi volarnya. Benjolan ini berisi massa seperti bubur yang merupakan produk keratin. Kadang-
kadang kulit di atasnya terdapat jaringan parut yang merupakan tanda bahwa pernah ada trauma.
Kulit di atasnya biasanya tipis karena tekanan yang terus menerus di atas hiperkeratosis yang
menstimulasi penyebab utamanya. Bila pada perabaan terasa nyeri di daerah tersebut, maka hal ini
merupakan petunjuk adanya kista ini.Tonjolan ini berdinding putih, tebal dan jarang menjadi besar,
tetapi cukup mengganggu karena letaknya. Tindakan yang dilakukan adalah eksisi total untuk
menentukan diagnosis pasti (pemeriksaan PA) dalam menghilangkan keluhan serta indikasi
kosmetis. Bila melekat pada periosteum, maka pexlu dilakukan kuretase tulang. Eksisi kistayang
terletak di daerah sakral atau kista yang terinfeksi di unit rawat jalan tidak dianjurkan.

Alat dan Bahan

o Lidokain 2%o, Spuito Pisau insisi (skapel), Pinseto, Gunting jaringano, Klem jaringano, Jarum
dan benang.

Teknik
1. Bersihkan daerah operasi (daerah kulit di atas kista dan sekitarnya).
2. Lakukan anestesi lokal (blok/infiltrasi) pada daerah operasi.
3. Eksisi kista di antara jaringan yang normal, eksisi berbentuk elips dengan sumbu panjang sesuai
dengan arah ketegangan kulit. Bagian kulit yang telah terpotong kemudian dipreparasi (dibebaskan
dari dasar, jaringan subkutis) dengan memakai skapel.
4. Dilakukan kuretase tulang, jika kista melekat pada periosteum.
5. Hentikan perdarahan yang terjadi dengan kompresi dan dilakukan jahitan kulit. Jahitan
dilakukan dengan jahitan klasik sederhana yaitu simpul satu per satu dengan jahitan ulang alik.
6. Setelah eksisi yang luas, kadang-kadang perlu dilakukan pembebasan kulit tepi luka dari
dasarnya (undermining) untuk mendapatkan jahitan tanpa ketegangan kulit.
7. Tutup luka operasi.

teknik roser plasty

roser plasty adalah tindakan membuah tepi kuku kira-kira 1/3 bagian dengan tujuan tertentu. indikasi
tindakan ini sering dilakukan pada kasus infeksi kuku seperti unguis inkarnatus. gejalanya adalah nyeri
pada kuku yang terkena, tepi kuku terlihat bengkak dan terdapat tanda radang. pada pemeriksaan fisik
terlihat kuku yang tumbuh masuk ke dalam daging.

Persiapan alat:

 1 buah gunting diseksi mayo (lurus)


 1 buah sonde beralur
 2 buah klem arteri pean (lurus)
 1 buah pinset anatomi dan chirurgis
 1 buah wound curret
 1 buah gagang pisau no.3 dan mata pisau
 prokain atau lidokain untuk anestesi lokal
 spouit 3 cc
 doek berlubang
 hand scoen steril
 cairan antiseptic

teknik:

 lakukan tindakan asepsis dan antisepsis pada jari yang terkena


 pasang doek berlubang
 lakukan tindakan block anestesi di pangkal jari bagian dorsolateral kiri dan kanan.
 masukkan sonde pada 1/3 lateral kuku yang akan dibuang sampai matriks kuku.
 gunting kuku di atas sonde
 masukkan klem, jepit bagian kukku yang akan dibuang, putar ke pinggir hingga kuku terlepas
dari dasarnya lalu kuku ditarik hingga terlepas.
 kerok dasar kuku yang telah dibuang dengan kuret
 gunting matriks kuku pada sisi kuku, bila perlu jahit penutup matriks kuku
 luka ditutup dengan salep atau betadin, lalu tutup dengan kasa steril.
 setelah selesai penderita diberi antibiotik profilaksis,analgetik dan roboransia.

Ekstraksi komedo

Dilakukan dengan cara menekan bagian kulit yang ada komedonya agar komedo
yang ada di dalam pori-pori wajah bisa naik. Setelah itu, komedo ekstraktor akan
dimasukkan ke dalam pori-pori kulit wajah, tepat di bagian yang ada komedonya,
sehingga komedo mudah diambil.

Definisi
Abses adalah pengumpulan eksudat purulen yang terjebak di dalam jaringan yang kemudian
membentuk rongga yang secara anatomis sebelumnya tidak ada dengan jaringan fibrotik
disekitarnya sebagai respon tubuh terhadap adanya infeksi.

Terapi
Terapi utama adalah drainase sebagai kontrol sumber infeksi (source control). Drainase
dilakukan dengan menginsisi bagian yang paling fluktuatif dan dinding yang paling tipis.
Adakalanya terbetuk septa-septa dalam satu abses sehingga diperlukan multiple insisi.
Pemberian antibiotik idealnya adalah sesuai dengan tes kultur dan resistensi, namun mengingat
hasil kultur setidaknya membutuhkan waktu 3 hari, maka diberikan antibiotik broad spectrum
sesuai pola kuman penyebab terbanyak dan pola resistensi yang berbeda di setiap daerah.

Teknik Operasi
 Tindakan a dan antiseptik, jika abses setelah pecah, maka mulai painting dari arah luar
kedalam (bagian yang kotor diusap terakhir).
 Drepping
 Anestesi dengan chlor ethyl topical(disemprot)
 Siapkan kasa dan neerbeken untuk menampung eksudat
 Insisi dengan pisau no 11, kemudian lebarkan dengan klem
 Tekan sampai pus/eksudat minimal
 Lakukan debridement jaringan nekrotik dengan kuret atau kasa.
 Irigasi dengan NaCl 0,9 % sampai jernih
 Bilas dengan H2O2
 Cuci dengan antisetik povidon iodine (betadin), chlorhexidin (savlon) dll

Anda mungkin juga menyukai