Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ny. Levi (40 th) datang ke tempat praktek drg. Manulang untuk dibuatkan gigi tiruan.
Selain mengalami kesulitan dalam pengunyahan dan terlihat ompong, Ny. Levi merasa terlihat
lebih tua dari usia sebenarnya. Pemeriksaan intraoral menunjukkan kehilangan gigi 16,15, 21,
26, 27, 35, 36, 37, 38, 45, 47, 48. Gigi 11 dan 23 karies media mesiodistal, 34 rotasi,17 mesia
drifting, 17, 18, 31, 32, dan 41 ekstrusi sehingga oklusi sudah berubah. Drg. Manulang
menawarkan beberapa jenis gigi tirua sebagai alternatif perawatan untuk kasus Ny. Levi. Setelah
mendengarkan penjelasan dan pertimbangan, akhirnya ia setuju untuk dibuatkan gigi tiruan
mahkota jembatan full akrilik di anterior RA dan gigi tiruan sebagain lepasan berbahan akrilik
untuk posterior RA dan RB.
Drg. Manulang lalu mencetak Ny. Levi dan akan memasang model kerjanya di
artikulator. Ny. Levi juga diberitahu bahwa gigi tiruannya akan selesai dalam 4 hari, karena
embuatannya juga akan memerlukan proses laboratorium.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas?
7 JUMPS
I. TERMINOLOGI
1. Prostodonsia
2. Artikulator
3. Mesial drifting
II. IDENTIFIKASIMASALAH
1. Prostodonsia : Cabang spesialis ilmu kedokteran gigi yang berfokus pada
pembuatan gigi tiruan.
1. Mengapa Ny. Levi terlihat lebih tua dan kesulitan dalam pengunyahan?
2. Mengapa gigi 17, 18, 31, 32 dan 41 menjadi ekstrusi pada kasus Ny. Levi?
- Karena gigi antagonis dari 31, 32, 47 dan 48 missing sehingga tidak adanya oklusi
pada gigi tersebut yang akan mengakibatkan gigi-gigi tersebut menjadi ekstrusi.
- Sedangkan pada gigi 41, terdapatnya karies media mesiodistal pada gigi antagonisnya
(gigi 11) yang juga dikarenakan hilangnya kontak oklusi gigi tersebut.
3. Mengapa Ny. Levi dibuatkan GTSL dan gigi tiruan mahkota jembatan? Dan mengapa
bahan yang dipilih akrilik?
- Pembuatan GTSL pada posterior RA dan RB karena gigi-gigi tersebut sudah banyak
hilang dan jika dibuatkan crown&bridge, tidak adanya gigi penyangga pada arah
distal
- Pembuatan gigi tiruan mahkota jembatan pada anterior RA karena pada gigi anterior
terdapat gigi yang bisa dijadikan penyangga (abutment), serta dari segi estetik juga
lebih baik karena tidak terdapatnya plat pada mahkota jembatan, sehingga gigi terlihat
natural seperti gigi aslinya.
- Bahan yang dipilih adalah akrilik dikarenakan bahan ini pada GTSL bisa digunakan
sebagai platnya pada gusi, sehingga gusi dan plat gigi tiruan terlihat natural karena
warnanya yang menyerupai warna gingiva. Sedangkan pada crown&bridge pemilhan
bahan full akrilik dikarenakan nilai estetiknya sangatlah bagus untuk dibuatkan gigi
tiruan, karena warna gigi-geliginya sangat mirip dengan warna gigi asli tanpa ada
bayangan-bayangan hitam seperti pada gigi tiruan dari bahan metal fused ataupun
tidak.
1. Klas I : daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari yang masih
ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral) (Gambar 1.a).
2. Klas II : daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang
masih ada tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (unilateral)
(Gambar1.b).
3. Klas III : daerah tidak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang
masih ada di bagian posterior maupun anterior dan unilateral (Gambar 1.c).
a b c d
Aturan dalam penggunaan klasifikasi Kennedy adalah:
Hukum Ante
Dalam Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan sebaiknya berpatokan pada hukum Ante.
Hukum Ante adalah konsep yang dikemukakan pada tahun 1800an dan masih
digunakan sampai sekarang. Hukum ante menyatakan bahwa "Luas area permukaan
akar gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari luas area permukaan akar gigi
yang hilang atau daerah anodonsia".Dalam keadaan tertentu, kita tidak perlu mentaati
hukum Ante, pada keadaan :
• Akar gigi penyangga (abutment teeth) panjang, kokoh dan tertanam baik dalam
proc. Alveolaris.
• Tekanan kunyah yang ringan atau tidak berkontak sama sekali, misal gigi lawan
merupakan removable denture, sehingga tekanan kunyah tidak akan sama
dengan gigi asli.
• Bentuk akar gigi penyangga yang tebal dan besar.
8. Apa fungsi dari gigi tiruan?
a. Mengembalikan fungsi pengunyahan
b. Mengembalikan fungsi estetis
c. Mengembalikan fungsi bicara
d. Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal
e. Memperbaiki oklusi
f. Meningkatkan distribusi beban kunyah
g. Mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat.
9. Apa dampak kehilangan gigi jika tidak diganti gigi tiruan?
a. Migrasi dan rotasi gigi
b. Lebih rentan terhadap penumpukan plak yang akan berujung karies
c. Erupsi berlebih (over eruption) terhadap gigi yang antagonisnya sudah hilang.
d. Penurunan efisiensi fungsi pengunyahan yang akan mempengaruhi penyerapan
gizi dari makanan yang kemudian dapat berefek sistemik pada tubuh seseorang
dalam jangka panjang.
e. Gangguan pada sendi temporo mandibula
f. Beban berlebih pada jaringan pendukung saat pengunyahan
g. Gangguan bicara dan penampilan
10. Apa saja hal yang harus dipertimbangkan dokter gigi dalam pemilihan jenis gigi
tiruan?
a. Dokter gigi harud mengetahui klas edentulous pada kasus yang sedang dihadapi.
b. Dokter gigi harus mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari jenis protesa.
11. Selain akrilik, bahan apa saja yang digunakan untuk membuat gigi tiruan?
a. Metal
b. Porcelain
c. Komposit
d. Valplast
e. Ceramic
f. Porcelain Fused metal
12. Apa saja fungsi dari artikulator?
a. Alat bantu untuk membuat gigi tiruan
b. Simulator untuk mengevaluasi oklusi dan artikulasi di luar mulut
c. Menghasilkan pergerakan rahang seperti pada kondisi pasien
13. Selain artikulator, alat bantu apa yang bisa digunakan sebagai pembuatan gigi
tiruan?
a. Surveyor
b. Okludator
IV. SKEMA
Ke drg. Manulang
Rencana Perawatan :
Model kerja
Dibuatkan gigi tiruan mahkota
dipasangkan di
jembatan full akrilik di anterior RA
dan gigi tiruan sebagain lepasan artikulator oleh drg
Prostodonsia
Dalam langkah VI ini, mahasiswa diberikan waktu dua hari untuk mencari informasi dari
jurnal maupun sumber-sumber terpercaya lainnya sesuai poin-poin learning objective yang telah
disetujui bersama.
VII. SINTESIS
o 1500-an di Jepang pertama kali terdapat gigi palsu dari bahan kayu dan
berlanjut sampai 1900-an.
o 1700-an, kedokteran gigi mulai bereksperimen dengan penggunaan gigi
manusia, hewan dan gading yang di carving untuk menggantikan gigi
yang missing.
o 1860, gigi palsu parsial dibuat dari metal dan vulkanit untuk menjangkar
gigi.
1. Gigi abutment
2. Retainer
3. Konektor/ Joint
4. Pontik/ Dummy
Gigi asli atau akar yang telah dipreparasi untuk penempatan retainer dan yang
mendukung GTC tersebut.
2. Retainer adalah :
3. Pontik/Dummy adalah :
Bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan memperbaiki
fungsinya.
4. Konektor/Joint adalah :
Pada kondisi ini akibat yang terjadi pada gigi geligi asli yang masih
ada, jaringan pendukung dan fungsi gigi akan lebih besar
Resorbsi pada rahang atas terjadi ke arah atas dan palatal, rahang
bawah ke arah bawah dan sedikit ke bukan yang akibatnya rahang atas
menjadi lebih kecil dan akibatnya akan berhubungan dengan klas III
4. a. Klasifikasi kennedy
Kelas I Kennedy : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang
masih ada dan berada pada kedua sisi rahang (bilateral).
Kelas II Kennedy : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang
masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu rahang saja (unilateral).
Kelas III Kennedy : daerah tak bergigi terletak dibagian posterior dari gigi yang
masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu rahang saja (unilateral).
Kelas IV Kennedy : darah tak bergigi terletak dibagian anterior dari gigi-gigi
yang masih ada dan melewati garis tengah rahang.
Gambar Klas III Kennedy Gambar Klas IV Kennedy
b. Klasifikasi applegate
Kelas I : daerah tak bergigi sama dengan kelas I kennedy. Keadaan ini sering
dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.
Kelas II : daerah tak bergigi sama seperti kelas II kennedy.Kelas III : keadaan
tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangganya tidak lagi mampu memberi
dukungan kepada protesa secara keseluruhan.
Kelas IV : daerah tak bergigi sama dengan kelas IV kennedy. Kelas V : daerah
tak bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi
penahan atau tidak mampu menahan gayah kunyah.Kelas VI : daerah tak bergigi
paradental dengan kedua gigi tetangga asli dapat dipakai sebagai penahan.
c. Klasifikasi Cummer
Klasifikasi pertama yang diakui secara professional. Dirancang tahun 1920 oleh
Cummer gigi tiruan diklasifikasikan berdasarkan pada posisi dari penahan langsung
(direct retainer).
Diagonal : Dua penahan langsung (direct retainer) secara diagonal berlawanan
dengan penahan lainnya.
Diametrik : Dua penahan langsung secara diametrik bersebrangan dengan
penahan lainnya.
Unilateral : Dua atau lebih penahan langsung terhadap sisi yang sama.
Multilateral : 3 terkadang 4 penahan langsung dalam hubungan triangular
(kadang – kadang guadrangular)
d. Klasifikasi Meuk
Dirancang pada tahun 1942, berdasarkan pada jumlah, panjang, dan posisi dari
edentulous dan jumlah serta posisi dari gigi yang masih ada.
Kelas I : Bilateral space tanpa adanya gigi posterior pada ruang tersebut.
Kelas II : Bilateral space dengan adanya gigi posterior pada salah satu ruang.
Kelas III : Bilateral space dengan adanya gigi posterior pada kedua ruang.
Kelas IV : Unilateral space tanpa adanya gigi posterior pada ruang tersebut.
Lengkung lawan tidak hilang.
Kelas V : Anterior space dengan lengkung posterior pada kedua sisi tidak hilang.
Kelas VI : Irregular space pada daerah lengkung gigi yang ada dapat single atau
double group
e. Klasifikasi Gadfrey
Dirancang pada tahun 1951, klasifikasi ini didasarkan pada lokasi dan ukuran dari
daerah edentulous. Kelas utama tidak memiliki modifikasi.
Kelas A : Denture base ditunjang oleh gigi, pada bagian anterior. Dapat berupa ruang 5
gigi tanpa terputus, ruang 5 gigi terputus atau ruang 4 gigi tanpa terputus.
Kelas A Kelas B
Kelas B : Denture base yang ditunjang oleh mukosa pada daerah anteriornya. Dapat
berupa ruang 6 gigi tanpa terputus, ruang 5 gigi tanpa terputus atau ruang 5 gigi terputus.
Kelas C : Denture base ditunjang oleh gigi pada bagian posterior, dapat berupa ruang 3
gigi tanpa terputus, ruang 2 gigi tanpa terputus atau ruang 2-3 gigi yang terputus.
Kelas C Kelas D
Kelas D : Denture base ditunjang oleh mukosa pada bagian posterior. Dapat berupa
ruang 4 gigi tanpa terputus atau ruang setengah atau 3 gigi tanpa teputus
f. Klasifikasi Friedman
A : AnteriorB : BoundedC : Cantilever
h. Klasifikasi Craddock
Dirancang tahun 1954, mengklasifikasikan gigi tiruan sebagian menurut :
Kelas I : Saddle Support pada kedua sisi atau batasan gigi yang kuat
Kelas II : Kekuatan gigitan vertikal di aplikasikan sebagai penahan gigi tiruan
sebagai jaringan lunak.
Kelas III : Didukung gigi pada satu ujung dari penjangkar
Penggunaan Surveyor
I. Mensurvei Study Cast
Tujuannya :
a. Menentukan arah pasang yang terbaik yang akan mengurangi hambatan pada
waktu pemasukan dan pengeluaran geligi tiruan sebagian.
b. Menemukan adanya permukaan-permukaan proksimal yang bisa dibuat sejajar
sehingga dapat bertindak sebagai guiding planes.
c. Menemukan dan mengukur daerah-daerah pada permukaan gigi yang dapat
digunakan untuk retensi.
d. Menetukan apakah daerah-daerah gangguan pada gigi dan tulang perlu dibuang
dengan jalan extraksi gigi atau memilih arah pasang lain.
e. Memungkinkan pemberian tanda bagi persiapan mulut yang akan dilaksanakan,
termasuk pemotongan jaringan proksimal dan kontur gigi yang berlebihan
untuk mengurangi interferensi (hambatan).
f. Menggambarkan garis kontur terbesar pada gigi pendukung dan menentukan
gerong yang tak diharapkan yang perlu ditutupi atau dibuang.
g. Menetapkan posisi model rahang dalam hubungan dengan arah pasang yang
dipilih dengan jalan melakukan tripoding.
II. Menentukan Batas dan Bentuk Pola Malam
Trimer dan surveyor digunakan senagai wax carver selam preparasi dalam mulut,
sehinggan arah pasang yang sudah ditentukan dapat dipertahankan selama
preparasi restorasi tuang bagi gigi pendukung dilakukan.
III. Penempatan Internal Attachment
Dalam hal ini, surveyor digunakan untuk :
a. Memilih arah pasang dalam hubungan dengan sumbu panjang gigi pendukung,
sehingga daerah gangguan dimanapun pada lengkung rahang dapat dihindari.
b. Membuat preparasi untuk kaitan presisi (precision attachment) pada model
studi dengan memperhatikan jangan sampai mengenai ruang pulpa. Hal ini
dapat dilakukan dengan bantuan foto rontgen.
c. Membentuk model wax untuk precision attachment.
IV. Penempatan Precision Rest (sandaran presisi)
Surveyor dapat digunakan sebagidrill press, dengan melekatkan dental handpiece
pada vertical spindle.
V. Pembuatan Restorasi Tuang
Dengan dental handpiece yang dipasang pada vertical spindle, permukaan-
permukaan vertical restorasi tuang dapat dihaluskan dengan suatu batu
carborundum berbentuk silindris yang sesuai.
VI. Mensurvei Model Kerja
Tujuannya :
a. Memilih arah pasang yang paling sesuai, sesudah preparasi dalam mulut yang
memenuhi persyaratan dari guiding planes, retensi, tanpa hambatan dan estetis
diselesaikan.
b. Mengukur daerah retentive dan lokasi ujung cengkram sesuai dengan
fleksibilitas dari cengkram yangsedang dibuat.
c. Menetukan daerah undesirable undercut yang masih didapati pada model.
d. Merapikan bahan block out sampai sejajar dengan arah pasang sebelum kita
melakukan duplikasi.
b. Artikulator
Artikulator : Alat mekanik tepat meletakkan model rahang atas dan rahang
bawah sekaligus memproduksi relasi rahang bawah terhadap rahag atas dan
digunakan untuk kajian oklusi, pembuatan protesa dan restorasi.
Fungsi :
Alat bantu untuk pembuatan gigi tiruan
Simulator untuk mengevaluasi oklusi dan artikulasi diluar mulut
Menghasilkan gerakan rahang dan tiap rahang gigi pasien
Menghasilkan gerakan sliding diagnostic border
Macam – macam artikulator :
Simple hinge type / artikulator type engsel : Hanya bisa menirukan gerakan
buka tutup (oklusi). Contoh : okludator.
Average type / non adjustable / type rata rata : Dapat meniru gerakan buka
tutup ( oklusi ) dan gerakan ke kiri kanan, ke depan belakang ( artikulasi ).
Inklinasi lereng sendi dan lereng incisal ditentukan oleh pabrik, berdasarkan
ukuran rata rata. Contoh : Free plane articulator, Gysi simplex.
Semi adjustable type : Contoh : Hanau H3.
Fully adjustable type : Contoh : Denar D4A.
Artikulator Okludator
6. Pemeriksaan oklusi merupakan hal yang penting dalam pembuatan GTC. Ada 2
tahap pemeriksaan oklusi :
1. Arifin M., Rahardjo W., Roselani. 2000. Diktat Prostodonsia: Ilmu Gigi Tiruan Cekat (Teori
dan Klinik). Departemen Prostodonsia Faklutas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
2. Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quan’um Sinergis Media.
3. Barclay CW, Walmsley AD. 2001. Fixed and removable prosthodontics. 2nd ed. Tottenham:
Churchill livingstone;
4. Gunadi, Haryanto. A; Burhan, Lusiana A.; Suryatenggara, Freddy. 1995. Ilmu Geligi Tiruan
Sebagian Lepasan Jilid 1. Jakarta: Hipokrates. Pp : 112-116
5. Nallaswamy D. 2003. Textbook of Prosthodontics. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers.
6. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/12316