Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA POLA TIDUR TERHADAP

TEKANAN DARAH PADA REMAJA


SMA DI PONDOK PESANTREN
AL-MUNAWWIR KRAPYAK
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN OLEH:
OLIVIA RAHMADANI
201310201111

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
2
HUBUNGAN ANTARA POLA TIDUR TERHADAP
TEKANAN DARAH PADA REMAJA
SMA DI PONDOK PESANTREN
AL-MUNAWWIR KRAPYAK
YOGYAKARTA

Olivia Rahmadani2, Diyah Candra A. Kalbuningrum3


Email: olivia.ners@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang: Perubahan pola tidur yang sering dialami para remaja yaitu
tuntutan sekolah, kegiatan sekolah, dan tugas sekolah yang dikerjakan di rumah yang
menekan waktu untuk tidur yang menyebabkan remaja akan tidur lebih larut dan
bangun lebih cepat. Salah satu faktor pola tidur yang buruk juga merupakan
kebiasaan waktu tidur yang kurang atau pendek juga dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah terutama pada kalangan remaja.
Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui diketahuinya hubungan
antara pola tidur terhadap tekanan darah pada remaja SMA di Pondok Pesantren Al-
Munawwir Krapyak Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan
pendekatan waktu cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling dengan sampel sebanyak 45 responden.
Pengambilan data yaitu dengan pengukuran tekanan darah, dan kuesioner instrumen
pittsburgh sleep quality index (PSQI) untuk mengetahui pola tidur. Teknik analisis
data dengan korelasi Chi Square.
Hasil: Pola tidur pada santri sebagian besar memiliki pola tidur yang tidak teratur
atau buruk yaitu sebanyak 32 responden (71,1%) dan tekanan darah pada santri
dengan kategori normal-tinggi yaitu sebanyak 25 responden (55,6%). Hasil uji chi
square diperoleh p-value sebesar 0,033 <  (0,05).
Simpulan dan Saran: Terdapat hubungan yang signifikan antara pola tidur terhadap
tekanan darah pada remaja SMA di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak
Yogyakarta. Siswa sebaiknya mulai menerapkan pola tidur yang baik. Selain itu
diperlukan juga untuk mulai membiasakan diri melakukan pengukuran tekanan darah
secara berkala.

Kata kunci : Pola Tidur, Tekanan Darah


Kepustakaan : 19 Buku, 12 Jurnal, 10 Skripsi, 1 Website
Jumlah halaman : xi, 55 Halaman, 10 Tabel, 3 Gambar, 12 Lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

1
THE CORRELATION BETWEEN SLEEPING PATTERN
AND BLOOD PRESSURE OF SENIOR HIGH SCHOOL
STUDENTS IN AL-MUNAWWIR ISLAMIC
BOARDING SCHOOL OF KRAPYAK
YOGYAKARTA1
Olivia Rahmadani2, Diyah Candra A. Kalbuningrum3
Email: olivia.ners@gmail.com

ABSTRACT

Background: Changes in sleep patterns often experienced by teenagers are caused


by school demands, school activities, and homework. The causes can reduce the time
to sleep that makes the adolescents sleep more late and wake up faster. One of the
factors of poor sleep patterns is less and short sleeping time that can be associated
with blood pressure increase, especially among adolescents.
Objective: The objective of this study is to investigate the correlation between
sleeping patterns and blood pressure of high school students in Al-Munawwir Islamic
Boarding School of Krapyak Yogyakarta.
Method: This study used descriptive correlation method with cross-sectional time
approach. The sampling technique used the total sampling with the sample of 45
respondents. The data were collected by measuring blood pressure, and pittsburgh
sleep quality index (PSQI) instrument questionnaire for sleeping patterns. The data
analysis technique used Chi Square correlation.
Result: The respondents mostly have irregular or poor sleeping pattern as many as
32 respondent (71.1%). Moreover, they have normal-high category of blood pressure
as many as 25 respondents (55.6%). Chi square test obtained p-value of 0.033
<(0.05).
Conclusion and Suggestion: There is a significant correlation between sleeping
patterns and blood pressure of high school students in Al-Munawwir Islamic
Boarding School of Krapyak Yogyakarta. The students are suggested to start
implementing good sleeping patterns and getting used to regular blood pressure
measurements.

Keywords : Sleeping Pattern, Blood Pressure


References : 19 Books, 12 Journals, 10 Theses, 1 Website
Number of pages : xi, 55 Pages, 10 Tables, 3 Figures, 14 Appendices

________________________________
1
Thesis title
2
School of Nursing Student, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3
School of Nursing Lecturer, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta

2
PENDAHULUAN Tekanan darah normal akan
menurun ketika seseorang sedang tidur
Tekanan darah adalah faktor dalam keadaan normal (sekitar 10-
yang penting dalam sistem sirkulasi. 20%) dibandingkan ketika saat dalam
Peningkatan ataupun penurunan dalam keadaan sadar. Keadaan ini bisa
tekanan darah akan mempengaruhi dihubungkan karena penurunan
homeostasis di dalam tubuh. Hasil aktifitas simpatis pada saat keadaan
pengukuran tekanan darah ada dua kita tidur. Salah satu faktor yang
angka yaitu tekanan darah sistolik dan mempengaruhi tekanan darah yaitu
diastolik. Tekanan sistolik adalah gangguan tidur (Lumantaw, Rompas,
tekanan pada arteri ketika jantung & Onibala, 2016).
memompa darah melalui pembuluh
darah, sedangkan diastolik adalah Menurut WHO tahun 2011
tekanan di arteri saat jantung gangguan tidur pada remaja di
berelaksasi diantara dua denyutan atau Amerika menyebutkan 30-50 juta
kontraksi (Palmer & Williams, 2007). penduduk remaja di Amerika
Nilai normal tekanan darah yaitu mengalami masalah gangguan tidur
dengan mengukur tinggi badan, berat yaitu 5% hingga 10%. Survey yang
badan, aktivitas kegiatan normal serta dilakukan di Singapura menunjukkan
kesehatan secara umum adalah 120/80 8%-10% gangguan tidur di alami oleh
mmHg. remaja. Sebanyak 28,053 juta orang
Indonesia yang mengalami gangguan
. Tekanan darah tinggi atau tidur atau sekitar 11,7%. 10% dialami
hipertensi dibedakan menjadi dua oleh kalangan remaja Data ini hanya
berdasarkan penyebabnya yaitu berdasarkan indikasi secara umum
hipertensi essensial yang biasanya tidak memperhitungkan faktor genetik,
sering terjadi pada remaja (13-18 budaya, lingkungan, sosial, dan ras.
tahun) yang tidak diketahui Jumlah ini bisa terus bertambah
penyebabnya, sedangkan hipertensi seiring dengan perubahan gaya hidup
sekunder yaitu hipertensi yang (Nugroho, 2016).
disebabkan oleh penyakit lain seperti Banyak faktor yang
penyakit jantung, diabetes, gangguan mempengaruhi perubahan pola tidur
hormonal, ginjal (Anies, 2006) pada remaja misalnya pubertas sebagai
salah satu ciri yang dialami oleh
Tekanan darah rendah atau
remaja dan memberikan dampak
hipotensi biasanya dikatakan rendah
terhadap munculnya masalah
apabila distoliknya dibawah 70
gangguan tidur. Masalah yang paling
mmHg, gejala yang sering muncul
sering dialami para remaja yaitu
biasanya pusing dan sempoyongan
tuntutan sekolah, kegiatan sekolah,
terutama saat bangun tidur, muka
dan tugas sekolah yang dikerjakan di
pucat, serta tangan dan kaki sering
rumah yang menekan waktu untuk
kesemutan. Akibat dari tekanan darah
tidur yang menyebabkan remaja akan
rendah apabila tidak ditangani yaitu
tidur lebih larut dan bangun lebih
jantung berdebar, penglihatan kabur,
cepat (Saifudin, 2012).
pusing, keringat dingin, pingsan,
Kebijakan pemerintah
menurunkan konsentrasi dan fokus,
Indonesia khususnya Daerah Istimewa
mudah merasa lelah dan lemas,
Yogyakarta yang dilakukan oleh dinas
berpotensi menimbulkan gangguan
pendidikan telah merencanakan
pada organ tubuh lainnya (Djing,
strategi yaitu dengan mengadakan
2006).
kegiatan jam belajar masyarakat,
dengan tujuan untuk mendorong setiap
3
keluarga untuk menyediakan waktu yang ada dipondok pesantren
belajar untuk anak-anaknya, misalnya diperoleh data bahwa pada umumnya
di lingkungan sekolah anak dibatasi siswi hanya tidur kurang dari 6 jam
jam belajar yaitu antara pukul 07.00- perhari, dimana dari 10 siswi yang
16.00 WIB dan malam hari saat diwawancari mempunyai jadwal atau
dirumah pukul 19.00-21.00 WIB, pola tidur yang tidak teratur seperti
sehingga setelah belajar mereka bisa tidur pada pukul 23.00 WIB dan
menggunakan waktunya untuk terkadang ada yang tidur lebih dari
istirahat dan tidur (Panjaitan, 2014). dari jam 23.00 WIB akibat banyaknya
Berdasarkan hasil studi tugas atau pekerjaan rumah. Kegiatan
pendahuluan yang dilakukan tanggal 8 ada di pondok pesantren dimulai sejak
maret 2017 pada siswi di Pondok pukul 04.00 WIB. Selain itu ada 3
Pesantren Al-Munawwir Krapyak, siswi yang diwawancarai mengatakan
Yogyakarta didapatkan jumlah siswi merasa pusing dan mudah lelah akibat
yang berusia 14-18 tahun sebanyak 45 kurangnya waktu untuk beristirahat.
orang yang dilakukan pengecekan Berdasarkan data keadaan di
tekanan darah dan didapatkan hasil atas, maka peneliti tertarik untuk
dari 45 siswi terdapat 35 siswi mengetahui tentang hubungan antara
memiliki tekanan darah yang tidak pola tidur terhadap tekanan darah pada
normal yaitu memiliki tekanan darah remaja SMA di Pondok Pesantren Al-
yang cenderung tinggi. Wawancara Munawwir Krapyak Yogyakarta.
yang dilakukan dengan beberapa siswi

METODE PENELITIAN pittsburgh sleep quality index (PSQI)


yang telah diakui secara internasional
Penelitian ini adalah penelitian untuk mengukur pola tidur sedangkan
non eksperimen dengan metode untuk mengukur tekanan darah
deskriptif korelasi yaitu suatu metode menggunakan Sphygmomanometer
penelitian untuk mengetahui hubungan Digital Omron yang sudah dilakukan
antar variabel. Metode pengambilan uji kalibrasi sebagai alat baku
data menggunakan metode pendekatan pengukuran tekanan darah.
cross-sectional. Dengan analisa data
menggunakan uji statistik Chi Square. HASIL PENELITIAN DAN
Dalam penelitian ini terdapat dua PEMBAHASAN
variabel yaitu pola tidur sebagai Penelitian ini dilakukan di Pondok
variabel bebas dan tekanan darah Pesantren Al-Munawwir Krapyak
sebagai variabel terikat. Yogyakarta yang terletak di dusun
Populasi dalam penelitian Krapyak Yogyakarta. Penelitian ini
remaja perempuan yang berusia 14-18 dilakukan pada bulan Mei 2017
tahun di Pondok Pesantren Krapyak dengan responden remaja putri yang
Yogyakarta, yang berjumlah 45 siswi. berjumlah 45 siswi.
Sampel yang digunakan pada
penelitian ini yaitu total sampling Hasil
yaitu perempuan berusia 14-18 tahun 1. Karakteristik Responden
yang hadir dan bersedia dengan
kriteria tidak obesitas, tidak sedang Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi
mengkonsumsi obat plansing atau Berdasarkan Umur pada Remaja putri
dalam kondisi diet, tidak dalam di Pondok Pesantren Al-Munawwir
kondisi sakit. Krapyak Yogyakarta tahun 2017
Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner
4
Tabel 4.2 menunjukkan
sebagian besar remaja putri di
Usia Frekuensi Prosentase Pondok Pesantren Al-Munawwir
(%) Krapyak Yogyakarta mengalami
Remaja awal 5 11,1 pola tidur yang baik sebanyak 13
(12-15 tahun) orang (28,9%) dan pola tidur buruk
Remaja sebanyak 32 orang (71,1%).
pertengahan 40 88,9
(16-18 tahun)
Remaja akhir - 0
3. Tekanan Darah
(19-21 tahun) Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi
Tekanan Darah pada Remaja Putri
Jumlah 45 100 di Pondok Pesantren Al-
Sumber : Data primer, 2017 Munawwir Krapyak Yogyakarta
Tahun 2017
Tabel 4.1 menunjukkan
sebagian besar remaja putri di Tekanan Frekuensi Prosentase
Pondok Pesantren Al-Munawwir darah (%)
Krapyak Yogyakarta masuk dalam Normal 20 44,4
kelompok uisa remaja pertengahan Normal- 25 55,6
sebanyak 40 orang (88,9%). tinggi
Jumlah 45 100
2. Pola Tidur Sumber: Data Primer, 2017.
Tabel 4.2. Distribusi
Frekuensi Pola Tidur yang Dialami Tabel 4.3 menunjukkan
Oleh Remaja Putri di Pondok tekanan darah pada remaja putri di
Pesantren Al-Munawwir Krapyak Pondok Pesantren Al-Munawwir
Yogyakarta Tahun 2017 Krapyak Yogyakarta sebagian besar
Pola tidur Frekuensi
Prosentase kategori normal-tinggi sebanyak 25
(%) orang (55,6%).
Baik 13 28,9
Buruk 32 71,1
Jumlah 45 100
Sumber: Data Primer, 2017

4. Hubungan Antara Pola Tidur Terhadap Tekanan Darah


Tabel 4.4. Tabulasi Silang dan Hasil Uji Chi Square Hubungan antara Pola Tidur
terhadap Tekanan Darah pada Remaja SMA di Pondok Pesantren Al-Munawwir
Krapyak Yogyakarta Tahun 2017
Pola Tekanan darah p-
Tidur Normal Normal-tinggi Total Value
f % f % f %
Baik 9 20,0 4 8,9 13 28,9 0,033
Buruk 11 24,4 21 46,7 32 71,1
Total 20 44,4 25 55,6 45 100
Sumber: Data Primer, 2017

Tabel 4.4 menunjukkan remaja dengan pola tidur buruk sebagian


dengan pola tidur baik sebagian besar besar memiliki tekanan darah normal-
memiliki tekanan darah normal tinggi sebanyak 21 orang (46,7%).
sebanyak 9 orang (20%). Remaja

5
Hasil perhitungan statistik wanita yang lebih banyak memiliki
menggunakan uji chi square seperti ganguan tidur yang dikarakteristikan
disajikan pada tabel 4.4, diperoleh p- dengan durasi tidur yang lebih pendek
value sebesar 0,033 <  (0,05) dan waktu terbangun dimalam hari
sehingga dapat disimpulkan ada yang lebih panjang dan wanita dengan
hubungan antara pola tidur terhadap kondisi ngantuk di siang hari yang
tekanan darah pada remaja SMA di lebih hebat yang dikarakteristikan
Pondok Pesantren Al-Munawwir dengan prilaku tidur siang,
Krapyak Yogyakarta. menempatkan mereka pada resiko
neuromuskular yang lebih buruk dan
PEMBAHASAN fungsi di siang hari yang lebih buruk
pula. Wanita yang mengalami tidur
Pola Tidur yang buruk mempunyai lebih banyak
Hasil penelitian menunjukkan masalah dalam menunjukan aktivitas
bahwa sebagian besar remaja SMA di bebas disiang hari (Saputra, 2014).
Pondok Pesantren Al-Munawwir Menurut Redline dalam Rhosifanni
Krapyak Yogyakarta mengalami pola (2017) orang yang mempunyai
tidur yang buruk sebanyak 32 orang gangguan tidur baik pada usia muda
(71,1%). Hasil penelitian ini maupun tua perlu diberikan perhatian
didukung oleh penelitian Torihoran khusus oleh dokter ahli jantung
(2012) yang menyimpulkan bahwa karena dianggap sebagai salah satu
mahasiswa keperawatan tingkat III faktor risiko hipertensi. Kualitas dan
tahun ajaran 2012/2013 di UNAI kuantitas tidur dapat memengaruhi
Bandung memiliki pola tidur yang proses hemostasis dan bila proses ini
tidak teratur. terganggu maka dapat menjadi salah
Pola tidur yang buruk meliputi satu faktor meningkatnya penyakit
durasi tidur yang kurang dari kardiovaskuler. Tekanan darah
kebutuhan menurut umur, tidur terlalu dipengaruhi oleh sistem otonom yakni
larut malam dan bangun terlalu cepat, simpatis dan parasimpatis. Orang
tidur tidak nyenyak sering terbangun yang mempunyai kualitas tidur yang
karena suatu hal, sedangkan pola tidur buruk akan mengalami peningkatan
yang baik meliputi durasi tidur yang aktivitas simpatis dan penurunan
sesuai dengan kebutuhan menurut aktivitas parasimpatis (Bukit, 2003).
umur, tidur nyenyak tidak terbangun Waktu paling optimal untuk mulai
karena suatu hal di sela-sela waktu tidur di malam hari adalah jam 10
tidur (Hidayat, 2008). malam, selain untuk mengumpulkan
Berdasarkan hasil penelitian pada energi dan tenaga juga sangat baik
responden dengan kuesioner pola untuk kecantikan kulit, vitalitas
tidur PSQI, tiga masalah yang sering tubuh, dan meningkatkan mood
mengganggu tidur responden positif di pagi hari. Kebutuhan tidur
sehingga menyebabkan kualitas seseorang berbeda-beda untuk umur
tidurnya buruk adalah durasi tidur 12-17 tahun kebutuhan tidur adalah
kurang dari 7 jam sehari sebanyak 40 8,5 jam perhari, untuk umur 18–40
orang (88,9%), terbangun tengah tahun kebutuhan tidur adalah 8 jam
malam atau pagi hari sebanyak 29 perhari, untuk umur 41–60 tahun
orang (64,4%), merasa terlalu kebutuhan tidur adalah 7 jam perhari,
kepanasan saat tidur di malam hari dan untuk umur 60 tahun keatas
sebanyak 24 orang (53,3%). kebutuhan tidur adalah 6 jam perhari
Penelitian yang dilakukan oleh (Hidayat, 2008).
Goldman (2007) menemukan bahwa

6
Gangguan hormon juga dapat faktor yang amat penting pada sistem
memengaruhi pola tidur, beberapa sirkulasi. Peningkatan atau penurunan
hormon yang memengaruhi antara tekanan darah akan mempengaruhi
lain Adreno Corticotropin Hormoen homeostatsis di dalam tubuh. Nilai
(ACTH), Growth Hormone (GH), normal tekanan darah adalah 120/80
Tyroid Stimulating Hormone (TSH), mmHg. Hipertensi atau tekanan darah
dan Luteinizing Hormone (LH). tinggi (lebih dari 140\90 mmHg) dan
Hormon-hormon tersebut masing- hipotensi atau tekanan darah rendah
masing akan disekresi secara teratur (kurang dari 120\80 mmHg).
oleh kelenjar hipofisis anterior
melalui hipotalamus. Sistem ini dapat Hubungan Pola Tidur dengan
memengaruhi pengeluaran Tekanan Darah
neurotransmiter norepinefrin, Hasil uji statistik menunjukkan ada
dopamin, serotonin, yang berfungsi hubungan antara pola tidur terhadap
mengatur mekanisme tidur dan tekanan darah pada remaja SMA di
bangun. Pondok Pesantren Al-Munawwir
Krapyak Yogyakarta. Hasil penelitian
Tekanan Darah ini sesuai dengan Roshiffani (2017)
Tekanan darah pada remaja SMA yang menunjukkan bahwa ada
di Pondok Pesantren Al-Munawwir hubungan yang signifikan antara pola
Krapyak Yogyakarta sebagian besar tidur dengan kejadian hipertensi.
kategori normal-tinggi sebanyak 25 Hal ini sesuai dengan pendapat
orang (55,6%). Berdasarkan Gangwisch, dkk (2006), bahwa
penelitian pada remaja di Irlandia, seseorang yang memiliki kuantitas
terjadi kecenderungan peningkatan dan kualitas tidur kurang baik akan
tekanan darah pada remaja dalam 10 memicu stress psikologis dan fisik.
tahun terakhir (Watkins et al, 2004). Besarnya pengaruh pola tidur
Lebih lanjut, diperkirakan 2–5% anak terhadap tekanan darah tergantung
dibawah 18 tahun menderita kuatnya sugesti atau stressor yang
hipertensi (Sorof et al, 2002 dalam diarahkan pada organ yang
Marlina, 2016). Di Indonesia sendiri, mempunyai pengaruh besar terhadap
belum diketahui pasti jumlah tekanan darah seperti ginjal pada
prevalensi kasus hipertensi anak. bagian adrenal korteks yang
Apabila kriteria hipertensi sesuai The menghasilkan hormon kortisol dapat
Seventh Report of the Joint National memicu kelenjar pituari bagian depan
Committee (JNC VII) 2003 mensekresikan Adreno Corticotropin
diterapkan pada penduduk usia 15–17 Hormone (ACTH). ACTH juga
tahun, diperoleh prevalensi hipertensi berperan membantu menghasilkan
nasional sebesar 5,3%. aldesteron yang menyebabkan
Tekanan darah merupakan tekanan peningkatan penyerapan ion natrium
pada dinding pembuluh darah akibat dan air pada ginjal. Peningkatan kadar
kontraksi ventrikel jantung saat garam dalam darah juga menekan
mengalirkan darah ke sirkulasi ekskresi garam dalam ginjal dan
sistemik melalui arteri. Tekanan itu meningkatkan hemodinamik selama
diukur dalam satuan milimeter air 24 jam, akibatnya terjadi hiperterofi
raksa (mmHg) dan direkam dalam atrium dan ventrikel kiri jantung
dua angka tekanan, yakni tekanan kemudian meningkatkan kerja jantung
sistolik (ketika jantung berdetak) dan akibatnya terjadilah peningkatan
tekanan diastolic (ketika jantung tekanan darah.
relaksasi). Tekanan darah merupakan

7
Durasi tidur yang pendek selain ras, obesitas, merokok, dan jenis
dapat meningkatkan rata-rata tekanan kelamin. Selama masa remaja tekanan
darah dan denyut jantung, juga darah tetap bervariasi 14-17 tahun, 90
meningkatkan aktivitas sistem saraf persennya adalah 124-136/77-84
simpatik dan merangsang stress, yang untuk anak laki-laki dan 124-127/63-
pada akhirnya bisa menyebabkan 74 untuk anak perempuan. Tekanan
hipertensi. Perubahan emosi seperti darah dewasa cenderung meningkat
tidak sabar, mudah marah, stress, seiring dengan pertambahan usia.
cepat lelah, dan pesimis yang Kondisi stres pada seseorang secara
disebabkan karena durasi tidur yang terus menerus cenderung akan
kurang dapat meningkatkan risiko meningkatkan rangsangan saraf
naiknya tekanan darah (Bansil, 2011). simpatis yang dapat mengakibatkan
Gangguan tidur yang berupa sleep peningkatan kerja jantung dan
apnea memiliki hubungan erat tahanan vaskular perifer. Efek
dengan terjadinya hipertensi. Sebuah stimulasi saraf simpatis yang
penelitian yang dilakukan oleh berlangsung secara terus menerus
praktisi kesehatan bahwa hipertensi akan meningkatkan tekanan darah.
dapat terjadi karena sleep apnea yang Frekuensi hipertensi pada orang
akan menimbulkan stress pada Afrika dan Amerika cenderung lebih
penderitanya. Seorang penderita sleep tinggi daripada orang Eropa.
apnea kualitas tidurnya akan menurun Kematian yang dihubungkan dengan
dan mengakibatkan aktivitas sistem hipertensi juga lebih banyak pada
saraf di otak akan meninggi. Hal ini orang Afrika dan Amerika.
akan menyebabkan pembuluh darah Kecenderungan populasi ini terhadap
mengeras dan pengentalan darah hipertensi dihubungkan dengan faktor
meningkat, hal itu menggiring pada genetik dan lingkungan. Kegemukan
meningkatnya tekanan darah. berhubungan dengan peningkatan
Peningkatan risiko terjadinya curah jantung dan volume
hipertensi pada orang yang kurang intravaskuler. Obesitas lebih mungkin
tidur adalah terdapatnya untuk menderita tekanan darah tinggi,
kecenderungan memiliki Body Mass dibandingkan dengan orang dengan
Index (BMI) yang lebih tinggi dari berat badan normal. Merokok dapat
biasanya (Gangwisch, 2006). meningkatkan tekanan darah dengan
cara meningkatkan norepinefrin
Keeratan Hubungan Pola Tidur plasma. Selain itu, kandungan nikotin
dengan Tekanan Darah dalam rokok dapat meningkatkan
Hasil perhitungan coefficient pengumpalan darah dan pengapuran
contingency menunjukkan adanya pada dinding pembuluh darah.
hubungan yang rendah antara pola Tekanan darah remaja laki-laki lebih
tidur terhadap tekanan darah pada tinggi dibanding perempuan
remaja SMA di Pondok Pesantren Al- dikarenakan pria memiliki gaya hidup
Munawwir Krapyak Yogyakarta yang cendrung dapat meningkatkan
Keeratan hubungan yang rendah tekanan darah dibandingkan
antara pola tidur terhadap tekanan perempuan.
darah pada remaja disebabkan masih
banyak faktor lain yang turut SIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi tekanan darah.
Menurut Potter & Perry (2005) Simpulan
faktor-faktor yang mempengaruhi Berdasarkan hasil analisis yang
tekanan darah terdiri dari usia, stress, telah dilakukan dapat ditarik

8
kesimpulan Terdapat hubungan yang Pesantren Al-Munawwir Krapyak
signifikan antara pola tidur terhadap Yogyakarta dapat mengoptimalkan
tekanan darah pada remaja SMA di sarana kesehatan di lingkungan
Pondok Pesantren Al-Munawwir pondok sebagai langkah awal skrining
Krapyak Yogyakarta, ditunjukkan tekanan darah pada remaja dengan
dengan hasil uji chi square diperoleh kerjasama dari berbagai pihak seperti
nilai p (0,033) < 0,05 dengan hasil puskesmas atau rumah sakit terdekat.
yang mengalami pola tidur buruk Bagi Universitas ‘Aisyiyah
sebanyak 32 orang (71,1%) dan yang Yogyakarta bisa digunakan untuk
memiliki tekanan darah dengan melengkapi referensi di perpustakaan
kategori normal-tinggi sebanyak 25 serta sebagai bahan baca untuk
orang (55,6%). menambah pengetahuan bagi
mahasiswa di perpustakaan tentang
Saran hubungan pola tidur terhadap tekanan
Berdasarkan simpulan darah pada remaja. Bagi Peneliti
penelitian yang dilakukan di Pondok Selanjutnya Diharapkan di masa yang
Pesantren Al-Munawwir Krapyak kan datang dapat digunakan sebagai
Yogyakarta terdapat saran yang dapat salah satu sumber data untuk
diberikan peneliti terhadap pihak penelitian selanjutnya dan dilakukan
terkait yaitu bagi Siswi sebaiknya penelitian lebih lanjut berdasarkan
mulai menerapkan pola tidur yang faktor lainnya dengan variabel yang
baik. Selain itu diperlukan juga untuk berbeda dan diharapkan untuk
mulai membiasakan diri melakukan Peneliti selanjutnya bisa mengambil
pengukuran tekanan darah secara sampel baik perempuan maupun laki-
berkala pada fasilitas kesehatan di laki untuk mengetahui perbandingan
lingkungan pondok. Bagi Pondok pola tidur dan tekanan darah.

DAFTAR PUSTKAA Bukit, E. K. (2003). Kualitas Tidur


dan Faktor-Faktor Gangguan
Anies. (2006). Waspada Tidur Klien Lanjut Usia Yang
Penyakit Tidak Menular Dirawat Inap di Ruang
Solusi Pencegahan Dari Penyakit Dalam Rumah Sakit.
Aspek Prilaku dan Medan.
Lingkungan. Jakarta:
Gramedia. Djing, O. G. (2006). Terapi Pijat
Telinga. Depok: Penebar
Bansil, P. (2011). Associations Swadaya.
Between Sleep Disorders,
Sleep Duration, Quality Gangwisch, JE., Heymsfi eld SB.,
of Sleep, and Boden AB., Bujis RM., Kreier
Hypertension: Results F., Pickering TG. (2006). Short
From the National Sleep Duration as a Risk
Health and Nutrition Factor for Hypertension:
Examination Survey, Analyses of the First National
2005 to 2008. Division health and Nutrition
for Heart Disease and Examination Survey. American
Stroke Prevention, Heart Association: 7272
Centers for Disease Greenville Avenue, Dallas.c
Control and Prevention:
Atlanta.

9
Hidayat, A. M. (2008). Pada Anak Kelas IV dan
Keterampilan Dasar V di SD N Karangrejo
Praktek Klinik untuk Yogyakarta. Yogyakarta:
Kebidanan. Jakarta: Stikes 'Aisyiyah
Salemba Medika. Yogyakarta.
Lumantaw, I., Rompas, S., & Potter, P. A., & Perry, A. (2005). Buku
Onibala, F. (2016). E- Ajar Fundamental
Journal Keperawatan. Keperawatan, Konsep,
Hubungan Kualitas Proses, dan Praktik. Edisi 4.
Tidur Dengan Tekanan Vol.1. Jakarta: EGC.
Darah Pada Remaja di
Desa Tombasian Atas Saifudin, U. (2012). Hubungan Antara
Kecamatan Kawangkoan Stress Dengan Pola Tidur
Barat. Pada Siswa SMP di Pondok
Pesantren Modern MBS di
Nugroho, T. S. (2016). Bokoharjo, Prambanan,
Perbedaan Kualitas Sleman. Yogyakarta: Stikes
Tidur Pada Remaja Yang 'Aisyiyah Yogyakarta
Mengalami Obesitas Dan
Tidak Mengalami Saputra, M. A. (2014). Studi
Obesita Di SMA N 2 Komparasi Kualitas Tidur
Demak. Semarang: Stikes Anak Obesitas dan Tidak
Ngudi Waluyo. Obesitas Pada Anak di SD
Negeri Serang Sendangsari
Palmer, A., & Williams, B. Pengasih Kulon Progo.
(2007). Tekanan Darah Yogyakarta: Stikes
Tinggi. Jakarta: 'Aisyiyah Yogyakarta.
Erlangga.
Tarihoran, S. E. (2012). Hubungan
Panjaitan, A. R. (2014). Hubungan Pola Tidur Dengan Prestasi
Antara Frekuensi Belajar Mahasiswa
Bermain Game Online Keperawatan Di Universitas
Dengan Kualitas Tidur Advent Indonesia Bandung.

10

Anda mungkin juga menyukai