LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Gastritis merupakn peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difusi atau local.
(patofisologi : 378 )
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, seiring terjadi akibat diid sembrono, makan terlalu
banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung
mikroorgnisme penyebab penyakit, disamping itu penyebab lain meliputi alcohol, aspirasi,
refluks empedu, terapi radiasi ( KMB & vol 2 :1062 )
B. Macam Gastritis
1. Gastritis akut
Merupakan respon mukosa lambung terhadap barbagai iritan local dismping itu gastritis ini
merupakan jenis kelainan klinis akut yang jalas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang
khas dan biasanya jinak dan dapat sembuh
2. Gastriris kronis
Merupakan jenis inflamasi lambung yang lama, dapat disebabkan olah ulkus benigna atau
maligna dari lambung helycobacter tipe gastritis ini ditandai oleh atropi proregsi epiltel kelenjar
disertai kehilangan sel parietal dan chief cell (patofisiologi : 376 )
C. Etiologi
1. Gastritis akut
b. Kafein
c. Alkohol
d. Aspirasi
e. Obat-obatan
2. Gastriris kronis
D. Manefestasi Klinis
1. Gastritis akut
Urelasi supefisial yang dapat menimbulakn hemorogi, ketidak nyamanan abdomen ( dengan
sakit kepala, malas, mual, dan anorexia ) dan dapat terjadi mutah serta cegukan beberapa
pasien adalah asimtomatik kolik dan diare dapat terjadi bila makanan pengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi mencapai usus besar, pasien biasanya sembuh dalam sehari meskipun
nafsu makan mungkin menurun selama 2-3 hari
2. Gastriris kronis
Pada tipe A biasanya asimtomatik kecuali utnuk gejala definisi B12. pada gastritis B pasien
mengeluh anoreksia, sakit uluhati setelah makan bersendawa, resa pahit dalam mulut atau
mual dan mutah.
E. Komplikasi
1. Gastritis akut
Pendarahan saluran cerna bagian atas berupa hetomesis dan melena dapat barakhir sebagai
syok hemoragie
2. Gastriris kronis
Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perferasi dan anemia kerena gangguan absorsi vit
B12 ( suddarth and burner :1062 )
F. Pemeriksaan Penunjang
2. Histopatologi.
3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu memberikan
hasil yang memuaskan.
G. Penatalaksanaan
1. Menghindari alcohol, kafein,nikotin, dan makan sampai berkurang dilanjutkan diet yang tidak
mengiritasi, bila gejala menetap diperlukan cairan intravena. Bila terdapat gejala pendarahan
menetap penatalaksanaan serupa dengan hemoragi saluran gastrointestinal
2. Bila gastritis bekaan dengan mencerna asam atau alkali kuat encerkan atau netralakn asam
dengan pemberian antasida. Bila kalori berat hindari emetik dan lavase karena berbahaya
adanya perforasi
3. Gastritis kronis dilakukan modifikasi diet, istirahat, reduksi stres, bakteri H. Pilory dapat
diatasi dengan antibiotik. Misal tetrasiklin atau amoxilin atau makan makanan lunak tidak
terlalu pedas atau dingin, makan teratur sedikit tapi sering. ( suddarth and burner :1062 )
1. Identitas
Umur : Penyakit gastritis dapat menyerang pada orang dewasa maupun anak-anak
Suka/Agama : Terjadi pada penganut budaya vegetarian, terutama pada gastritis kronis tope A
2. Keluhan Utama
Gejala yang dirasakan akibat gastritis seperti nyeri ulu hati, maul, muntah, anorexia, badan
terasa lemas.
Keluhan yang membuat pasien dibawa ke Rs. Manifestasi klinis berupa ketidaknyamanan
abdomen, malas,mual,mutah,anoreksia.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Gastritis disertai dengan takikardi hal itu sebagi kompensasi tubuh oleh karena adanya nyeri
b. Sistem sirkulasi
Tidak terjadi ganggua sirkulasi, perlu dikaji adanya penurunan TD oleh karena asupan nutrisi
inadekuat yang berlangsung lama.
c. Sistem pernafasan
d. Sistem pencernaan
e. Sistim eliminasi
Biasanya pada gastritis akut mampu untuk melakukan aktifitas dan tidak , kekuatan otot
menurun namun pada gastritis kronis hal itu dapat ter jadi, selain itu juga terdapat mukosa bibir
kering, tugor kulit menurun akibat dehidrasi
g. Integritas ego
Perlu dikaji adanya keseimbangan egoitas individu, karena stress dapat merangsang untuk
peningkatan produksi HCL
Kreteria hasil :
Intervensi
1. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri dan tindakan yang
akan dilakukan.
R/ pasien dan keluarga dapat mengerti terhadap penyebab nyeri dan tindakan yang akan
dilakukan
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anal gesik dan antasida
2) Resiko terhadap kekurangan volume cairan b/d ketidak efektifan masukan cairan dan
kehilangan cairan berlebih akibat muntah
Kreteria hasil :
Intervesi
2. Kaji nilai alaktrolit setiap 24 jam untuk mengetahui ketidak seimbangan cairan
3. Kaji ttv
4. Observasi membran mukosa, penurunan tugor kulit dan pengisian kapiler lambat
3) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d nutrisi pasien yang tidak adekuat
Intervensi
R/ peningkatan lambung mencegah absorsi b12 dan pengosongan cepat, lambung menurunkan
absorsi kalsium