Abstrak
Obesitas dianggap sebagai sinyal pertama munculnya kelompok penyakit–penyakit non infeksi yang banyak terjadi di
negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia, obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi, prevalensi
obesitas pada penduduk berusia ≥18 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 15,4%. Obesitas diartikan
sebagai peningkatan berat badan di atas 20% dari batas normal dan berhubungan dengan kadar lipoprotein serum tidak
normal. Setiap lipoprotein terdiri atas kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan apoprotein.Trigliserida merupakan penyimpan
lipid utama dalam jaringan adiposa. Pada penderita obesitas kadar trigliserida dalam darah lebih tinggi dibandingkan orang
yang tidak obesitas. Kadar trigliserida dalam darah dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab, seperti diet tinggi karbohidrat,
tingginya asupan protein, peningkatan asupan lemak, diet rendah serat, faktor genetik, usia, stress, penyakit hati, dan
hormon-hormon dalam darah. Penumpukan lemak berlebihan yang terjadi pada penderita obesitas mengakibatkan
meningkatnya jumlah asam lemak bebas yang dihidrolisis oleh lipoprotein lipase endotel.Peningkatan ini memicu produksi
oksidan yang berefek negatif terhadap retikulum endoplasma dan mitokondria.Free Fatty Acid yang dilepaskan karena
adanya penimbunan lemak yang berlebihan juga menghambat terjadinya lipogenesis sehingga menghambat klirens serum
triasilgliserol dan mengakibatkan peningkatan kadar trigliserida darah.
Korespondensi: Septyne Rahayuni Putri, alamat Jl. Soemantri Brojonegoro Perumahan Palem Permai III Blok Gedung
Meneng Bandar Lampung, HP 08561003136, e-mail ineine@ymail.com
tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih
(15,5%).2 banyak terjadi pada wanita sehingga
Obesitas berhubungan dengan kadar sering disebut “gynoid obesity”. Tipe
lipoprotein serum tidak normal. Setiap obesitas ini berhubungan erat dengan
lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau gangguan menstruasi pada wanita.5
ester), trigliserida, fosfolipid, dan apoprotein.
Trigliserida merupakan penyimpan lipid utama Mengukur lemak tubuh secara langsung
dalam jaringan adiposa. Pada penderita sangat sulit dan sebagai pengukur pengganti
obesitas kadar trigliserida dalam darah lebih dipakai IMT untuk menentukan berat badan
tinggi dibandingkan orang yang tidak obesitas.3 lebih dan obesitas pada orang dewasa. IMT
merupakan indikator yang paling sering
Isi digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat
Obesitas diartikan sebagai peningkatan populasi berat badan lebih dan obesitas pada
berat badan di atas 20% dari batas normal. orang dewasa. IMT dihitung dengan rumus:
Penderita obesitas memiliki status nutrisi yang
melebihi kebutuhan metabolisme karena 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)
IMT =
kelebihan masukan kalori dan/atau penurunan 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)2
penggunaan kalori artinya masukan kalori tidak
seimbang dengan penggunaannya yang pada IMT dapat memberikan kesan yang umum
akhirnya berangsur-angsur berakumulasi mengenai derajat kegemukan (kelebihan
meningkatkan berat badan.4 jumlah lemak) pada populasi.
Penyebab obesitas sangat kompleks, Meta-analisis beberapa kelompok etnis
artinya obesitas disebabkan oleh banyak yang berbeda, dengan konsentrasi lemak
faktor. Obesitas timbul akibat masukan energi tubuh, usia, dan gender yang sama,
yang melebihi pengeluaran energi. Bila energi manunjukkan etnik Amerika berkulit hitam
dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) memiliki IMT lebih tinggi 1,3 kg/m2 dan etnik
yang masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah Polinesia memiliki IMT lebih tinggi 4,5 kg/m2
yang dikeluarkan, berat badan akan bertambah dibandingkan dengan etnik Kaukasia.
dan sebagian energi tersebut akan disimpan Sebaliknya nilai IMT pada bangsa Cina,
sebagai lemak.4 Ethiopia, Indonesia, dan Thailand adalah
Tipe obesitas menurut pola distribusi 1,9,4,6,3,3 dan 2,9 kg/m2 lebih rendah
lemak tubuh dapat dibedakan menjadi:5 daripada etnik Kaukasia. Hal itu
a. Obesitas tubuh bagian atas (upper body memperlihatkan adanya nilai cut off IMT untuk
obesity) obesitas yang spesifik untuk populasi tertentu.
Obesitas tubuh bagian atas merupakan Wilayah Asia Pasifik telah mengusulkan kriteria
dominansi penimbunan lemak tubuh di dan klasifikasi obesitas sendiri.
trunkal. Terdapat beberapa Klasifikasi obesitas berdasarkan IMT
kompartemen jaringan lemak pada untuk orang Asia menurut WHO seperti pada
trunkal, yaitu trunkal subkutaneus yang Tabel 1.3
merupakan kompartemen paling umum,
intraperitoneal (abdominal), dan Tabel 1. Klasifikasi Obesitas
retroperitoneal. Obesitas tubuh bagian Klasifikasi IMT (kg/m2)
atas lebih banyak didapatkan pada pria, Underweight <18,5
oleh karena itu tipe obesitas ini lebih Normal 18,5 – 22,9
dikenal sebagai “android obesity”. Tipe Overweight 23,0 – 24,9
obesitas ini berhubungan lebih kuat Obesitas I 25,0 – 29,9
dengan diabetes, hipertensi, dan Obesitas II >30,0
Sumber : WHO (2000)
penyakit kardiovaskuler daripada
obesitas tubuh bagian bawah.5
Keadaan obesitas meningkatkan resiko
b. Obesitas tubuh bagian bawah (lower
penyakit kardiovaskular karena keterkaitannya
body obesity)
dengan sindrom metabolik meliputi resistensi
Obesitas tubuh bagian bawah
insulin, gangguan toleransi glukosa,
merupakan suatu keadaan tingginya
abnormalitas trigliserida, hemostasis, disfungsi
akumulasi lemak tubuh pada regio
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |79
Septyne Rahayuni Putri dan Dian Isti A│ Obesitas sebagai Faktor Resiko Peningkatan Kadar Trigliserida