Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI II

ANTIKANKER LAIN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IX

FARMASI B

MAGFIRANI F. FAUZIA (G 701 15 192)

SITI WULANSARI (G 701 15 032)

ANA SRI RAHAYU (G 701 15 144)

WIDIYASTUTI DARWIS (G 701 15 234)

MOH.ADIN NUGRAHA (G 701 15 092)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya penyusunan tugas makalah tentang Antikanker lain dengan lancar dan
selesai tepat pada waktunya. Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah
farmakologi dan toksiologi 3 yang disusun dari data-data yang diperoleh dari
berbagai literatur. Tugas ini dapat penulis selesaikan karena mendapat bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa sebagai manusia
biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan termasuk dalam pembuatan tugas
ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengaharapkan kritikan dan saran dari
para pembaca yang bersifat konstruktif demi perbaikan isi makalah ini.

Palu, 11 desember 2017

Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Sampai saat ini, banyak orang yang berpendapat bahwa kanker adalah
penyakit yang jarang ditemui dan lebih banyak dialami negara-negara maju.
Tapi ternyata hal itu salah besar. Di negara-negara maju, kasus kanker
memang mengalami kenaikan, tapi tingkat kejadian dan persentase
kenaikannya tidak setinggi di negara berkembang.
Di negara berkembang khususnya, jumlah kanker dari tahun ke tahun
semakin meningkat dan melebihi persentase di negara maju. Alasannya,
banyak masyarakat di negara berkembang tak bisa menghindar dari
lingkungan yang karsinogenik karena regulasi yang lemah dan masyarakat
yang kurang paham mengenai faktor-faktor risiko pemicu kanker.
Menurut data WHO pada tahun 2005, sebanyak 7,5% kematian di
dunia disebabkan oleh kanker, 5,5% di antaranya terjadi di negara
berkembang dan 2,5% di negara maju. Pada tahun 2015, angkanya
diperkirakan naik menjadi 9,1%. Sebanyak 6,7% di antaranya terjadi di
negara berkembang dan 2,3% di negara maju.
Langkah awal dalam pengobatan penyakit kanker adalah deteksi
dengan benar bahwa gejala yang muncul pada tubuh pasien adalah benar-
benar sel kanker ganas. Deteksi ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan
biopsy, sehingga langkah pengobatan bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
Langkah berikutnya adalah terapi pengobatan dengan cara konvensional.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja obat-obat anti kanker lainnya?
2. Bagaimana cara kerja , indikasi, kontra indikasi, dosis, serta efek samping penggunaan
obat anti kanker lainnya?
I.3 Tujuan
1. Mengetahui obat-obat anti kanker lainnya.
2. Mengetahui cara kerja , indikasi, kontra indikasi, dosis, serta efek samping penggunaan
obat anti kanker lainnya.
BAB II
ISI

II.1 Definisi
Kanker adalah pertumbuhan sel tidak beraturan yang muncul dari satu
sel. Kanker merupakan pertumbuhan jaringan secara otonom dan tidak
mengikuti aturan dan regulasi sel yang tumbuh normal. Penyakit kanker
merupakan penyakit dengan karakteristik adanya gangguan atau kegagalan
mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler sehingga
terjadi perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol.
Anti kanker adalah obat untuk mencegah dan mengobati pertumbuhan
sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

II.2 Antikanker Lain


1. Imatinib
a. Indikasi
Imatinib adalah obat yang digunakan untuk mengatasi jenis kanker
tertentu (seperti lymphoblastic leukemia akut, myeloid leukemia
kronis, tumor gastrointestinal stroma, dan penyakit
myelodysplastic/myeloproliferative). Imatinib bekerja dengan
menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker (tumor). Ia
juga bekerja dengan menyebabkan sel kanker mati.
b. Mekanisme Kerja
Imatinib menyebabkan apoptosis atau berhentinya pertumbuhan sel
hematopetik yang mengekspresi BCR-ABL. Efek tambahan lainnya
ialah kemampuannya untuk menghambat aktivitas tirosinkinase dari
c-KIT (reseptor stem-cell factor) dan reseptor platelet-derived growth
factor.
c. Dosis
400 mg/hari untuk CML fase kronis, 600 mg/hari untuk pengobatan
fase accelerated atau krisis blast. Obat dimakan sekali sehari dengan
makanan dan air minum yang banyak. Pengobatan harus dilanjutkan
selama pasien masih merasakan kegunaannya.
d. Efek samping
Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan Imatinib
Mesilat diantaranya adalah : gangguan gastrointestinal, radang
superfisial, mialgia, kram otot, ruam, lelah, sakit kepala. Terdapat
juga laporan lain dapat menyebabkan eritema multiformis dan
sindrom Steven-Johnson sekitar 25% yang diekskresi dalam bentuk
tidak berubah.
e. Kontra Indikasi
Hipersensitivitas pada Imatinib adalah sebuah kontraindikasi. Sebagai
tambahan, Imatinib tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki
kondisi berikut:
 Hati, ginjal atau masalah jantung
 Levothyroxine
 berat badan
 hipersensitivitas
 menyusui

2. Cetuximab
a. Indikasi
Cetuximab adalah obat yang berfungsi untuk mengobati tipe kanker
kolon (usus besar) atau rektum tertentu yang telah menyebar ke
bagian tubuh lainnya. Obat ini juga digunakan untuk kanker kepala
dan leher, dan kanker ginjal. Cetuximab tergolong dalam obat-obatan
kelas terapi target kanker yang akan memperlambat atau mematikan
pertumbuhan sel kanker. Cetuximab kemudian mengikat diri pada
protein tertentu (epidermal growth factor receptor-EGFR) pada
beberapa tumor. Obat ini adalah protein buatan manusia (antibodi
monoklonal).
b. Mekanisme Kerja
Cetuximab terikat spesifik pada EGFR baik pada sel normal maupun
sel tumor dan menghambat secara kompetitif ikatan epidermal growth
factor dan ligand lainnya, seperti transforming growth factor-α. Ikatan
cetuximab pada EGFR menghalangi dimerizasi reseptor dan
fosforilasi downstream dan aktivasi reseptor-assosiated kinase, yang
menghasilkan inhibisi produksi VEGF.
c. Dosis
Dosis awal: 400 mg/m2 untuk infusi intravena selama 2 jam (laju
infusi maksimum: 5 ml/menit). Dosis pemeliharaan: 250 mg/m2 untuk
infusi intravena selama 1 jam, 1 kali seminggu (laju infusi maksimum:
5 ml/menit).
d. Efek Samping
Efek samping serius ialah reaksi infusionrelated dan tumbuhnya rash
yang acne-like. Reaksi infusion-related yang hebat dan berpotensi
fatal misalnya obstruksi jalan nafas yang onsetnya sangat cepat dan
hipotensi, hal ini terlihat baik pada pemberian cetuximab tunggal atau
dengan kombinasi dengan irinotecan. Untuk mencegahnya dapat
diberi premedikasi dengan difenhidramin, untuk meminimalisasi
reaksi infusion-related. Reaksi kulit dapat hebat, biasanya pada daerah
muka, dada atas dan punggung, tapi dapat berlanjut sampai
ekstremitas. Reaksi ini mirip pada semua inhibitor EGFR, dan
rupanya berhubungan dengan fungsi EGFR pada folikel rambut, dapat
berupa lesi folikuler atau pustuler multipel yang umumnya timbul
dalam 2 minggu. Efek samping cetuximab lainnya termasuk lelah,
gangguan gastrointestinal seperti mual,muntah, diare dan konstipasi
dan nyeri abdomen.
e. Kontra Indikasi
Hipersensitivitas pada Cetuximab.
3. Arsenik Trioksida
a. Indikasi
Arsenik trioksida digunakan dalam Pengobatan leukemia
promyelocytic akut (APL) pada orang yang sudah memiliki jenis
pengobatan lainnya, termasuk retinoid dan kemoterapi, yang belum
bekerja dengan baik atau tidak lagi bekerja.
b. Efek Samping
 Leukositosis
 Mual
 Muntah
 Sakit perut
 Diare
 Kelelahan
c. Dosis
Dosis arsenik yang mematikan untuk orang dewasa adalah sekitar 70
mg hingga 200 mg.
d. Mekanisme Kerja
Arsenic membunuh protein target dan membunuh sel kangker
e. Kontra Indikasi
Dapat bersifat racun dalam dosis besar

4. Asparaginase
a. Indikasi
Asparaginase hanya digunakan pada terapi leukemia limfoblastik
akut.
b. Mekanisme Kerja
Asparaginase menghambat sintesis protein melalui hidrolisis
asparaginase menjadi asam aspartat dan amonia. Sel leukimia,
terutama limfoblast, memerlukan asparaginase eksogen, sel normal
dapat memproduksi asparaginase.
c. Dosis
50-200 ku/kg bb/ hari dalam infus intravena.
d. Efek Samping
 Perasaan dingin pada anak-anak
 Demam
 Gangguan hati
 Tingkat tinggi amonia dalam darah
 Penurunan fibrinogen
 Faktor pembekuan
e. Kontra Indikasi
Hipersensitivitas pada L-Asparaginase adalah sebuah kontraindikasi.
Sebagai tambahan, L-Asparaginase tidak boleh dikonsumsi jika Anda
memiliki kondisi berikut:
 Hamil
 hipersensitivitas
 menyusui
 pankreatitis

5. Bevacizumab
a. Indikasi
Bevacizumab diindikasikan untuk perawatan Kanker kolorektal
metastatis, Kanker paru-paru sel non-skuamosa non-kecil,
Glioblastoma, Karsinoma sel ginjal metastatik, Kanker serviks,
Berulang ovarium epitel, Tuba fallopi atau kanker peritoneal primer
dan kondisi lainnya.
b. Mekanisme Kerja
Mengikat VEGF (vascular endothelial growth factor receptor) dan
mencegah interaksi VEGF dengan reseptornya pada permukaan sel
endotelial sehingga menghambat proliferasi sel.
c. Dosis
Dosis lazim bevacizumab adalah 5 mg/kg bb diberikan tiap 14 hari
sekali dengan cara infus intravena. Dosis awal harus diberikan lebih
dari 90 menit. Jika infus di awal dapat ditolerir dengan baik,
pemberian infus kedua dapat diberikan selama 60 menit. Jika
pemberian 60 menit juga dapat ditolerir maka semua pemberian
selanjutnya dapat diberikan selama 30 menit.
d. Efek Samping
Perdarahan mucocutaneous, perforasi saluran cerna, gangguan
penyembuhan luka, tromboemboli arteri, hipertensi, proteinuria.
e. Kontra Indikasi
Hipersensitivitas pada Bevacizumab adalah sebuah kontraindikasi.
Sebagai tambahan, Bevacizumab tidak boleh dikonsumsi jika Anda
memiliki kondisi berikut:
• Dalam waktu 28 hari dari operasi besar
• krisis hipertensi
• perforasi gastrointestinal
• sejarah darah batuk
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Kanker ialah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau
kegagalanmekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis lainnya
pada organisme multiseluler. anti kanker adalah obat untuk mencegah dan
mengobati pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Penyakit
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup
ke jaringan sekitarnya dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan
menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Obat
antikanker lainnya adalah imatinib, cetuximab, arsenik trioksida,
asparaginase, dan bevacizumab.
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-
obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan
sel-sel Kanker. Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker
sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah
operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah.
DAFTAR PUSTAKA

Elysabeth, dkk. 2007. Farmakologi & Terapi Edisi IV, Bagian Farmakologi
FKUI. Jakarta.
MIMS, 2010, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 9, PT. Bhuana Ilmu
Populer, Jakarta.
Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference, Thirty Sixth
Edition, Pharmaceutical Press, New York

Anda mungkin juga menyukai