MAKALAH
KELOMPOK III
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
periodik dan bebas dari konklusi yang bias. Jadi, tujuan teori
akuntansi mengenai peristiwa normatif adalah memaksimalkan
keakuratan peramalan laporan akuntansi dengan berfokus pada ciri-
ciri yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa yang penting bagi
pengguna. Teori ini menyatakan bahwa :
a. Suatu transaksi ekonomi yang ekplisit dari peristiwa-peristiwa
nyata, yang harus dilaporkan oleh akuntan.
b. Perencanaan klasifikasi yang lebih efektif, dengan referensi
khusus pada label-label yang memungkinkan untuk mengaitkan
peristiwa-peristiwa tertentu dengan peristiwa lain yang terkait.
c. Pembuataan struktur sistem informasi akuntansi berbasis
peristiwa.
Sistem informasi akuntansi berbasis peristiwa. Salah satu cara
untuk mencapai tujuan teori akuntansi mengenai peristiwa normatif
adalah dengan mengintegrasikan pendekatan peristiwa dengan
pendekatan database pada manajemen informasi yang mempunyai
asumsi bahwa suatu perusahaan membuat database yang dikelola
terpusat untuk dibagikan kepada sejumlah besar pengguna yang
mempunyai kebutuhan beragam. Sistem akuntansi yang seperti itu
meliputi model:
a. Model hierarkis didasarkan pada ide sistem informasi akuntansi
peristiwa yang memungkinkan penggunanya membuat
pertanyaan ilmiah (inquiry) pada database.
b. Model jaringan didasarkan pada konsep akuntansi multi dimensi
yang dinyatakan oleh Ijiri dan Chames, Colantoni, dan Cooper.
Model ini menggunakan input database yang tidak terstruktur
pada awalnya dan juga menggunakan suatu kumpulan
pertanyaan ilmiah atau data yang kemudian dikembangkan
menjadi suatu struktur data hierarkis, yang dapat meminimalkan
jumlah catatan yang diakses untuk memperoleh jawaban atas
pertanyaan yang diajukan.
6
kerugian yang belum direalisasi ini bukanlah bagian dari laba bersih,
akan tetapi dilaporkan sebagai bagian dari laba komprehensif.
Agar pelaporan keungan menjadi lebih efektif, seluruh informasi
yang relevan seharusnya disajikan dengan cara yang tidak memihak,
dapat dipahami, dan tepat waktu. Inilah yang dikenal sebagai prinsip
pengungkapan penuh. Prinsip ini masuk dalam kategori prinsip dasar
akuntansi. Namun, seringkali karena faktor kendala (yaitu hubungan
antara biaya dan manfaat), menyebabkan tidak mungkin untuk
melaporkan seluruh informasi yang relevan. Oleh karena itu, para
pembuat laporan keuangan seharusnya dapat memilah-milah dan
menggunakan berbagai pertimbangan yang ada dalam menentukan
pelporan informasi yang sesuai dengan prinsip pengungkapan penuh.
Yang penting, informasi yang dilaporkan harus dapat bermanfaat bagi
pengguna laporan keuagan dalam pengambilan keputusan kelak.
2.6 Postulat Akuntansi
Postulat akuntansi adalah asumsi dasar mengeani lingkungan
akuntansi. Ada empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan
laporan kuangan secara keseluruhan yaitu :
2.6.1 Monetary Unit Assumption (Asumsi Unit Moneter)
Data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi
harus dapat dinyatakan dalam satuan mata uang. Asumsi unit moneter
juga terkait langsung dengan penerapan konsep biaya hitoris yang
digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan, di mana
aktiva yang dibeli pada umumnya akan dicatat sebesar harga
perolehannya. Diasumsikan pula bahwa nilai daya beli adalah konstan,
sesuai dengan asumsi stable monetary unit, yang berarti mengabaikan
efek inflasi.
2.6.2 Economic/ Business Entity Assumption (Asumsi Entitas
Ekonomi/Bisnis)
Adanya pemisahan pencatatan antara transaksi perusahaan
sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu
27
dan dengan transaksi entitas ekonomi lainnya. Dengan kata lain, aktivitas
entitas bisnis harus dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemilik
dan dengan aktivitas dari setiap unit bisnis lainnya.
2.6.3 Accounting/Time Period Assumption (Asumsi Periode Akuntansi)
Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu,
umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode
akuntansi seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (quarterly), atau
tahunan (annuaally). Pengguna laporan keuangan perlu diberitahu
tentang hasi kinerja dan posisi keuangan perusahaan dari waktu ke
waktu agar dapat mengevaluasi dan membandingkannya dengan
perusahaan lain. Jadi, dalam hal informasi terkait harus dilaporkan
secara periodik (berkala).
2.6.4 Going Concern Assumption (Asumsi kesinambungan Usaha)
Perusahaan didirikan dengan maksud untuk tidk dilikuidasi
(dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan
akan tetap terus beroperasi dalam jangka waktu yang lama. Meskipun
banyak mengalami kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa perusahaan akan
hidup cukup lama atau memiliki kelangsungan hidup yang yang panjang
untuk menjlankan visi dan misinya. Jika tidak ada asumsi ini, maka berarti
tidak akan ada penyusutan atas aktiva tetap, karena aktiva tetap yang dibeli
tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya, melaikan dicatat sebesar nilai
pada saat perusahaan dilikuidasi. Jadi, dalam praktek akuntansi yang berlaku
umum, penyusutan atas aktiva tetap dan penggolongan aktiva serta
kewajiban ke dalam lancar dan tidak lancar timbul karena adanya asumsi
kesinambungan usaha.
2.7 Prinsip Dasar Akuntansi
Prinsip adalah pendekatan umum yang dipakai dalam mengakui dan
mengukur transaksi bisnis serta peristiwa ekonomi (peristiwa akuntansi).
Ada 4 prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi
yaitu :
2.7.1 Prinsip biaya historis (Objektivitas)
28
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pada pendekatan peristiwa, neraca dianggap sebagai komunikasi tidak
langsung mengenai seluruh peristiwa akuntansi yang relevan bagi
perusahaan sejak berdiri. Pada pendekatan nilai, laporan keuangan
dianggap sebagai suatu indikator kinerja keuangan perusahaan pada
periode tertentu. Pendekatan keperilakuan pada pembuatan teori
akuntansi menekankan pada relevansi pembuatan keputusan mengenai
informasi yang dikomunikasikan (berorientasi pada keputusan yang
dikomunikasikan) dan perilaku individual dan kelompok yang
disebabkan oleh komunikasi informasi (berorientasi pada pembuat
keputusan).
3.1.2 Pendekatan prediktif timbul dari masalah kesulitan menilai metode
alternatif mengukur akuntansi dan dari pencarian suatu kriteria
sebagai dasar pemilihan antara alternatif-alternatif pengukuran.
Pendekatan prediktif terbagi atas prediksi kejadian ekonomi dan
prediksi reaksi pasar.
3.1.3 Pendekatan positif adalah suatu pendekatan yang menyatakan
manajemen dapat memilih metode akuntansi alternatif yang
diharapkan dapat meningkatkan earnings. Status paradigmatik
akuntansi, suatu pemeriksaan terhadap buku pelajaran akuntansi yang
sudah ada memperkenankan kita mengidentifisir paradigma-
paradigma akuntansi sebagai berikut :
a. Paradigma yang berkaitan dengan antropologi
b. Perilaku paradigma pasar
c. Paradigma kejadian ekonomi
d. Paradigma proses pengambilan keputusan
e. Paradigma informasi ekonomi
30
31
3.2 Saran
Kerangka konseptual dan pelaporan keuangan merupakan hal penting
yang sangat perlu dipelajari dalam memahami teori akuntansi, oleh karena
itu marilah kita tingkatkan pengetahuan dan pemahaman kita agar mampu
mengaplikasikan dalam dunia praktek nantinya. Teori akuntansi dapat
diimplementasikan sesuai dengan kondisi, lingkungan, dan situasi ekonomi
agar dapat dijadikan dasar atau pedoman dalam penyusunan teori akuntansi
yang lebih baik.
33
DAFTAR PUSTAKA