Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

UPT DINAS KESEHATAN


PUSKESMAS BUNTEN BARAT
Jl. Kesehatan No. 09 Desa Bunten Barat Kec. Ketapang Kab. Sampang Kode Pos 69261
Email : puskesmas.buntenbarat@gmail.com

PANDUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


UPT DINAS KESEHATAN BUNTEN BARAT

A. PERSIAPAN PASIEN

Persiapan Pasien Secara Umum dan Yang Mempengaruhi:


1. Mempersiapkan pasien untuk pengambilan spesimen sesuai persyaratan umum
dengan meminta pasien berpuasa antara 8 – 12 jam pada jam 22.00 dan pagi hari
jam 07.00 – 09.00 dilakukan pengambilan spesimen.
2. Menghindari pemakaian obat-obatan sebelum spesimen diambil di laboratorium.
3. Menghindari aktifitas fisik/olah raga sebelum spesimen diambil.
4. Memperhatikan efek postur, pengambilan darah paling baik dengan duduk tenang
dibandingkan berdiri karena keseimbangan cairan akan terganggu.
5. Diet makan dan minum pasien dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
6. Merokok dan minum alkohol mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
7. Ketinggian suatu tempat (geografis) berpengaruh pada hasil pemeriksaan
laboratorium.
8. Demam akan menyebabkan kenaikan dan penurunan beberapa parameter
pemeriksaan, waktu demam yang tepat akan dapat membantu menegakkan
diagnosis.
9. Trauma dapat menyebabkan terjadi hemostasis hingga pengenceran darah.
10. Variasi Circadian Rythme merupakan perubahan dari waktu ke waktu pada tubuh
yang dipengaruhi waktu, siklus dan umur.
11. Umur, ras, dan jenis kelamin paling berpengaruh terhadap hasil pengukuran dan
nilai rujukan.
12. Kehamilan pada wanita perlu dipertimbangkan lama kehamilan yang berpengaruh
pada pengenceran.

B. PENGAMBILAN SPESIMEN

1. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu :


a. Bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia/deterjen.
b. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi spesimen.
c. Mudah dicuci atau dibersihkan dari sampel sebelumnya.
d. Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan
peralatan yang steril.
2. Wadah spesimen harus :
a. Terbuat dari gelas atau plastik. Untuk spesimen darah harus terbuat dari gelas.
b. Tidak bocor atau merembes.
c. Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.
d. Besar wadah disesuaikan dengan volume specimen.
e. Bersih dan kering.
f. Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen.
g. Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
h. Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena
pengaruh sinar matahari, maka digunakan botol coklat.
i. Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman wadah harus steril.
3. Pengawet : Diberikan agar sampel yang akan diperiksa dapat dipertahankan
kondisi dan jumlahnya dalam waktu tertentu. Antikoagulan digunakan untuk
mencegah pembekuan darah.
4. Waktu : Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama
untuk pemeriksaan Kimia klinik, Hematologi dan Imunologi karena umumnya nilai
normal ditetapkan pada keadaan basal.
5. Lokasi : Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi
pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Spesimen
untuk pemeriksaan menggunakan darah vena umumnya diambil dari vena cubiti
daerah siku. Spesimen darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di
pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipat paha. Spesimen darah
kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian tepi atau
pada derah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telingan pada bayi.
Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah
seperti cyanosis atau pucat, bekas luka dan radang.
6. Volume : Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
7. Teknik Pengambilan : Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara
yang benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya.
a. Tehnik pengambilan darah vena :
1) Persiapkan alat – alat yang diperlukan :
 Spuit, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang akan
diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai dan pastikan jarum terpasang
dengan erat.
 Kapas alcohol 70%
 Tali pembendung (tourniquet)
 Plester
 Tabung, pilihlah jenis tabung sesuai dengan jenis pemeriksaan.
2) Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan pasien
senyaman mungkin.
3) Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data dilembar permintaan.
4) Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
5) Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktifitas.
6) Minta pasien mengepalkan tangan.
7) Pasang tourniquet kira – kira 10 cm diatas lipat siku.
8) Pilih bagian vena median cubital atau chepalic, lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis
dan memiliki dinding tebal.
9) Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
10) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70%
dan biarkan kering. Kulit yang sudah di bersihkan jangan dipegang lagi.
11) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap keatas, jika jarum
telah masuk ke dalam vena akan terlihat darah masuk ke dalam semprit
(dinamakan flash). Usahan sekali tusuk kena lalu tourniquet dilepas.
12) Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira – kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
13) Letakkan kapas ditempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum, tekan
kapas beberapa saat lalu plester selama kira – kira 15 menit.

b. Tehnik pengambilan darah kapiler :


1) Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2) Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alcohol 70%, biarkan
kering.
3) Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya
tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
4) Tusuk dengan lancet steril, tusukkan harus dalam sehingga darah tiidak harus
diperas – peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah
oleh alcohol, hal ini bukan saja karena darah akan di encerkan oleh alcohol,
tetapi darah juga melebar diatas kulit sehingga susah ditampung dalam
wadah.
5) Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas
kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6) Pengambilan darah di usahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas – peras
untuk mencegah terbentuknya jendalan.

C. PEMBERIAN IDENTITAS PASIEN

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting baik pada
saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen. Pada surat pengantar/formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap :
a. Tanggal permintaan.
b. Tanggal dan jam pengambilan specimen.
c. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) termasuk rekam medik.
d. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon).
e. Nomor register laboratorium.
f. Diagnosis.keterangan klinik.
g. Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian.
h. Pemeriksaan laboratorium yang diminta.
i. Jenis specimen.
j. Lokasi pengambilan specimen.
k. Volume specimen.
l. Pengawet yang digunakan.
m. Nama pengambil spesimen.

D. PENGOLAHAN SPESIMEN

Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari kerusakan


pada spesimen tersebut.Pengolahan spesimen berbeda-beda tergantung dari jenis
spesimennya masing-masing.
a. Serum
Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit, lalu
di sentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan dalam
waktu 2 jam setelah pengambilan darah. Serum yang memenuhi syarat harus tidak
kelihatan merah dan keruh.
b. Plasma
Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara perlahan-lahan. Pemisahan
plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen. Plasma yang
memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh.
c. Whole blood
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisi antikoagulan yang
sesuai, lalu dihomogenisasi dengan cara goyang perlahan tabung.
d. Urine
Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan secara khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan cara
dimasukkan tabung dan sentrifuge selama 5 menit 1500-2000 rpm, supernatan
dibuang dan diambil sedimennya. Suspensi sedimen ini dicampur dengan
cat Sternheirmer-Malbin Stain’s untuk menonjolkan unsur sedimen dan
memperjelas strukturnya.
e. Sputum
Masukkan sputum ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4% sama banyak.
Kocok dengan baik. Inkubasi pada suhu kamar 25-30OC selama 15-20 menit
dengan pengocokan teratur tiap 5 menit. Sentrifuge dengan kecepatan tinggi
selama 8-10 menit. Endapan diambil dan supernatan dibuang pada air lysol.

E. MENILAI SPESIMEN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT

a. Spesimen diterima oleh petugas loket dan sampling.


b. Penilaian spesimen harus dilakukan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
c. Penilaian spesimen harus segera dilakukan setelah menerima spesimen.
d. Petugas laboratorium wajib menolak dan mengembalikan spesimen yang tidak
memenuhi syarat pemeriksaan.
e. Spesimen yang ditolak diberitahukan lewat via aiphone ruangan atau yang
mengantar spesimen.

F. PENYIMPANAN SPESIMEN

Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa,
karena stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas spesimen antara lain :
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari.
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Persyaratan penyimpanan
beberapa spesimen untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus memperhatikan
jenis spesimen, antikoagulan/pengawet dan wadah serta stabilitasnya. Beberapa cara
penyimpanan spesimen :
a. Disimpan pada suhu kamar.
b. Disimpan dalam lemari es suhu 2-8OC.
c. Dibekukan suhu -20OC, -70OC atau -120OC.
d. Dapat diberikan bahan pengawet.
e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat.

G. PENGIRIMAN SPESIMEN

Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang reatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen
antara lain :
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.
b. Tidak terkena sinar matahari langsung.
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label yang bertuliskan “Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “Bahan
Pemeriksaan Berbahaya”.
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

H. PROSEDUR KERJA HARIAN ABACUS 3CT


1. PERSIAPAN
a. Bersihkan permukaan alat dengan tissue basah.
b. Periksa kondisi limbah dan reagen apakah masih cukup untuk melakukan
pengukuran (diluent, lyse, cleaner).
c. Keluarkan control dari kulkas, diamkan 15 menit untuk mencapai suhu ruang.

2. MENYALAKAN ALAT
a. Nyalakan UPS tunggu ± 1 menit.
b. Nyalakan printer.
c. Nyalakan alat, biarkan alat melakukan start up, tunggu ± 5 menit agar alat
mencapai temperature optimal sebelum alat dipakai running.

3. MENYIAPKAN REAGEN
Jika reagen habis lakukan penggantian reagen dan reset nilai volume reagen.
Prosedur : Menu utama 􀃎Pemeliharaan 􀃎Status reagen 􀃎pilih reagen yang akan
diganti 􀃎masukkan NO.LOT 􀃎terima.

NOTE : Jika melakukan penggantian Diatro lyse diff, harus memasukkan hardware
key pada slot dibelakang atau di samping alat.

4. PENGUKURAN BLANKO
Blanko akan diminta secara otomatis ketika alat pertama kali dinyalakan pada
menu pengukuran. Tekan “blanko kembali” Jika ingin mengulang pengukuran
blanko.

5. PENGUKURAN KONTROL
Prosedur : Menu Utama 􀃎Quality Control 􀃎pilih lot control yang akan dijalankan
􀃎homogenkan control, letakkan control pada adaptor sampel 􀃎tekan pengukuran
untuk menjalankan proses control. Pilih Lot baru untuk memasukkan range
control yang baru.

6. PENGUKURAN SAMPEL
a. Sampel normal
Prosedur : Menu Utama 􀃎Pengukuran 􀃎Sampel baru 􀃎Masukan data pasien
􀃎Homogenkan sampel 􀃎Jalankan.
b. Untuk Sampel Pengenceran tekan “Ya” pada data pengenceran 􀃎Jalankan.
 Sampel harus diencerkan secara manual dengan menggunakan garam
fisiologis dengan perbandingan 1 bagian sampel darah ke 5 bagian
pengencer.

7. MAINTENANCE HARIAN
Prosedur : Menu Utama 􀃎Pemeliharaan 􀃎Pembersihan.

8. MEMATIKAN ALAT
Prosedur : Menu Utama 􀃎keluar 􀃎penutupan 􀃎Alat akan menampilkan pesan
dan memberikan nada 􀃎matikan alat dengan menekan tombol power dibelakang
alat.

9. MAINTENANCE MINGGUAN
a. Menu Utama 􀃎Pemeliharaan 􀃎Letakkan tabung yang berisi Hypocleanpada
adapter sampel 􀃎Hard Cleaning.
b. Membersihkan Washing Head 􀃎Lakukan proses shut down dan matikan alat
􀃎Buka pintu samping kanan alat 􀃎Gunakan tissue bebas serat untuk
menghilangkan garam dan sisa darah pada washing head
c. Lakukan self test :
Menu Utama 􀃎Pemeliharaan 􀃎Diagnostik Self Test.

10. KALIBRASI
Prosedur :
Menu Utama 􀃎Pemeliharaan 􀃎Kalibrasi 􀃎Kalibrasi dengan pengukuran 􀃎pilih
jumlah pengukuran yang di inginkan (3 atau 7) 􀃎Letakkan kalibrator/kontrol
􀃎Run/Jalankan

NOTE : Kalibrasi Predilute mode dipilih jika ingin mendapatkan faktor untuk mode
predilute pada pengenceran sampel 1 : 5

 RUMUS FAKTOR KALIBRASI


FAKTOR = NILAI TARGET X FAKTOR LAMA RATA‐RATA NILAI YANG DIUKUR

 PARAMETER NILAI BLANK :


WBC 0 – 0.5 x 103 cells/ μl
RBC 0 – 0.05 x 106 cells/μl
PLT 0 – 25 x 103 cells/ μl
HGB 0 – 1 g/dl

Anda mungkin juga menyukai