Anda di halaman 1dari 13

Proses Industri Kimia 2

Industri Kimia Aromatik

Phenol 1 (Cumene peroxidation-hydrolysis)

Disusun Oleh :

Nama : R.A.Sarah Noviatri

NIM : 0611 3040 0330

Kelas : 4 KB

Dosen Pembimbing : Ir. Erlinawati, M.T.

NIP : 196107051988112001

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2013
BAB V

BAHAN KIMIA DARI SENYAWA AROMATIK

5.2. Fenol 1

5.2.1. Pendahuluan
Fenol diperkenalkan pertama kalinya oleh ahli bedah bangsa Inggris Joseph Lister
sebagai antiseptik rumah sakit pada tahun 1800. Kemudian, perkembangan Fenol berlanjut
hingga tahun 1834 di mana F.Runge berhasil menemukan Fenol sebagai senyawa aromatik yaitu
senyawa memiliki bau atau aroma yang khas.

Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki
bau khas. Rumus kimia fenol adalah C6H5OH. Fenol adalah salah satu dari sejumlah senyawa
kimia aktif yang ditemukan di seluruh alam, terutama pada tanaman. Molekul fenol masing-
masing termasuk kelompok fungsional hidroksil (OH) terikat pada cincin dari senyawa aromatik
yaitu molekul yang mencakup setidaknya satu cincin atom karbon. Phenol memiliki sifat yang
cenderung asam, yang berarti ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.

fenol secara kimiawi mirip dengan alkohol, namun fenol membentuk ikatan hidrogen erat
dengan senyawa kimia lainnya, Karena adanya ikatan hydrogen ini maka Fenol mempunyai titik
didih yang lebih besar dibandingkan dengan senyawa lain yang mempunyai berat formula yang
sama. Selain itu fenol dipisahkan dari alkohol dikarenakan keasaman yang lebih tinggi,
kelarutan, dan titik didihnya. Kebanyakan fenol tidak berwarna, meskipun beberapa yang
berwarna cerah dan memainkan peran penting dalam pigmentasi tanaman dan biasanya padat
atau cair pada suhu kamar tertentu.

Beberapa kegunaan fenol dalam industri adalah sebagai obat atau bahan tambahan
makanan. Kata fenol juga bisa merujuk kepada karbol (C6H5OH), yang paling sederhana dari
kelompok bahan kimia. Beberapa fenol sebenarnya merugikan kesehatan. Banyak tanaman
mengeluarkan senyawa fenolik tidak menyenangkan atau beracun untuk mencegah herbivora.
Satu, urushiol, menyebabkan ruam terkait dengan poison ivy dan poison oak. Tanin memberikan
rasa pahit biji-bijian, dan beracun dalam dosis tinggi. Karbol menyebabkan luka bakar kimia, dan
mungkin karsinogenik.
5.2.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia

a) Sifat Fisika dan Sifat Kimia Bahan Baku

1. Cumene (C6H5C3H7)
Sifat Fisika

 Berat molekul : 120.19 g/gmol


 Density : 0.862 g/ml pada 20 °C
 Titik leleh : - 96.9 °C (176.4 K)
 Titik didih : 152.5 °C, 425 K , 306 oF
 Viskositas : 0,777 cP pada 21oC

Sifat Kimia

 Cumene dapat dioksidasi menjadi cumene hydroperoxide dengan udara atmosfer atau
udara yang kaya oksigen dalam satu atau beberapa oksidasinya. Temperatur yang
digunakan adalah antara 80oC – 130oC dengan tekanan 6 atm serta dengan
panambahan Na2CO3.
C6H5CH(CH3)2 C6H5(CH3)2 C6H5OH + C3H6O
 Bersifat Karsinogenik
 Merupakan senyawa nonpolar
 Tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
 Lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada adisi

2. Oksigen (O2)
Sifat Fisika

 Berat molekul : 32,00 gr/mol


 Density : 1,429 gr/ml
 Titik leleh : -218,79 °C
 Titik didih : -182,95°C, -297.31°F, 90.20 K
 Titik Kritis : 154.59 K, 5.043 Mpa

Sifat Kimia

 Membantu dalam reaksi pembakaran. Gas oksigen angat mudah terbakar dan akan
terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas. Oksigen terbakar menurut
persamaan kimia:

O2(g) + 2H2(g) → 2 H2O(l)

 Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan.
Biasanya oksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan
bereaksi dengan bukan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan
membentuk oksida.

b) Sifat Fisika dan Sifat Kimia Produk

1. Fenol (C6H5OH)
Sifat fisika

 Berat molekul : 94.11 gr/grmol


 Density : 1.07 gr/ml
 Titik leleh : 45 °C
 Titik didih : 181.8 °C
 Titik beku : 40.5 °C

Sifat Kimia

 Kelarutan fenol dalam air terbatas , yakni 8,3 gram/100 ml.


 Fenol tidak larut dalam n-heksan
 Fenol tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat
 Fenol bereaksi dengan FeCl3 dan memberi warna merah ungu
 Senyawa yang sangat reaktif terhadap reaksi substitusi elektrofilik
 Fenol dapat dibuat menjadi ester dengan mereaksikan alkil halida dalam suasana basa
alkali
 Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, Fenol memiliki sifat yang cenderung
asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion
tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.

2. Aseton (C3H6O)
Sifat Fisika

 Berat molekul : 58.08 gr/mol


 Density : 0.79 gr/cm3
 Titik leleh : −94.9 °C
 Titik didih : 56.53 °C

Sifat Kimia

 Dapat membentuk komponen-komponen crystaline seperti aseton sodium bisulfate


((CH3)2COH)SO3Na) dengan alkali bisulfate.
 Pyrolisis aseton menghasilkan ketene
CH3COCH3 CH2=C=O
 Reduksi menyebabkan aseton berubah menjadi pinacol, isopropil alkohol atau
Propana.
3. Acetophenone ( C8H8O)
Sifat Fisika

 Berat molekul : 120,15 gr/mol


 Density : 1.028 ge/cm3
 Titik leleh : 19-20oC
 Titik didih : 202oC

Sifat Kimia

 Dapat melarutkan cat/kertas , eter dan esters


 Dapat melarutkan resin
 Dapat digunakan dalam industri wangi-wangian
5.2.3. Klasifikasi Proses
Dalam pembuatan senyawa fenol ini terdapat beberapa proses yaitu :
1. Cumene peroxidation-hydrolysis
2. Toluene two-stage oxidation
3. Raschig : Vapor Phase hydrochlorination
4. Chlorobenzene-caustic hydrolysis
5. Benzene sulfonate-caustic fusion
6. Benzene-direct oxidation
Dimana dalam makalah ini proses yang akan di bahas adalah proses cumene
peroxidation-hydrolysis.

5.2.4. Data Kuantitatif


Data kuantitatif untuk proses Cumene peroxidation-hydrolysis
 Basis : 1 ton produk fenol (92% yield) + 0,6 ton aseton
 Bahan baku

Cumene : 1,40 ton

Udara : 1,53 ton

 Kapasitas Produksi : 50-125 ton/hari

5.2.5. Reaksi Kimia

Reaksi utama

 Untuk proses peroksidasi


C6H5C3H7 +O2 C6H5C3H7O2

 Untuk proses Hidrolisis


H2SO4
C6H5C3H7 O2 C6H5OH + C3H6O
Reaksi Samping

C6H5C3H7 +O2 C9H10 + H2O

C6H5C3H7 +O2 C8H8O + CH3OH

5.2.6. Flowsheet ( Lihat Gambar 5.2.1)

5.2.7. Uraian Proses

Cumene (Isopropyl benzene) yang merupakan hasil alkilasi dari benzene dan
propylene dicampur dengan alkali dan cumene recycle masuk kedalam oxidizer, lalu udara
di tempat berbeda di tekan dan masuk ke tempat yang sama, selanjutnya didalam oxidizer
ini terjadi reaksi peroksidasi, pada proses ini gas yang merupakan fase ringan akan
bergerak naik ke atas kemudian didinginkan kedalam kondensor, setelah dingin zat yang
masih mengandung produk kembali kedalam oxidizer.Untuk cumene hidroperoxide, methyl
stirene, dan acetophenone yang merupakan fase berat dikirim ke reaktor cleavage. Pada
reaktor ini terjadi reaksi hidrolisis dimana cumene hidroperoxide tadi ditambahkan dengan
katalis asam sulfat sehingga terdekomposisi menjadi fenol dan aseton. Kemudian hasil dari
reaktor dialirkann ke separator, diseparator ini terjadi pemisahan antara fenol yang belum
murni dengan asam sulfat yang masih terkandung didalam campuran produk, setelah
dipisahkan asam sulfat di recycle untuk dipakai kembali pada reaksi didalam reaktor
cleavage sedangkan fenol yang masih mengandung sisa-sisa asam akan masuk kedalam
wash tower untuk dicuci dengan air. Keluaran dari wash tower ini berupa crude fenol dan
buangannya berupa acidified wash water. selanjutnya crude fenol dialirkan kedalam tahap
distilasi 1, pada tahap distilasi 1 ini kita akan memisahkan campuran fenol dengan acetone,
acetone yang memiliki titik didih rendah yaitu 56,53˚C akan bergerak ke arah atas menuju
kondensor untuk didinginkan, setelah didinginkan ada sebagian fenol yang terbawa ke fase
ringan dikembalikan lagi kedalam distilasi tower sedangkan acetonenya dikeluarkan.
Selanjunya campuran produk (fenol, cumene, acetophenone dan methyl stirene) yang
memiliki titik didih tinggi dialirkan ke distilasi tower yang kedua. Pada tahap distilasi yang
kedua ini kita akan memisahkan campuran fenol dengan cumene, berbeda dengan distilasi
tahap 1 tadi, ditilasi pada tahap kedua menggunakan vakum karena titik didih campuran
tinggi (>150˚C). cumene memiliki titik ididh rendah yaitu 152,5˚C bergerak naik keatas
dan menuju kondensor untuk didinginkan, setelah dingin ada sebagian fenol yang terbawa
ke atas dikembalikan lagi sedangkan cumene akan direcycle. Hal yang sama juga terjadi
ketika campuran fenol memiliki titik didih lebih tinggi dialirkan distilasi tower ketiga. Pada
tahap ini methyl styrene yang memiliki titik didih 165˚C bergerak naik k eatas dan
didinginkan kedalam kondensor. Fenol yang terbawa ke atas dikembalikan lagi ke kolom
distilasi sedangkan methyl styrene bersama cumene akan bergerak kearah acidifier untuk
direaksikan dengan H2, sehingga terbentuk cumene yang akan direcycle kembali menjadi
umpan. Sedangkan campuran fenol akan dialirkan lagi ke distilasi tower yang keempat.
Pada tahap ini kita akan memisahkan fenol dengan acetophenone. Lain dengan ketiga tahap
distilasi sebelumnya pada tahap keempat ini fenol yang memiliki titik didih lebih rendah
yaitu 181,8˚C, dimana setelah masuk kedalam kondensor fenol masuk ke alat kristalizer
sehingga didapat fenol berbentuk kristal sebagai produk, sedang kan acetophenone yang
memiliki titik didih 202˚C dikeluarkan dari arah bawah sebagai produk samping.

5.2.8. Fungsi Alat

1. Oxidizer : Berfungsi sebagai tempat terjadinya rekasi peroksidasi dan


reaksi samping antara cumene dan oksigen
2. Cleavage : Berfungsi sebagai tempat terjadinya rekasi hidrolisis dengan
menambahkan katalis asam sulfat untuk mempercepat reaksi
penguraian cumene hidroperoxide

3. Separator : Berfungsi sebagai pemisah fenol yang belum murni dan asam
berdasarkan perbedaan densitas

4. Wash Tower: Tempat mencuci Fenol yang belum murni dengan air untuk
menghilangkan sisa-sisa asam
5. Destilator : Alat yang berfungsi memisahkan Fenol dengan komponen lain
berdasarkan perbedaan titik didih
6.Kondenser : Berfungsi untuk mendinginkan dan merubah gas bertekanan
Tinggi menjadi fase cair
7. Crystallizer : Alat yang berfungsi merubah fenol liquid menjadi kristal
5.2.9. Kegunaan

 Sebagai bahan antiseptik hal ini dikarenakan fenol memilki sifat dapat
mengkoagulasi protein.
 Sebagai bahan baku dalam pembuatan obat-obatan seperti asam salisilat dan asam
pikrat.
 Sebagi zat pewarna, tetapi digunakan dengan konsentrasi yang rendah.
 Sebagai lem kayu.
 Sebagai Desinfektan
 berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara.

5.2.10. Kesimpulan

Phenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, yang berarti ia dapat
melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol
dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Phenol dapat dibuat dari beberapa
proses yaitu cumene peroxidation-hydrolysis, toluene two-stage oxidation, raschig :
vapor phase hydrochlorination and hydrolysis, chlorobenzene-caustic hydrolysis,
benzene-sulfonate-caustic fusion, benzene-direct oxidation.
Dalam pembuatan phenol dengan proses cumene peroxidation-hydrolysis
meliputi dua reaksi yaitu reaksi peroksidasi dan reaksi hidrolisis menghasilkan senyawa
phenol sebagai produk dan produk sampingnya yaitu aseton, acetophenone, serta metil
styrene. Dalam prosesnya fenol mengalami 4 kali distilasi untuk memisahkan fenol
dengan campuran gas lainnya berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Dalam kehidupan sehari- hari phenol banyak digunakan dalam dunia industri,
obat-obatan seta sebagai bahan tambahan makanan. Selain itu phenol juga digunakan
Sebagai bahan antiseptik hal ini dikarenakan phenol memilki sifat dapat mengkoagulasi
protein, sebagai zat pewarna, tetapi digunakan dengan konsentrasi yang rendah, sebagai
lem kayu dan untuk sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara.
Daftar pustaka

Chaptere.Dryden.1963.outlines of chemical technology second edition.


http://en.wikipedia.org
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11741/1/09E01407.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-NonDegree-16874-2308030047-Presentation.pdf
http://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/kimia-organik-5.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29529/4/Chapter%20II.pdf
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2346905-pengertian-
fenol/#ixzz2NcLV9Akv
http://herusantoso17.blogspot.com/2012/06/neraca-massa-cumene-isopropil-
benzene.html
http://www51.honeywell.com/sm/common/documents/Public_Risk_Summary_-
_GPS0066_Alpha_Methylstyrene_Dec_2012.pdf
NOTULEN

PROSES INDUSTRI KIMIA II

BAHAN KIMIA DARI SENYAWA AROMATIK

” INDUSTRI FENOL ”

Hari : Sabtu

Tanggal : 27 April 2013

Tempat : Gedung kuliah 6 kelas 4 KB

Daftar Pertanyaan dan Jawaban

1. Eva Febrianti Prihantini


Apa saja hasil keluaran dari masing-masing alat?
Jawaban :
Hasil keluaran dari oxidizer berupa cumene hidroperoxide, metil stiren dan
asetopenon. Hasil keluaran dari reaktor cleavage berupa fenol, aseton, asam sulfat,
metil stiren, cumene, dan asetopenon. Hasil keluaran dari separator berupa fenol,
aseton, sedikit asam sulfat, metil stiren, cumene, dan asetopenon. Hasil keluaran dari
wash tower berupa fenol, aseton, metil stiren, cumene, dan asetopenon. Hasil
keluaran dari distilasi tower 1 berupa fenol, metil stiren, cumene, dan asetopenon.
Hasil keluaran dari distilasi tower 2 berupa fenol, metil stiren, dan asetopenon. Hasil
keluaran dari distilasi tower 3 berupa fenol dan asetopenon. Hasil keluaran dari
distilasi tower 4 berupa fenol liquid. Hasil keluaran dari kristaliser berupa fenol
kristal.
2. Pranawati Amalia
Apakah terjadi reaksi pada wash tower?
Jawaban :
Pada wash tower tidak terjadi reaksi, karena pada wash tower hanya terjadi proses
pencucian sisa-sisa asam yang masih terikut setelah pemisahan dari separator.
Pencucian asam dengan cara pengikatan asam menggunakan H2O.
3. M.Rajab Al-Mukarrom
- Mengapa fenol yang dihasilkan harus dalam bentuk kristal mengapa tidak liquid?
- Apa fungsi vakum pada distilasi tower 2,3,dan 4?
Jawaban :
- Pengkristalan fenol bertujuan untuk memurnikan fenol agar fenol terbebas dari zat-zat
pengotor yang masih terikut. Sehingga didapatkan fenol yang lebih murni
dibandingkan dalam bentuk liquid.
- Distilasi vakum digunakan karena zat-zat yang berupa cumene, fenol, asetopenon dan
metil stiren memiliki titik didih yang tinggi yaitu diatas 150˚C. Jadi untuk menghemat
energi dan biaya operasional digunakan distilasi vakum agar campunan komponen
tersebut dapat terpisah sebelum mencapai suhu 150˚C.

Anda mungkin juga menyukai