Disusun Oleh :
Kelas : 4 KB
NIP : 196107051988112001
PALEMBANG
2013
BAB V
5.2. Fenol 1
5.2.1. Pendahuluan
Fenol diperkenalkan pertama kalinya oleh ahli bedah bangsa Inggris Joseph Lister
sebagai antiseptik rumah sakit pada tahun 1800. Kemudian, perkembangan Fenol berlanjut
hingga tahun 1834 di mana F.Runge berhasil menemukan Fenol sebagai senyawa aromatik yaitu
senyawa memiliki bau atau aroma yang khas.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki
bau khas. Rumus kimia fenol adalah C6H5OH. Fenol adalah salah satu dari sejumlah senyawa
kimia aktif yang ditemukan di seluruh alam, terutama pada tanaman. Molekul fenol masing-
masing termasuk kelompok fungsional hidroksil (OH) terikat pada cincin dari senyawa aromatik
yaitu molekul yang mencakup setidaknya satu cincin atom karbon. Phenol memiliki sifat yang
cenderung asam, yang berarti ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
fenol secara kimiawi mirip dengan alkohol, namun fenol membentuk ikatan hidrogen erat
dengan senyawa kimia lainnya, Karena adanya ikatan hydrogen ini maka Fenol mempunyai titik
didih yang lebih besar dibandingkan dengan senyawa lain yang mempunyai berat formula yang
sama. Selain itu fenol dipisahkan dari alkohol dikarenakan keasaman yang lebih tinggi,
kelarutan, dan titik didihnya. Kebanyakan fenol tidak berwarna, meskipun beberapa yang
berwarna cerah dan memainkan peran penting dalam pigmentasi tanaman dan biasanya padat
atau cair pada suhu kamar tertentu.
Beberapa kegunaan fenol dalam industri adalah sebagai obat atau bahan tambahan
makanan. Kata fenol juga bisa merujuk kepada karbol (C6H5OH), yang paling sederhana dari
kelompok bahan kimia. Beberapa fenol sebenarnya merugikan kesehatan. Banyak tanaman
mengeluarkan senyawa fenolik tidak menyenangkan atau beracun untuk mencegah herbivora.
Satu, urushiol, menyebabkan ruam terkait dengan poison ivy dan poison oak. Tanin memberikan
rasa pahit biji-bijian, dan beracun dalam dosis tinggi. Karbol menyebabkan luka bakar kimia, dan
mungkin karsinogenik.
5.2.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia
1. Cumene (C6H5C3H7)
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Cumene dapat dioksidasi menjadi cumene hydroperoxide dengan udara atmosfer atau
udara yang kaya oksigen dalam satu atau beberapa oksidasinya. Temperatur yang
digunakan adalah antara 80oC – 130oC dengan tekanan 6 atm serta dengan
panambahan Na2CO3.
C6H5CH(CH3)2 C6H5(CH3)2 C6H5OH + C3H6O
Bersifat Karsinogenik
Merupakan senyawa nonpolar
Tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
Lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada adisi
2. Oksigen (O2)
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Membantu dalam reaksi pembakaran. Gas oksigen angat mudah terbakar dan akan
terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas. Oksigen terbakar menurut
persamaan kimia:
Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur, kecuali gas-gas mulia ringan.
Biasanya oksigen bereaksi dengan logam membentuk ikatan yang bersifat ionik dan
bereaksi dengan bukan logam membentuk ikatan yang bersifat kovalen sehingga akan
membentuk oksida.
1. Fenol (C6H5OH)
Sifat fisika
Sifat Kimia
2. Aseton (C3H6O)
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Sifat Kimia
Reaksi utama
Cumene (Isopropyl benzene) yang merupakan hasil alkilasi dari benzene dan
propylene dicampur dengan alkali dan cumene recycle masuk kedalam oxidizer, lalu udara
di tempat berbeda di tekan dan masuk ke tempat yang sama, selanjutnya didalam oxidizer
ini terjadi reaksi peroksidasi, pada proses ini gas yang merupakan fase ringan akan
bergerak naik ke atas kemudian didinginkan kedalam kondensor, setelah dingin zat yang
masih mengandung produk kembali kedalam oxidizer.Untuk cumene hidroperoxide, methyl
stirene, dan acetophenone yang merupakan fase berat dikirim ke reaktor cleavage. Pada
reaktor ini terjadi reaksi hidrolisis dimana cumene hidroperoxide tadi ditambahkan dengan
katalis asam sulfat sehingga terdekomposisi menjadi fenol dan aseton. Kemudian hasil dari
reaktor dialirkann ke separator, diseparator ini terjadi pemisahan antara fenol yang belum
murni dengan asam sulfat yang masih terkandung didalam campuran produk, setelah
dipisahkan asam sulfat di recycle untuk dipakai kembali pada reaksi didalam reaktor
cleavage sedangkan fenol yang masih mengandung sisa-sisa asam akan masuk kedalam
wash tower untuk dicuci dengan air. Keluaran dari wash tower ini berupa crude fenol dan
buangannya berupa acidified wash water. selanjutnya crude fenol dialirkan kedalam tahap
distilasi 1, pada tahap distilasi 1 ini kita akan memisahkan campuran fenol dengan acetone,
acetone yang memiliki titik didih rendah yaitu 56,53˚C akan bergerak ke arah atas menuju
kondensor untuk didinginkan, setelah didinginkan ada sebagian fenol yang terbawa ke fase
ringan dikembalikan lagi kedalam distilasi tower sedangkan acetonenya dikeluarkan.
Selanjunya campuran produk (fenol, cumene, acetophenone dan methyl stirene) yang
memiliki titik didih tinggi dialirkan ke distilasi tower yang kedua. Pada tahap distilasi yang
kedua ini kita akan memisahkan campuran fenol dengan cumene, berbeda dengan distilasi
tahap 1 tadi, ditilasi pada tahap kedua menggunakan vakum karena titik didih campuran
tinggi (>150˚C). cumene memiliki titik ididh rendah yaitu 152,5˚C bergerak naik keatas
dan menuju kondensor untuk didinginkan, setelah dingin ada sebagian fenol yang terbawa
ke atas dikembalikan lagi sedangkan cumene akan direcycle. Hal yang sama juga terjadi
ketika campuran fenol memiliki titik didih lebih tinggi dialirkan distilasi tower ketiga. Pada
tahap ini methyl styrene yang memiliki titik didih 165˚C bergerak naik k eatas dan
didinginkan kedalam kondensor. Fenol yang terbawa ke atas dikembalikan lagi ke kolom
distilasi sedangkan methyl styrene bersama cumene akan bergerak kearah acidifier untuk
direaksikan dengan H2, sehingga terbentuk cumene yang akan direcycle kembali menjadi
umpan. Sedangkan campuran fenol akan dialirkan lagi ke distilasi tower yang keempat.
Pada tahap ini kita akan memisahkan fenol dengan acetophenone. Lain dengan ketiga tahap
distilasi sebelumnya pada tahap keempat ini fenol yang memiliki titik didih lebih rendah
yaitu 181,8˚C, dimana setelah masuk kedalam kondensor fenol masuk ke alat kristalizer
sehingga didapat fenol berbentuk kristal sebagai produk, sedang kan acetophenone yang
memiliki titik didih 202˚C dikeluarkan dari arah bawah sebagai produk samping.
3. Separator : Berfungsi sebagai pemisah fenol yang belum murni dan asam
berdasarkan perbedaan densitas
4. Wash Tower: Tempat mencuci Fenol yang belum murni dengan air untuk
menghilangkan sisa-sisa asam
5. Destilator : Alat yang berfungsi memisahkan Fenol dengan komponen lain
berdasarkan perbedaan titik didih
6.Kondenser : Berfungsi untuk mendinginkan dan merubah gas bertekanan
Tinggi menjadi fase cair
7. Crystallizer : Alat yang berfungsi merubah fenol liquid menjadi kristal
5.2.9. Kegunaan
Sebagai bahan antiseptik hal ini dikarenakan fenol memilki sifat dapat
mengkoagulasi protein.
Sebagai bahan baku dalam pembuatan obat-obatan seperti asam salisilat dan asam
pikrat.
Sebagi zat pewarna, tetapi digunakan dengan konsentrasi yang rendah.
Sebagai lem kayu.
Sebagai Desinfektan
berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara.
5.2.10. Kesimpulan
Phenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, yang berarti ia dapat
melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol
dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Phenol dapat dibuat dari beberapa
proses yaitu cumene peroxidation-hydrolysis, toluene two-stage oxidation, raschig :
vapor phase hydrochlorination and hydrolysis, chlorobenzene-caustic hydrolysis,
benzene-sulfonate-caustic fusion, benzene-direct oxidation.
Dalam pembuatan phenol dengan proses cumene peroxidation-hydrolysis
meliputi dua reaksi yaitu reaksi peroksidasi dan reaksi hidrolisis menghasilkan senyawa
phenol sebagai produk dan produk sampingnya yaitu aseton, acetophenone, serta metil
styrene. Dalam prosesnya fenol mengalami 4 kali distilasi untuk memisahkan fenol
dengan campuran gas lainnya berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Dalam kehidupan sehari- hari phenol banyak digunakan dalam dunia industri,
obat-obatan seta sebagai bahan tambahan makanan. Selain itu phenol juga digunakan
Sebagai bahan antiseptik hal ini dikarenakan phenol memilki sifat dapat mengkoagulasi
protein, sebagai zat pewarna, tetapi digunakan dengan konsentrasi yang rendah, sebagai
lem kayu dan untuk sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara.
Daftar pustaka
” INDUSTRI FENOL ”
Hari : Sabtu