LBM 3 Mata Ulil
LBM 3 Mata Ulil
Tukak stafilokokus
Di antara Stafilokokus Aureus, Epidermidis, dan Saprofitikus, yang
pertamalah yang paling berat, dapat dalam bentuk infeksi tukak kornea sentral,
infeksi tukak marginal, dan tukak alergi.
Infeksi tukak kornea oleh Stafilokokus Epidermidis biasanya terjadi bila ada
faktor pencetus sebelumnya seperti keratopati bulosa, infeksi herpes simpleks
dan lensa kontak yang telah lama digunakan.
Pada awalnya berupa tukak yang berwarna putih kekuningan disertai
infiltrat secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai edema stroma
dan infiltrasi sel lekosit. Walaupun terdapat hipopion tukak seringkali indolen
yaitu reaksi radangnya minimal. Tukak kornea marginal biasanya bebas kuman
dan disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas terhadap Stafilokokus Aureus.
Tukak Pseudomonas
Berbeda dengan yang lain, bakteri tukak ini ditemukan dalam jumlah yang
sedikit. Bakteri ini bersifat aerob obligat dan menghasilkan eksotoksin yang
menghambat sintesis protein, Keadaan ini menerangkan mengapa jaringan
kornea cepat hancur dan mengalami kerusakan. Bakteri ini dapat hidup dalam
kosmetika, cairan fluoresein, dan cairan lensa kontak.
Biasanya dimulai dengan tukak kecil di bagian sentral kornea dengan infiltrat
berwarna keabu-abuan disertai edema epitel dan stroma. Trauma kecil ini
dengan cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan perforasi kornea.
Tukak mengeluarkan discharge kental berwarna kuning kehijauan.
Pengobatan diberikan Gentamaisin, tobramisin, karbensilin yang diberikan
secara lokal subkonjungtiva serta intravena.
b. Tukak Virus
Tukak kornea oleh virus herpes simpleks cukup sering dijumai. Bentuk khas
dendrit dapat diikuiti oleh vesikel-vesikel kecil di lapisan epitel yang bila pecah
akan menimbulkan tukak. Tukak dapat juga terjadi pada bentuk diiform bila
mengalami nekrosis di bagian sentral.
c. Tukak Jamur
Tukak kornea oleh jamur akhir-akhir ini banyak ditemukan, hal ini dimungkinan
oleh :
- Penggunaan antibiotik secara berlebihan dalam waktu yang lama atau
pemakaian kortikosteroid jangka panjang
- Fusarium dan sefalosporim menginfeksi kornea setelah suatu trauma yang
disertai lecet epitel, misalnya kena ranting pohon atau binatang yang
terbang mengindikasikan bahwa jamur terinokulasi di kornea oleh benda
atau binatang yang melukai kornea dan bukan dari adanya defek epitel dan
jamur yang berada di lingkungan hidup.
- Infeksi oleh jamur lebih sering didapatkan di daerah yang beriklim tropik,
maka faktor ekologi ikut memberikan kontribusi.
Kontak dengan pertanian atau trauma yang terjadi di luar rumah bukan
merupakan faktor timbulnya tukak atau keratitis oleh kandida.
Pengobatan obat anti jamur dengan spektrum luas. Apabila memungkinkan
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tes sensitivitas untuk dapat memilih
obat jamur yang spesifik.
Tukak Cincin
Tukak ini unilateral, letak tukak tepat di bagian dalam limbus dan
hampir mengelilingi limbus. Berbeda dengan tukak marginal pada tukak
cincin tidak ada hubungan dengan konjungtivitis atau blefaritis. Tukak cincin
biasanya berhubungan dengan penyakit sistemik seperti disentri basiler,
arhritis rematoid, dan poliarthritis nodosa.
Pemberian steroid lokal memberikan hasil yang baik.
Pemeriksaan Penunjang:
Fokal iluminasi
Ketajaman penglihatan/test refraksi
Sensibilitas kornea
Flouresin test
Goresan ulkus untuk kultur dokter spesialis
Keratoskop placedo
Pasien dateng: diliat visus spesifik gejalanya apa setelah ketemu dokter spesialisnya.
Walaupun hanya mata merah karena konjungtivitis (mata merah visus normal)
II. Uvea
Radang uvea
Peradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh efek langsung suatu
infeksi atau merupakan fenomena alergi terhadap antigen dari luar atau antigen dari
dalam.
Radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous Barrier
sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam humor akuos
yang tampak pada penyinaran miring menggunakan sentolop atau akan lebi jelas bila
menggunakan slit lamp, berkas sinar yang disebut fler.
Fibrin dimaksudkan untuk menghambat gerakan kuman akan tetapi justru
mengakibatkan perlekatan-perlekatan misalnya perlekatan iris pada permukaan lensa
(sinekia posterior).
Sel-sel radang yang terdiri atas limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk
presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea.
Apabila presipitat keratik ini besar, berminyak disebut mutton fat keratic precipitate.
Akumulasi sel-sel radang dapat pula terjadi pada tepi pupil disebut Koeppe nodules, bila
di permukaan iris disebut Busacca nodules, yang bisa ditemukan juga pada permukaan
lensa dan sudut bilik mata depan.
Pada iridosiklitis yang berat sel radang dapat sedemikian banyak hingga
menimbulkan hipopion.
Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang dan pupil akan miosis dan
dengan adanya timbunan fibrin serta sel0sel radang dapat terjadi seklusio maupun
oklusio pupil. Bila terjadi seklusio dan oklusio total, cairan di dalam bilik mata belakang
tidak dapat mengalir sama sekali mengakibatkan tekanan dalam bilik mata belakang
lebih besar dari tekanan dalam bilik mata depan sehingga iris tampak menggelembung
ke depan yang disebut iris bombans.
Gangguan produksi humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar menyebabkan
tekanan bola mata turun. Eksudat protein, fibrin, dan sel-sel radang dapat berkumpul di
sudut bilik mata depan terjadi penutupan kanal Schlemm sehingga terjadi gaukoma
sekunder.
Pada fase akut terjadi glaukoma sekunder karena gumpalan-gumpalan pada sudut
bilik depan, sedang pada fase lenjut glaukoma sekunder terjadi karena adanya seklusio
pupil.
Naik turunnya tekanan bola mata disebutkan pula sebagai akibat perna asetilkolin
dan prostaglandin.
Uveitis Anterior
Gejala Subjektif Iridosiklitis
Keluhan pasien pada awalnya dapat berupa sakit di mata, sakit kepala, fotofobia,
dan lakrimasi.
Sakit mata lebih nyata pada iridosiklitis akut daripada iridosiklitis kronik dan sangat
hebat bila disertai dengan keratitis. Sakit terbatas di daerah periorbita dan mata serta
bertambah sakitnya bila dihadapkan pada cahaya dan tekanan.
Derajat fotofobia bervariasi dan dapat demikian hebat sampai kelopak mata tidak
bisa dibuka pada waktu pemeriksaan mata.
Lakrimasi yang terjadi biasanya sebanding dengan derajat fofobia.
Pada uveitis anterior supuratif dapat disertai gejala umum sepertii panas, gelisah,
menggigil, dan sebagainya.
Pengobatan Iridosiklitis
- Tetes mata sulfas atropin 1 %, prinsipnya untuk membuat pupil selebar-
lebarnya dan tetap tinggal lebar selama 2 minggu.
- Midriatikum yang lain : hydrobromas-scopolamine
- Hal yang harus diingat pada pemberian atropin adalah serangan glaukoma.
Karena atropin melebarkan pupil, maka sudut bilik mata depan menjadi
sempit, aliran cairan keluar menjadi insufisiensi sehingga menimbulkan
serangan glaukoma.
o Bila terjadi glaukoma, atropin tetap diberikan, tetapi di samping itu
diberikan diamox.
o Bila atropin tidak berhasil meebarkan pupil, karena adhesi iris pada
lensa sudah kuat, maka beri midriatikum yang lebih kuat : Sol sulfat
atropin 1% + kokain 5%
o Untuk membuat midriasis lebih kuat lagi dapat diberi injeksi
subkonjungtival atropin atau adrenalin 1 permil.
- Tetes mata steroid 4-6 x sehari tergantung pada beratnya penyakit.
- Bila tetes mata steroid forte frekuensi penggunaanya akan lebih sedikit.
- Kortikosteroid oral diberikan apabila pemberian lkal dipertimbangkan tidak
cukup.
- Antibiotik diberikan apabila mikro-organisme penyebab diketahui.
2. Mengapa penderita mendadak mata kirinya sakit cekot-cekot, merah dan hanya melihat
bayang-bayang?
Pada beberapa penelitian menunjukkan tekanan intraokular yang meningkat di atas 21 mmHg,
menunjukkan peningkatan persentase defek lapangan pandang, dan kebanyakan ditemukan pada
pasien dengan tekanan intraokuler berkisar 26-30 mmHg. Penderita dengan tekanan intraokuler
diatas 28 mmHg 15 kali beresiko menderita defek lapangan pandang daripada penderita dengan
tekanan intraokular berkisar 22 mmHg.
Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular mencapai 60-80 mmHg, sehingga
terjadi kerusakan iskhemik pada iris yang disertai edema kornea.
Glaukoma primer sudut tertutup terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan
sumbatan pada bilik mata depan oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran humor aquos dan
tekanan intraokuler meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan
penglihatan. Glaukoma sudut tertutup terjadi pada mata yang sudah mengalami penyempitan
anatomik pada bilik mata depan( dijumpai terutama pada hipermetrop). Serangan akut biasanya
terjadi pada pasien berusia tua seiring dengan pembeasran lensa kristalina yang berkaitan dengan
penuaan. Pada glaukoma sudut tertutup, pupil berdilatasi sedang, disertai sumbatan pupil. Hal ini
biasanya terjadi pada malam hari, sat tingkat pencahayaan berkurang. Dapat juga disebabkan oleh
obat-obatan dengan efek antikolinergik atau simpatomimetik (mis., atropine sebagai obat
praoperasi, antidepresan, bronkodilator inhalasi, dekongestan hidung atau tokolitik).
Patofisiologi dari glaukoma sudut tertutup dengan block pupil meliputi faktor2 yaitu aposisi
lensa dan iris yang mengakibatkan pencembungan iris perifer dan predisposisi anatomi mata yang
menyebabkan bagian anterior iris perifer menyumbat trabekulum.
Patofisiologi glaukoma sudut tertutup tanpa block pupil terjadi melalui 2 mekanisme yaitu
mekanisme penarikan anterior dan posterior. Pada penarikan anterior, iris perifer ditarik kearah
depan menutup trabekulum karena kontraksi membrane eksudat inflamasi atau serat fibrin. Pada
mekanisme penarikan posterior iris perifer mencembung kearah depan karena lensa vitreus atau
badan siliaris.
Mekanismenya adalah peninggian TIO karena blok pupil relative, dengan bersentuhnya pinggir
pupil dengan permukaan depan lensa melalui suatu proses semi midriasis. Hal ini akan menghasilkan
tekanan yang meninggi pada KOP(Kamera Okuli Posterior) karena terdorongnya bagian iris perifer ke
depan dan menutup sudut KOA. Hal ini terutama terjadi pada orang dengan KOA dangkal.
Jadi, ada beberapa hal penting yang berperan menimbulkan glaukoma sudut tertutup ini :
Blok pupil relative yang maksimal terdapat pada pupil dengan lebar 4-5mm.
Lensa yang bertambah besar, terutama pada usia tua. Makin bertambah usia, lensa bertambah
besar, sehingga mudah terjadi blok pupil relative.
Tebalnya iris bagian perifer dan terjadinya iris bombe yang mendorong ke arah trabekula
sehingga muara trabekula tertutup.
KOA yang dangkal, terdapat pada hipermetropia(karena sumbu bola mata pendek) dan pada
usia tua(karena ukuran lensa yang bertambah besar).
Manifestasi Klinik
Penglihatan kabur, gambaran pelangi terlihat di sekitar lampu (halo) akibat udem kornea(cairan
aqueous masuk ke kornea)
Nyeri kepala hebat(mengikuti jalannya N.V), mual, muntah(akibat reflex oculovagal)
Injeksi siliar (+), KOA dangkal, iris atropi, reflex pupil lambat/(-)
Pupil melebar disertai sumbatan pupil, sering terjadi malam hari karena pencahayaannya
berkurang
TIO meningkat, pada gonioskopi sudut KOA tertutup
Serangat akut dapat berlangsung lama, dapat pula berjalan beberapa jam kemudian mengalami
resolusi. Pada keadaan resolusi, hanya akan ditemui gambaran seperti’iridosiklitis’ dimana
adanay flare dn injeksi siliar ringan. Setelah keadaan tenang, akan ditemui gejala sisa, seperti
atropi iris, katarak, dan pupil irregular serta adanya sinekia posterior dan anterior dengan TIO
norml atau hipotoni akibat atropi corpus siliar. Selain itu, akan ditemukan atropi nervus optikus.
Penurunan visus akibat glaukoma dapat terjadi perlahan maupun mendadak. Tajam penglihatan
yang terganggu adalah tajam penglihatan perifer, atau yang lebih umum disebut lapang pandang.
Mekanisme yang mendasari penyempitan lapang pandang adalah kerusakan papil nervus II serta
kerusakan lapisan syaraf retina dan vaskulernya akibat peningkatan TIO. Pada peningkatan TIO
maka terjadi peregangan dinding bola mata. Retina merupakan salah satu penyusun dinding bola
mata ikut teregang struktur sel syaraf yang tidak elastis kemudian menjadi rusak. Sedangkan
pembuluh kapiler yang menyuplai serabutserabut syaraf juga tertekan sehingga menyempit dan
terjadi gangguan vaskularisasi 19,20. Penyempitan lapang pandang secara bertahap akibat kerusakan
papil dan lapisan syaraf retina. Dari gejala klinis didapatkan penyempitan lapang pandang. Lama-
kelamaan penderta seperti melihat melalui terowongan. Dari pemeriksaan perimetri bisa
didapatkan kelainan khas yakni scotoma sentral, perisentral, dan nasal. Lama kelamaan scotoma ini
berbentuk seperti cincin. Pengurangan lapang pandang biasanya dimulai dari sisi temporal, pada
perimetri didapatkan defek berbentuk arcuata yang khas untuk glaukoma. Lama-kalamaan defek ini
meluas dan mencapai keseluruhan lapang pandang, hanya tersisa di bagian sentral yang sangat
kecil. Visus light perception negatif menandakan kerusakan total pada papil N.II. Pada keadaan
seperti ini pasien tidak lagi perlu diperiksa perimetri
3. Mengapa penderita merasakan kepala mau pecah dan disertai muntah dan mual?
N. Vagus (parasimpatis)
Peningkatan TIO penurunan aliran darah ke N. II dan retina iskemi merangsang
saraf nyeri traktus spinotalamus kortex serebri nyeri merangsang saraf simpatis
vasokontriksi pembuluh darah aliran darah ke GI menurun penurunan fungsi GI
peristaltic menurun peregangan lambung menekan baroreseptor rangsangan ke
pusat muntah di medulla oblongatya mual dan muntah
4. Mengapa penderita tiba2 merasakan mata kirinya kemeng dan berair pada saat menjelang
maghrib dan cuaca sedang mendung?
Air mata diproduksi secara terus menerus oleh kelenjar lakrimal yang berlokasi di bawah kelopak
mata bawah. Air mata sangat penting karena melapisi permukaan depan mata dengan lapisan
transparan tipis dan mencegah mata menjadi kering. Biasanya, air mata dengan cepat mengalir
keluar dari mata melalui sistem saluran kompleks yang berawal dari sudut terdalam kelopak mata ke
hidung. Sistem saluran kompleks ini disebut sistem drainase lakrimal. Jika terdapat gangguan pada
ekuilibrium ini, terjadilah kondisi yang disebut Kelainan Air Mata. Seringnya, gangguan pada sistem
drainase lakrimal adalah penyebab air mata berlebihan.
penyebab Mata Berair?
Air mata umumnya mengalir cepat keluar dari mata. Penyumbatan sistem drainase lakrimal adalah
factor utama penyebab air mata berlebihan dan cenderung terjadi pada manula. Penyumbatan
terjadi karena penyempitan atau mengecilnya saluran nasolakrimal.
Iritasi okular yang disebabkan oleh berbagai masalah dapat juga mengakibatkan produksi air mata
berlebihan dan mata berair. Mata kering juga dapat mengakibatkan produksi air mata secara refleks
dan terkadang mengakibatkan air mata berlebihan.
5. Mengapa penglihatan terasa kabur dan mengapa sorot lampu kendaraan di rasakan pecah
menjadi warna-warni seperti pelangi?
Penglihatan yang terkadang ada pelangi menandakan pasien melihat halo pada mata
kanannya. Dimana halo adalah terdapatnya pelangi sekitar sumber cahaya yang dilihat. Halo
dapat diakibatkan oleh glaukoma, katarak, edema kornea, pseudofakos, dan obat seperti
digitalis dan klorokuin.
Efek peningkatan tekanan intraokular di dalam mata ditemukan pada semua bentuk
glaukoma, yang manifestasinya dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan besar peningkatan
tekanan intraokuler. Kalau tekanannya terlalu tinggi, berarti bola mata itu menjadi keras
seperti kelereng. Akibatnya, akan menekan saraf mata ke belakang dan menekan saraf papil N
II dan serabut-serabut saraf N II. Saraf-saraf yang tertekan itu dan yang menekan saraf papil II
ini terjadi penggaungan. Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah
atrofi sel ganglion difuse, yang menyebabkan penipisan serat saraf dan inti bagian dalam
retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai
pembesaran cekungan optikus . Iris dan korpus siliaris juga menjadi atrofik, dan prosesus
siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.10
Pada beberapa penelitian menunjukkan tekanan intraokular yang meningkat di atas 21
mmHg, menunjukkan peningkatan persentase defek lapangan pandang, dan kebanyakan
ditemukan pada pasien dengan tekanan intraokuler berkisar 26-30 mmHg. Penderita dengan
tekanan intraokuler diatas 28 mmHg 15 kali beresiko menderita defek lapangan pandang
daripada penderita dengan tekanan intraokular berkisar 22 mmHg.9
Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular mencapai 60-80 mmHg, sehingga
terjadi kerusakan iskhemik pada iris yang disertai edema kornea.9
Normal
6. Mengapa rasa sakitnya hilang saat penderita tidur dan minum obat penghilang rasa sakit?
Ulkus Mooren:
unilateral .
bilateral
Sebab Bakteri, jamur, Jamur, Bakteri, reaksi Sudut bilik Stafilococcus, Trauma
bakteri, virus,alergi bakteri,alergi, hipersensitivita mata sempit streptococcus, tembus, Bedah
trauma,reaksi s pneumococcus, mata intra
toksik,defisiensi pseudomonas okuler
vit.A,parese aeroginosa.
N.VII,III Actinomises,
aspergilus,
fitomikosis
Perjalanan Akut Progresif Perlahan Tiba-
Kronis Regresi tiba/ Akut
(k.pungtata, Membentuk perlahan
k.virus) jaringan parut
Rekuren Rekuren (ulkus
(k.Marginal, marginal)
K.Vernal) Akut
Akut dan Kronis Kronik
(k.Filamentosa)
Komplikasi Ulkus kornea Perforasi Glaucoma Kebutaan Katarak
sekunder,
uveitis
simpatis,
kebutaan
Visus Turun Turun Menurun Sangat Menurun Turun(
sedang, tidak menurun, gangguan
begitu kabur, mendadak binokular
sukar melihat akomodasi
dekat
Lapang t.a.k t.a.k t.a.k Menyempit t.a.k t.a.k
Pandang berat
Kamera t.a.k Hipopion, Terdapat sel Dangkal Keruh, Hipopion Mutton fat
Okuli Hifema radang, (kadang) deposit
Anterior Hipopion
Klasifikasi Glaukoma
Klasifikasi Vaughan
Glaukoma primer
Galukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang merupakan
penyebab glaukoma. 1
Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma,
seperti1 :
1. Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cariran mata atau susunan anatomis
bilik mata yang menyempit.
2. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan
(goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis dan
yang paling sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.
Trabekulodisgenesis adalah1 :
- Barkan menemukan membran yang persisten menutupi permukaaan trabekula
- Iris dapat berinsersi pada permukaan trabekula tepat pada skleral spur atau agak
lebih ke depan
- Goniodisgenesis
Glaukoma primer bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata
terbuka ataupun tertutup, pengelompokkan ini berguna untuk penatalaksanaan dan
penelitian. Untuk setiap glaukoma diperlukan pemeriksaan gonioskopi1.
Pada glaukoma primer tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk :
Glaukoma sudut tertutup, (closed angle glaucoma, acute congestive glaucoma).
Glaucoma sudut terbuka, (open angle glaucoma, chronic simple glaucoma).
Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder timbul sebagai akibat penyakit lain daklam bola mata, disebabkan :
Kelainan lensa
- Luksasi
- Pembengkakan (intumesen)
- Fakolitik
Kelainan uvea
- Uveitis
- Tumor
Trauma pembedahan
- Perdarahan dalam bilik mata depan (hifema)
- Perforasi kornea dan prolaps iris, yang menyebabkan leukoma adheren.
Pembedahan
Bilik mata depan yang tidak cepat terbentuk setelah pembedahan katarak
Penyebab glaukoma sekunder lainnya :
- Rubeosis iridis (akibat trombosis vena retina sentral)
- Penggunaan kortikosteroid topikal berlebihan
Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital primer atau glaukoma infantil (Buftalmos, hidroftalmos). Glaukoma
yang bertalian dengan kelainan kongenital lain.
Glaukoma absolut
Keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola mata nyeri.
Normal
Gambar 15 : Pemeriksaan
Tonometri
Diagram showing the relative proportion of people in the general population who have elevated pressure (horizontally shaded lines) and/or damage
Genetika
from glaucoma (vertically shaded lines. Notice that most have elevated pressure but no sign or damage (ie, ocular hypertensives), but there are also
Keluarga
those with normal derajat
pressures pertama
who still have (terdekat)
damage from pasien
glaucoma (ie, dengan
normal tension glaukoma sudut terbuka kronis
glaucoma))
memiliki kemungkinan hingga 16% mengalami penyakit ini. Pewarisan keadaan ini kompleks.
Terdapat perkembangan pengetahuan mengenai satu bentuk penyakit ini yang timbul pada
pasien muda, yaitu glaukoma sudut terbuka juvenil (timbul antara usia 3 hingga 35 tahun).
Tidak ada kelainan yang tampak pada segmen anterior yang membedakannya dari glaukoma
kongenital. Gennya (GLCIA) telah diketahui terletak pada lengan panjang kromosom I. 15
Anamnesis
Gejala glaukoma tergantung dari kecepatan peningkatan tekanan intraokular. Glaukoma
sudut terbuka kronis dikaitkan dengan peningkatan perlahan tekanan dan ketiadaan gejala
kecuali pasien kemudian menjadi sadar akan adanya defisit penglihatan berat. Banyak pasien
terdiagnosis saat tanda glaukoma terdeteksi oleh ahli optometri. 15
Mekanisme
Mekanisme glaukoma sudut terbuka ini lain daripada mekanisme glaukoma sudut tertutup.
Kalauu yang terakhir ini diakibatkan jaringan trabekulum tertutup oleh iris, hambatan pada
glaukoma sudut terbuka terletak di dalam jaringan trabekulum sendiri. Akuos humor dengan
leluasa mencapai lubang-lubang trabekulum yang sempit, hingga akuos humor tidak dapat
keluar dari bola matya dengan bebas. 2
Normal Glaukoma
Normal Glaukoma
Gejala klinik2
- Glaukoma sudut terbuka tidak memberi tanda-tanda dari luar
- Perjalanan penyakit perlahan-lahan dan progresif dengan merusak papil saraf optik
(ekskavasi)
- Biasanya penderita baru sadar bila keadaan telah lanjut
- Diagnosis sering baru dibuat kalau dilakukan tonometri rutin pada penderita, yang
misalnya datang hanya untuk ganti kacamata. Sifat glaukoma jenis ini adalah
bilateral, tetapi biasanya yang satu mulai lebih dahulu. Kebanyakan ditemukan pada
penderita umur 40 tahun ke atas.
- Tajam penglihatan umumnya masih baik kalau keadaan belum lanjut. Tetapi tajam
penglihatan tidak boleh menjadi patokan aklan adanya glaukoma atau tidak.
Tekanan bola mata lebih dari 24 mm Hg dan tidak terlalu tinggi seperti pada
glaukoma kronik.
- Pada funduskopi ditemukan ekskavasi apabila glaukoma sudah berlangsung lama.
Pemeriksaan lapangan pandang perifer tidak menunjukkan kelainan selama
glaukoma masih dini, tetapi lapang pandang sentral sudah menunjukkan skotoma
parasentral.
- Apabila glaukoma sudah lebih lanjut, lapang pandangan perifer pun akan
menunjukkan kerusakan. Pada gonioskopi akan ditemukan sudut bilik mata depan
yang lebar
Pemeriksaan fisik
Penilaian dugaan glaukoma memerlukan pemeriksaan slit lamp lengkap yaitu15 :
Mengukur tekanan okular dengan tonometer. Tekanan normal sebesar 15,5
mmHg. Batasnya ditentukan sebagai 2 standar deviasi di atas dan di bawah rata-
rata (11-21 mmHg). Pada glaukoma sudut terbuka kronis, tekanan ini baiasanya
sebesar 22-40 mmHg. Pada glaukoma sudut tertutup, tekanan meningkat hingga
di atas 60 mmHg.
Memeriksa sudut iridokornea dengan lensa gonioskopi untuk mengkonfirmasi
adanya sudut terbuka.
Menyingkirkan penyakit mata lainnya yang dapat menyebabkan glaukoma
sekinder
Memeriksa lempeng optik dan menentukan apakah mengalami cupping
patologis. Cupping merupakan ciri normal lempeng optik. Lempeng dinilai
dengan memperkirakan rasio vertikal mangkuk terhadap lempeng sebagai suatu
keseluruhan (rasio mangkuk terhadap lempeng, cup disc ratio). Pada mata
normal, rasio ini biasanya tidak lebih besar dari 0,4. Namun terdapat kisaran
angka yang cukup besar (0-0,8) dan ukuran mangkuk optik berkaitan dengan
ukuran lempeng optik. Pada glaukoma kronis, akson yang memasuki papil saraf
optik mati. Mangkuk sentral meluas dan pinggir serabut saraf (pinggir
neuroretina) menjadi lebih tipis. Papil saraf optik menjadi atrofi. Rasio mangkuk
terhadap lempeng pada bidang vertikal lebih besar dari 0,4 dan mangkuk
menjadi lebih dalam. Jika mangkuk dalam namun rasio mangkuk terhadap
lempeng lebih kecil dari 0,4 maka kemungkinan bukan glaukoma kronis kecuali
bila lempeng sangat kecil. Takik pada pinggir lempeng yang menandakan
hilangnya akson fokal juga merupakan tanda kerusakan glaukomatosa.
Moderately advanced
cupping
Moderate level of
glaucoma suspicion
2. Trabekuloplasti laser
Trabekuloplasti laser melibatkan penempatan serangkaian pembakarn laser
(lebar 50 mikrometer) pada jalinan trabekula, untuk memperbaiki aliran keluar
akueous. Pada awalnya terapi ini efektif, namun tekanan intraokular secara
perlahan kembali meningkat. Di Inggris, terdapat peningkatan kecenderungan untuk
melakukan pembedahan drainase dini. 15
3. Pembedahan
Apabila obat-obatan yang maksimal tidak berhasil menahan tekanan bola mata
di bawah 21 mmHg dan lapang pandangan terus mundur dilakukan pembedahan.
Jenis pembedahan yang dipakai adalah trepanasi Elliot atau pembedahan
sklerotomi Scheie. Akhir-akhir ini operasi yang menjadi popular adalah
trabekulektomi. Pembedahan ini memerlukan mikroskop.
Pembedahan drainase (trabekuletomi) dilakukan dengan membuat fistula diantara
bilik anterior dan ruang subkonjungtiva. Operasi ini biasanya efektif dalam
menurunkan tekanan intraokular secara bermakna. Telah banyak dilakukan secara
dini sebagai terapi glaukoma. 15
Pathway Trabeculotomy
Jika tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut glaukoma sudut tertutup, maka
kecil kemungkinannya terjadi kerusakan penglihatan progresif. Hal sama berlaku pula untuk
glaukoma sekunder jika terapi penyebab dasar menghasilkan penurunan tekanan intraokular ke
kisaran normal. 15