Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

Audit
Internal
Temuan Audit
(Audit Findings)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Ekonomika dan Bisnis Akuntansi MK32020 Bambang Subiyanto, SE., M. Ak.

Abstract Kompetensi
Tujuan Chapter ini adalah memberikan Mahasiswa memahami kriteria audit
penjelasan kepada mahasiswa tentang finding dan dapat membuat laporan
temuan audit (audit finding) yang audit internal tentang temuan audit.
diperoleh pada saat audit field work, (findings).
yang memenuhi kriteria untuk
dilaporkan

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Sifat-sifat temuan audit, Standar dan Saran-saran untuk perbaikan.

2. Temuan audit yang dapat dilaporkan.

3. Pendekatan untuk mengkonstruksi temuan sehingga menambah nilai temuan

4. Tingkat signifikansi dan Elemen-elemen temuan audit.

5. Pembahasan temuan dan Pencatatan temuan audit

6. Mengkomunikasikan temuan dan Membuat Pelaporan temuan

7. Tindak lanjut temuan dan Pengawasan.

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
Sifat Temuan Audit

Selama pelaksanaan pekerjaan mereka, auditor internal mengidentifikasi kondisi-


kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-
norma atau kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit (audit findings). Temuan audit
bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-temuan tersebut dapat
menggambarkan:

1. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti


pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
2. Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk
kepentingannya sendiri.
3. Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan
pada tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang
lebih menguntungkan.
4. Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam
untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi
dalam jumlah dan signifikansinya.
5. Eksposure-eksposure risiko yang harus dipertimbangkan.

Meskipun temuan-temuan audit sering kali disebut sebagai "kekurangan"


(deficiency), audit internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif dan pendapat para
ahli kelihatannya setuju dengan hal ini. Dalam kenyataannya, bahkan istilah "temuan"
dianggap terlalu negatif. Kata-kata seperti "kondisi" dianggap lebih nyaman dan tidak memberi
ancaman, serta tidak menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien.

Walaupun sebutannya bisa bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lain, konsep
dasarnya tetap universal. Apa pun nama yang diberikan, suatu temuan audit menjelaskan
sesuatu yang saat ini atau pada masa lalu mengandung kesalahan, atau sesuatu yang
kemungkinan akan terjadi kesalahan

Standar

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam Standar 2310
menyatakan:
“Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal, relevan, dan
untuk mencapai tujuan penugasan”.

Practice Advisory 2410-1 dari Standar, "Kriteria Komunikasi," memperluas arahan menjadi :

1. Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan


ringkasan. Informasi latar belakang bisa mengidentifikasi unit-unit organisasional
dan aktivitas-aktivitas yang juga memberikan informasi penjelasan yang relevan.
Informasi ini juga bisa mencakup pengamatan, kesimpulan, dan rekomendasi dari
laporan-laporan sebelumnya. Juga bisa terdapat indikasi mengenai apakah laporan
tersebut mencakup penugasan yang dijadwalkan atau tanggapan atas suatu
permintaan. Ringkasan, jika tercakup, harus menjadi representasi penyeimbang dari isi
komunikasi penugasan.
2. Hasil-hasil harus mencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan
rencana-rencana tindakan.

3. Observasi adalah pernyataan fakta yang berkaitan. Observasi-observasi yang


penting mendukung atau mencegah kesalahpahaman pada kesimpulan dan
rekomendasi auditor internal harus tercakup dalam komunikasi penugasan akhir.
Observasi atau rekomendasi yang kurang signifikan bisa dikomunikasikan secara
informal.
4. Observasi dan rekomendasi penugasan timbul dari proses perbandingan apa yang
seharusnya dengan apa yang terjadi. Ada atau tidak ada perbedaan, auditor internal
memiliki fondasi untuk membangun laporan. jika kondisi memenuhi kriteria, pengakuan
atas kinerja yang memuaskan ini bisa dimasukan dalam komunikasi penugasan.
Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut-atribut berikut ini:
 Kriteria: Standar, ukuran, atau ekspektasi yang digunakan dalam melakukan
evaluasi atau verifikasi (apa yang seharusnya ada).
 Kondisi: Bukti factual yang ditemukan auditor internal pada saat pengujian (apa
yang ada)
 Penyebab: Alasan perbedaan antara apa diharapkan dan kondisi aktual (mengapa ada
perbedaan).

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
 Dampak: Risiko atau eksposure yang dihadapi organisasi dan/atau yang lainnya
karena kondisi tidak sama dengan kriteria (dampak perbedaan). Dalam menentukan
tingkat risiko atau eksposur, auditor internal harus mempertimbangkan dampak
observasi dan rekomendasi penugasan mereka terhadap laporan keuangan organisasi
.
 Observasi dan Rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien,
hal-hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan manapun.

Sehubungan dengan pelaporan aktual, Practice Advisory 2420-1 dari Standar, "Kualitas
Kriteria Komunikasi” dinyatakan sebagai berikut :
1. Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias, dan bebas dari distorsi.
Observasi, kesimpulan, dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa prasangka.
2. Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bisa
ditingkatkan dengan menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan
memberikan informasi pendukung yang memadai.
3. Komunikasi ringkas langsung ke sasaran dan menghindari rincian yang
tidak perlu. Komunikasi seperti ini mengemukakan pikiran secara lengkap dalam
kata-kata yang sesedikit mungkin.

4. Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya membantu


klien dan organisasi menuju perbaikan jika diperlukan.
5. Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa penundaan
dan memungkinkan efektif segera.

Saran-saran Perbaikan
Auditor juga menghadapi transaksi atau kondisi yang mungkin secara intrinsik tidak
salah, tetapi bisa lebih diperbaiki. Misalnya membayar produk yang tidak pernah diterima
jelas adalah kesalahan. Jika cukup uang banyak uang yang terlibat, maka jelas hal ini
merupakan temuan audit yang dapat dilaporkan. Manajer operasi akan merasa sulit untuk
menentang pendapat auditor bahwa pembayaran atas barang diterima merupakan temuan
audit yang valid. Namun akan tidak adil untuk menerapkan label yang sama ke saran-
saran untuk menyederhanakan memo penerimaan yang tidak menyebabkan kesalahan.
Perbaikan-perbaikan untuk hal-hal seperti ini harus dipisahkan. Di beberapa organisasi
hal ini dilaporkan sebagai “saran-saran untuk perbaikan” (suggestions for impropvement).
Saran-saran ini tidak memerlukan rekomendasi perbaikan kesalahan dan tidak

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
mengandung konotasi temuan kesalahan dari temuan-temuan audit.

Temuan-temuan Audit yang Dapat Dilaporkan

Tidak setiap kelemahaan yang ditemukan auditor internal harus dilaporkan. Beberapa
bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang bisi
haruslah:
a. Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
b. Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai,
kompeten, dan relevan.
c. Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangkar
d. Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
e. Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki
kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.

Sangat jelas karakteristik-karakteristik ini akan diinterpretasikan secara subjektif. Apa


yang dianggap sebagai kelemahan signifikan bagi satu individu bisa jadi dianggap tidak
signifikan bagi individu yang lain seperti objektif, meyakinkan, wajar, dan logis memiliki
konotasi yang berbeda bagi masing-masing individu.

Pengujiannya adalah untuk memproyeksikan bagaimana kelemahan-kelemahan


tersebut akan diperhatikan oleh orang-orang yang memiliki sifat wajar dan berhati-hati pada
kondisi-kondisi yang ada, karena auditor internal menilai kondisi yang serupa. Karena auditor
internal menilai kondisi kelemahan, maka mereka harus bertanya kepada diri mereka sendiri.
"Seandainya ini adalah organisasi atau lembaga saya, dan seandainya saja saya ada atau
komisaris yang menilai kondisi ini, apa yang akan saya lakukan?'

Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan

Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan
dapat dilaporkan membutuhkan keahlian. Hal ini membutuhkan perbedaan berdasarkan
pengalaman. Apa yang dianggap kelemahan serius bagi orang awam bisa jadi merupakan
hal sepele bagi seorang auditor internal yang professional. Auditor internal harus realistis
dan adil dalam pertimbangan dan kesimpulan mereka. Mereka harus memiliki naluri bisnis
yang baik untuk mengembangkan temuan-temuan mereka. Karena mereka membuat dan
melaporkan temuan audit, auditor internal harus mempertimbangkan faktor-faktor ini :
a. Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
internal harus rnempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada saat
kelemahan terjadi. Keputusan nanajemen didasarkan pada fakta-fakta yang tersedia
saat ini. Auditor internal seharusnya tidak mengkritik suatu kebijakan hanya karena
mereka tidak setuju atau karena mereka memilik informasi baru yang tidak tersedia
bagi pengambil keputusan. Auditor internal seharusnya tidak mengganti pertimbangan
audit dengan pertimbangan manajemen.
b. Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika
sebuah temuan audit belum dibuktikan secara mendalam untuk memuaskan
seseorang yang objektif dan wajar maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.
c. Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak
mutlak harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
d. Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa
dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan.
Auditor internal, seperti halnya pendukung pernyataan lainnya, akan tergoda untuk
merasionalkan interpretasi untuk mendukung temuan mereka. Setelah menghabiskan
banyak waktu dan tenaga, auditor cenderung melindungi & dan mempertahankan
temuan mereka menghadapi pertanyaan-pertanyaan sempurna yang logis. Akan tetapi,
temuan-temuan tersebut mungkin tidak dapat dipertahankan dengan berjalannya
waktu atau bila dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang lengkap.

Menambah Nilai

Dalam setiap aspek usaha konsep menambah nilai (adding value) memiliki makna baru dan
lebih jelas. Dalam definisi terbaru mengenai audit internal secara khusus menyebutkan
penambahan nilai. Fungsi-fungsi yang dianggap tidak menambah nilai berisiko untuk
dirampingkan atau bahkan dihilangkan.

Tingkat Signifikansi Temuan

Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat
kerugian risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Menempatkan penekanan yang
sama pada kelebihan sebesar $100.000 jelas tidak logis. Jadi auditor harus
mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu
kelemahan sebelum mengomunikasikannya dengan manajemen. Untuk kebanyakan tujuan,
temuan-temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, menjadi tidak signifikan,
kecil, atau besar.

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
Temuan-temuan Tidak Signifikan

Temuan yang tidak signifikan (insignificant findings) tidak memerlukan tindakan


formal. Dalam kenyataannya, memasukkan temuan seperti ini ke dalam laporan audit formal
akan menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan temuan signifikan yang sebenarnya
pada laporan, yang mengimplikasikan bahwa auditor internal dapat melihat perbedaan antara
setitik noda dengan noda yang menyebar. Hal ini juga akan semakin mengukuhkan citra auditor
internal sebagai seorang yang hanya memerhatikan hal-hal kecil.

Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan atau dilewatkan.


Tindakan yang dapat dilakukan adalah :

1. Mendiskusikan masalah tersebut dengan orang yang bertaanggung jawab.


2. Melihat apakah situasi tersebut telah diperbaiki.
3. Mencatat hal tersebut dalam kertas kerja.
4. Tidak memasukkan penyimpangan kecil tersebut ke dalam laporan audit internal
resmi. Tidak diambilnya beberapa diskon pembelian acak oleh pegawai utang
usaha dapat dianggap kesalat tidak signifikan.

Temuan-temuan Kecil

Temuan-temuan kecil (minor findings) perlu dilaporkan karena bukan semata-mata


kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan berlanjut, sehingga
merugikan, dan walaupun tidak mengganggu tujuan operasi organisasi, namun cukup signifikan
untuk diperhatikan oleh manajemen.
Seorang pegawai yang telah mencampuradukan kas kecil pribadi dengan milik organisasi
melanggar aturan organisasi dan pihak praktik bisnis yang baik. Tentu hal ini harus dilaporkan
dan diperbaiki, kalau tidak, maka akan terus berlanjut atau menyebar.

Temuan-temuan Besar
Temuan-temuan besar (mayor findings) adalah temuan yang akan menghalangi
pencapain tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. Misalnya salah satu
tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya membayar utang-utang yang benar-benar
sah.
Sistem control yang lemah mengakibatkan kesalahan pembayaran sebesar $ 500.000

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
mencerminkan kelemahan yang bisa menghalangi departemen mencapai tujuan utama. Oleh
karena itu, hal ini merupakan temuan audit yang besar dan harus dilaporkan.
Elemen-elemen Temuan Audit
Auditor internal bukanlah orang yang maha tahu, dan mereka tidak bisa diharapkan untuk
mengetahui semua hal tentang operasi yang sedang diaudit. Pengetahuan tentang temuan
audit yang dapat dilaporkan merupakan masalah lain, karena auditor internal
mempertentangkan kelayakan status quo. Mereka mencari system atau transaksi yang tidak
memenuhi standar operasi yang berlaku. Tetapi auditor internal bisa mengharapkan adanya
tantangan dan mereka harus mengetahui lebih banyak tentang temuan-temuan audit mereka.
Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan kreterianya dapat diterima,
dan logika yang digunakan juga harus meyakinkan.

Kelayakan tindakan yang mereka lakukan paling baik diukur dengan


membandingkannya beberapa kreteria. Sama halnya dengan pengembangan temuan audit.
Jika temuan yang dikembangkan memenuhi semua standar audit yang dapat diterima, maka
temuan tersebut akan menjadi logis dan meyakinkan. Temuan tersebut akan memberikan
stimulus untuk memotivasi tindakan per tindakan. Jika ada yang hilang dari temuan yang
dilaporkan, maka temuan tersebut bisa dipertentang dan berakibat pada tindakan yang tidak
menyenangkan atau bahkan tidak ada tindakan sama sekali.

Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk latar


belakang, kreteria kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan
audit yang mencakup elemen - elemen ini, baik eksplisit maupun implisit, akan menjadi
argumen yang kuat untuk dilaku tindakan perbaikan. Temuan tersebut akan menunjukkan
bahwa tidak ada rintangan yang dibiarkan dalam menyajikan masalah dan solusinya. Pada
beberapa kasus yang unik, elemen "penyebab" mungkin tidak tepat. Suatu masalah mungkin
diakibatkan oleh kondisi tertentu.

Latar Belakang
Pembaca laporan harus diberikan informasi umum yang memadai agar bias memahami
sepenuhnya alasan-alasan mengapa auditor yakin temuan tersebut harus dilaporkan. Latar
belakang bisa meng-identifikasikan orang-orang yang berperan,hubungan organisasi, dan
bahkan tujuan da sasaran yang menjadi perhatian.

Kriteria
Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam konsep kriteria

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
 Tujuan dan sasaran, bisa mencakup standar-standar operasi, yang mencerminkan apa
yang di-inginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang diaudit.
 Kualitas pencapaian

Kondisi
Kondisi mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui observasi, pengajuan
pertanyaan, analitis, verifikasi dan investigasi yang dilakukan auditor internal. Kondisi
merupakan jantungnya temuan dan informasi tersebut haruslah memadai, kompeten, dan
relevan. Kondisi harus mampu menghadapi serangan apa pun dan harus mencerminkan total
populasi atau sistem yang ditelaah atau harus merupakan kelemahan signifikan.

Penyebab
Menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa sasaran tidak tercapai
dan mengapa tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyebab merupakan hal yang penting untuk
memperbaiki.

Dampak
Jika fakta telah disajikan, lalu siapa dan apa yang dirugikan dan seberapa buruk ? apa
konsekuensi-konsekuensinya. Akibat – akibat yang merugikan haruslah signifikan, bukan
hanya penyimpangan dari prosedur.

Kesimpulan

Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta, namun harus merupakan


pertimbangan profesional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam membuat
kesimpulan, auditor internal jelas memiliki peluang untuk memberikan kontribusi kepada
organisasi. Jika auditor internal secara konsisten menyajikan kesimpulan yang bisa
menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan kinerja yang lebih tinggi, mengurangi biaya
dan meningkatkan kualitas produksi, menghilangkan pekerjaan yang tidak dibutuhkan,
mendayagunakan kekuatan teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggar. meningkatkan
jasa, dan meningkatkan posisi kompetitif organisasi, maka audit internal jelas bernilai.

Kesimpulan dapat menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan


hubungan fungsi yang diaudit terhadap perusahaan secara keseluruhan. Kesimpulan dapat
dan seharusnya menyajikan tindakan potensial dan menunjukkan bahwa manfaat memperbaiki
kesalahan akan melebihi biayanya. Besarnya kerugian yang ditunjukkan pada bagian

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
dampak merupakan dasar dibutuhkannya tindakan perbaikan. Misalnya:

Temuan menuntun auditor untuk menyimpulkan bahwa prosedur-prosedur harus diperbaiki.


Meteran di atas usia tertentu harus diawasi, dan yang tidak memenuhi standar harus
diganti. Instruksi dan pengawasan harus diberikan kepada pengawas sehingga kinerja
mereka bisa ditingkatkan.

Rekomendasi.
Menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen unti memperbaiki kondisi-
kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sintem kontrol.

Pencatatan Temuan Audit

Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya mempertin
elemen-elemen temuan audit bisa mengandalkan pada suatu bentuk laporan atau sarana
agar mereka tetap bisa menelusurinya. Laporan tersebut juga bisa menjadi sarana bagi penyelia
guna menentukan apakah semua langkah yang diperlukan untuk menghasilkan temuan audit
dikembangkan dengan baik telah diambil.

Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal (Internal Audit Activity Record of Audit Findings)
ditunjukkan pada form catatan audit internal sebagai suatu contoh laporan tersebut. Laporan
tersebut dengan tujuan yang telah dijelaskan dan memberi ruang untuk:

 Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab.


 Memberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kerja
pendukung.
 Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi.
 Mengidentifikasi kreteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi.
 Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu yang
ditemukan audit sebelumnya.
 Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan tersebut.
 Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan.
 Menunjukkan penyebab—mengapa penyimpangan terjadi.
 Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial, dari kondisi tersebut.
 Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang diambil.
 Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-tanggapan
mereka(setuju, tidak setuju), dan sifat tindakan, jika ada, yang mereka usulkan untuk

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
diambil.

Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit Findings—RAF) memberikan fleksibiliti


RAF bisa diurutkan atau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal. Laporan tersebut
memberikan acuan untuk pembahasan, karena mencakup kebanyakan informasi yang dil
dalam satu lembar untuk menjelaskan masalah.

Laporan tersebut juga berfungsi sebagai untuk mengingatkan auditor semua yang
diperlukan untuk memperoleh informasi untuk tern dibuat secara mendalam. RAF juga harus
diselesaikan di lapangan sehingga setiap elemen ya atau tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa
membutuhkan kunjungan ulang ke tempat yang diaudit.

Melaporkan Temuan Audit

Record of Audit Findings-RAF, dan abstraksi telah digunakan lebih dari sekadar
sebagai pencatatan temuan atau pengkomunikasian ke klien. Laporan tersebut telah
diakumulasikan berurutan secara logis berdasarkan pengelompokan menurut subjek,
lokasi, atau unit yang diaudit dan kemudian diserahkan manajemen melalui ringkasan
eksekutif satu halaman. Ringkasan ini menjelaskan lingkup audit, menyajikan opini audit
secara keseluruhan, dan menyajikan penilaian auditor atas operasi yang diaudit.
Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan-kelemahan.

Pelaporan ini menawarkan manfaat dari pelaporan segera setelah pekerjaan


lapangan diselesaikan, tetapi apa yang diperoleh dari pelaporan yang cepat bisa jadi sia-sia
bila hubungan auditor-klien tidak menguntungkan. Auditor bisa berada pada posisi
memberikan kritik atau celaan, bukan sebagai pengamat objektif yang memerhatikan sisi
baik maupun sisi buruk. Dampak yang tidak menguntungkan ini dapat disembunyikan oleh
keseluruhan tanggapan yang objektif pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut juga dapat
dinetralkan dengan pembahsan interim mengenai RAF dengan klien.

Tindak Lanjut
Belum ada kesepakatan mengenai tanggung jawab auditor sehubungan dengan
tindak lanjut. Beberapa penulis dan praktisi berpendapat bahwa auditor internal
mengidentifikasi kondisi-kondisi kelemahan dan terserah pada manajemen untuk mengambil
tindakan perbaikan, menetukan kecukupannya, dan mengawasi efektifitasnya. Namun

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
pandangan ini tidak konsisten dengan deskripsi yang lebih luas mengenai tanggung jawab
audit internal sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan standar:
“Audit internal merupakan aktivitas pemberian keyakinan yang independent, objektif
dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi.”

Standar terbaru 2500 AI menyatakan bahwa:

1. Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk mengawasi
dan memastikan bahwa tindakan manajemen telah diimplementasikan secara efektif
atau bahwa manajemen senior telah menerima risiko untuk tidak mengambil
tindakan.
2. Tindak lanjut oleh auditor internal didefinisikan sebagai sebuah proses untuk
menentukan kecukupan, efektivitas, dan ketepatan waktu atas tindakan yang
diambil oleh manajemen atas pengamatan dan rekomendasi penugasan yang
dilaporkan. Pengamatan dan rekomendasi seperti ini juga mencakup yang dilakukan
oleh auditor eksternal dan yang lainnya.
3. Tanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut harus didefenisikan dalam
piagam tertulis aktivitas audit internal. Sifat, waktu, dan luas tindak lanjut harus
ditentukan oleh kepala bagian audit.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prosedur tindak lanjut


yang tepat adalah:
a. Signifikansi pengamatan atau observasi yang dilaporkan
b. Tingkat upaya dan biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi
yang dilaporkan
c. Risiko-risiko yang mungkin terjadi bila tindakan perbaikan gagal
dilakukan.
d. Kompleksitas tindakan perbaikan
e. Periode waktu yang terlibat

Argumen lain yang menyatakan bahwa auditor tidak harus melakukan tindak lanjut
atas tindakan perbaikan adalah bahwa mereka adalah staf dan bukan lini. Pernyataan ini
sudah jelas bahwa auditor internal memang seharusnya tidak melakukan fungsi lini. Namun
menindaklanjuti tindakan perbaikan bukanlah fungsi lini. Justru hal ini merupakan fungsi staf
yang dirancang untuk menilai tindakan fungsi lini. Auditor internal melaksanakan tanggung
jawab mereka dengan menilai kinerja funsi lini dalam mengurangi risiko bagi perusahaan.

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
Kecukupan Tindakan Perbaikan
Temuan-temuan dan tindakan yang diperlukan untuk mengimplementasikannya
memiliki banyak variasi bentuk dan ukuran sehingga tidak ada aturan baku bagi kelayakan
tindakan perbaikan yang bisa diterapkan di segala situasi. Secara umum, tindakan
perbaikan seharusnya :
- Responsive terhadap kelemahan yang dilaporkan
- Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang ada.
- Berkelanjutan efektivitasnya.
- Diawasi untuk mencegah terulang kembali.

Pada contoh berikut ini, tindakan perbaikan tidak memenuhi empat kriteria:
Sebuah organisasi menggunakan berbagai macam bahan peledak dalam
operasinya. Penanganan bahan peledak tersebut, seperti yang kita perkirakan,
membutuhkan kehati-hatian dan pengalaman yang cukup. Hal ini semakin disadari saat
seorang pekerja yang lalai dan kurang terlatih secara tak sengaja meledakkan tangannya
dan menyebabkan seorang pekerja lainnya menjadi buta.
Setelah kejadian itu dibuat kebijakan organisasi yaitu untuk semua karyawan yang
menangani bahan peledak harus menyelesaikan pelatihan, memiliki sertifikasi dalam
penanganan peledak, dan membawa kartu yang membuktikan sertifikasi mereka. Karyawan
tersebut harus memperoleh sertifikasi ulang setiap tahun setelah diuji pengetahuan dan
kemampuan mereka dalam menangani bahan peledak
Auditor internal memeriksa prosedur sertifikasi dan status sertifikasi sejumlah
karyawan. Mereka menemukan bahwa tidak ada sisitem yang menginformasikan karyawan
atau penyelia mereka bahwa mereka harus mengikuti ujian tahunan. Mereka juga
menanyakan 30 dari 100 karyawan dan menemukan bahwa dua orang tidak memiliki
sertifikasi sama sekali dan sertifikasi tiga karyawan telah habis masa berlakunya. Kalima
karyawan tersebut terlibat dalam penanganan bahan peledak sehari-hari.
Auditor internal dengan segera melaporkan temuan mereka. Sebagai tanggapannya,
manajer produksi meminta kelima orang tersebut diuji dan diberi sertifikasi. Ia kemudian
melaporkan informasi tersebut ke auditor internal, dengan menyatakan bahwa ia telah
memperbaiki kondisi kelemahan yang ada.

Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh auditor internal karena
alasan-alasan berikut ini :
- Tindakan tersebut tidak responsif. Tindakan perbaikan tidak berhubungan dengan
control atas sertifikasi.

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
- Tindakan tersebut tidak lengkap. Hanya karyawan yang diperiksa auditor yang
diambil tindakan.
- Tindakan tersebut tidak berkelanjutan. Tidak ada sistem yang diterapkan untuk
memastikan bahwa para karyawan dan penyelia mereka diinformasikan mengenai
penangguhan masa berlaku sertifikat mereka.
- Tindakan tersebut tidak diawasi. Tidak ada ketentuan, kecuali oleh audit internal
periodic, untuk memastikan bahwa orang yang menangani produk tsb. Telah dilatih
dan diberi sertifikasi.

Kewenangan dan Status Audit


Tanggung Jawab tidak bisa dilaksanakan tanpa kewenangan. Tanggung jawab audit
untuk menilai kecukupan dan efektifitas tindakan perbaikan tidak akan ada artinya jika
auditor tidak diberi kewenangan untuk melakukan hal tersebut.
Tanggapan inilah yang akan didengar auditor internal kecuali bila manajemen senior dengan
jelas memberi mereka kewenangan untuk menilai apakah tindakan perbaikan yang actual
atau yang diusulkan akan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dilaporkan.
Kewenangan ini harus disebutkan dengan jelas dalam akta audit internal. Semua manajer
operasi harus menyadari sepenuhnya bahwa tindakan perbaikan harus nyata dan efektif.
Auditor akan selalu memiliki wewenang untuk menelaah tindakan dan jika tidak sepenuhnya
memperbaiki keadaan, maka akan dilaporkan.

Tetapi, yang lebih diinginkan adalah memberikan keyakinan, bukan memberitahu. Dan
proses memberikan keyakinan tersebut harus dimulai dari awal. Pada pertemuan
pendahuluan, auditor harus meyakinkan klien bahwa :
1. Mereka akan diberitahu segera mengenai setiap temuan yang ditemukan
auditor.
2. Baik temuan maupun dukungan atasnya akan dibahas secara mendalam.
3. Setiap pertanyaan menyangkut fakta-fakta akan diselesaikan sebelum masalah
dilaporkan.
4. Klien akan diperbolehkan untuk berada pada posisi yang berlawanan dengan
temuan.
5. Klien akan diberikan setiap peluang untuk memulai tindakan perbaikan.

Pada laporan audit final, pemberitahuan yang jelas harus diberikan untuk setiap tindakan
perbaikan yang sudah dimulai atau diselesaikan. Tidak ada temuan audit yang harus
diberikan bobot atau penekanan tambahan dari yang seharusnya. Temuan yang tidak

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak
signifikan seharusnya tidak dilaporkan secara formal, sepanjang temuan tersebut telah
diperbaiki dengan layak.

DAFTAR PUSTAKA

Lawrence B. Sawyer,JD,CIA, PA, Internal Auditing, Penerbit Salemba Empat, edisi 5,


Jakarta, 2005

‘14 Audit Internal Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Dosen Pengampu: Bambang Subiyanto. SE., http://www.mercubuana.ac.id
M.Ak

Anda mungkin juga menyukai