Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH TANAH BAKARAN SAMPAH TERHADAP

TANAMAN KANGKUNG

Disusun oleh :
Chairunisa Puspa Juwita
NIS : 13140054
XII MIA 2

SMAN 2 PURWAKARTA
JL. Raya Sadang No. 17 Ciseureuh, Purwakarta
Telp : 0264-8224822
Tahun Ajaran 2015/2016

111
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta kesehatan kepada peneliti sehingga paya
dapat menyelesaikan karya tulis ini sesuai dengan yang paya harapkan. Karya
tulis ini berjudul “PENGARUH TANAH BAKARAN SAMPAH TERHADAP
TANAMAN KANGKUNG”. Penyelesaian karya tulis ini bertujuan untuk
melengkapi nilai tugas mata pelajaran Biologi. Peneliti berharap agar karya tulis
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan ataupun pembahasan karya tulis ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, jika ada kekurangan dan kelebihannya
peneliti mengucapkan mohon maaf. Terima kasih.

Purwakarta, 27 Agustus 2015


Penyusun

CPJ

i
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar .................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................................................ 2

Bab II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Kangkung ................................... 3
B. Pengaruh Tanah Bakaran Sampah terhadap Tumbuhan Kangkung............................. 4
C. Kandungan Tanah Bakaran Sampah ............................................................................ 5

Bab III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian............................................................................................................. 6
B. Variabel Penelitian ....................................................................................................... 6
C. Waktu Tempat Penelitian ............................................................................................. 6
D. Rancangan Penelitian ................................................................................................... 7
E. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................................ 7
F. Cara Kerja Penelitian ................................................................................................... 8
G. Hipotesis ...................................................................................................................... 8

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan ................................................................................................ 9


B. Analisis Data ................................................................................................................ 10
C. Pembahasan .................................................................................................................. 11

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13

Lampiran ............................................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak
dapat balik) terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari
tiap-tiap sel. Sedangkan, perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang
melibatkan perubahan struktur dan fungsi yang lebih kompleks. Pertumbuhan dan
perkembangan di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
diantaranya gen dan hormon. Sementara faktor eksternal diantaranya adalah suhu,
cahaya matahari, air, pH, oksigen, zat hara, dan nutrisi.
pH di definisikan sebagai kemasamam atau kebasaan relatif suatu bahan.
Skala pH mencakup dari nilai nol (0) hingga 14. Nilai pH 7 dikatakan netral. Di
bawah pH 7 dikatakan asam, sedangkan di atas 7 dikatakan basa. Asam menurut
teori adalah suatu bahan yang cenderung untuk memberi proton (H+) ke beberapa
senyawa lain, demikian sebaliknya apabila basa adalah suatu bahan yang
cenderung menerimanya.
Pengaruh utama pH di dalam tanah adalah ketersediaan dan sifat unsur seperti
Fe (besi), Al (Alumunium), Mn (Mangan), B (Boron), Cu (seng). Pada tanah pH
sangat penting dalam menentukan aktifitas dan dominasi mikroorganisme, dalam
hubungannya deng an proses-proses yang sangat erat hubungannya dengan
mikroorganisme seperti siklus hara (nitrifikasi, denitrifikasi), penyakit tanaman,
dekomposisi dan sintesis senyawa kimia organik dan transport gas ke atmosfer.
Pada bidang pertanian pengukuran pH tanah juga digunakan untuk memonitor
pengaruh praktek pengolahan pertanian terhadap efisiensi penggunaan N dan
hubungannya dengan dampak lingkungan.
Tanah bakaran sampah sangat halus dan berwarna kehitam-hitaman. Tanah ini
berasal dari sampah organik. Tanah ini menjadi abu akibat pembakaran. Jika tanah
ini tidak dipakai maka tanah ini akan mengeras. Kandungan yang terdapat pada
tanah bakaran sampah yaitu Natrium, Kalium, Pospor, Kalsium, Magnesium dan
Besi. Adanya pembakaran telah menghilangkan hara C, H, O, N dan S yang
menguap ke udara. Mg, dan Fe. Itu pun, kecuali K, jumlahnya sangat sedikit.
Namun, pada kaliun haranya sangat besar.

1111
2

B. Identifikasi Masalah
1. Apakah tanah bakaran sampah dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
tumbuhan dengan baik?
2. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan tanaman kangkung selama 9 hari?
3. Berapakah rata-rata ketinggian batang kangkung tumbuh setiap harinya?
4. Apakah ketinggian batang tumbuhan kangkung akan konsisten setiap harinya?
5. Bagaimana hasil perbandingan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
kangkung dengan menggunakan tanah biasa dan tanah bakaran sampah?
C. Rumusan Masalah
Apakah tanah bakaran sampah dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan kangkung dengan baik?
D. Tujuan
Mengetahui pengaruh tanah bakaran sampah terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan kangkung.
3

E. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Sebagai media wawasan mengenai pengaruh tanah bakaran sampah
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kangkung selama
9 hari. Mengetahui kecepatan pertumbuhan kangkung setiap harinya yang
diukur dengan alat ukur. Mengetahui hasil perbandingan pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan kangkung dengan menggunakan tanah biasa dan
tanah bakaran sampah.
2. Bagi Lembaga
Sebagai pelengkap wacana untuk perpustakaan dan referensi bagi siswa
yang akan mengadakan percobaan pada masalah yang sama
3. Masyarakat
Sebagai media informasi yang bisa diterapkan oleh masyarakat serta
menambah wawasan mengenai pengaruh 2 jenis tanah yang berbeda terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan


Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah dan ukuran sel pada suatu
organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible).
Pertumbuhan diikuti dengan perkembangan yang merupakan proses saling
terkait. Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang melibatkan
perubahan struktur dan fungsi yang lebih kompleks. Pertumbuhan dan
perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
diantaranya gen dan hormon. Sementara faktor eksternal diantaranya adalah
temperatur,cahaya matahari, air, pH, O₂, dan nutrisi.
B. Faktor Eksternal Dan Internal
Faktor internal adalah segala pengaruh/faktor yang berasal dari tanaman
itu sendiri yaitu meliputi gen dan hormon.
1. Gen
Gen merupakan dasar faktor internal yang paling tidak bisa ditawar
karena setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda satu sama
lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk
fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian
DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan
modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan
dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai
regulator (pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional
lainnya. Dalam DNA ini telah disandi sebagaimana rupa yang menentukan
bentuk dan pewarisan sifa dari induknya.
2. Hormon
Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel.
Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan memproduksi hormon.
Dalam pertumbuhan ini peran hormon ini sangatlah penting. Berikut ini adalah
beberapa hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman:

4
5

a) Auksin
Tabel 1. Hormon Auksin
Jenis Hormon Fungsi Tempat Diproduksi
Auksin Mendorong perpanjangan batang, Dihasilkan pada
pertumbuhan akar, differensiasi sel dan embrio dalam biji,
percabangan, pertumbuahan buah, meristem batang
dominasi epikal, fototropisme, dan daun daun
geotropisme. muda.

Ada beberapa jenis auksin, antara lain adalah auksin A dan auksin B.
Sebenarnya auksin A itu serupa dengan auksin B hanya berbeda pada
kandungan airnya. Auksin A memiliki kandungan air yang lebih banyak yaitu
sekitar 1 mol air leih banyak dari pada auksin B. Selain itu, ada zat yang
disebut dengan heteroauksin yang kemudian di ketahui sebagai asam indol
asetat (IAA). Semakin jauh dari ujung tumbuhan konsentrasi auksin ini akan
semakin menyusut.
b) Giberelin
Tabel 2. Hormon Giberelin
Jenis Hormon Fungsi Tempat Diproduksi
Giberilin Mendorong pertumbuhan tinggi tanaman, Di produksi oleh
mempengaruhi perpanjangan sel dan meristem batang,
pembelahan sel.s erta pertumbuhan pada meristem akar,
akar daun dan bunga serta buah. daun muda dan
embrio.

Giberilin di temukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Giberilin


merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai
parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur Gibberella fujikkuroi. Tanaman padi
yang terserang oleh jamur tersebut mengalami pertumbuhan yang abnormal.

c) Asam Traumalin
Tabel 3. Hormon Asam Traumalin
Jenis Hormon Fungsi Tempat Diproduksi
Asam Traumalin Mampu memperbaiki kerusakan atau
regenerasi sel pada luka yang terjadi pada
tubuh tumbuhan baik pada daun, batang
ataupun akar.
6

Pertama kali dipelajari oleh Haberland. Pada percobaan yang dia lakukan,
jaringan tanaman dilukai kemudian di cuci bersih, ternyata bekas bidang luka
tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka tersebut yang dibiarkan
akan terbentuk jaringa baru di dekat luka tersebut.
d) Kalin
Tabel 4. Hormon Kalin
Jenis Hormon Fungsi Tempat Diproduksi
Kalin Hormon yang mempengaruhi pembentukan
organ pada tumbuhan

Hormon kalin dibedakan menjadi 4 macam:


a. Rizokalin yaitu hormon yang merangsang pembentukan akar, identik dengan
vitamin B.
b. Kaulokalin yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan batang.
c. Filokalin yaitu hormon yang merangsang pembentukan daun.
d. Antokalin yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan pada bunga.
e) Asam Absisat
Tabel 5. Hormon Asam Absisat
Jenis Hormon Fungsi Tempat Diproduksi
Asam Absisat Menghambat pertumbuhan, menutup Disintesis pada
stomata selama kekurangan air, menunda daun, buah, batang
pertumbuhan. dan biji.

Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat (inhibitor) pertumbuhan


merupakan lawan dari giberelin dan auksin. Hormon ini memaksa dormansi,
mencegah biji dariperkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga
dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh
adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan. Hormon ini dibentuk
pada daun-daun dewasa.
7

f) Gas Etilen
Tabel 6. Hormon Gas Etilen
Jenis Hormon Fungsi Tempat Diproduksi
Gas Etilen Mendorng pemasakan buah dan Diproduksi oleh
menyebabkan penebalan pada batang. jaringan buah
masak, diruas
batang dan
jaringan tua.

Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen.
Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang
lebih cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen
sintetik, yaitu etepon (asam 2-kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di
gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Oleh karena itu
buah yang tua sering diletakkan ditempat tertutup (diperam) agar cepat masak.
Etilen merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas.
Senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan
merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi etilen sebagai
respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi etilen fluktuasi terhadap
musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan
mematangkan buah. Selain memacu pematangan, etilen juga memacu
perkecambahan biji, menebalkan batang, mendorong gugurnya daun, dan
menghambat pemanjangan batang kecambah. Selain itu, etilen menunda
pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasi akar, dan
menghambat pemanjangan batang kecambah.
Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi/faktor yang
berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau
ekosistem. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
meliputi air, kelembapan, suhu, cahaya, udara, pH, dan nutrisi.
Berikut penjelasan singkat mengenai pengaruh masing-masing faktor
tersebut.
1. Air
Pada masa pertumbuhan primer, hal terpenting yang dibutuhkan tumbuhan
adalah medium tumbuh yang mampu menyerap air dengan baik. Hal itu karena
8

pada masa pertumbuhan primer, biji membutuhkan pasokan air yang cukup
agar dapat bertunas.
Air merupakan komponen yang sangat penting. Air menjadi syarat mutlak
bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup. Kandungan air di dalam media tumbuh
akan memacu kerja enzim pertumbuhan dan menjaga tekanan turgor dinding sel.
Berikut beberapa fungsi air yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman :
a. Sebagai pemacu proses imbibisi dan memacu aktivitas hormon giberelin.
b. Sebagai reagen pada hidrolisis cadangan makanan dalam biji
c. Sebagai salah satu penentu laju fotosontesis
d. Sebagai medium untuk mengedarkan hasil fotosintesis
e. Sebagai penentu proses transportasi garam-garam mineral yang ada di tanah
f. Sebagai pelarut universal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
Begitulah besar pengaruh air terhadap pertumbuhan. Maka tak heran jika
tanaman di kebun terlihat layu di pagi hari jika tidak disiram dalam waktu
yang cukup lama, berbeda dengan tanaman yang mendapat pasokan air cukup.
2. Kelembapan
Kelembapan masih berhubungan dengan air. Kelembapan merupakan
kandungan total uap air di udara. Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik,
maka diperlukan kelembapan yang tinggi dan tidak banyak terjadi penguapan
sehingga ketersediaan air di sekitar tanaman tetap terjaga. Jika di sekitar
tanaman tersedia air yang cukup, maka tanaman dapat menyerap air dalam
jumlah yang cukup pula.
3. Nutrisi
Sama seperti air, ketersediaan nutrisi juga sangat penting bagi
pertumbuhan. Jika kebutuhan tanaman akan nutrisi tidak terpenuhi maka
pertumbuhan tanaman akan mengalami gangguan sekalipun tanaman
mendapat pasokan air yang cukup.
Nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak disebut unsur
makro. Sebaliknya, nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut
unsur mikro. Unsur makro yang dibutuhkan oleh tanaman antara lain karbon,
oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, posfor, dan magnesium.
9

Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit misalnya besi, mangan, tembaga,
seng, dan klor.
Nutrisi berupa garam mineral begitu penting bagi pertumbuhan karena
bahan baku nutrisi akan digunakan untuk melakukan semua aktivitas. Jika
tanaman kekurangan salah satu unsur atau komponen bahan makanan yang
dibutuhkannya, maka tanaman akan mengalami defisiensi dan kelainan.
4. Cahaya
Sebagaimana yang kita tahu, fotosintesis merupakan proses dasar pada
tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan itulah yang kemudian
disebarkan ke seluruh tubuh untuk mendukung pertumbuhan. Lalu mengapa
cahaya begitu penting bagi pertumbuhan? Sebab cahayalah yang sangat
berpengaruh dalam menentukan proses fotosintesis tumbuhan.
Meski penting, kebutuhan tanaman akan cahaya tentu ada batasannya.
Paparan cahaya matahari langsung umumnya sangat menghambat
pertumbuhan karena intensitas cahaya yang terlalu tinggi menyebabkan
penguapan air dalam jumlah yang banyak sehingga mengurangi pasokan air
dalam tanah. Selain itu, cahaya juga menghambat kerja hormon auksin yang
penting bagi pertumbuhan.
Beberapa pengamatan ilmuwan mengenai pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan antara lain hasil pengamatan Charles Darwin yang
menyimpulkan bahwa pertumbuhan batang selalu mengarah pada sumber
cahaya dan jika hanya satu sisi saja yang disinari, maka batang tumbuhan
tersebut akan membengkok. Sementara Boysen-Jensen menuturkan bahwa
bahan kimia yang dihasilkan di daerah pemanjangan akan menurun jika
terkena cahaya kuat dan berpindah ke sisi yang kurang terkena cahaya.
5. Suhu
Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim pertumbuhan adalah
suhu. Seperti yang kita tahu, enzim bekerja secara spesifik dan hanya bekerja
dengan optimal pada suhu tertentu saja. Oleh karena itu, perubahan suhu yang
ekstrem akan menghambat aktivitas metabolisme yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
10

Sama seperti banyaknya intensitas cahaya, untuk pertumbuhan primer,


tanaman lebih membutuhkan suhu yang relatif rendah dengan tingkat
kelembapan yang tinggi sehingga jumlah air juga relatif cukup. Itu sebabnya
jika hendak menanam suatu tanaman maka usahakanlah tanaman tersebut
berada di tempat yang sejuk sebelum dipindahkan ke tempat yang panas.
6. Udara
Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dalam jumlah yang banyak. Gas-gas di udara terutama oksigen
sangat penting peranannya bagi pertumbuhan tanaman karena unsur tersebut
digunakan sebagai bahan tambahan dalam respirasi.
7. Derajat Keasaman
Derajat keasaman (pH) tanah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Sebagai media untuk tumbuh, tanah yang bersifat asam tidak bagus
untuk pertumbuhan tanaman. Jika tanah memiliki pH yang bersifat asam,
maka pH nya harus diturunkan dengan cara pengapuran.

C. Klasifikasi Tumbuhan Kangkung


Tahap pertumbuhan dan perkembangan kangkung dimulai dari biji. Biji
merupakan tahap awal pertumbuhan. Di dalam proses pertumbuhan biji
terdapat proses fisika, kimia, dan biologi di dalamnya. Proses tersebut
berpengaruh pada tahap perkecambahan saat tumbuhan berkecembah. Tahap
perkecembahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam bijji
yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Perkecambahan dibagi menjadi 2, yaitu hypogeal (Tipe perkecambahan di
bawah tanah) dan Epigeal (Tipe perkecambahan di atas tanah).
Perkecambahan tanaman kangkung termasuk ke dalam perkecambahan
Epigeal karena Plantula muncul di atas permukaan tanah , sedangkan
Kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Setelah tahap perkecambahan, dilanjutkan oleh tahap pertumbuhan primer.
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan pada embrio, ujung batang, dan
ujung akar. Selanjutnya, tahap pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder
merupakan aktifitas kambium yang membentuk xylem sekunder dan floem
11

sekunder. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifisikan


sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : I. aquatic

D. Pengaruh Kandungan pH
Tanah merupakan media tumbuh alami yang menyediakan makanan
(unsur hara) bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan (tanaman). Agar
tanaman mampu berproduksi optimal berkesinambungan, kualitas tanah harus
tetap dipertahankan. Kesalahan-kesalahan dalam pengolahan tanah dapat
mengakibatkan kerusakan pada tanah, berakibat menurunkan produktifitas
tanaman. Produktifitas tanah dalam menghasilkan produk pertanian sangat
tergantung pada kemampuan suatu tanah dalam menyediakan unsur hara yang
berimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Tingkat kesuburan tanaman pada masing-masing tempat tidak sama. Pada
tanah asam serta miskin unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu
sehingga dapat menurunkan produksi secara signifikan, apalagi jika
ketersediaan air tidak terpenuhi dengan baik. Tanah asam merupakan jenis
tanah dengan nilai pH rendah. Terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat
tanah asam pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai reaksi tanah pada
pH rendah tersebut dan dapat merupakan kombinasi dari keracunan
aluminium (Al), mangan (Mn), keracunan besi (Fe), serta defisiensi (kahat)
unsur P (fosfor), Ca (kalsium), Mg (magnesuim), dan kahat K (kalium). Akan
tetapi, faktor yang paling dominan penyebab buruknya pertumbuhan tanaman
adalah keracunan Al dan kekurangan unsur P (kahat fosfor).
12

E. Kandungan pH dari Jenis Tanah


Pada pH normal tanah terdiri dari 25% udara, 25%air, 45%mineral, dan
5% bahan organic

F. Hipotesis Penelitian :

Ha : Ada pengaruh pertambahan pertumbuhan tinggi tanaman


kangkung dengan menggunakan tanah bakaran sampah.
Ho : Tidak ada pengaruh pertambahan pertumbuhan tinggi tanaman
kangkung dengan menggunakan air biasa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penyusunan karya ilmiah ini dengan menggunakan eksperimen.
Eksperimen ini dilakukan dengan cara mengganti/menambahkan 1 variabel
pada tanaman kangkung , yaitu tanah bakaran sampah organik

B. Variabel Penelitian
1. Variabel : Pemberian tanah bakaran sampah organik dan tanah biasa
Bebas yang dicampur dengan sekam
2. Variabel : Morfologi tanaman kangkung dan pertumbuhan tanaman
Terikat kangkung
3. Variabel : a. Tempat penelitian pada pot tanaman yang sedang
Terkendali b. Media penelitian pada pot tanah bakaran sampah
organik yang telah diaduk rata dengan sekam lalu
disiram air secukupnya, dan dilakukan penyiraman
secara rutin
c. Biji kangkung diletakkan 1 ml dari permukaan tanah
d. 1 pot terdapat 10 biji kangkung

C. Waktu Tempat Penelitian


1. Waktu
Jum’at, 7 Agustus 2015-Sabtu, 15 Agustus 2015
2. Tempat Penelitian
Halaman belakang rumah
3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 20 biji kangkung yang
ditanam di dalam 2 pot yang telah diisi oleh tanah. Masing-masing pot
tersebut terdapat 10 biji kangkung. Komposisi masing-masing pot adalah
sebagai berikut :
a. Pot 1 : 10 biji kangkung yang diletakkan di tanah bakaran sampah organik

13
14

b. Pot 2 : 10 biji kangkung yang diletakkan di tanah biasa

E. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat
a. 2 pot berukuran sedang.
b. Penggaris, untuk mengukur panjang batang dari hari ke hari.
c. Alat tulis, sebagai media tulis hasil pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan dari hari ke hari.
d. Kamera, untuk mendokumentasikan pertumbuhan dan perkembangan
kangkung dari hari ke hari.
2. Bahan
a. 10 buah biji kangkung, sebagai objek penelitian.
b. Tanah bakaran.
c. Tanah biasa.
d. Air, sebagai bahan tambahan untuk membasahkan/melembapkan tanah agar
tidak kering.

F. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menyiapkan 1 pot untuk tanah biasa dan 1 pot untuk tanah bakaran sampah
3. Memisahkan tanah biasa dengan tanah bakaran sampah
4. Mencampurkan tanah biasa dan tanah bakaran sampah dengan sekam
5. Memasukkan kedua tanah tersebut pada masing-masing pot
6. Menyiram kedua tanah tersebut dengan air
7. Menunggu air sampai menyerap ke dalam tanah tersebut
8. Menaburkan masing-masing 10 biji kangkung ke dalam 2 pot
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pengamatan


Tabel 7. Data Hasil Pengamatan
Hari Rata-rata ketinggian
Keterangan
ke- Tanah Bakaran Sampah Tanah Biasa
1 0.00 mm 0.00 mm Belum Tumbuh.
Sudah tumbuh pada tanah
2 53.3 mm 0.00 mm
bakaran sampah
3 64 mm 12.8 mm Sudah tumbuh
Calon daun sudah muncul
4 76.4 cm 41.3 cm pada tanah bakaran
sampah
Daun sudah tumbuh dan
5 85.5 cm 59.6 cm calon daun sudah muncul
pada tanah biasa
Daun sudah tumbuh dan
calon daun ketiga sudah
6 102.5 cm 68.8 cm
muncul pada tanah
bakaran sampah
Daun sudah tumbuh dan
7 110.1 cm 81.8 cm calon daun ketiga sudah
muncul pada tanah biasa
Pertumbuhan tanah
8 114.4 cm 89.3 cm bakaran sampah sangat
pesat
Pertumbuhan tanah
9 117.9 cm 97.3 cm bakaran sampah sangat
pesat

15
16

B. Analisis Data

250

200
Tinggi Tanaman

150

100

50

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Hari
waktu

Grafik 1. Perbandingan pertumbuhan panjang batang pada tanaman kangkung


antara pot A dan pot B
Keteranga :
: Tanah Bakaran Sampah
: Tanah Biasa

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa hasil


perbandingan pada pot 1 dan pot 2 memiliki perbedaan. Ketinggian batang
pada pot 1 lebih cepat tinggi dibanding pot 2. Hal ini menandakan bahwa
pertumbuhan kangkung akan lebih cepat tumbuh jika menggunakan tanah
bakaran sampah dibandingkan menggunakan tanah biasa.
C. Pembahasan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh 4 orang mahasiswa dari Fakultas


Peternakan, Universitas Sam Ratulangi yang mengatakan penelitian tentang
pengaruh tanah bakaran sampah sangat efektif dalam pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dari pada tanah biasa. Tanah hasil bakaran sampah
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kecepatan perkecambahan
benih. Peneliti telah membuktikannya dan hasilnya terbukti benar dengan
menggunakan tanah bakaran sampah menghasilkan pertumbuhan yang baik
dan berkembang secara efektif.

D. Uji Hipotesis
Dapat disimpulkan dari hasil penelitian dan pengamatan bahwa hipotesis
yang diterima adalah Ha yaitu adanya pengaruh tanah bakaran sampah pada
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman kangkung

17
18

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh tanah bakaran sampah terhadap
pertumbuhan dan perkembangan biji kangkung, dapat disimpulkan bahwa
tanah bakaran sampah terbukti berpengaruh pada proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanah bakaran sampah juga terbukti bisa
mempercepat kesuburan pada proses pertumbuhan dan perkembangan
kangkung. Kadar air yang cukup dalam tanah berpengaruh juga bagi proses
percepatan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Dijadikan sebagai wawasan dan pengalaman tentang pengaruh 2 jenis
tanah yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan dan hasil
perbandingan dari tanah tersebut selama 9 hari.
2. Bagi Akademik
Dijadikan sumber referensi bagi siswa/siswi yang akan mengadakan
percobaan yang sama.
3. Bagi Masyarakat
Diterapkannya penggunaan tanah bakaran sampah yang berguna bagi
masyarakat, khususnya para petani.
Daftar Pustaka
Aditya, “laporan penelitian biologi kecambah”, 2013.
http://www.academia.edu/5497768/LAPORAN_PENELITIAN_BIOLOGI
_KECAMBAH.

Kebun bibit All -Star, “Abu sebagai pupuk tanaman”.


https://kebunbibit.id/smartblog/130_Abu-Sebagai-Pupuk-Tanaman

Web Master, “reaksi tanah dan pengapuran”, 2009.


http://kapurpertanian.com/index.php/Berita-Terbaru/reaksi-tanah-dan-
pengapuran.

Dosso Sang Isahi, “pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan”.


http://biologimediacentre.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-1-
pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan/.

Irwanto, “definisi dan pengertian tanah”, 2011.


http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/11/definisi-dan-pengertian-
tanah.

Ambar, “artikel tanaman kangkung”, 2013.


http://ambarhayunovp.blogspot.com/2013/08/artikel-tanaman-kangkung.

Radhitya, “contoh karya tulis ilmiah tentang penelitian perubahan-perubahan fisik


pada tanaman umbi lapis (bawang merah)”, 2012.
radhitya90.blogspot.com/2012/09/contoh-karya-ilmiah-biologi-tentang.

Wikipedia, “klasifikasi tanaman kangkung”, 2015.


https://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung

Novia, “uji kandungan abu dari pembakaran sampah organik” 2013


https://noviaekasaputrii.wordpress.com/2013/07/05/uji-kandungan-abu-
dari-pembakaran-sampah-organik/

Anonim, "pH tanah", 2013


https://www.facebook.com/pertaniansulut/posts/343002302499472

ME Bajang, “Pengaruh Media Tumbuh dan Lama Perendaman Terhadap


Perkecambahan Sorgum Varietas Numbu”, 2015
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5
&cad=rja&uact=8&ved=0CD8QFjAEahUKEwjhx8Cdn4DIAhXBkY4KH
fY2A0s&url=http%3A%2F%2Fejournal.unsrat.ac.id%2Findex.php%2Fzo
otek%2Farticle%2Fdownload%2F8526%2F8101&usg=AFQjCNG5BonVl
MRArwrALwGbkLtCXM3d0Q&bvm=bv.102829193,d.c2E

19
Lampiran I

Tabel 8. Laju Pertumbuhan Dengan Menggunakan Tanah Bakaran Sampah

Hari- Pertumbuhan Batang Kangkung (cm) Rata-Rata


Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (cm)
1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 7.8 6.6 7.5 6.4 6.3 6 0.00 3.1 4.3 5.3 53.3
3 8.3 7.2 8 7.1 7 6.5 2 5.4 5.8 6.7 64
4 9.7 8.6 9.5 8.2 8 7.8 3.3 7.6 6.5 7.2 76.4
5 10.2 9.5 9.9 9 8.9 8 5 9.3 7.8 7.9 85.5
6 11.4 10.8 11 9.5 10.3 10.2 8.8 11.4 9.4 9.7 102.5
7 12 11.5 11.8 10.8 11 11.2 9 12 10.2 10.6 110.1
8 12.4 12 12 10.9 11.1 11.4 9.3 12.7 11.9 10.7 114.4
9 12.7 12.5 12.3 11.1 11.2 12.1 9.9 12.9 12.2 11 117.9

20
Tabel 2. Laju Pertumbuhan Dengan Menggunakan Tanah Biasa

Hari- Pertumbuhan Batang Kangkung (cm) Rata-Rata


Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (cm)
1 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 0.5 1 2 1.8 1 1 0.7 1.5 2 2.5 12.8
4 1 2.8 5.8 5.1 2.3 5.5 4.5 4.5 3.7 6.1 41.3
5 2 5.3 7.5 6.7 5.1 8 6.5 5.5 6 7 59.6
6 2.5 6.4 7.7 7.4 6.7 9 7.8 6.3 7.3 7.7 68.8
7 3.5 7.3 8.5 8.7 9 11.1 9.5 7 7.8 9.4 81.8
8 4 8.4 8.7 9.4 10.1 12.2 10.3 7.8 8.4 10 89.3
9 4.5 9.1 9.5 10.3 11.3 13.2 11.2 8.3 9.1 10.8 97.3

24
Lampiran 2

Pot Tanah Biasa Pot Tanah Bakaran Sampah

(Gambar 1a. Hari Pertama) (Gambar 1b. Hari Pertama)

(Gambar 2a. Hari Kedua) (Gambar 2b. Hari Kedua)

(Gambar 3a. Hari Ketiga) (Gambar 3b. Hari Ketiga)

(Gambar 4a. Hari Keempat) (Gambar 4b. Hari Keempat)

22
(Gambar 5a. Hari Kelima) (Gambar 5b. Hari Kelima)

(Gambar 6a. Hari Keenam) (Gambar 6b. Hari Keenam)

(Gambar 7a. Hari Ketujuh) (Gambar 7b. Hari Ketujuh)

(Gambar 8a. Hari Kedelapan) (Gambar 8b. Hari Kedelapan)

24
(Gambar 9a. Hari Kesembilan) (Gambar 9b. Hari Kesembilan)

23

Anda mungkin juga menyukai