Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


Waktu : Pukul WIB – selesai
Hari/Tanggal : Oktober 2017
Sasaran : seluruh warga yang ada di wilayah RW 03 Kelurahan
Rowosari Kecamatan Tembalang
Tempat :

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakuakn pendidikan kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) diharapkan masyarakat RW 03 Kelurahan Rowosari mampu
memahami tentang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan
masyarakat atau ibu mampu:
1. Menjelaskan pengertian ISPA.
2. Menyebutkan Penyebab ISPA.
3. Menyebutkan klasifikasi dan gejala ISPA.
4. Faktor resiko timbulnya ISPA.
5. Menyebutkan bahaya ISPA.
6. Menyebutkan cara pencegahan ISPA.
7. Menyebutkan cara perawatan ISPA.
III. Materi
1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA
3. Klasifikasi dan gejala ISPA
4. Faktor resiko timbulnya ISPA
5. Bahaya ISPA
6. Cara penjegahan ISPA
7. Cara perawatan ISPA

IV. Kegiatan Proses Penyuluhan


1. Pembukaan (5 menit).
 Perkenalan
 Pre test
 Menjelaskan TIU dan TIK dan garis besar materi penyuluhan.

2. Proses penyuluhan (20 menit)


 Menjelaskan / ceramah materi.
 Diskusi dan tanya jawab.
 Demonstrasi kesehatan mengenai penyakit diare.

3. Penutupan (5 menit)
 Menyimpulkan bersama.
 Evaluasi/post test.
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab.

VI. Media
1. Leaflet
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
(ISPA)

A. Pengertian
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang berlangsung sampai 14
hari yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ dari hidung sampai
gelembung paru. Beserta organ-organ disekitar sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru ispa hanya bersifat ringan seperti batuk dan pilek (Rasmaliah, 2007).
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut. Dengan pengertian infeksi adalah
masuknya kuman atau mikro organisme kedalam tubuh manusia dan berkembang
biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ
dari hidung hingga alvioli serta organ adneksanya seperti sinus-sinus rongga
telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan
Akut (Depkes RI, 2012).

B. Penyebab
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah
satu penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang
biasanya digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak
menyerang lingkungan masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah
tangga selalu melakukan aktifitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar
kayu, gas maupun minyak. Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah
mereka hirup sehari-hari, sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk, sesak
nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung
zat-zat seperti Dry basis, Ash, Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogen dan Oxygen
yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2012).
C. Klasifikasi dan Gejala ispa:
Menurut derajat keparahannya, ISPA dibagi menjadi 3 golongan menurut
(Nelson, 2007), yaitu :
1. ISPA ringan (bukan pneumonia) yaitu jika tidak ada napas cepat, dan tidak
ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah.
2. ISPA sedang (pneumonia) yaitu jika dalam pemeriksaan fisik ditemukan nafas
cepat dengan frekuensi pernafasan 50 x/menit atau lebih (usia 2 – 12 bulan)
atau frekuensi pernafasan 40 x/menit atau lebih (untuk usia 1 – 5 tahun).
3. ISPA berat (pneumonia berat) yaitu jika ditemukan sesak nafas dalam
pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding dada bagian
bawah.
D. Faktor resiko
Faktor resiko timbulnya ISPA menurut Dharmage (2009) ada dua secara
Internal dan eksternal yaitu :
1. Faktor Internal
1) Umur
2) BBLR
3) Jenis Kelamin
4) Status Gizi
5) Defisiensi vitamin A
2. Faktor Eksternal
a. Sosial Ekonomi
b. Pemberian ASI Eksklusif
c. Imunisasi
d. Kebiasaan merokok anggota keluarga di lingkungan
balita tinggal
e. Kepadatan tempat tinggal
f. Ventilasi kurang memadai

E. Bahaya/ Akibat
1. Penurunan daya tahan tubuh
2. Menular pada anggota keluarga yang lain
3. Kejang dan kematian
4. Biaya penggobatan tinggi

F. Cara Pencegahan
1. Jauhkan dari penderita batuk
2. Imunisasi lengkap
3. Berikan makanan yang bergizi setiap
hari
4. Berikan ASI
5. Jagalah kebersihan lingkungan, tubuh
dan makanan

G. Cara Merawat Anggota Keluarga Dengan ISPA


1. Pada Anak
 Beri minum ASI lebih
banyak
 Beri makanan: bila
muntah, usahakan anak mau makan lagi, beri makanan sedikit demi
sedikit tapi sering
2. Pada Dewasa
 Minum air matang lebih
banyak dari biasanya
 Tingkatkan makanan
bergizi
3. Jika hidung tersumbat, karena pilek,
bersihkan lubang hidungnya dengan sapu tangan / kain bersih
4. Jika Panas atau Demam
a. Lakukan kompres hangat atau kompres
dengan air kran (air biasa)
b. Pakaikan pakian yang tipis dan
menyerap keringat
c. Anjurkan penderita untuk banyak minim
d. Jangan diselimuti atau memakai pakaian
tebal
e. Basahi / lap seluruh tubuh dengan air
biasa
f. Berikan paracetamol (obat penurun
panas)
 Umur 2 bulan – 6 bulan: 1/8 tablet parasetamol
tiap 6 jam
 Umur 6 bulan – 3 tahun: ¼ tablet parasetamol
tiap 6 jam
 Umur 3 – 5 tahun : 1/2 tablet parasetamol tiap
6 jam
g. Bila mendapatkan antibiotik minum
secara teratur sampai habis
5. Jika Batuk
Berikan obat batuk tradisional / pelega tenggorokan yang aman terbuat
dari:
a. Umur kurang 1 tahun
½ sendok makan kecap manis atau madu ditambah dengan ½ sendok
makan air jeruk nipis, dicampurkan dan diminum
b. Umur lebih 1 tahun
1 sendok makan kecap manis atau madu ditambah dengan 1 sendok
makan air jeruk nipis, dicampurkan dan diminum
c. Berikan 3 kali – 4 kali sehari
selama batuk

H. Bawa keluarga Segera ke Rumah Sakit / Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Jika Terdapat tanda Bahaya
1. Anak usia dibawah 2 bulan : anak tidak mau minum/menetek
2. Susah bernapas/ sesak napas
3. Nafas cepat
4. Sakit bertambah berat
5. Ada tarikan dinding dada
6. Kesadaran menurun, anak menjadi tidak aktif

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2012. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut.


Dharmage. (2009). Risk factor of acute lower tract infection in children under five
years of age. Medical Public Health.
Rasmaliah. 2004. ISPA dan penanggulangannya.
http://www.modul/user/detail_artikel.php?id=718_ISPA-danpenanggulangannya.
Available online. Diakses tanggal 24 Oktober 2017
Nelson. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta
Agustama., 2005.Kajian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita.
EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai