Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pewarna alami umumnya aman untuk dikonsumsi sebagai bahan pewarna makanan.
Kelemahan dari pewarna alami adalah tidak stabil, dan mudah mengalami perubahan fisik
maupun kimiawi, karena merupakan bahan organik yang mudah terdegradasi oleh
beberapa faktor seperti suhu, pH, dan kehadiran oksidator atau reduktor. Untuk
menjadikan pewarna alami sebagai pewarna tekstil, harus distabilkan dengan cara
melindungi gugus-gugus fungsi yang ada didalam senyawa bahan pewarna dari reaksi-
reaksi ion.
Daun katuk (Sauropus androgynus-(L) merr) biasanya digunakan untuk menstimulasi
keluarnya air susu ibu, obat jerawat, obat demam, dan obat bisul sehingga diduga tidak
menimbulkan efek yang negatif terhadap kulit. Selain itu, daun katuk merupakan salah
satu daun penghasil klorofil. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan pigmen
klorofil sel daun katuk sebagai zat warna. Klorofil merupakan suatu pigmen hijau yang
terdapat di dalam kloroplas sel tanaman. Ada bermacam-macam klorofil seperti,
C55H72O5N4Mg (klorofil a, berwarna hijau tua), dan C55H70O6N4Mg (klorofil b, berwarna
hijau muda). Klorofil merupakan pigmen bewarna hijau dan bersifat tidak stabil, dimana
pigmen tersebut mudah berubah menjadi coklat bila terkena asam, dikarenakan pelepasan
Mg pada struktur klorofil yang digantikan oleh ion H dari asam.
Dengan demikian, digunakan tiga metode untuk peningkatan stabilitas zat warna
klorofil yaitu, dengan memberikan kondisi basa dengan penambahan NaOH, membuat
lapisan pelindung yang dilakukan dengan membuat komposit antara pigmen klorofil dan
hidrotalsit dimana hidrotalsit mengandung ion carbonat dalam interlayer yang dapat
digantikan oleh pigmen klorofil, dan mengimobilisasi pigmen klorofil kedalam pori-pori
zeolit. Ketiga metode tersebut bertujuan agar ion Mg2+ tidak tersubtitusi oleh ion H+.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap antara lain, pendahuluan, stabilisasi
dan pengujian. Pendahuluan meliputi, ekstraksi mekanik atau pemerasan dengan pelarut
air. Stabilisasi ekstrak daun katuk dengan zeolit dan hidrotalsit. Pengujian meliputi
pengujian pH, dan suhu
2

1.2. Rumusan Masalah


1. Dapatkah hidrotalsit dan zeolit menstabilkan zat warna hijau klorofil?
2. Bagaimana pengaruh zat warna yang distabilkan terhadap PH dan suhu?
3. Bagaimana proses penstabilan zat warna klorofil dengan zeolit dan hidrotalsit?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Stabilisasi zat warna alami (klorofil) menggunakan hidrotalsit dan zeolit untuk
diaplikasikan sebagai zat warna tekstil.
2. Mengkaji pengaruh variabel rasio antara zat warna dengan stabilisator terhadap suhu
dan pH.
3. Mengkaji dan menganalisa tingkat stabilitas warna hijau klorofil setelah proses
stabilisasi klorofil yang menggunakan stabilisator hidrotalsit dan zeolit.
4. Menentukan kondisi optimum perbandingan zat warna dengan stabilisator terhadap
kestabilan zat warna.
1.4. Manfaat Penelitian
2. Mendapatkan zat warna alami yang dapat digunakan dalam industri tekstil,
merupakan suatu usaha yang sangat bermanfaat untuk mengurangi tingkat
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh zat warna sintetis.
3. Mengembangkan atau memanfaatkan sumber daya alam sebagai pewarna alami untuk
kehidupan sehari-hari.
4. Mendapatkan teknik stabilisasi zat warna alami sehingga dapat diaplikasikan sebagai
pengganti zat warna sintesis dalam industri tekstil.
5. Mendapatkan pengetahuan tentang proses stabilisasi zat warna alami.
1.5. Luaran yang Diharapkan
1. Dapat memberikan pengetahuan dan gambaran secara nyata tentang katuk yang
memiliki kemampuan sebagai pewarna tekstil. Diharapkan penelitian ini dapat
sebagai salah satu alternatif pengganti zat warna sintetis, sehingga dapat mengurangi
tingkat pencemaran yang disebabkan oleh zat warna sintetis.
2. Dapat dipatenkan untuk kepemilikan dan keperluan khalayak luar.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Zat Warna
Zat warna tekstil adalah zat berwarna yang dapat diserap oleh tekstil. Pada umumnya zat
warna terbentuk dari tiga nsur yaitu Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), akan tetapi
ada pula zat warna yang mengandung unsur lainnya seperti Nitrogen (N) pada indi-gotin dan
Magnesium (Mg) pada klorofil. Zat warna dapat digolongkan berdasarkan sumber
diperolehnya yaitu zat warna sintetis dan zat warna alami. Zat warna sintetis adalah zat warna
buatan dari turunan senyawa hidrokarbon aromatik. Zat warna sintetis memiliki jenis warna
yang beragam dengan bahan yang mudah diperoleh. Sedangkan zat warna alami (vegetable
dyes) adalah zat warna yang berasal dari organisme hidup yang ada di alam terutama
tumbuhan, dengan mengambil pigmen-pigmen warna yang terdapat pada daun, batang, akar,
biji, maupun bunga. Jika dibandingkan zat warna sintetis, zat warna alami lebih ramah
lingkungan, sehingga zat warna alami diharapkan mampu mengurangi tingkat pencemaran
yang disebabkan zat warna sintetis. Akan tetapi, zat warna alami memiliki jenis warna yang
terbatas (Afiyati, 2011). Dalam molekul zat warna terdapat gabungan zat organik tidak jenuh
dengan kromofor sebagai pembawa warna dan auksokrom sebagai pengikat warna terhadap
serat. Gugus auksokrom terdiri dari dua golongan, yaitu:
Golongan kation : -NII2 ; NIIR; j -NR2 seperti -NR2CI.

Golongan anion : -S03H; -OH; -COOH seperti -0; -S03; dan lain-lain.( Marunung dkk.,2004)

1.2. Daun Katuk


Dalam penelitian ini digunakan pigmen sel daun katuk (Sauropus androgynus-(L)
Merr) sebagai zat warna alami karena memiliki kadar klorofil yang tinggi, daun tua 65.8 spa
d/m2 dan daun muda 41.6 spa d/m2 ( Rahayu, 2005). Klasifikasi daun katuk adalah :
Tabel 1. Taksonomi Daun Katuk

Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Super divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Subkelas Rosidae
Ordo Euphorbiales
Famili Euphorbiaceae
Genus Sauropus
Spesies Sauropus androgynus (L.) Merr
4

1.3. Klorofil
Klorofil adalah zat warna hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama karoten dan
xantofil. Terdapat dua macam klorofil yaitu klorofil a, berwarna hijau tua dengan struktur
C55H70O5N4Mg dan klorofil b, berwarna hijau muda dengan struktur C55H70O6N4Mg
(Dwidjoseputro, 1994).klorofil merupakan zat warna yang tergolong dalam zat warna
katipnik karena didalam strukturnya atom N.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur
klorofil pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur klorofil a dan klorofil b.


1.3.1 Sifat fisika dan kimia klorofil
Pada klorofil a dan klorofil b memiliki sifat fisika tidak larut dalam air melainkan
larut dalam alkohol, eter, benzena, dan aseton. Klorofil memiliki sifat kimia yang tidak stabil,
karena pigmen berwarna hijau mudah berubah menjadi coklat bila terkena asam, yang
disebabkan pelepasan ion Mg digantikan oleh ion H+ (Hardjanti, 2006). Beberapa faktor yang
mempengaruhi kestabilan:

a. pH
Pada media basa (pH 9), klorofil sangat stabil terhadap panas, sedangkan pada media
asam (pH 3) tidak stabil. Penurunan satu nilai pH terjadi ketika pemanasan jaringan
tanaman melalui pelepasan asam, hal ini mengakibatkan warna daun memudar setelah
pemanasan.Kebanyakan zat warna tidak stabil dikarenakan oleh perubahan pH baik
ke arah asam atau basa dan mengakibatkan perubahan warna dari zat warna alami.
Dalam zat warna, pigmen klorofil efektif digunakan pada media yang memiliki pH
7,8-8,4.
b. Oksidator/reduktor
Adanya oksidator/reduktor mengakibatkan perubahan warna pada zat warna alami,
karena oksigen akan masuk kedalam struktur zat warna, sehingga struktur zat warna
akan mengalami perubahan.
5

c. Gugus fungsi dari zat warna alami


Gugus fungsi sangat tidak stabil karena mudah mengalami reaksi dengan senyawa
lain baik secara oksidasi, reduksi, subsitusi dll.
d. Temperatur
Tempatur yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kerusakan pada zat warna alami
sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan warna.
1.4. Stabilisator
Lempung berdasarkan sifat ionnya dibedakan menjadi dua. Lempung kationik dan
anionik. Lempung kationik sering ditemukan di alam misalnya lempung monmorilonit,
smektit dan zeolit, sedangkan lempung anionik misalnya hidrotalsit. Penggunaan lempung
biasanya sebagai katalis, padatan pendukung katalis, penukar anion/kation, adsorben,
stabilizer, dan penangkap anion/kation.
1.4.1. Zeolit
Zeolit adalah suatu aluminosilikat yang memiliki struktur kerangka berongga yang
dan dapat terisi oleh ion-ion logam sehingga dapat dimanfaatkan sebagai penukar
ion.struktur satu unit sel zeolit Mx/n [(AlO2)x(SiO2)y]m H2O ,dengan M adalah ion
logam alkali atau alkali tanah ; x , y , m adalah bilangan tertentu ; n adalah muatan dari
ion logam dan bagian dalam kurung menunjukkan komposisi kerangkanya dengan
perbandingan y/x antara 1 sampai 5. ( Faizul,1993)
Pada umunya zeolit dibedakan menjadi dua, yaitu zeolit alam dan zeolit sintetik.
Zeolit alam biasanya mengandung kation-kation K+, Na+, Ca2+, dan Mg2+, sedangkan
zeolit sintetik hanya mengandung kation Na+ atau K+, jenis-jenis zeolit yang terdapat di
alam antara lain: olinoptilolit, mordenit, laulandit, khabasit, dan lain-lain. Aplikasi yang
sudah diterapkan zeolit sebagai penukar ion adalah pelunakan air di dalam industri
deterjen dan penggunaan pengganti fosfat.zeolit dapat digunakan sebagai pengganti
fosfat sebagai pembentuk(builders) pada deterjen. . (http://vedcadiklatki.blogspot.com).

1.4.2. Hidrotalsit
Tak seperti lempung kationik, hidrotalsit ini tidak begitu populer dan jarang
ditemukan di alam.Hidrotalsit disebut juga Layered double hydroxides merupakan jenis
lempung anionik yang mempunyai muatan positif pada lapisannya, dengan rumus
2+ 3+ b- n-
umumnya [M1-x Mx (OH)2] [A ] b/n.mH2O. Contoh material hidrotalsit yang dikenal

adalah Mg6Al2(OH)16(CO3).4H2O yang merupakan turunan dari senyawa brucite


Mg(OH)2. Stuktur hidrotalsit terdiri dari ion pusat dimana ion pusat ini akan mengikat
6

enam anion hidroksida membentuk oktahedral. Bagian antar lapis hidrotalsit berisi anion
dan air yang bisa dilihat pada gambar 1. Air yang berada diantara hidrotalsit bebas
begerak dengan memutus ikatan dan membentuk ikatan baru. (Tahir, 2007)
1.5. Proses Stabilisasi
Sebelum dilakukan proses penstabilan dilakukan proses ektraksi klorofil daun katuk,
diketahui bahwa jumlah air yang ditambahkan dan tekanan pengepresan yang optimal agar
diperoleh ekstrak daun katuk yang maksimal dan warna yang paling hijau adalah tekanan 100
kg/cm2 dan rasio daun dan air 1:2 ( Hardjanti, 2008). Proses penstabilan pada stabilisator
zeolit terjadi secara adsorbsi, dimana pada proses adsorbsi ini terjadi pertukaran kation
karena koloid dari zeolit bermuatan negatif, kation tertarik kepada partikel zeolit dan
fenomena ini dinamakan dengan penjerapan kation. Reaksi pertukaran ini terjadi secara
spontan dimana :

M-Zeolit + Klorofil klorofil-zeolit + M+


Dikatakan stabil jika kation ( klorofil) yang teradsorbsi terikat secara kuat oleh zeolit.
Kation ini disebut kation terfiksasi atau tersemat. Dimana lapisan ( lattice) zeolit yang
mengembang mempunyai lubang sebesar 1,40 A pada permukaan intermiselarnya. Kation (
klorofil) memasuki ruang intersemilar ini, klorofil tersebut terperangkap di dalam lapisan
zeolit menyebabkan klorofil tersebut menjadi tidak tertukar selain itu pertukaran kation juga
terjadi karena muatan pada klorofil (Mg) lebih tinggi dari zeolit (M) (etrinaldi, 2012).
Sedangkan pada zat stabilitator Hidrotalasit proses penstabilan dapat dilakukan
dengan pertukaran anion. Dimana dalam hidrotalsit terdapat anion antarlapis yang dapat
dipertukarkan. Pertukaran ini terjadi secara reversible. Keberadaan anion antar lapis ini
menyebabkan interaksi dengan kation logam dalam hal ini adalah Mg dalam klorofil sehingga
klorofil akan masuk dan terperangkap di dalam hidrotalsit. Sebelum klorofil direaksikan
dengan hidrotalsit terlebih dahulu klorofil jadikan sebuah anion dimana dalam struktur
klorofil terdapat suatu rantai yang merupakan yaitu rantai ester yang akan berubah jadi suatu
anion jika direaksikan dengan basa (NaOH) (Tahir, 2007). Jadi reaksi pada proses
penstabilan dapat digambarkan sebagai berikut
Klorofil + Basa (NaOH) klorofil- + H2O + Na +
[M1-xM’x(OH)2] (An-)x/n.mH2O + klorofil - [M1-xM’x(OH)2] (klorofil)x/n.mH2O + An-
Untuk mendapatkan bubuk zat warna klorofil dengan intensitas warna yang maksimal maka
dilakukan proses pengeringan pada tempuratur 90 C ( Hardjanti, 2008).
7

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan alat dan bahan yang digunakan, serta cara kerja yang dipakai
dalam metode penelitian, yaitu:
3.1. Bahan yang digunakan
- Daun katuk - Deterjen
- Zeolit - Aquades
- Hidrotalsit
- NaOH 1N
- Kain katun
3.2. Alat yang digunakan
Alat penelitian : Pisau, Erlenmeyer, Gelas Ukur, Alat pengepress, Oven (Memmert LM
500), Corong, Erlenmeyer, Neraca Analitik (Sartorius BL 2105),
Kertas saring, Beaker Gelas , Setrika (Cosmos), pH meter (Metrohm
620).
Alat Analisis : Spektrofotometer (Shimadszu, UV Mini 1240), Green meter (Hand
made), X-Ray Diffractometer (Philip Analytical X-ray B.V.)
3.3. Cara Kerja

1. Ektraksi daun katuk


Daun katuk ditimbang sebanyak 500 gr. Lakukan proses pengepresan dengan
tekanan 100 kg/cm2 dan rasio daun dan air 1:2, ampas yg di peroleh di buang dan
ekstrak zat warna daun katuk ( klorofil) akan menuju proses selanjutnya yaitu
penstabilan.
2. Proses penstabilan zat warna dengan zeolit
Ekstak daun katuk diambil sebanyak 250ml, tambahkan zeolit sebanyak 20 gr,
campur larutan tersebut hingga tercampur rata didalam beaker gelas. Diamkan
larutan tersebut selama 24 jam dengan temperatur 90 C, temperatur di jaga
konstan. Kemudian dari proses tersebut akan didapat filtrat dan endapan zat
warna daun katuk, filtat dibuang dahulu kemudian endapan zat warna dan filtrat
yang masih tersisa di saring dengan kertas saring lalu dicuci dengan aquades
50ml, lalu kertas saring beserta endapan di keringkan dengan menggunakan oven
8

dengan suhu 50 C. Maka akan diperoleh zat warna dalam bentuk bubuk. Ulangi
cara kerja dengan memvariasi zeolit mulai dari 20 gr, 40 gr, 60 gr, 80 gr.
3. Proses penstabilan zat warna dengan menggunakan hidrotalsit
Ekstak daun katuk diambil sebanyak 20 gr, tambahkan NaOH 1 N sampai pH
sekitar 10 lalu tambahkan larutan hidrotalsit sebanyak 20 gr, campur larutan
tersebut hingga tercampur rata didalam beaker gelas. Diamkan larutan tersebut
selama 24 jam dengan temperatur 90 C, temperatur di jaga konstan. Kemudian
dari proses tersebut akan didapat filtrat dan endapan zat warna daun katuk, filtat
dibuang dahulu kemudian endapan zat warna dan filtrat yang masih tersisa di
saring dengan kertas saring lalu dicuci dengan aquades sebanyak 50 ml, lalu
kertas saring beserta endapan di keringkan dengan menggunakan oven dengan
suhu 50 C. Maka akan diperoleh zat warna dalam bentuk bubuk. Ulangi cara
kerja dengan memvariasi penambahan larutan hidrotalsit mulai dari 20 gr, 40 gr,
60 gr, 80 gr.
4. Pengujian kestabilan
Bubuk zat warna hasil proses stabilisasi dari setiap variasi ditambahkan air
secukupnya lalu masukan kain ke dalam larutan zat warna tersebut. Ada 2 jenis
pengujian yaitu :
a. Pengujian pH, Kain yang sudah diberi warna dan sudah dikeringkan digosok
dengan menggunakan jeruk nipis sekitar 3x, lalu kain tersebut dicuci dengan
air + deterjen . Air cucian kain tadi kemudian di ukur absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometri dan tingkat kelunturannya di lihat dengan alat
greenmeter.
b. Pengujian Suhu, Kain yang sudah diberi warna dan sudah dikeringkan di
setrika selama 5 menit. Kemudian kain dicuci dengan air + deterjen. Air
cucian kain tadi diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri
dan tingkat kelunturan kain diukur dengan greenmeter.
6. Analisa data percobaan
Analisis data percobaan dilakukan dengan cara yaitu pertama pembuatan
grafik yang didapat dari data absorbansi pada saat pengujian kain yang telah
diberikan zat warna dengan menggunakan UV Spektrofotometer dengan satuan
persentase dan perbandingan (variasi) penambahan stabilisator, yang kedua adalah
dengan menggolongkan tingkat (grade) kelunturan warna pada setiap kain dengan
menggunakan greenmeter
9

Untuk lebih jelas, jalannya penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Daun katuk

air Pengepressan Ampas daun katuk


2
P : 100 kg/cm

Zat warna ( klorofil)

Zeolit NaoH Hidrotalsit


pencampuran pencampuran

Inkubasi Inkubasi
Filtrat 24 jam, 90 C filtrat
24 jam, 90 C

endapan endapan

pencucian aquades pencucian

Pengeringan Pengeringan
24 jam, 50 C 24 jam, 50 C

bubuk zat warna Analisa bubuk zat warna

larutan zat warna air larutan zat warna

Pewarnaan kain Pewarnaan

Pegujian :

1. Suhu
2. pH

Analisis Data
Gambar 2. Diagram alir penelitian stabilisasi zat warna klorofil dari daun katuk.
10

JADWAL KEGIATAN

No. Uraian Pelaksanaan penelitian


Kegiatan Bulan ke I Bulan ke II Bulan ke III Bulan ke IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan √ √ √
sampel
2. Proses √ √ √
pendahuluan
3. Proses √ √ √ √ √
penstabilan zat
warna
4. Pengujian √ √ √ √ √
kestabilan
5. Analisis data √ √ √ √
6. Penyusunan √ √ √ √
laporan

RANCANGAN BIAYA

No. Jenis pengeluaran Satuan Jumlah Harga per Total harga


barang barang satuan
1. Zeolit kg 1 kg Rp 10.000,- Rp 10.000,-
2. Hidrotalsit Kg 1 kg Rp 30.000,- Rp 30.000,-
3. Larutan NaOH liter 2 liter Rp 100.000,- Rp 200.000,-
4. Daun katuk Kg 1 kg Rp 50.000,- Rp 50.000,-
5. Kain katun meter 2m Rp 20.000,- Rp 40.000,-
6. Jeruk nipis Kg 3 kg Rp 12.000,- Rp 36.000,-
7. Air suling liter 20 lt Rp.2000,- Rp 40.000,-
8. Transport
- dalam kota Rp100.000,00
- luar kota ( klaten) Rp150.000,00
9. Sewa laboratorium Rp1000.000,00
Pengolahan limbah Teknik
Kima UPN Veteran YK
Sewa laboratorium FMIPA Rp2000.000,00
Kimia UGM
10. Sewa peralatan laboratorium
-spektrofotometer
-X-Ray Diffractometer Rp1000.000,00
- ekstraktor/pengepress Rp1000.000,00
Rp1000.000,00
11. Pembuatan laporan PKM Rp 500.000,00
12. Dokumentasi Rp200.000,00
13. Honorarium Rp1.000.000,00

14. Biaya pemuatan dalam Rp1500.000,00


11

jurnal
nasional”namanya”
Rp9.856.000,00
TOTAL BIAYA

DAFTAR PUSTAKA

Afiyani, Amy, 2011., Mari gunakan pewarna alami, file:///E:/PKM/PKM/pkm/dunia


ami Mari gunakan pewarna alami.htm (27 April 2012).
Anonim, 2012, Zeolite: Potensi Alam Indonesia yang Fenomental, http:
//vedvedcadiklatki. blogspot. Com / 2012/04/ Zeolite- Potensi- Alam-
Indonesia- yang.html( 4 September 2012)
Dwidjoseputro, D.(1991).pigmen klorofil. Dwidjoseputro. Jakarta Erlangga 1991.
Etrinaldi,2012,Pertukaran Kation,
http://etrinaldi.files.wordpress.com/2012/01/pertukaraan-kation.doc (19 juli
2012)
Hardjanti, Sri,2006. Potensi Daun Suji Sebagai Sumber Zat Warna Alami dan
Stabilitasnya Selama Pengeringan Bubuk Menggunakan Binder Maltodekstrin,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2006.
Ishom, Faizul, 1993, Penggunaan Zeolit sebagai Penukar Kation untuk Menurunkan
Kesadahan Air. Skripsi Strata Satu Program Studi Kimia-MIPA, Semarang :
Universitas Diponegoro.
Marunung, Renita,dkk,.2004, perombakan zat warna azo reaktif secara anaerob-
aerob. Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara
Rahayu, Puji dan Leenawaty Limantara, 2005. Studi Lapangan Kandungan Klorofil
IN Vivo Beberapa Spesies Tumbuhan Hijau di Salatiga dan Sekitarnya. Seminar
Nasional MIPA 2005.
Tahir, iqmal dkk.2008. Sintesis Hidrotalsit Zn-Al-SO4 sebagai Agen Penukar Anion
untuk Aplikasi Pengolahan Polutan Heksacyanoferrat (II).yogyakarta.gadjah
mada university, http://id.wikipedia.org/wiki/Bentonit, (21 mei 2012).
12

LAMPIRAN
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama : Yusuf Hanafi
Tempat dan Tanggal Lahir : Bantul, 05 Agustus 1992
Alamat Asal : Kadirojo, Palbapang, Bantul, Yogyakarta
Alamat di Yogyakarta : Kadirojo, Palbapang, Bantul, Yogyakarta
No. Telp : 087838940592
Email : yusufhanafy666@ymail.com
Biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Yusuf Hanafi
NIM. 121100118
2. Anggota-anggota:
a. Nama : Dhihan Hamidi
Tempat dan Tanggal Lahir : Majalengka, 02 Agustus 1991
Alamat Asal : Setu wetan, Weru, Cirebon, Jawa barat
Alamat di Yogyakarta : Denokan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY
No. Telp : 085224810545
Email :

Biodata ini saya buat dengan sebenarnya.


Dhihan Hamidi
NIM. 121090082
b. Nama : Yunan Helmi Zakaria
Tempat dan Tanggal Lahir : Jepara, 24 November 1991
13

Alamat Asal : RT 20, RW 03, Kelet, Keling, Jepara, Jawa tengah


Alamat di Yogyakarta : Jl. UKDW No.9 Seturan, Catur tunggal, Depok,
Sleman DIY
No. Telp : 085290790078
Email : yunan.helzar@gmail.com
Biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Yunan Helmi Zakaria


NIM. 121100116
c. Nama : Kristianingrum
Tempat dan Tanggal Lahir : Klaten, 05 Juli 1992
Alamat Asal : Karanganom, Karanganom, Klaten, Jawa tengah
Alamat di Yogyakarta : Karanganom, Karanganom, Klaten, Jawa tengah

No. Telp : 085725088388


Email : tia_miu@yahoo.com
Biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Kristianingrum
NIM. 121100135
d.Nama : Nita Yuliana
Tempat dan Tanggal Lahir : Lampung utara, 08 Jul 1993
Alamat Asal : RT 01 RT 02, Mulyorejo 1, Bunga mayang, Lampung
Alamat di Yogyakarta : Pucung, Solodiran, Manisrenggo, Klaten, Jateng
No. Telp : 081928255322
Email : nie_tha52@yahoo.com

Biodata ini saya buat dengan sebenarnya.

Nita Yuliana
NIM. 121100152

3. Biodata Dosen Pembimbing


a. Identitas Diri
14

Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Mahreni, MT


Jabatan Fungsional Lektor
NIP / NIK 030 222 225
Tempat dan Tanggal Lahir Brebes, 03 juli 1961
Alamat Rumah Dusun Kali Ajir Selatan RT 4/ RW10, Kali
Tirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta

Nomor HP 08157925783
Alamat Kantor Jl. SWK 104 Condongcatur, Sleman,
Yogyakarta
No. Telepon / Fax 0274 4986173
Alamat Email mahreni_03@ahoo.com
Mata Kuliah yang Diampu Penanganan Limbah Industri
Mikrobiologi Industri
Operasi Teknik Kimia 2
Perancangan Reaktor

b. Pendidikan/Keahlian
Jenjang S1 / Diploma :
Perguruan Tinggi : UPN “Veteran” Jogjakarta
Fakultas : Teknik Kimia
Jurusan : Teknik Kimia
Lulus (Tgl/Bln/Th) : 1989
Bidang Keahlian : Teknik Kimia
Judul Tugas Akhir : Perancangan Pabrik Ethyl Chloride Dari Etana dan
Cl2

Jenjang S2 / Spesialis I :
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung
Fakultas : Teknik Industri
Jurusan : Teknik Kimia
Lulus (Tgl/Bln/Th) : 2000
Bidang Keahlian : Teknologi Pemisahan Menggunakan Membran
Judul Thesis : Pemodelan Sistem Destilasi Membran Tipe Sweeping
gas

Jenjang S3 / Spesialis II :
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS KEBANGSAAN MALAYSIA (UKM)
15

Fakultas : Teknik dan lingkungan


Jurusan : Teknik Kimia dan Proses
Lulus : 2009
Bidang : Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)
Disertasi : Sintesis dan Penggunaan Membran Elektrolit Penukar Proton
c. Penelitian
No Judul Penelitian Sumber Dana Tahun
1 Sintesis Membran Nano Mandiri 2010
Kompoasite Nafion-SiO2
sebagai elektrolit sel bahan
baker hydrogen suhu menengah
dan kelembaban rendah
2 Overview of Nafion-inorganic Mandiri 2009
composite membrane for high
temperature & low relative
humidity PEMFC application.
(2009).
3 Electrochemical properties Mandiri 2008
improvement of Proton
Exchange Membrane Fuel Cell
(PEMC) using Nanocomposite
Membrane
4 Nafion/SiO2/PWA Mandiri 2008
nanocomposite membrane with
enhanced conductivity

Yogyakarta, Oktober 2012


Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Mahreni, MT


NIP. 030 222 225

Anda mungkin juga menyukai