Anda di halaman 1dari 2

Beda Jenis Nyamuk Penyebab DBD dan

Malaria, Beda Juga Cara Menanganinya


Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 04/12/2013 12:31 WIB

Foto: Ilustrasi/Thinkstock

Jakarta, Meski ukurannya kecil, namun nyamuk bisa menularkan penyakit tertentu seperti demam
berdarah dengue (DBD) dan malaria. Nyamuk penyebab kedua penyakit itu jenisnya berbeda. Karena
beda penyebab, maka beda pula cara menangani perkembangbiakan nyamuk ini.

"Aedes aegypti kakinya seperti macan tutul, sedangkan kalau Anopheles biasanya kakinya lebih panjang
dan lebih besar," terang drh Olan Sebastian, MM, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis
pada Rabu (4/12/2013).

Coba tepuklah nyamuk dan perhatikan dengan baik serangga kecil itu. Pada nyamuk Aedes aegypti,
Anda akan melihat bintik-bintik putih di badan nyamuk. Hewan yang satu ini cenderung suka bermain di
air yang bersih dan sekolah, terutama yang berada di sekitar sekolah dan rumah. Nyamuk ini suka
berkeliaran di siang hari. Pada saat hinggap, tubuhnya tidak membentuk sudut 90 derajat.

Sedangkan nyamuk Anopheles bentuk tubuhnya kecil dan pendek, pada saat hinggap membentu sudut
90 derajat, warna tubuhnya cokelat kehitaman, dan bentuk sayapnya simetris. Nyamuk ini menyukai air
kotor dan tempat sampah. Umumnya nyamuk penyebab penyakit malaria ini ditemukan di daerah
pedalaman.

Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk tersebut, kebersihan lingkungan jelas harus dijaga.
Pemakaian antinyamuk juga dianjurkan karena umumnya bisa mengusir nyamuk lantaran hewan tersebut
tidak menyukai baunya. Sedangkan untuk pemakaian obat nyamuk bakar, drh Olan tidak menyarankan.
Sebab asap dari obat nyamuk bakar bisa masuk ke paru-paru manusia.

"Kalau pakai yang semprot, biarkan dulu selama satu jam, baru masuk ke rumah lagi. Sedangkan kalau
pakai obat nyamuk elektrik harus hati-hati juga kalau terjadi arus pendek listrik," terangnya.

"Perlu menjaga lingkungan kita supaya tidak ada nyamuk, karena nyamuk itu hidup di air tergenang.
Usahakan jangan ada air tergenang di dekat pohon rindang, juga bersihkan barang bekas jangan sampai
menumpuk. Saat musim hujan memang lebih banyak nyamuk karena kan banyak air menggenang,"
sambung drh Olan.

Sementara itu menurut Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI)
drh. Wiwiek Bagja, paling aman menghindari nyamuk adalah dengan memasang kelambu di tempat tidur.
Bisa digunakan juga tanaman yang baunya tidak disukai nyamuk seperti chrysanthemum.
"Makanya ini juga sering dijadikan sebagai sampo penghilang kutu pada anjing. Nah, tanaman ini juga
nggak masalah bila dibuat antinyamuk karena herbal. Di kulit manusia cenderung aman, tapi nyamuk
tidak suka dengan tumbuhan ini," ucap drh Wiwiek.

Anda mungkin juga menyukai