AUDITING 1
Disusun oleh:
KELOMPOK 4 (Empat)
Fatmasari (02320150)
Chaesari Sitoresmi (02320150)
Hasmawanti (02320150)
Dewi Kartika Sari (02320150118)
Hasniar (02320150)
Nabilha Annisya Ratu (02320150262)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi
umat-Nya Alhamdulillah. Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
AUDITING 1 dengan Judul “TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR”,
karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari
sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi
pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai
assurance service. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para auditor perlu
mengetahui standar yang digunakan serta tanggung jawabnya sebagai auditor dalam
mengaudit laporan keuangan.
Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan. Selain itu, laporan audit juga memiliki keterbatasan
tertentu dan beberapa penyimpangan dari standar laporan audit dan auditor harus
mengetahui semuanya.
Oleh karena itu perusahaan mebutuhkan audit sebab memberikan banyak manfaat
terhadap perusahaan dan membantu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan.
Untuk itu kita perlu mengetahui lebih banyak mengenai audit laporan keuangan dan
tanggung jawab auditor.
B. Rumusan Masalah
Jika auditor menemukan laporan tidak disajikan secara wajar atau tidak didukung
dengan bukti yang mencukupi auditor mempunyai tanggung jawab untuk memberi
tahu pemakai melalui laporan auditor.
2. Tanggung Jawab Manajemen
Tanggung jawab manajemen adalah mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik,
menyelenggarakan pengendalian internal, dan menyajukan laporan keuangan yang
wajar.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan
berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa
yang dianggap perlu. Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan
keuangan yang menurut auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk
menerbitkan pendapat tidak wajar atau wajar dengan pengecualian atau
mengundurkan diri dari penugasan tersebut.
3. Tanggung Jawab Auditor
Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak apakah laporan keuangan telah bebas dari salah
saji yang material baik yang disebabkan keliru atau kecurangan. Karena sifat bukti
audit dan karakteristik kecurangan auditor dapat memperoleh kepastian yang
layak, tetapi tidak absolut bahwa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor
tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang laya bahwa salah saji.
Peragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk mendeteksi
salah saji yang material pada laporan keuangan. Bila auditor juga melaporkan
tentang keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas
laporan keuangan.
a. Salah saji yang material versus tidak material
salah saji umumnya dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan
kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan kemungkinan akan
mengubah atau mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan tersebut.
b. Kapastian yang layak
Kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian yang diperoleh
auditor pada saat menyelesaikan audit. Standar auditing (SAS 104)
menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi,
tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material. Konsep ini mengidikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi
atau penjamin atas kebenaran laporan keuangan.
Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak tetapi tidak absolut,
karena :
1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi,
bidang yang di uji, jenis, luas dan waktu pengujian, serta evaluasi hasil
pengujian juga membutuhkan pertimbangan auditor yang penting. Itikat
baik dan integritas auditor dapat membuat kesalahan dan kekeliruan dalam
memberikan pertimbangan.
2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang dapat
melibatkan sejumlah ketidakpastian serta dapat mempengaruhi peristiwa-
peristiwa dimasa depan.
3. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan.
c. Kekeliruan versus Kecurangan
Suatu kekeliruan (error) adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak
disengaja, kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja. Untuk
kecurangan dapat dibedakan antara misapropriasi aktiva (misappropriation of
assets) yang sering disebut sebagai penyalahgunaan atau kecurangan karyawan
serta pelaporan keuangan yang curang (fraudulent financial reporting) yang
sering disebut kecurangan manajemen.
d. Skeptisme Profesional
SAS 1 (AU 230) menyatakan bahwa audit dirancang sedemikian rupa agar
dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi kekeliruan maupun
kecurangan yang material, audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
sikap skeptisme profesional yang merupakan sikap yang penuh dengan
keingintahuan serta penilaian kritis atas bukti audit.
e. Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang Curang
versus Mesapopriasi Aktiva
Pelaporan keuangan yang curang akan merugikan para pemakai karena
menyediakan informasi yang tidak benar untuk membuat keputusan. Apabila
aktiva disalahgunakan atau dimisapropriasi, para pemegang saham, kreditor,
serta pihak lainnya akan dirugikan karena aktiiva tersebut tidak lagi menjadi
milik pemiliknya yang sah.
Perbedaan penting antara pencurian aktiva dan salah saji yang diakibatkan oleh
pencurian aktiva :
1. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan secara
salah aktiva tersebut. Salah saji tersebut tidak terungkapan.
2. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan
pendapatan terlalu rendah atau melebiihsajikan beban. Salah saji tersebut
tidak terungkapan.
3. Aktiva dicuri, tetapi misapropriasi tersebut berhasil diungkapkan. Laporan
laba rugi dan catatan kaki yang terkait mengungkapkan dengan jelas
misapropriasi ini.
f. Tindakan Ilegal
Didefinisikan sebagai pelanggaran hukum atau peraturan pemerintah selain
kecurangan. Misalnya pelanggaran terhadap undang-undang perpajakan atau
undang-undang negara.
a. Tindakan Ilegal yang Berdampak Langsung
Pelanggaran atas UU dan peraturan tertentu memiliki dampak keuangan
yang langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangan.
Tanggung jawab auditor atas tindakan ilegal yang berdampak langsung ini
sama dengan tanggung jawab auditor atas kecurangan dan kekeliruan.
b. Tindakan Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung
Sebagian besar tindakan ilegal hanya memperngaruhi laporan keuangan
secara tidak langsung, contoh, jika perusahaan melanggar undang-undang
perlindungan lingkungan, denda atau sanksi material yang potensial secara
tidak langsung akan mempengaruhi laporan keuangan karena menimbulkan
kebutuhan untuk mengungkapkan kewajiban yang akhirnya harus dibayar.
Standar auditing menyatakan bahwa auditor tidak memberikan kepastian
bahwa tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung akan terdeteksi.
Auditor mempunyai tiga tiingkatan tanggung jawab untuk menentukan dan
melaporkan tindakan ilegal :
1. Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada
tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
2. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk
mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau
tidak langsung telah terjadi.
Apabila auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal mungkin telah
terjadi, beberapa tindakan akan diperlukan untuk menentukan apakah
tindakan ilegal yang dicurigai benar-benar terjadi :
1. Auditor, pertama harus meminta keterangan kepada manajemen
yang berada satu tingkat di atasnya yang mungkin terlibat dalam
tindakan ilegal yang potensial.
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau
spesialis lainnya.
3. Auditor harus mempertimbangkan pengumpulan bukti audit
tambahan.
3. Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal.
Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan
pengungkapan. Auditor juga harus mempertimbangkan pengaruh
tindakan ilegal terhadap hubungan KAP dengan manajemen
4. Siklus Laporan Audit
Tujuan siklus laporan keuangan adalah mengklasifikasikan transaksi dan saldo
akun kedalam siklus laporan keuangan serta mengidentifikasi manfaat pendekatan
siklus untuk mensegmentasi audit.
Cara umum untuk mensegmentasi audit adalah dengan tetap mempertahankan
hubungan yang erat antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam
segmen yang sama, cara ini disebut pendakatan siklus (cycle approach).
Logika dari penggunaan pendekatan siklus adalah bahwa hal itu berkaitan dengan
cara transkasi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar serta
laporan keuangan.
Arus Transaksi dari Journal ke Laporan Keuangan
Laporan keuangan
Pengeluaran kas Jurnal
pengeluaran kas
Kas umum
Siklus persediaan
dan pergudangan
Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit. Pada umumnya
para auditor memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah selama proses
audit. Meskipun auditor harus mempertimbangkan keterkaitan diantara siklus-
siklus itu, auditor tetap independen sampai batas praktis.
6. Asersi Manajemen
Asersi manajemen (management assertions) adalah representasi pernyataan yang
tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta
pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen berkaitan
langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), asersi
merupakan bsgian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan
mengungkapkan informasi akuntansi, auditing adalah perbandingan informasi
(laporan keuangan) dengan kriteria yang telah ditetapkan.
SAS mengklasifikasikan asersi kedalam tiga katagori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
Asersi khusus yang termasuk dalam setiap katagori
Asersi Tentang
Asersi Tentang Kelas Asersi Tentang Saldo
Penyajian dan
Transaksi dan Peristiwa Akun
Pengungkapan
A. Kesimpulan
B. Saran
www.scribd.com/mobile/doc/178068906/
www.academia.edu/people/search?utf8=&q=makalah+tujuan+dan+tanggung+jaw
ab+audit