Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AUDITING 1

TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Auditing 1

Disusun oleh:

KELOMPOK 4 (Empat)

 Fatmasari (02320150)
 Chaesari Sitoresmi (02320150)
 Hasmawanti (02320150)
 Dewi Kartika Sari (02320150118)
 Hasniar (02320150)
 Nabilha Annisya Ratu (02320150262)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi
umat-Nya Alhamdulillah. Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
AUDITING 1 dengan Judul “TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR”,
karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari
sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Amin

Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi


penulis dan umumnya bagi pembaca.

Makassar, 04 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

Tujuan Pelaksanaan Audit atas laporan


Tanggung Jawab Manajemen
Tanggung Jawab Auditor
Siklus Laporan Audit
Asersi Manajemen
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo
Tujuan Audit yang Bedrkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan Audit Dipenuhi

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
B.Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi
pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai
assurance service. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para auditor perlu
mengetahui standar yang digunakan serta tanggung jawabnya sebagai auditor dalam
mengaudit laporan keuangan.

Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan. Selain itu, laporan audit juga memiliki keterbatasan
tertentu dan beberapa penyimpangan dari standar laporan audit dan auditor harus
mengetahui semuanya.

Dengan banyaknya perusahaan yang membutuhkan audit, ada beberapa kondisi di


mana audit independen atas laporan keuangan perlu dilakukan. Kondisi-kondisi ini
dapat menciptakan resiko informasi, untuk itu audit laporan keuangan dapat
meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan resiko informasi.

Oleh karena itu perusahaan mebutuhkan audit sebab memberikan banyak manfaat
terhadap perusahaan dan membantu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan.
Untuk itu kita perlu mengetahui lebih banyak mengenai audit laporan keuangan dan
tanggung jawab auditor.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka


rumusan masalah yang diajukan adalah :
1. Dimana para auditor itu ?
2. Di perlukannya memahami tujuan audit secara keseluruhan ?
3.Pertanggung Jawaban auditor dalam melaksanakan proses audit,serta
4. Tujuan khusus yang coba dipenuhi oleh auditor.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Tujuan Pelaksanaan Audit atas laporan


SAS I (AU 110) menyatakan “Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh
auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit

Memahami tujuan Membagi laporan Mengetahui asersi


dari tanggung keuangan menjadi manajemen
jawab audit berbagai siklus tentang laporan
keuangan

Mengetahui tujuan audit Mengetahui tujuan audit


umum untuk kelas umum untuk kelas
transaksu, akun, dan transaksu, akun, dan
pengungkapan pengungkapan

Fokus utama tertujua pada menekan penerbitan pendapat tentang laporan


keuangan, untuk perusahaan publik auditor juga menerbitkan suatu laporan
pengendalian internal. Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan
apakan laporan keungan telah disajikan secara wajar dan untuk keefektifan
pengendalian internal, dan kemudian mengeluarkan laporan audit

Jika auditor menemukan laporan tidak disajikan secara wajar atau tidak didukung
dengan bukti yang mencukupi auditor mempunyai tanggung jawab untuk memberi
tahu pemakai melalui laporan auditor.
2. Tanggung Jawab Manajemen
Tanggung jawab manajemen adalah mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik,
menyelenggarakan pengendalian internal, dan menyajukan laporan keuangan yang
wajar.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan
berkaitan dengan privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa
yang dianggap perlu. Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan
keuangan yang menurut auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk
menerbitkan pendapat tidak wajar atau wajar dengan pengecualian atau
mengundurkan diri dari penugasan tersebut.
3. Tanggung Jawab Auditor
Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak apakah laporan keuangan telah bebas dari salah
saji yang material baik yang disebabkan keliru atau kecurangan. Karena sifat bukti
audit dan karakteristik kecurangan auditor dapat memperoleh kepastian yang
layak, tetapi tidak absolut bahwa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor
tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang laya bahwa salah saji.
Peragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk mendeteksi
salah saji yang material pada laporan keuangan. Bila auditor juga melaporkan
tentang keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas
laporan keuangan.
a. Salah saji yang material versus tidak material
salah saji umumnya dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan
kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan kemungkinan akan
mengubah atau mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan tersebut.
b. Kapastian yang layak
Kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian yang diperoleh
auditor pada saat menyelesaikan audit. Standar auditing (SAS 104)
menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi,
tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material. Konsep ini mengidikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi
atau penjamin atas kebenaran laporan keuangan.
Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak tetapi tidak absolut,
karena :
1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi,
bidang yang di uji, jenis, luas dan waktu pengujian, serta evaluasi hasil
pengujian juga membutuhkan pertimbangan auditor yang penting. Itikat
baik dan integritas auditor dapat membuat kesalahan dan kekeliruan dalam
memberikan pertimbangan.
2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang dapat
melibatkan sejumlah ketidakpastian serta dapat mempengaruhi peristiwa-
peristiwa dimasa depan.
3. Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan.
c. Kekeliruan versus Kecurangan
Suatu kekeliruan (error) adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak
disengaja, kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja. Untuk
kecurangan dapat dibedakan antara misapropriasi aktiva (misappropriation of
assets) yang sering disebut sebagai penyalahgunaan atau kecurangan karyawan
serta pelaporan keuangan yang curang (fraudulent financial reporting) yang
sering disebut kecurangan manajemen.
d. Skeptisme Profesional
SAS 1 (AU 230) menyatakan bahwa audit dirancang sedemikian rupa agar
dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi kekeliruan maupun
kecurangan yang material, audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
sikap skeptisme profesional yang merupakan sikap yang penuh dengan
keingintahuan serta penilaian kritis atas bukti audit.
e. Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang Curang
versus Mesapopriasi Aktiva
Pelaporan keuangan yang curang akan merugikan para pemakai karena
menyediakan informasi yang tidak benar untuk membuat keputusan. Apabila
aktiva disalahgunakan atau dimisapropriasi, para pemegang saham, kreditor,
serta pihak lainnya akan dirugikan karena aktiiva tersebut tidak lagi menjadi
milik pemiliknya yang sah.
Perbedaan penting antara pencurian aktiva dan salah saji yang diakibatkan oleh
pencurian aktiva :
1. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan secara
salah aktiva tersebut. Salah saji tersebut tidak terungkapan.
2. Aktiva dicuri dan pencurian tersebut ditutupi dengan menyajikan
pendapatan terlalu rendah atau melebiihsajikan beban. Salah saji tersebut
tidak terungkapan.
3. Aktiva dicuri, tetapi misapropriasi tersebut berhasil diungkapkan. Laporan
laba rugi dan catatan kaki yang terkait mengungkapkan dengan jelas
misapropriasi ini.
f. Tindakan Ilegal
Didefinisikan sebagai pelanggaran hukum atau peraturan pemerintah selain
kecurangan. Misalnya pelanggaran terhadap undang-undang perpajakan atau
undang-undang negara.
a. Tindakan Ilegal yang Berdampak Langsung
Pelanggaran atas UU dan peraturan tertentu memiliki dampak keuangan
yang langsung terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangan.
Tanggung jawab auditor atas tindakan ilegal yang berdampak langsung ini
sama dengan tanggung jawab auditor atas kecurangan dan kekeliruan.
b. Tindakan Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung
Sebagian besar tindakan ilegal hanya memperngaruhi laporan keuangan
secara tidak langsung, contoh, jika perusahaan melanggar undang-undang
perlindungan lingkungan, denda atau sanksi material yang potensial secara
tidak langsung akan mempengaruhi laporan keuangan karena menimbulkan
kebutuhan untuk mengungkapkan kewajiban yang akhirnya harus dibayar.
Standar auditing menyatakan bahwa auditor tidak memberikan kepastian
bahwa tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung akan terdeteksi.
Auditor mempunyai tiga tiingkatan tanggung jawab untuk menentukan dan
melaporkan tindakan ilegal :
1. Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada
tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
2. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk
mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau
tidak langsung telah terjadi.
Apabila auditor yakin bahwa suatu tindakan ilegal mungkin telah
terjadi, beberapa tindakan akan diperlukan untuk menentukan apakah
tindakan ilegal yang dicurigai benar-benar terjadi :
1. Auditor, pertama harus meminta keterangan kepada manajemen
yang berada satu tingkat di atasnya yang mungkin terlibat dalam
tindakan ilegal yang potensial.
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasihat hukum klien atau
spesialis lainnya.
3. Auditor harus mempertimbangkan pengumpulan bukti audit
tambahan.
3. Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal.
Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah mempertimbangkan
pengaruhnya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan
pengungkapan. Auditor juga harus mempertimbangkan pengaruh
tindakan ilegal terhadap hubungan KAP dengan manajemen
4. Siklus Laporan Audit
Tujuan siklus laporan keuangan adalah mengklasifikasikan transaksi dan saldo
akun kedalam siklus laporan keuangan serta mengidentifikasi manfaat pendekatan
siklus untuk mensegmentasi audit.
Cara umum untuk mensegmentasi audit adalah dengan tetap mempertahankan
hubungan yang erat antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam
segmen yang sama, cara ini disebut pendakatan siklus (cycle approach).
Logika dari penggunaan pendekatan siklus adalah bahwa hal itu berkaitan dengan
cara transkasi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan dalam buku besar serta
laporan keuangan.
Arus Transaksi dari Journal ke Laporan Keuangan

Transaksi Journal Buku besar, Neraca


saldo, dan
Penjualan Jurnal penjualan
Laporan keuangan

Penerimaan kas Jurnal penerimaan Buku besar dan


kas buku pembantu

Akuisisi barang Jurnal akuisisi


dan jasa Neraca saldo,
buku besar
Alokasi dan Jurnal umum
penyesuaian

Laporan keuangan
Pengeluaran kas Jurnal
pengeluaran kas

Jasa dan Jurnal penggajian


pembayaran gaji
 Siklus penjualan dan penagihan
 Siklus akuisisi dan pembayaran
 Siklus penggajian dan personalia
 Siklus persediaan dan pergudangan
 Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali

Hubungan siklus akuntansi mengilustrasikan hubungan antara lima siklus diatas


dan kas umum.

Kas umum

Siklus akuisisi modal dan


pembayaran kembali
Siklus penjualan Siklus akuisisi dan Siklus penggajian
dan penagihan pembayaran dan personalia

Siklus persediaan
dan pergudangan

Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit. Pada umumnya
para auditor memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah selama proses
audit. Meskipun auditor harus mempertimbangkan keterkaitan diantara siklus-
siklus itu, auditor tetap independen sampai batas praktis.

5. Menetapkan Tujuan Audit


Tujuan audit ialah menguraikan mengapa auditor memperoleh kombinasi
kepastian dengan mengaudit kelas transaksi serta saldo terakhir akun, mencakuup
juga penyajian dan pengungkapan.
Secara umum cara yang paling efesien dan efektif untuk melakukan audit adalah
dengan memperoleh beberapa kombinasi kepastian bagi setiap kelas transaksi dan
saldo akhir pada akun yang terkait.
Untuk setiap kelas transaksi beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelum auditor
dapat menyimpulkan bahwa transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat,
tujuan ini disebut tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi (transaction-
related audit objectives), beberapa audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun,
disebut tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (balance-related audit
objectives). Katagori ketiga tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan, disebut sebagai tujuan audit
yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure related audit objectives).

6. Asersi Manajemen
Asersi manajemen (management assertions) adalah representasi pernyataan yang
tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta
pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen berkaitan
langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP), asersi
merupakan bsgian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan
mengungkapkan informasi akuntansi, auditing adalah perbandingan informasi
(laporan keuangan) dengan kriteria yang telah ditetapkan.
SAS mengklasifikasikan asersi kedalam tiga katagori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
Asersi khusus yang termasuk dalam setiap katagori

Asersi Manajemen untuk Setiap Katagori Asersi

Asersi Tentang
Asersi Tentang Kelas Asersi Tentang Saldo
Penyajian dan
Transaksi dan Peristiwa Akun
Pengungkapan

Keterjadian-Transaksi dan Eksistensi-aktiva, Keterjadian dan hak


peristiwa yang dicatat telah kewajiban, dan enkuitas serta kewajiban-
terjadi dan bersangkutan yang ada peristiwa dan
dangan entiitas tersebut transaksi yang
diungkapkan telah
terjadi dan
bersangkutan dengan
entitas itu

Kelengkapan- semua Kelengkapan- semua Kelengkapan- semua


transaksi dan peristiwa yang aktiva, kewajiban, dan pengungkapan yang
harus dicatat telah dicatat kelengkapan sekuitas harus dimasukkan
yang harus dicatat dalam laporan
sudah dicatat keuangan telah
dicantumkan

Keakuratan- jumlah dan Penilaian dan alokasi- Keakuratan dan


data lain yang bersngkutan aktiva, kewajiban dan penilaian-informasi
dengan transaksi dan kepentingan ekuitas keuangan dan yang
peristiwa yang telah dicatat dimasukkan dalam lain telah diungkapkan
dengan benar laporan keuangan pada secara tepat dan pada
jumlah yang tepat dan jumlah yang tepat
setiap hasil penyesuaian
penilaian dicatat dengan
tepat

Klasifikasi- transaksi dan Klasifikasi dan dapat


peristiwa telah dicatat dalam dipahami- informasi
akun yang tepat keuangan dan yang
lain telah disajikan
dan diuraikan secara
tepat serta
pengungkapan yang
jelas
Cutoff- transaksi dan
peristiwa telah dicatat dalam
periode akuntansi yang
benar

Hak dan kewajiban-


entitas itu memegang
hak atau kendali aktiva,
dan kewajiban
merupakan kewajiban
entitas

7. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhungan dengan
asersi manajemen, tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ini dimaksud
untuk memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti
audit dan memutuskan bukti audit.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi,
tujuan audit umum adalah :
a. Keterjadian-transaksi yang dicatat memang ada, tujuan ini berkenaan dengan
apakah transaksi yang dicatat memang benar terjadi.
b. Kelengkapan- transaksi yang terjadi telah dicatat, tujuan ini apakah semua
transaksi yang harus dimasukkan dalam jurnal benar telah dicatat.
c. Keakuratan-transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar, tujuan
ini menginformasikan tentang transaksi akuntansi dan merupakan salah satu
bagian asersi keakuratan untuk kelas transaksi.
d. Posting dan pengikhtisaran- transaksi yang dicatat dimasukkan kedalam file
induk dan diikhtisarkan dengan benar, tujuan ini berkaitan dengan keakuratan
transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke buku besar
pembantu dan ke buku besar.
e. Klasifikasi- transaksi harus yang dicatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat, tujuan ini menyatakan bahwa transaksi telah
dimasukkan kedalam akun yang tepat dan merupakan padanan auditor atas
asersi klasifikasi manajemen untuk kelas transaksi.
f. Penetapan waktu- transaksi dicatat pada tanggal yang benar, tujuan penetapan
waktu transaksi merupakan padanan auditor atas asersi cutoff manajemen.
8. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
Tujuan menghubungkan delapan tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo
terhadap asersi manajemen atas saldo akun.
 Eksistensi- jumlah yang tercantum memang ada
 Kelengkapan- jumlah yang ada telah dicantumkan
 Keakuratan- jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar
 Klasifikasi- jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat
 Cuttoff- transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode
yang tepat
 Hubungan yang rinci (detail tie-in)- rincian saldo akun sesuai dengan jumlah
pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai
dengan total buku besar
 Nilai yang dapat direalisasi- aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah
yang diestimasi akan direalisasi
 Hak dan kewajiban selain eksistensi
9. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan identik dengan
asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang telah dibukukan
sebelumnya.
10. Tujuan Audit Dipenuhi
Ada dua pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan yang akan
digunakan auditor :
a. Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi
tanggung jawab profesional auditor.
b. Biaya pengumpulan bukti audit harus ditekan serendah mungkin.

Empat fase audit laporan keuangan

Fase I Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Fase II Melaksanakan pengujian pengendaliann dan pengujian substantif atas


transaksi

Fase III Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo

Fase IV Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

Perencanaan dan perancangan pendekatan audit :

a. Memperoleh pemahana tentang entitas dan lingkungan


b. Memahami pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian
c. Menilai resiko salah saji yang material
d. Pengujian atas rincian saldo
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah ini telah membahas tanggung jawab manajemen atas laporan


keuangan dan pengendalian internal serta tanggung jawab auditor untuk mengaudit
laporan keuangan dan internal pengendalian internala atas laporan keuangan,
makalah ini juga membahas asersi manajemen dan tujuan yang berkaitan dengan
audit, serta cara auditor memilih audit untuk menghasilkan suatu tujuan audit
untuk menghasilkan suatu tujuan audit khusus. Kemudian mengumpulkan bukti
audit untuk memperoleh kepastian bahwa setiap tujuan dari audit telah dipenuhi.

B. Saran

Tanpa memahami tujuan audit secara kesuluruhan, perencanaan dan


pengumpulan bukti-bukti audit selama berlangsungnya proses tidak akan memiliki
relevansi. Jadi, Para auditor diharuskan lebih memahami tanggung jawabnya
dalam melaksanakan proses audit dan tujuan audit secara keseluruhan, serta tujuan
khusus yang coba dipenuhi auditor.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A.,Elder,dan Beasley.2008.Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan


Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.

www.scribd.com/mobile/doc/178068906/
www.academia.edu/people/search?utf8=&q=makalah+tujuan+dan+tanggung+jaw
ab+audit

Anda mungkin juga menyukai