Anda di halaman 1dari 2

MALARIA

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat


menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu
hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan
produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia
(Triwulan I, 2011). Penyebab Malaria adalah parasit Plasmodium yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles betina. Dikenal 5 (lima) macam spesies yaitu: Plasmodium
falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae dan Plasmodium
knowlesi. Parasit yang terakhir disebutkan ini belum banyak dilaporkan di Indonesia (WHO
2012).

Tatalaksana Malaria Ringan/ Tanpa Komplikasi

Pengobatan malaria yang dianjurkan saat ini dengan pemberian ACT. Pemberian
kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa
komplikasi diobati dengan pemberian ACT secara oral. Malaria berat diobati dengan injeksi
Artesunat atau Artemeter dilanjutkan dengan ACT oral. Disamping itu diberikan primakuin
sebagai gametosidal dan hipnozoidal.

A. Pengobatan Malaria
1) Malaria falsiparum dan Malaria vivaks

Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan ACT di tambah
primakuin. Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks 1 kali
perhari selama 3 hari, Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari
pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaks selama 14 hari
dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks
adalah seperti yang tertera di bawah ini:
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) atau Artesunat-Amodiakuin + Primakuin
2) Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan dengan regimen ACT
yang sama tapi dosis Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.
3) Pengobatan malaria ovale
Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu DHP atau kombinasi
Artesunat + Amodiakuin. Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks
yaitu 1 kali perhari selama 3 hari.
4) Pengobatan malaria malariae
Pengobatan P. malariae yaitu diberikan ACT 1 kali perhari selama 3 hari, dengan
dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya hanya tidak diberikan primakuin.
5) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivax/P. ovale
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari serta primakuin
dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari .

1
6) Pengobatan malaria berat pada ibu hamil
Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil dilakukan dengan memberikan kina HCl
drip intravena pada trimester 1 dan artesunat/artemeter injeksi untuk trimester 2 dan 3.
(Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena toksik bagi jantung dan
dapat menimbulkan kematian).
B. Pemantauan (Follow – up) pengobatan malaria :
 Penderita perlu diperiksa sediaan darah untuk malaria pada hari ke 2, 3 dan hari 7, 14,
21 dan 28. Bila penderita rawat jalan dan tidak memungkinkan kembali hari ke-2 (48
jam setelah mulai pengobatan), boleh datang hari ke-3.
 Penderita yang termasuk gagal pengobatan dini ataupun kasep harus diberikan
pengobatan yang lain. Dikatakan gagal pengobatan, bila terdapat salah satu/lebih
kriteria berikut (WHO, 2012) : Bila terjadi kegagalan pada pengobatan ACT ( lini I ),
diberikan pengobatan dengan ACT lain yang lebih efektif atau lini II yang terdiri dari
: kombinasi Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin.
 Penderita dapat diberikan konseling dan edukasi, berupa pencegahan malari.

C. Terapi Komplementer

Daun Pepaya terkenal dengan kandungan papain yang pahit sangat baik untuk mengatasi
serangan plasmodium dan membantu membunuh plasmodium.

Tongkat Ali terdapat kandungan senyawa quassinoid diterpenoid dalam sebuah riset yang
dikembangkan di Malaysia. Manfaat senyawa ini adalah sebagai anti malaria yang aktif.

Mengkudu terdapat senyawa scolopetin, sitoserol dan iridoid yang ternyata merupakan jenis
anti malaria. Selain itu kandungan vitamin dan mineralnya mempercepat proses
penyembuhan karena malaria.

Daun Kenanga terdapat beberapa senyawa penting seperti famesol, yeraniol, euganol dan
beberapa senyawa lain yang rupanya bisa bekerja efektif mengatasi malaria dan mematikan
parasit plasmodium.

Makanan yang harus dihindari penderita malaria adalah: Kopi, Teh kental, Makanan
olahan, Saus, Bumbu masak, Acar, dan Minuman beralkohol.
Harijanto, P., 2011, Eliminasi Malaria Pada Era Desentralisasi. Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan, Volume 1.

PMK, 2014, Tentang Panduan Praktik Klinis Dokter, Fasyankes Primer.

Triwulan, I., 2011, Epidemiologi Malaria di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan. ISSN 2088-270X

WHO, 2012, Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria, IDI.

Anda mungkin juga menyukai