Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Biota hasil perairan menurut Leelavathi dan Prasad (2015) merupakan sumber senyawa
bioaktif yang dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi. Beberapa biota hasil perairan yang
banyak dimanfaatkan sumber senyawa bioaktifnya yaitu rumput laut atau alga laut. Alga laut
memiliki kandungan fitokimia yang dapat berperan sebagai antioksidan, antimutagenik,
antikoagulan, antitumor, dsb.
Fitokimia dijelaskan oleh Kannan et al. (2014) sebagai berbagai komponen kimia yang
umumnya terdapat pada tumbuhan dan dapat memiliki manfaat fisiologis yang baik di dalam
tubuh. Contoh senyawa fitokimia yakni flavonoid, saponin, alkaloid, fenol, dll. Kandungan
fitokimia dalam suatu bahan dapat di-analisis secara kualitatif maupun kuantitatif, untuk
mengetahui suatu senyawa fitokimia maka sampel perlu di-ekstraksi terlebih dahulu.
Ekstraksi dinyatakan oleh Mukhriani (2014) yaitu proses mengisolasi senyawa dari suatu
bahan atau sampel. Target senyawa ekstraksi di antaranya senyawa bioaktif yang tidak diketahui,
senyawa yang diketahui ada dalam suatu organisme, dan sekelompok senyawa dalam suatu
organisme yang berhubungan secara struktural. Metode ekstraksi terdapat berbagai macam dan
dapat disesuaikan dengan target senyawa yang ingin didapatkan, oleh karena itu, perlu dilakukan
praktikum mengenai ekstraksi dan pengujian senyawa fitokimia.

Tujuan

Tujuan praktikum yaitu memperoleh rendemen ekstrak sampel dengan metode maserasi
menggunakan pelarut polar. Praktikum juga bertujuan untuk mengetahui senyawa fitokimia yang
terdapat di dalam sampel.

METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan hari Selasa, 3 Oktober 2017. Praktikum berlangsung dari pukul
13.00-16.00 WIB. Praktikum dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan,
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu keong matah merah, keong bakau,
Eucheuma spinosum, Sargassum sp., metanol dan etanol. Alat yang digunakan di antaranya yaitu
Erlenmeyer, kertas saring whatmann no. 42, beaker glass, orbital shaker, corong, pisau,
timbangan analitik, dan rotary vacuum evaporator.

Prosedur Kerja

Praktikum diawali dengan persiapan sampel. Sampel dikecilkikan ukuran pratikelnya,


lalu ditimbang sebanyak 100 g, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan pelarut dengan
perbandingan 1:3 (sampel:pelarut), selanjutnya dilapisi dengan alumunium foil dan di-ekstraksi
menggunakan orbital shaker selama 24 jam, setelah itu disaring dan dilakukan evaporasi hingga
mendapatkan hasil ekstrak dan di-uji senyawa fitokimianya. Prosedur kerja dapat dilihat pada
Gambar 1.
Sampel

Pengecilan partikel

Penimbangan 100 g

Pemasukan dalam Erlenmeyer

Penambahan pelarut (1:3)

Pelapisan dengan aluminium foil

Ekstraksi dengan orbital shaker (24 jam)

Penyaringan

Evaporasi

Ekstrak

Pengujian fitokimia

Data
Gambar 1 Prosedur kerja ekstraksi dan uji fitokimia

Anda mungkin juga menyukai