RESERVOIR
PENGENALAN INJEKSI AIR &
PENGENALAN PROSES PEMULIHAN
MINYAK YANG DISEMPURNAKAN
RIZTIA RAMADHANTI (1031511046)
4. Pengenalan Injeksi air
Sumur injeksi dan produksi pada injeksi air seharusnya ditempatkan pada
penyelesaian seperti berikut : (a) penyediaan produktivitas minyak yang
diinginkan dan tingkat injeksi air yang dibutuhkan pada lahan produktivitas
minyaknya; dan (b) mengambil keuntungan dari karakteristik reservoir seperti
dip, patahan, rekahan, dan gaya permeabilitas. Secara umum ada ua jenis dari
pola injeksi yang digunakan yakni : injeksi peripheral dan injeksi pattern.
Injeksi pattern digunakan pada reservoir yang memiliki dip yang kecil
dan luas permukaan yang besar. Jika karakteristik reservoir yang dihasilan
rendar dari yang diinginkan, operator seharusnya mempertimbangkan
menggunakan setidaknya 7-9 spot pola yang mana terdapat banyak sumur
injeksi per patternnya dibandingkan dengan sumur produksi.
E = Ev.Ed
dimana,
`Selama tahap awal dari injeksi air pada sistem minyak air-basah, air asin
muncul sebagai lapisan disekeliling butir pasir dan mengisi ruang sisa pori
minyak. Di pertengahan waktu selama injeksi, saturasi minyak telah menurun
dan mengisi sebagian fase kontinyu pada beberapa saluran pori tapi sebagai
tetesan diskontinyu pada saluran yang lain. Di akhir injeksi, ketika minyak telah
dihasilkan untuk saturasi minyak sisa, minyak muncul terutama sebagai sebuah
fase diskontinuitas dari tetesan yang telah terisolasi dan terjebak oleh air asin
yang berpindah.
Pada sect, 2.1 di bab ini telah dituliskan bahwa efisiensi perpindahan
mikroskopis adalah sebagian besar fungsi dari gaya antarmuka disepanjang
minyak, batuan dan cairan yang berpindah. Jika gaya antarmuka diantara
jebakan minyak dan cairanyang berpindah dapat direndahkan dari 10-2 sampai
10-3 dyn/cm, tetesan minyak dapat dicatat jadi mereka dapat dihimpitkan
melalui kontriksi pori dan kombinasi dengan tetesan yang lain untuk
menghasilkan sebuah fase minyak yang kontinyu. Proses pencampuran ialah
satu yang mana gaya antarmukanya ialah nol. Itu bahwa cairan yang berpidah
dan campuran minyak sisa dibentuk dalam satu fase. Jika gaya antarmukanya
nol, jumlah kapilariras menjadi tak terbatas dan efisiensi perpindahan
mikroskopis dimaksimalkan.
Injeksi kimia tergantung ada tambahan dari satu atau lebih senyawa kimia
ke cairan injeksi atau untuk menghasilkan gaya antarmuka antara minyak
reservoir dan fluida injeksi atau meningkatkan efisiensi dari cairan injeksi
dengan membuat lebih banyak viskos, dengan demikian meningkatkan ratio
mobilitas. Kedua mekanisme ini didesain untuk meningkatkan jumlah
kapilaritas.
Tiga metode utama yang digunakan dalam teknologi injeksi kimia. Yang
pertama ialah injeksi polimer, yang mana macromolecule yang besar digunakan
untuk meningkatkan viskositas cairan yang berpindah. Proses ini memberikan
perana penting untuk meningkatkan efisiensi dalam reservoir dari injeksi fluida
ini. Sisanya ialah metode micellar polymer dan injeksi alkaline, memanfaatkan
kimia yang menghasilkan gaya tarik antarmuka diantara minyak dan cairan
yang berpindah.
Penambahan molekul yang berat molekul besar pada sebuah injeksi air
dapat meningkatkan efektifitas dari injeksi konvensional. Polymer biasanya
ditambahkan ke air dalam konsesntrasi mulai dari 250 sampai 2000 ppm.
Penyelesaian polimer lebih kental daripada air asin tanpa polimer. Dalam
aplikasi injeksi, peningkatan viskositas mengubah ratio mobilisasi antara cairan
injeksi dan reservoir minyak. Peningkatan ratio mobilitas memberikan peranan
penting menjadi vertikal yang lebih baik dan efisiensi pemindahan area dan
kemudian pemulihan minyak lebih tinggi. Polymers juga telah digunakan untuk
mengubah variasi permeabiltas yang mencolok menjadi beberapa reservoir.
Dalam aplikasi ini polimer membentuk sebuah gel seperti material oleh
penghubung dengan jenis kimia lainnya. Polimer mengsetup menjadi garis dan
alihan aliran permeabiltas yang tinggi dari injeksi fluida sesudahnya menjadi
lokasi yang berbeda.