Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2549-3728, Vol.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN


LOKAL PEMBENTUK KARAKTER BANGSA
Dian Eka Wahyuni
(Mahasiswi Program Studi PGSD, Universitas Jember)
Jl. Sumberjambe, Krajan, Gunung Malang, Sumberjambe, Jember
Email: dianekawahyuni7@gmail.com
Sitti Aliffatul Hasanah
(Mahasiswi Program Studi PGSD, Universitas Jember)
Jl. Pakisan, Sumber Salam, Tenggarang, Bondowoso
Email: sittialiffatul@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan utama pendidikan dan pengajaran adalah untuk membentuk manusia susila yang cakap dan
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana membentuk manusia susila yang cakap yang mencerminkan
karakter bangsa. Upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter bangsa salah satunya adalah melalui
pendidikan, khususnya pendidikan di Sekolah Dasar yang merupakan tempat awal pembentukan
karakter anak selain di rumah. Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal dapat menjadi strategi dalam
menanamkan nilai-nilai karakter melalui situasi kongkrit yang dekat dengan kehidupan sehari-hari anak.
Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di Sekolah Dasar sangatlah penting diterapkan karena
manusia susila yang cakap tidak akan terbentuk dengan mudah, diperlukan proses yang panjang dan
menyeluruh. Oleh karena itu, nilai-nilai karakter ini harus di tanamkan pada siswa Sekolah Dasar untuk
memudahkan terwujudnya tujuan utama pendidikan yaitu membentuk manusia susila yang cakap,
sesuai dengan karakter bangsa.
Kata kunci : Pendidikan karakter, Kearifan lokal, Karakter bangsa.
menyeluruh. Oleh karena itu, pembahasan tentang
PENDAHULUAN karakter harus memiliki dasar konsep yang sama.
Pendidikan diharapkan dapat menjadi media Penanaman atau pengembangan karakter
dalam pengembangan seutuhnya bagi setiap orang, bangsa yang menyeluruh sebenarnya merupakan
baik jiwa, raga, kecerdasan, maupun karakter usaha yang ideal diterapkan dalam dunia pendidikan,
sesorang. Hal tersebut sesuai dengan apa yang khususnya di Sekolah Dasar yang merupakan awal
dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara bahwa anak memasuki dunia sekolah. Anak pada usia sekolah
pendidikan merupakan daya upaya memajukan dasar juga berada pada usia yang kritisuntuk proses
pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), penanaman karakter bangsa. Penanaman karakter
pikiran (intelect) dan tubuh anak, dimana bagian- tersebut tidak akan berjalan dengan lancar tanpa
bagian tersebut tidak boleh dipisahkan agar kita dapat kerjasama dengan orangtua dan masyarakat sebagai
memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. pendukung suksesnya penanaman karakter bangsa
Semakin berkembangnya sistem pendidikan, pada peserta didik. Lingkungan juga menjadi faktor
memunculkan kesadaran bahwa misi utama penting dalam menanamkan karakter bangsa.
pendidikan adalah tidak sekedar menjadikan peserta Lingkungan yang dekat dengan anak dapat
didik sebagai manusia yang pandai, namun juga dijadikan media pembelajaran yang efektif untuk
berkarakter. Semua orang tahu karakter (Zamroni, penanaman karakter. Penanaman karakter yang
2011: 261), namun jika dijabarkan lebih lanjut tentang memanfaatkan lingkungan sekitar anak dapat
apa itu karakter, akan memunculkan pendapat yang diterapkan melalui pendidikan yang berbasis kearifan
berbeda-beda. Ada yang mengkaji penanaman atau lokal. Pendidikan berbasis kearifan lokal ini
pengembangan karakter hanya pada individu itu membantu memudahkan proses penanaman karakter
sendiri, ada juga yang mengkaji penanaman atau pada peserta didik karena melalui lingkungan yang
pengembangan karakter bangsa sebagai sesuatu yang
19
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
telah anak kenal, terlebih lagi lingkungan rumah dan tambahan bagi guru, melainkan tanggung jawab yang
sekolah. Lingkungan tersebut akan memudahkan melekat pada perannya sebagai guru (Akin,1995: 1).
tujuan pendidikan untuk cepat tercapai. 2. Kearifan Lokal
Pada awalnya, menurut Zamroni (2011: 262) Kearifan lokal merupakan suatu bentuk
karakter bangsa dilihat sebagai suatu fakta dan proses kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan
sejarah, yang kemudian terdapat pergeseran bahwa bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Sartini,
karakter bangsa merupakan kekuatan politik yang 2006 (dalam Wuryandani, 2012:2) menyatakan bahwa
harus dimanfaatkan untuk melakukan reformasi kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, (wisdom) dan lokal (local). Secara umum, kearifan
terjadi pergeseran dalam cara memandang karakter lokal (local wisdom) dapat diartikan sebagai gagasan-
bangsa, sebagai sesuatu yang abstrak ke arah sesuatu gagasan setempat yang bersifat bijaksana, bernilai
yang bersifat praktis implementatif. Pemikiran baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
perkem-bangan karakter bangsa ini dapat dikaji dari masyarakat. Kearifan lokal terbentuk sebagai wujud
berbagi pendapat tokoh, seperti Montesqieu dan Jean- keunggulan budaya masyarakat setempat maupun
Jacques Rousseau sampai para ahli politik dan kondisi geografis dalam arti luas.
ekonomi dewasa ini. Karakter bangsa merupakan Naritoom (dalam Wagiran, 2010)
watak dan sifat yang dimiliki oleh suatu kelompok dan menyatakan kearifan lokal paling tidak menyiratkan
digeneralisasi pada masyarakatnya. beberapa konsep, yaitu: (1) kearifan lokal adalah
sebuah pengalaman panjang yang diendapkan sebagai
PEMBAHASAN petunjuk perilaku seseorang; (2) kearifan lokal tidak
1. Pendidikan Karakter lepas dari lingkungan pemiliknya; (3) kearifan lokal
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa
berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai, menyesuaikan dengan jaman. Berdasarkan ketiga
kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan sikap yang positif konsep tersebut menyiratkan bahwa kearifan lokal
guna mewujudkan individu yang dewasa dan selalu terkait dengan kehidupan manusia dan
bertanggung jawab (Zamroni, 2010). Pendidikan lingkungannya.
karakter merupakan usaha yang disengaja dalam Berdasarkan pengertian di atas, maka secara
sistem pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai umum kearifan lokal merupakan sebuah budaya atau
karakter yang sesuai dengan karakter bangsa pada diri gagagsan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat
peserta didik. Artinya, sistem pendidikan ini harus bijaksana, penuh kearifan, dan bernilai naik yang
terencana dengan baik agar nilai-nilai karakter yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
diharapkan dapat benar-benar tertanam pada peserta Kearifan lokal berwujud dalam gagasan, perilaku dan
didik. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, salah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat dalam
satu contoh upaya penanaman karakter tersebut menjawab berbagai kebutuhan hidup mereka.
tertuang pada kurikulum baru yang menekankan pada Kearifan lokal memiliki banyak fungsi,
pembangunan karakter anak. Ada empat alasan seperti yang diruliskan Sartini (2006), bahwa fungsi
mendasar mengapa sistem pendidikan di Indonesia kearifan lokal adalah sebagai berikut:
perlu menekankan pada pendidikan karakter, alasan 1. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber
tersebut yaitu: daya alam;
1. Karena banyak keluarga (tradisional maupun non 2. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya
tradisional) yang tidak melaksanakan pendidikan manusia.;
karakter; 3. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan
2. Karena peran sekolah tidak hanya bertujuan ilmu pengetahuan.;
membentuk anak yang cerdas, tetapi juga anak 4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan
yang baik; pantangan;
3. Kecerdasan seorang anak hanya bermakna 5. Bermakna sosial;
manakala dilandasi dengan kebaikan; 6. Bermakna etika dan moral; dan
4. Karena membentuk anak didik agar 7. Bermakna politik.
berkarakter tangguh bukan hanya sekadar tugas 3. Karakter Bangsa

20
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
Pengertian karakter jika dilihat dalam Kamus kepada peserta didik yang bersumber dari Agama,
Besar Bahasa Indonesia (2003:506), memiliki arti Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan
sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang Nasional.Kedelapan belas nilai tersebut adalah:
membedakan seseorang dengan orang yang lain. 1. religius;
Karakter adalah sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, 2. jujur;
maupun tindakan yang melekat pada diri seseorang 3. toleransi;
dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan(Munir, 4. disiplin;
2010:3). Pemerintah Republik Indonesia (2010) 5. kerja keras;
mendefinisikan karakter sebagai nilai-nilai yang khas- 6. kreatif;
baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata 7. mandiri;
berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap 8. demokratis;
lingkungan) yang terpatri dalam diri dan tercermin 9. rasa ingin tahu;
dalam perilaku. 10. semangat kebangsaan;
Pada Kebijakan Nasional Pembangunan 11. cinta tanah air;
Karakter Bangsa, disebutkan bahwa karakter bangsa 12. menghargai prestasi;
adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaaan yang 13. bersahabat/komunikatif;
khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, 14. cinta damai;
pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku, serta olah raga 15. gemar membaca;
seseorang atau sekelompok orang. Hal tersebut sesuai 16. peduli lingkungan;
dengan pernyataan Ekowarni (2010) yang menyatakan 17. peduli sosial; dan
bahwa pada sebuah tatanan mikro, karakter diartikan; 18. tanggungjawab.
(a) kualitas dan kuantitas reaksi terhadap diri sendiri, Meskipun telah dirumuskan 18 nilai
orang lain, maupun situasi tertentu; atau (b) watak, pembentuk karakter bangsa, setiap satuan pendidikan
akhlak, ciri psikologi. dapat menentukan prioritas pengembangannya.
Ciri-ciri psikologis yang dimiliki individu Pemilihan nilai-nilai tersebut berpijak dari
pada lingkup pribadi tersebut, secara evolutif akan kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-
berkembang menjadi ciri kelompok dan lebih luas lagi masing. Hal ini dilakukan melalui analisis konteks,
menjadi ciri sosial. Ciri psikologi individu akan sehingga dalam implementasinya dimungkinkan
memberi warna dan corak identitas kelompok pada terdapat perbedaan jenis nilai-nilai karakter yang
tatanan makro dan menjadi ciri psikologis atau dikembangkan. Implementasi nilai-nilai karakter yang
karakter suatu bangsa. Pernyataan Ekowarni tersebut akan dikembangkan dapat dimulai dari nilai-nilai yang
menunjukkan bahwa karakter bangsa merupakan esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan.
kumulasi dari karakter-karakter individu warga 5. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis
masyarakat bangsa tersebut. Kearifan Lokal sebagai Pembentuk Karakter
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat Bangsa
dikatakan bahwa karakter bangsa Indonesia akan Pada intinya pendidikan karakter merupakan
menentukan perilaku kolektif masyarakat Indonesia usaha aktif untuk membentuk watak atau kebiasaan
yang khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, pada seseorang sehingga karakternya dapat terukir
pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan dengan baik. Penanaman karakter melaui dunia
bernegara Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila, sekolah, terutama Sekolah Dasar merupakan usaha
norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip aktif yang efektif untuk dilakukan karena usia dini
Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI. merupakan masa-masa kritis anak yang pengaruhnya
Para penyelenggara pendidikan perlu akan terbawa sampai masa dewasanya.
memperhatikan dan mengetahui makna karakter dan Penanaman karakter pada anak usia dini
karakter bangsa secara benar, karena hal ini melalui satuan pendidikan merupakan kelanjutan dari
menentukan keberhasilan ketercapaian tujuan penanama karakter yang umumnya telah didapat anak
pendidikan nasional yang memuat nilai-nilai karakter di lingkungan rumah. Dalam mewujudkan pendidikan
bangsa. Nilai-nilai apa sajakah yang terkandung di karakter, perlu dukungan dari beberapa pihak seperti
dalam karakter bangsa? Kemendiknas (2011) telah orangtua, masyarakat dan sekolah. Yang kita kenal
mengidentifikasi 18 karakter yang perlu ditanamkan dengan tri pusat pendidikan. Ketiga lingkungan itu
21
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
tidak boleh dipisahkan apalagi terputus. Untuk kegagalan seseorang ditentukan oleh kepribadian. Hal
tercapainya pendidikan karakter, ketiga lingkungan ini tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan karakter di
harus selalu berkesinambungan dan selalu harmonis. Sekolah Dasar merupakan hal yang sangat penting
Selain orangtua dan masyarakat, sekolah juga tidak dalam upaya pembentukan karakter peserta didik.
kalah pentingnya sehingga menjadi tempat yang Terkait dengan penanaman karakter,
strategis untuk pendidikan karakter itu sendiri. terutama karakter bangsa melalui kearifan lokal di
Kebanyakan, yang kita tahu selama ini Sekah Dasar dapat dilakukan melalui 4 macan
pembelajaran di sekolah hanya diorientasikan semata- pembelajaran (Sutarno, 2008: 7-6), yaitu:
mata hanya pada nilai. Tanpa memperhatikan tingkah 1. Belajar tentang budaya, yaitu menempatkan
laku atau karakter yang dimiliki anak didiknya. Oleh budaya sebagai bidang ilmu. Budaya dipelajari
karena itu pendidikan karakter harus kita tanamkan dalam program studi khusus, tentang budaya dan
pada anak didik sejak dini melalui pembelajaran di untuk budaya. Dalam hal ini, budaya tidak
Sekolah Dasar tersebut. Guru sebagai seorang terintegrasi dengan bidang ilmu.
pendidik memiliki tantangan besar dalam mendidik 2. Belajar dengan budaya, terjadi pada saat budaya
anak didiknya. Mendidik tidak hanya memberikan diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau
ilmu pengetahuan saja, melainkan harus mampu metode untuk mempelajari pokok bahasan
mendidik sikap dan tingkah laku. Sikap dan tingkah tertentu. Belajar dengan budaya meliputi
laku itulah yang akan menentukan watak atau karakter pemanfaatan beragam untuk perwujudan budaya.
anak, yang akan dijadikan landasan untuk tingkatan Dalam belajar dengan budaya, budaya dan
sekolah berikutnya hingga mereka sampai pada perwujudannya menjadi media pembelajaran
kehidupan bermasyarakat. dalam proses belajar, menjadi konteks dari
Pentingnya penerapan karakter di satuan contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam
pendidikan juga diperkuat oleh beberapa hasil suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks
penelitian yang menunjukkan bahwa kesuksesan dan penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata
atau kegagalan seseorang disegala aspek kehidupan pelajaran.
tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan dan 3. Belajar melalui budaya, merupakan strategi yang
kemampuan teknis saja, namun juga ditentukan oleh memberikan kesempatan siswa untuk
watak atau kepribadian yang dicerminkan oleh sikap menunjukkan pencapaian pemahaman atau
dan tingkah laku seseorang. makna yang diciptakannya dalam suatu mata
Beberapa hasil penelitian yang mendukung pelajaran melalui ragam perwujudan budaya.
pernyataan tersebut adalah sebagai berikut: 4. Belajar berbudaya, merupakan bentuk
1. Hasil penelitian dari Universitas Standford yang mengejawantahkan budaya itu dalam perilaku
menyimpulkan bahwa kesuksesan ditentukan oleh nyata sehari-hari siswa. Misalnya, anak
87.5% sikap (attitude), sedangkan kemampuan dibudayakan untuk selalu menggunakan bahasa
akademik hanya memberikan kontribusi sebesar krama inggil pada hari sabtu melalui Program
12,5%. Sabtu Budaya.
2. Hasil penelitian dari Institut Teknologi Camegie Sementara itu Sutarno (2008: 7-10)
juga mengatakan bahwa dari 10.000 orang sukses, menuliskan ada tiga macam model pembelajaran
85% dari mereka sukses karena faktor berbasis budaya, yaitu:
kepribadian dan sebesar 15% lainnya karena 1. Model pembelajaran berbasis budaya melalui
faktor teknis. (Kurniawan, 2010:87). permainan tradisional dan lagu-lagu daerah.
3. Kedua penelitian tersebut sesuai dengan 2. Model Pembelajaran berbasis budaya melaui
penelitian yang dilakukan oleh Dr. Albert Edward cerita rakyat.
Wiggam. Dr. Albert (dalam Kurniawan, 2010:87) 3. Model pembelajaran berbasis budaya melalui
menyatakan bahwa dari 4000 orang yang penggunaan alat-alat taradisional.
kehilangan pekerjaan, 400 orang (10%) karena Pendidikan karakter berbasis kearifan lokal
kemampuan teknis, sedangkan 3.600 (90%) di Sekolah Dasar sangatlah penting diterapkan karena
lainnya karen faktor kepribadian. manusia susila yang cakap tidak akan terbentuk
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dengan mudah, diperlukan proses yang panjang dan
didapatkan fakta bahwa faktor utama kesuksesan atau menyeluruh. Dalam pengimplementasiannya, guru
22
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
membutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai alam, sosial,budaya, dan spiritual di daerahnya,
dengan tujuan pedidikan karakter. Menurut dan (b) melestarikan dan mengembangkan
Kemendiknas (2011:14), strategi implementasi keunggulandan kearifan daerah yang berguna
pendidikan karakter disatuan pendidikan meliputi bagi diri dan lingkungannya dalam rangka
langkah-langkah sebagai berikut: menunjangpembangunan nasional. Nilai-nilai
1. Integrasi dalam mata pelajaran. Setiap mata karakter yang dapat dikembangkan
pelajaran terdapat muatannilai-nilai karakter yang melaluipembelajaran muatan lokal antara lain;
perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan peduli lingkungan, peduli sosial, cinta tanah
dengan kontekskehidupan sehari-hari. Dengan air,rasa ingin tahu, kerja keras, kreatif, serta
demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak mandiri.
hanyapada tataran kognitif, tetapi menyentuh 3. Integrasi pendidikan karakter melalui
pada internalisasi, dan pengamalan nyata pengembangan budaya sekolah dan pusat
dalamkehidupan peserta didik sehari-hari di kegiatan belajar.
masyarakat. Pengembangan karakter-karakter Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan
bangsa dapat diintegrasikan dalam mata belajar dilakukan melaui kegiatan
pelajaran. pengembangan diri, yang meliputi:
Misalnya dalam pembelajaran Bahasa a. Pengkondisian, yaitu menciptakan kondisi
Indonesia terdapat muatan nilai-nilairasa ingin yang mendukung terlaksananya pendidikan
tahu, kritis, cinta tanah air, kreatif, mandiri, karakter. Misalnya kebersihan ruang kelas,
jujuryang termuat dalam materi karangan. kebersihan diri dan pakaian, halaman sekolah
Contohnya, anak diminta untuk menulis sebuah yang bersih dan sejuk, dll;
karangan yang menceritakan tentang pengalaman b. Kegiatan rutin, adalah kegiatanyang
pribadi yang pernah dialami anak di lingkungan dilakukan peserta didik secara terus menerus
tempat tinggalnya. dan konsisten setiap saat, misalnyakegiatan
upacara hari Senin, upacara besar
Melalui mata pelajaran IPS peserta didik kenegaraan, senam pagi, berbaris sebelum
dapat diarahkan untuk menjadi warganegara masuk kelas, piket kelas, berdoa sebelum dan
Indonesia yang yang cinta tanah air, demokratis sesudag pelajaran dimulai, dan mengucapkan
dan bertanggung jawab serta warga negara yang salam apabila bertemu guru;
cinta damai. Misalnya pada Kompetensi Dasar c. Kegiatan Spontanitas, merupakan kegiatan
“Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya yang dilakukan peserta didik secara spontan
setempat (kabupaten/kota, provinsi” mengandung pada saat itu juga. Misalnya, menjenguk
nilai karakter toleransi, bersahabat, peduli sosial, teman yang sakit, mengumpulkan
cinta damai, dan cinta tanah air. sumbenagn ketika ada bencana alam;
Demikian pula Kompetensi Dasar d. Keteladanan, merupakan perilaku atau sikap
“Mengenal cara menjaga lingkungan” pada mata guru dalam memberikan contoh melalui
pelajaran IPA mengandung nilai karakter cinta tindakan-tindakan yang baik sehingga
lingkungan. diharapkanmenjadi panutan bagi peserta
2. Integrasi pendidikan karakter dalam muatan lokal. didik, mulai dari perkataan, tingkah laku,
Menurut Permendikbud No. 79 Tahun 2014, sampai pada cara berpakaian.
muatan lokal adalah bahan kajianatau mata 4. Integrasi pendidikan karakter melaluikegiatan
pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi pembelajaran. Salah satu upaya untuk
muatan dan proses pembelajarantentang potensi mengintegrasikannilai-nilai karakter dalam
dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk kegiatan pembelajaran adalah dengan merancang
membentuk pemahamanpeserta didik terhadap danmenerapkan pendekatan atau
keunggulan dan kearifan di daerah tempat strategipembelajaran aktif atau pembelajaran
tinggalnya. Muatan lokaldiajarkan dengan tujuan yang berpusatpada peserta didik. Beberapa
membekali peserta didik dengan sikap, pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat
pengetahuan, danketerampilan yang diperlukan digunakanuntuk mengintegrasikan nilai-nilai
untuk (a) mengenal dan mencintai lingkungan karakter dalam kegiatan pembelajaran.
23
ISSN : 2549-3728, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Era MEA”
17 DESEMBER 2016
5. Integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan DAFTAR RUJUKAN
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler yang Akin, Terri.,dkk. 1995. Character Education in
selama inidiselenggarakan sekolah merupakan America’s School. Califrornia: Innerchoice
salah satu media yang potensial untuk Publishing.
pembinaankarakter dan peningkatan mutu
akademik peserta didik. Menurut Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
permendikbudnomor 62 tahun 2014, kegiatan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang Nasional. Balai Pustaka. Jakarta.
dilakukanoleh peserta didik di luar jam belajar
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, Kemendiknas. 2011. Panduan Pelaksanaan
dibawah bimbingan dan pengawasan satuan Pendidikan Karakter. Badan Penelitian dan
pendidikan. Kegiatan Pengembangan Pusat Kurikulum dan
ekstrakurikulerdiselenggarakan dengan tujuan Perbukuan.Jakarta.
untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan,kepribadian, kerjasama, kemandirian Kurniawan, Boy Hadi. 2010. Yakinlah Anda Pasti
serta nilai-nilai karakter peserta didik secara Bisa Sukses Solo: Pustaka Iltizam.
optimaldalam rangka mendukung pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Pedagogia
KESIMPULAN
Pendidikan yang kita tahu selama ini hanya Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan
diorientasikan semata-mata hanya pada nilai. Tanpa Nasional Pembangunan Karakter Bangsa
memperhatikan tingkah laku atau karakter yang Tahun 2010-2025. Jakarta.
dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu pendidikan
karakter sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Sartini. 2006. Menggali Kearifan Lokal Nusantara
Pendidikan karakter merupakan usaha aktif untuk Sebuah kajian
membentuk watak atau kebiasaan pada seseorang Filsafati.(http://filsafat.ugm.ac.id), diakses
sehingga karakternya dapat terukir dengan baik. tanggal 12 Desember 2016
Penanaman karakter melaui dunia sekolah, terutama
Sekolah Dasar merupakan usaha aktif yang efektif Wagiran, dkk (2010) Pengembangan Model
untuk dilakukan karena usia dini merupakan masa- Pendidikan Kearifan Lokal di Wilayah
masa kritis anak yang pengaruhnya akan terbawa Provinsi DIY dalam Mendukung
sampai masa dewasanya. Perwujudan Visi Pembangunan DIY
Kearifan lokal dapat dijadikan sebagai menuju Tahun 2025 (Tahun Kedua).
strategi penanaman karakter dalam pendidikan Penelitian. Yogyakarta: Biro Administrasi
karakter di Sekolah Dasar. Melalui kearifan lokal yang Pembangunan.
dekat dengan lingkungan anak, karakter-karakter yang
diharapkan akan mudah tertanam dalam dri Zamroni,2010, Strategi dan Model Implementasi
anak.Strategi implementasi pendidikan karakter Pendidikan Karakter dalam Pendidikan
disatuan pendidikan meliputi 5 langkah, yaitu: (1) dan Pembelajaran, Yogyakarta: PHK-I
Integrasi dalam mata pelajaran; (2) Integrasi UNY
pendidikan karakter dalam muatan lokal; (3) Integrasi
pendidikan karakter dalam muatan lokal; (4) Integrasi
pendidikan karakter melaluikegiatan pembelajaran;
dan (5) Integrasi pendidikan karakter dalam kegiatan
ekstrakurikuler.

24

Anda mungkin juga menyukai