Anda di halaman 1dari 3

THE TWO FACE OF SUMATRAN FAULT

Oleh : Mohd Ikhwan

Penulis merupakan mahasiswa aktif pada Prodi Teknik Geofisika, Jurusan Teknik

Kebumian, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala.

Pulau Sumatera, salah satu pulau terbesar di dunia. Terbentang dari barat laut ke

tenggara dan melintasi khatulistiwa, seakan membagi pulau ini dalam dua gugus besar.

Pulau yang memiliki ribuan keindahan alam mulai dari laut, pegunungan hingga barisan

gagah gunung berapi aktif yang dimilikinya. Berbatasan dengan Laut Andaman dan Selat

Sunda, pulau Sumatera memiliki hutan-hutan tropis yang lebat dan tanah yang subur.

Barisan gunung berapi yang terbentuk karena akrabnya pulau ini dengan aktivitas

tektonik. Seringnya interaksi tektonik yang terjadi merupakan sebab yang mungkin

menimbulkan kekayaan ataupun anugerah di pulau ini. Anugerah ? mungkin bagi

sebagian orang.

Dari semua keindahan alam yang dimiliki, pulau Sumatera memiliki satu

pemberian besar, yaitu sesar sumatera. Baik ? atau Buruk ? mungkin sebagian orang

memiliki pendapatnya masing-masing. Ada yang merasa takut bahkan ngeri kala

mengetahui bagaimana potensi bencana yang bisa saja terjadi di tanah yang memiliki

patahan ataupun sesar disepanjangnya. Tapi, bukankah karena sesar ini pula kita memiliki

banyak pegunungan indah, barisan gunung pencakar langit, serta kayanya pulau ini akan

energi panas bumi yang terbentuk akibat seringnya aktivitas tektonik patahan/sesar.
Berbicara potensi bencana, tidak bisa dipungkiri bahwa sesar ini menyebabkan

berbagai ketakutan, bahkan keraguan di berbagai kalangan, termasuk kami dari kalangan

kebumian itu sendiri. Bagaimana tidak ? Sesar yang membentang di sepanjang pulau ini

begitu besar dan seringnya aktivitas tektonik yang menyebabkan gempa-gempa kecil

terjadi bahkan gempa besar sekalipun. Ya, kita tahu bahwa kondisi seperti ini lumrah

terjadi, tetapi tidak pernah diketahui kapan dan dimana pusat gempa itu bisa terjadi.

Seperti yang pernah terjadi gempa Padang, gempa Pidie Jaya yang belum lama terjadi.

Semua gempa tersebut terjadi dikarenakan aktivitas yang terjadi di Sesar Sumatera,

berbagai kerusakan bahkan kerugian materil maupun nyawa dialami akibat gempa

tersebut. Hidup dalam potensi bencana mungkin bagi sebagian orang memang

menakutkan, bagaimana tidak dengan berbagai kemungkinan bencana dan kejadian yang

pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada yang tahu bukan? .

Ya, memang tidak ada yang tahu kapan bencana tersebut akan terjadi. Tapi,

apakah kita harus melupakan sisi baik hanya karena kita terlalu takut dengan sisi

buruknya. Mari memahami sedikit sebelah sisi yang sering kita abaikan ini, dari segi

kebumian dan energi bukankah aktivitas tektonik memegang peran utama dalam

terbentuknya berbagai barisan gunung berapi di pulau ini ?. Banyak nya aktivitas tektonik

membuat pulau ini kaya akan energi panas bumi (Geothermal), yang mungkin pada masa

depan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan energi disamping

pemanfaatan energi nuklir yang masih terlalu beresiko. Letusan gunung berapi juga

merupakan bencana, tapi jangan lupa bahwa abu vulkanik yang dikeluarkan dari letusan

tersebut juga dapat menjadi anugerah yang dapat menyuburkan lahan pertanian yang ada

disekitarnya.
Berbicara kemungkinan lain, seperti kemungkinan terjadinya akumulasi mineral

seperti Emas, Besi, Nikel, dll. Kita tahu bahwa aktivitas magma maupun tektonik sesar

dapat menyebabkan peleburan batuan yang dapat mengumpulkan mineral seperti emas,

perak, dll. Kualitas dari dapur magma itu yang tentu saja dipengaruhi oleh suhu dan

tekanan itu sendiri. Banyaknya gunung berapi bukankah semakin besar jika kemungkinan

itu terjadi ?, mungkin saja. Selain bahan mineral bukankah rekahan dan aktivitas tektonik

merupakan lingkungan yang sesuai untuk terbentuknya reservoir yang baik bagi

akumulasi minyak dan gas bumi ?, rekahan yang timbul bisa saja menjadi jalur migrasi

bagi minyak dan gas tersebut, ataupun tekanan yang terjadi menyebabkan terbentuknya

minyak dan gas pada kondisi tertentu. Seperti lapangan minyak dan gas yang dapat

ditemui di belakang barisan gunung api ataupun pegunungan. Bukankah akumulasi

batubara dan minyak bumi banyak terdapat di belakang busur pegunungan.

Oleh karena itu, penulis mengajak pembaca agar melihat dan menilai secara jeli

fenomena sesar tidak hanya pada sebelah sisi, tetapi juga sisi lainnya . Baik atau buruk ?

penulis menyerahkannya kepada pembaca.

Anda mungkin juga menyukai