Anda di halaman 1dari 8

ISSN :

Jurnal AMPIBI Vol. 1 No.2 (hal. 7 ̶ 15)


Mei 2016

INVENTARISASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT BAGI


MASYARAKAT KELURAHAN LAPUKO KECAMATAN
MORAMO KABUPATEN KONAWE SELATAN

Suci Cahaya Rezki1, Asmawati Munir2, Parakkasi3


1
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO, 2,3Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO
Email: suchycahayasc@yahoo.com

ABSTRAK

SUCI CAHAYA REZKI │Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Bagi Masyarakat Kelurahan Lapuko
Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan”. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui jenis
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional, (2) Untuk mengetahui organ tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai obat tradisional, (3) Untuk mengetahui cara pemanfaatan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat.
Penelitian ini dilakukan melalui teknik wawancara dan eksplorasi (penjelajahan). Obyek yang diteliti dalam
penelitian ini adalah tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat Kelurahan Lapuko yang
ditemukan di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 26 suku yang terdiri dari 43 jenis,
30 jenis dari kelas Dicotyledoneae dan 13 jenis dari kelas Monocotyledoneae. Organ tumbuhan yang digunakan
oleh masyarakat sebagai ramuan obat tradisional meliputi akar, rimpang, batang, daun, buah, kulit buah, getah dan
biji. Cara pemanfaatan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat setempat yaitu untuk pengobatan dalam
dikonsumsi langsung tanpa harus diolah dan ada juga yang diolah dengan cara direbus, ditumbuk, diparut atau
diremas. Untuk pengobatan luar dengan cara ditempelkan, dioles atau digosok. Ramuan pengobatan dapat berasal
dari satu jenis tumbuhan atau lebih yang diolah secara bersama-sama untuk memperoleh khasiat pengobatan yang
maksimal.
Kata kunci : Inventarisasi, Tumbuhan Obat, Lapuko.

PENDAHULUAN tahun 2010 minat masyarakat dalam menggunakan


Tumbuhan merupakan salah satu organisme obat tradisional terus meningkat berdasarkan
yang memiliki keanekaragaman hayati dan banyak konsep back to nature (kembali ke alam) (Wahidah,
manfaat, salah satunya adalah sebagai bahan dasar 2013). Alasan yang sangat penting adalah penggunaan
untuk pengobatan. Indonesia mendapat sebutan tumbuhan obat tidak menimbulkan efek samping
sebagai Live Laboratory karena memiliki potensi selama digunakan sesuai petunjuk. Penggunaan bahan
kekayaan tumbuhan obat yang tinggi yaitu sekitar alam sebagai obat tradisional juga telah dilakukan oleh
35.000 jenis tumbuhan obat dan berada di posisi ke 2 masyarakat yang ada di Kelurahan Lapuko Kecamatan
setelah Brazil. Namun, baru 1.000 jenis saja yang Moramo Kabupaten Konawe Selatan
sudah didata dan sekitar 300 jenis yang sudah Masyarakat di Kelurahan Lapuko Kecamatan
dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional (Hariana, Moramo masih sering menggunakan tumbuhan
2015). sebagai obat. Mereka beralasan bahwa obat tradisional
Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman sedikit menimbulkan efek samping, tumbuhannya
obat tersebut merupakan warisan budaya bangsa mudah diperoleh, harganya tidak mahal dan juga
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang untuk mempertahankan warisan budaya yang nantinya
diwariskan secara turun temurun hingga ke generasi dapat diwariskan kembali kepada anak cucu mereka.
sekarang. Pemanfaatan obat tradisional untuk Hasil observasi awal diperoleh bahwa tumbuhan obat
pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat di
hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan perlu Kelurahan Lapuko Kecamatan Moramo, dalam
dikembangkan, terutama dengan melonjaknya biaya pengolahan dan pemanfaatannya berbeda-beda, ada
pengobatan dan harga obat-obatan. Tingkat kebutuhan yang hanya menggunakan sebagian tumbuhan ataupun
masyarakat akan obat semakin meningkat, sementara keseluruhan bagian dari tumbuhan yang akan
taraf kehidupan sebagian masyarakat kita masih dimanfaatkan. Selain itu, keberadaan tumbuhan yang
banyak yang kemampuannya pas-pasan. Oleh karena digunakan sebagai obat di lokasi ini belum
itu, pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis teridentifikasi dan terinventarisasi secara ilmiah.
merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka
masalah tersebut. Menurut WHO (World Health peneliti menganggap penting untuk dilakukan
Organization) berdasarkan data pada Herbal Expo penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jenis
tumbuhan berkhasiat obat, organ yang dimanfaatkan tamat D-3/sederajat 21 orang, 11 orang, tamat S-1
dan cara pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh sederajat pria 10 orang, wanita 3 orang (Sumber: BPS
masyarakat Kelurahan Lapuko Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan. Tahun 2014).

METODOLOGI Hasil Eksplorasi dan Wawancara


Penelitian dilakukan selama 6 bulan (Oktober
a. Jenis-Jenis Tumbuhan Obat yang
2015 – April 2016) menggunakan dua metode. Ditemukan
Metode pertama yaitu wawancara (depth interview) Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa
kepada informan untuk memperoleh informasi tentang terdapat 21 bangsa yang terbagi atas 26 suku dan
jenis tanaman, bagian yang digunakan, khasiat, dan terdiri atas 43 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh
cara pemanfaatan tumbuhan sebagai ramuan obat masyarakat Kelurahan Lapuko sebagai obat tradisional
tradisional. Metode kedua yaitu eksplorasi dan semua jenis tumbuhan tersebut dapat
(penjelajahan) untuk menemukan dan mengumpulkan teridentifikasi sampai pada tingkat spesies. Jenis-jenis
jenis tumbuhan yang sebelumnya telah diketahui tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat
berkhasiat sebagai obat melalui proses wawancara. taksonominya. Tabel 2 menyajikan pengelompokkan
Mencatat setiap sampel tumbuhan obat yang telah tumbuhan berkhasiat obat berdasarkan tingkatan
diperoleh dalam buku kolektor, mendokumentasikan taksonnya.
dalam bentuk gambar, serta membuat herbarium Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa tercatat
untuk keperluan identifikasi dan inventarisasi. ada 26 suku yang terdiri dari 43 jenis tumbuhan
Tumbuhan yang telah diperoleh di lokasi penelitian berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat
yang sudah diketahui baik nama lokal, Indonesia Kelurahan Lapuko. 21 suku adalah golongan
maupun nama latinnya langsung diidentifikasi di tumbuhan Dicotyledoneae dan 5 suku merupakan
lapangan menggunakan buku kunci identifikasi seperti tumbuhan Monocotyledoneae. Semua tumbuhan dapat
buku Steenis (2008) dan Tjitrosoepomo (1996 dan teridentifikasi sampai pada tingkat jenis/spesies.
2010). Jumlah jenis dari setiap suku dapat dilihat pada
Teknik analisis data yang digunakan dalam gambar 1 dan gambar 2.
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang
mengacu pada buku-buku identifikasi. Data yang
Jumlah Jenis

dianalisis berupa identitas tumbuhan (nama lokal, 3 3


Indonesia dan Latin), deskripsi ciri-ciri morfologi,
bagian yang digunakan, cara pengolahan, khasiat dan 22 2 222
habitat tumbuhan obat tersebut.
1 1111 11111 111

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian


Kelurahan Lapuko merupakan salah satu Gambar 1. Jumlah jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat
kelurahan yang berada di Kecamatan Moramo Kelas Dicotyledoneae
Kabupaten Konawe Selatan. Secara geografis terletak
antara 4°.31.52’ LS dan 121.58’ BT. Secara geografis,
Kelurahan Lapuko memiliki luas wilayah 1.014 ha
Jumlah Jenis

yang terdiri atas pemukiman seluas 48 ha, perkebunan


seluas 416 ha dan hutan seluas 550 ha. Sebelah utara 4
berbatasan dengan Teluk Staring, sebelah selatan
3 3
2 1
berbatasan dengan Desa Panambea Barata, sebelah
timur berbatasan dengan Desa Lamboo dan sebelah
barat berbatasan dengan Desa Landipo. Lokasi
penelitian berada pada ketinggian 4-10 m dpl.
Kelurahan Lapuko memiliki jumlah penduduk 1.145
jiwa, 282 KK dengan mata pencaharian sebagian besar
adalah petani. Gambar 2. Jumlah jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat
Kondisi demografi khususnya status Kelas Monocotyledoneae
pendidikan masyarakat Kelurahan Lapuko yaitu:
Tamat SD/sederajat pria 151 orang, wanita 168 orang,
tamat SMP/sederajat pria 68 orang, wanita 94 orang,
b. Simplisia Tumbuhan Berkhasiat Obat
tamat SMA/sederajat pria 41 orang, wanita 74 orang, yang Ditemukan
tamat D-1/sederajat pria 4 orang, wanita 6 orang, Tumbuhan berkhasiat obat ini tidak hanya
tamat D-2/sederajat pria 2 orang, wanita 3 orang, dimanfaatkan untuk mengobati penyakit, tetapi juga
dapat digunakan dalam tindakan pencegahan.
Contohnya daun jambu mete (Anacardium occidentale Folia
L.) yang digunakan untuk mencegah keracunan Artocarpus communis Kolesterol dan
33 Sukun
Forst. Folia asam urat
makanan. Tabel 1 menyajikan tentang simplisia dan Moringa oleifera Lamck. Menambah
khasiat tumbuhan obat yang digunakan oleh 34 Kelor
Folia darah
masyarakat Kelurahan Lapuko yang masing-masing 35 Jambu biji
Psidium guajava L.
Diare
dikelompokkan berdasarkan organ tumbuhan yang Folia
dimanfaatkan. Eugenia polyantha
36 Salam Kolesterol
Wight. Folia
Tabel 1. Simplisia Tumbuhan Berkhasiat Obat Belimbing Averrhoa bilimbi L.
37 Hipertensi
wuluh Folia
Nama
Khasiat Menguatkan
Indonesia Simplisia 38 Sirih Piper betle L. Folia
gigi
Kanker, tumor,
Piper retrofractum L.
1 Pinang Areca catechu L. Radix infeksi saluran 39 Sirih merah Diabetes
Folia
urin
Bambusa multiplex
Zalacca edulis (Gaertn.) 40 Bambu Bisul
2 Salak Diabetes (Lour) Raeuschel Folia
Voss Radix
Anacardium occidentale
Rumput Andropogon aciculatus 41 Jambu mete Diabetes
3 Sakit mata L. Fructus
jarum L. Radix
Annona muricata L.
Zingiber officinale 42 Sirsak Kanker
4 Jahe Asam urat Fructus
Rosc.Rhizome
Areca catechu L. Menguatkan
Kaempferia galanga L. 43 Pinang
5 Kencur Pereda bengkak Fructus gigi
Rhizome
Cucumis sativus L.
Curcuma domestica Val. 44 Mentimun Hipertensi
6 Kunyit Pereda bengkak Fructus
Rhizome
Garcinia mangostana L. Disentri,
Curcuma xanthorrhiza Pereda nyeri 45 Manggis
7 Temulawak Fructus kolesterol
Roxb. Rhizome haid
Phyllanthus niruri L.
Metroxylon sago Rottb. 46 Meniran Bisul
8 Sagu Bau badan Fructus
Caulis
Psidium guajava L. Demam
Memutihkan 47 Jambu biji
9 Jarak pagar Jatropa curcas L. Caulis Fructus berdarah
gigi
Mahkota Phaleria macrocarpa
Kumis Orthosiphon stamineus Melancarkan 48 Kolesterol
10 dewa (Scheff) Boerl. Fructus
kucing Benth. Caulis BAK
Morinda citrifolia L.
Andropogon nardus L. 49 Mengkudu Amandel
11 Serai merah Sakit tulang Fructus
Rendle Caulis
Nephelium lappaceum
Musa paradisiaca L. 50 Rambutan Diabetes
12 Pisang Sakit mata L. Semen
Caulis
Andrographis paniculata
13 Sambiloto Demam
Nees. Folia
Strobilanthes crispus Bl. Infeksi saluran
14 Keji beling
Folia urin
c. Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat
Amaranthus gracilis Menambah Berdasarkan Pembudidayaannya
15 Bayam
Voss Folia darah
Anacardium occidentale Mencegah Berdasarkan hasil eksplorasi dan wawancara,
16 Jambu mete
L. Folia keracunan
Annona muricata L. Hipertensi dan
tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat dapat
17 Sirsak diperoleh di beberapa tempat yakni di pekarangan,
Folia asam urat
Allamanda cathartica L. Penawar racun, tepi jalan, dan kebun. Hal ini dapat disimpulkan
18 Alamanda
Folia malaria bahwa tumbuhan berkhasiat obat ada yang tumbuh
Chromolaena odorata L. secara alami/liar dan ada yang dibudidayakan.
19 Kirinyuh Luka luar
Folia
20 Pepaya Carica papaya L. Folia Malaria Jumlah jenis tumbuhan berdasarkan
Momordica charantia L. pembudidayaan tumbuhan secara visual dapat
21 Pare Batuk
Folia disajikan pada Gambar 3.
Cocor Kalanchoe pinnata
22 Pereda bengkak
bebek (Lam.) Pers. Folia
23 Jarak pagar Jatropa curcas L. Folia Demam
Sauropus androgynus Melancarkan Budidaya
24 Katuk
(L.) Merr. Folia ASI 5 jenis Campuran
Phyllanthus niruri L.
25 Meniran Bisul Nonbudidaya
Folia
Ketepeng
26 Cassia alata L. Folia Panu
cina 30 jenis
Kumis Orthosiphon stamineus Melancarkan
27
kucing Benth. Folia BAK
Solenostemon
28 Mayana Batuk
scutellarioides L. Folia
Persea gratissima Gaert. Memperlancar
29 Alpukat
Folia BAK
Lidah Gambar 3. Jenis Tumbuhan Berdasarkan
30 Aloe vera L. Folia Diabetes
buaya
pembudidayaannya
Lidah Sanseviera trifasciata Diabetes, wasir,
31
mertua Prain. Folia kanker
32 Awar-awar Ficus septica Burm. Bisul
Tabel 2. Klasifikasi Tumbuhan yang Dimanfaatkan sebagai Obat Di Kelurahan Lapuko
Nama Lokal
No. Kelas Bangsa Suku Marga Nama Ilmiah Nama Indonesia
(Tolaki)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Artocarpus Artocarpus communis Forst. Sukun Wekara
Urticales Moraceae
2. Ficus Ficus septica Burm. Awar-awar Salo
3. Piper betle L. Sirih Bite
Piperales Piperaceae Piper
4. Piper retrofractum L. Sirih merah Bite momea
5. Caryophyllales Amaranthaceae Amaranthus Amaranthus gracilis Voss Bayam Purundawa
6. Jatropha Jatropha curcas L. Jarak pagar Dama-dama
7. Euphorbiales Euphorbiaceae Phyllanthus Phyllanthus niruri L. Meniran Meniran
8. Sauropus Sauropus androgynus (L.) Merr. Katuk Katu
9. Annonaceae Annona Annona muricata L. Sirsak Sirikaya
Ranales
10. Lauraceae Persea Persea gratissima Gaert. Alpukat Alpukat
11. Crassulaceae Kalanchoe Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers. Cocor bebek Ngisi morere
Rosales
12. Caesalpiniaceae Cassia Cassia alata L. Ketepeng Sabandara
13. Eugenia Eugenia polyantha Wight. Salam Salam
14. Myrtales Myrtaceae Psidium Psidium guajava L. Jambu biji Dambu watu
15. Phaleria Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. Mahkota dewa Mahkota dewa
Dicotyledoneae
16. Rhoeadales Moringaceae Moringa Moringa oleifera Lamck. Kelor Keloro
17. Parietales Caricaceae Carica Carica papaya L. Pepaya Kapaea
18. Guttiferales Clusiaceae Garcinia Garcinia mangostana L. Manggis Manggis
19. Geraniales Oxalidaceae Averrhoea Averrhoea bilimbi L. Belimbing wuluh Takule
20. Sapindaceae Nephelium Nephelium lappaceum L. Rambutan Rambutan
Sapindales
21. Anacardiaceae Anacardium Anacardium occidentale L. Jambu mete Dambu sera
22. Asterales Asteraceae Chromolaena Chromolaena odorata L. Kirinyuh Komba-komba
23. Rubiales Rubiaceae Morinda Morinda citrifolia L. Mengkudu Mengkudu
24. Apocynales Apocynaceae Allamanda Allamanda cathartica L. Alamanda Alamanda
25. Strobilanthes Strobilanthes crispus Bl. Keji beling Pica beling
Solanales Acanthaceae
26. Andrographis Andrographis paniculata Nees. Sambiloto Sambiloto
27. Orthosiphon Orthosiphon stamineus Benth. Kumis kucing Kumis kucing
Solanales Lamiaceae
28. Solenostemon Solenostemon scutellarioides L. Miyana Mayana
29. Cucumis Cucumis sativus L. Mentimun Suai
Cucurbitales Cucurbitaceae
30. Momordica Momordica charantia L. Pare Paria
31. Aloe Aloe vera L. Lidah buaya Lidah buaya
Liliales Liliaceae
32. Sanseviera Sanseviera trifasciata Prain. Lidah mertua Lidah mertua
33. Andropogon nardus L. Rendle Serai merah Padamalala momea
Andropogon
34. Poales Poaceae Andropogon aciculatus L. Rumput jarum Pada-pada
35. Bambusa Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel Bambu Kowuna
36. Monocotyledoneae Musaceae Musa Musa paradisiaca L. Pisang Pundi
37. Curcuma domestica Val. Kunyit Okuni
Curcuma
38. Zingiberales Curcuma xanthorrhiza Roxb. Temulawak Temulawak
Zingiberaceae
39. Zingiber Zingiber officinale Rosc. Jahe Loio
40. Kaempferia Kaempferia galanga L. Kencur Okudu
41. Areca Areca catechu L. Pinang Inea
42. Arecales Arecaceae Metroxylon Metroxylon sago Rottb. Sagu Tawaro
43. Zalacca Zalacca edulis (Gaertn.) Voss Salak Salak
d. Jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan 34 Diayak,
Sagu Metroxylon sago Rottb.
digosok
Pengolahannya 35 Salam Eugenia polyantha Wight. Direbus
36 Zalacca edulis (Gaertn.)
Salak Direbus
Ada beberapa cara masyarakat Lapuko mengolah Voss
37 Andrographis paniculata
simplisia tanaman berkhasiat obat. Cara tersebut Sambiloto
Nees.
Direbus
diperoleh dari ajaran turun temurun dan juga informasi 38 Serai merah Andropogon nardus L. Direbus
modern yang ada sekarang ini. Tabel 3 berikut 39 Diremas,
Sirih Piper betle L.
menyajikan jenis tumbuhan obat berdasarkan cara digosok
pengolahan yang sering dilakukan oleh masyarakat 40 Sirih merah Piper retrofractum L. Direbus
41 Direbus,
Kelurahan Lapuko. Sirsak Annona muricata L. dikupas
Tabel 3. Cara Pengolahan Simplisia Tanaman Obat oleh kulit buah
42 Artocarpus communis
Masyarakat Lapuko Sukun Direbus
Forst.
Nama Cara 43 Curcuma xanthorrhiza
Temulawak Diparut
Indonesia Ilmiah Pengolahan Roxb.
1 2 3 4
1. Alamanda Allamanda cathartica L. Direbus
2. Alpukat Persea gratissima Gaert. Direbus
3. Awar-awar Ficus septica Burm. Ditumbuk Pembahasan
Dibakar, Pengetahuan masyarakat Kelurahan Lapuko
Bambusa multiplex (Lour)
4. Bambu diparut,
Raeuschel
ditumbuk
mengenai tumbuhan berkhasiat obat sudah cukup
5. Bayam Amaranthus gracilis Voss Direbus berkembang. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil
Belimbing eksplorasi, diperoleh 43 jenis tumbuhan yang
6. Averrhoa bilimbi L. Direbus
wuluh dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat. Tumbuhan
Kalanchoe pinnata (Lam.) tersebut terdiri atas 21 bangsa dan terbagi atas 26 suku
7. Cocor bebek Ditumbuk
Pers.
8. Jahe Zingiber officinale Rosc. Ditumbuk
yang berbeda. 21 suku termasuk ke dalam kelas
9. Jambu biji Psidium guajava L. Ditumbuk Dicotyledoneae yaitu Moraceae, Piperaceae,
Anacardium occidentale Amaranthaceae, Euphorbiaceae, Annonaceae,
10. Jambu mete Direbus
L. Lauraceae, Crassulaceae, Caesalpiniaceae, Myrtaceae,
Ditempel, Moringaceae, Caricaceae, Clusiaceae, Oxalidaceae,
11. Jarak pagar Jatropa curcas L.
digosok
Sauropus androgynus (L.) Sapindaceae, Anacardiaceae, Asteraceae, Rubiaceae,
12. Katuk Direbus Apocynaceae dan Acanthaceae, sedangkan 5 suku
Merr.
13. Keji beling Strobilanthes crispus Bl. Direbus lainnya yaitu Liliaceae, Poaceae, Musaceae,
14. Kelor Moringa oleifera Lamck. Direbus Zingiberaceae, dan Arecaceae termasuk ke dalam kelas
15. Kencur Kaempferia galanga Diparut Monocotyledoneae.
Ketepeng Diremas,
16.
cina
Cassia alata L.
digosok Berdasarkan hasil eksplorasi dan identifikasi,
17. Kirinyuh Chromolaena odorata L. Diremas Jenis terbanyak yang digunakan sebagai obat oleh
18. Kumis kucing
Orthosiphon stamineus
Direbus
masyarakat berasal dari suku Zingiberaceae yaitu empat
Benth. jenis tumbuhan yang terdiri atas kunyit, temulawak,
19. Kunyit Curcuma domestica Val. Ditumbuk
jahe dan kencur, sedangkan Arecaceae, Poaceae,
20. Lidah buaya Aloe vera L. Direbus
Sanseviera trifasciata Myrtaceae, dan Euphorbiaceae masing-masing
21. Lidah mertua Direbus ditemukan tiga jenis tumbuhan. Moraceae, Piperaceae,
Prain.
22.
Mahkota Phaleria macrocarpa
Direbus
Acanthaceae, Lamiaceae, Cucurbitaceae, dan Liliaceae
dewa (Scheff) Boerl. masing-masing ditemukan dua jenis tumbuhan,
Direbus,
23. Manggis Garcinia mangostana L.
diblender
sedangkan suku yang lain hanya ditemukan masing-
Diparut, masing satu jenis tumbuhan saja.
24. Mengkudu Morinda citrifolia L.
diseduh Berdasarkan hasil penelitian tercatat bahwa dari
25. Meniran Phyllanthus niruri L. Ditumbuk 43 jenis tumbuhan, 30 jenis termasuk tumbuhan
26. Mentimun Cucumis sativus L. Dikupas budidaya, 5 jenis termasuk tumbuhan non-budidaya, dan
27 Solenostemon Ditumbuk,
Miyana
scutellarioides L. diseduh
8 jenis lainnya termasuk tumbuhan campuran (ada yang
28 Pare Momordica charantia L. Direbus dibudidayakan dan ada yang tumbuh secara liar).
29 Pepaya Carica papaya L. Direbus Tumbuhan non-budidaya merupakan tumbuhan yang
30
Pinang Areca catechu L.
Direbus, tidak dibudidayakan misalnya awar-awar. Hal yang
dibakar sama juga terjadi pada sebagian tumbuhan campuran
31 Pisang Musa paradisiaca L. Diremas
32 Disangrai,
misalnya katuk. Namun karena adanya pengetahuan
Rambutan Nephelium lappaceum L. ditumbuk, masyarakat bahwa tumbuhan tersebut memiliki khasiat
diseduh sebagai obat, sehingga tumbuhan ini dibiarkan tumbuh
33 Rumput dengan baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
Andropogon aciculatus L. Ditumbuk
jarum
yang jika sesekali ada yang memerlukannya untuk Kelor mengandung senyawa kimia berupa
dijadikan obat. myrosin, emulsion, asam glisterin, asam palmitat, asam
Hasil wawancara dari beberapa informan oleat, lemak dan minyak yang berkhasiat menambah
diketahui pemanfaatan organ tumbuhan yang digunakan darah (Soetjipto, 2006). Rimpang kencur mengandung
sebagai obat meliputi akar/rimpang, batang, getah, daun, pati, mineral dan minyak atsiri yang berkhasiat
buah, kulit buah, dan biji. Beberapa informan meredakan bengkak (Mursito, 2002). Daun ketepeng
menyatakan bahwa mengolah daun lebih mudah cina mengandung asam krisofanat, krisarobin, alkaloida,
dibandingkan mengolah organ tumbuhan yang lain. Hal saponin, flavonoida, tannin, dan senyawa antrakinon
inilah yang menyebabkan organ tumbuhan yang yang berkhasiat mengobati penyakit kulit seperti panu
memiliki frekuensi terbanyak yang digunakan sebagai (Mursito, 2002). Kirinyuh mengandung alkaloid,
obat adalah daun. triterpenoid, asetogenin, saponin, tanin dan minyak
Tumbuhan obat umumnya adalah jenis tumbuhan esensial yang dapat membantu proses penyembuhan
yang memiliki kandungan tertentu dan dipercayai luka luar (Tjatjo, 2011). Daun kumis kucing
bersifat menyembuhkan sehingga sangat penting mengandung minyak atsiri, zat samak,
mengetahui jenis tumbuhan, organ sekaligus kandungan orthosiponglikosida, minyak lemak, saponin, kalium
yang dimilikinya. Namun ini hanya berlaku bagi (0,6-3,5%) dan myoinositol yang berkhasiat
masyarakat ilmiah saja sedangkan untuk masyarakat memperlancar BAK (Hariana, 2006).
biasa/awam, mereka hanya akan bertindak berdasarkan Rimpang kunyit mengandung minyak menguap,
pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya terdiri atas turmerone, zingiberene, arturmerone, sedikit
baik itu jenis tumbuhan, kandungan zat aktif yang mengandung phellandrene, sesquiterpen alkohol. Selain
dimiliki, khasiat, organ bahkan cara mengolah dan itu, mengandung curcumin, , pati, tanin dan dammar
memanfaatkan tumbuhan obat. yang berkhasiat mengobati bisul (Dalimartha, 2009).
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh Gel lidah buaya mengandung lignin, saponin, komplek
peneliti menunjukkah bahwa jenis-jenis tumbuhan yang anthraquinone, aloin, aloe emodin, aloetic acid, asam
dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat Kelurahan krisophanat, vitamin (B1, B2, B6), asam folat, dan
Lapuko memang memiliki kandungan kimia yang glukosa yang berkhasiat untuk mengobati diabetes
berkhasiat mengobati penyakit. Alamanda, daunnya (Furnawanthi, 2002). Lidah mertua, daunnya
mengandung alkaloida yang berkhasiat sebagai penawar mengandung alkaloid, flavonoid, dan steroid berkhasiat
racun dan mengobati malaria (Hidayat dan Rodame, mengobati diabetes dan kanker (Mahardika, 2014).
2015). Alpukat, daunnya mengandung saponin, Mahkota dewa memiliki buah yang mengandung
alkaloid, dan flavonoid. Selain itu daunnya memiliki zat antihistamin, antioksidan, dan antikanker
sifat antibakteri dan mengandung polifenol, quersetin, (Harmanto, 2003). Buah manggis mengandung senyawa
dan gula alkohol persiit yang berkhasiat memperlancar fenol, asam galat, tannin, mangostin, resin, kalsium, zat
BAK (Harmanto, 2003). Kandungan kimia pada daun, besi, dan vitamin B1 yang dapat membantu mengurangi
buah, dan akar awar-awar adalah saponin dan flavonoid kolesterol dalam tubuh (Zulharmita, 2010). Buah
yang berkhasiat mengobati bisul (Kinho, 2011). Daun rambutan mengandung flavonoid, tanin dan saponin
belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam (Dalimartha dalam Muhtadi, 2013).
format, peroksidase, kalsium oksalat kalium sitrat, Zat yang terkandung pada daun salam yaitu
flavonoid yang berkhasiat mengatasi hipertensi. Daun minyak atsiri dan zat penyamak (Kartasapoetra,
jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung tanin dan 1992:28). Tanaman sambiloto mengandung kalmegin
zat lain seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam (zat amorf) dan hablur kuning, kalium, natrium, minyak
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam atsiri dan alkaloida (Kartasapoetra, 1992). Serai merah
guajaverin dan vitamin yang berkhasiat mengobati diare mengandung citronellal, citronellol, dan geraniol
(Widyaningrum 2011). (Feriyantho, dkk., 2013). Daun sirih mengandung
Jambu mete mengandung senyawa kimia seperti minyak atsiri, terpenena, fenil propane, tanin, diastase,
tanin, anacardic acid dan cardol yang bermanfaat tiamin,riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, gula, pati
sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu, daunnya dan asam amin (Dalimartha, 2006). Sirih merah
mengandung vitamin A, vitamin C, protein, lemak, memiliki kandungan senyawa saponin, flavonoid,
hidrat arang, kalsium, fosfor dan zat besi. Katuk, polifenal, kavikol, kavibetol, dan ponlen (Sudewa,
daunnya mempunyai komposisi protein, lemak, 2006). Sukun mengandung senyawa flavonoid, fenol,
karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B 1, quersetin, dan kaemperol (Sabrina, dkk., 2013).
vitamin C yang berkhasiat melancarkan ASI (Hardjanti, Penamaan spesifikasi beberapa tumbuhan juga
2008). Tumbuhan keji beling mengandung kalium, dilakukan berdasarkan kandungan kimianya. Bayam
kalsium, natrium, ferum, fosforus, asam silikat, tanin, memiliki kandungan protein, lemak, karbohidrat,
alkaloida, polifenol, glikosida dan terdapat juga vitamin kalium, zat besi, amarantin, dan vitamin yang berkhasiat
C, B1 dan B2 yang berkhasiat mengobati sakit pinggang menambah darah (Fajria, dkk., 2011). Jahe Mengandung
dan infeksi saluran kemih (Dalimartha, 2006). 1-3% minyak atsiri yang untuk sebagian besar terdiri
atas fulandren dan d-kamfen, dan zingiberen pada
rimpangnya yang berkhasiat mengobati asam urat dan cathartica L.) yang umumnya dijadikan sebagai
rematik (Tjitrosoepomo, 2005). Buah pinang tanaman hias pekarangan.
mengandung arecoline, choline, arecaine, aricaidine,
catechu, guvacin dan α-catechin yang berkhasiat KESIMPULAN
menguatkan dan memutihkan gigi (Ayyanar, 2009). 1. Tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh
Rimpang temulawak mengandung zat warna kuning masyarakat Kelurahan Lapuko diperoleh sebanyak
yang terdiri dari kurkumin, monodesmetoksi kurkumin, 26 suku yang terdiri atas 43 jenis tumbuhan, 30
dan minyak atsiri yang berkhasiat meredakan nyeri jenis termasuk ke dalam kelas Dicotyledoneae
akibat menstruasi (Mursito, 2002). yaitu sukun, awar-awar, sirih, sirih merah, bayam,
Tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat jarak pagar, meniran, katuk, sirsak, alpukat, cocor
Kelurahan Lapuko umumnya diolah dengan cara bebek, ketepeng, salam, jambu biji, mahkota dewa,
direbus, dibakar, ditumbuk, diremas, diparut, diseduh, kelor, pepaya, manggis, belimbing wuluh, jambu
disangrai, bahkan ada yang tidak membutuhkan mete, rambutan, kirinyuh, mengkudu, alamanda,
pengolahan terlebih dahulu. Contoh tumbuhan yang keji beling, sambiloto, kumis kucing, miyana,
dimanfaatkan tanpa harus diolah adalah jarak pagar mentimun dan pare. Sedangkan 13 jenis tumbuhan
yang daunnya digunakan untuk mengobati demam dan lainnya termasuk ke dalam kelas
getahnya yang digunakan untuk menguatkan dan Monocotyledoneae yaitu lidah buaya, lidah
memutihkan gigi. Berdasarkan tabel 3, cara pengolahan mertua, serai merah, rumput jarum, bambu, kunyit,
tumbuhan obat yang memiliki frekuensi terbanyak temulawak, kencur, pinang, sagu dan salak.
adalah dengan cara direbus yang dimanfaatkan untuk 2. Organ tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat
pengobatan dalam. Kelurahan Lapuko meliputi akar, rimpang, batang,
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional daun, buah, kulit buah, getah dan biji.
umumnya dimanfaatkan secara tunggal. Namun ada
3. Cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan
juga yang merupakan campuran dari beberapa jenis
masyarakat Kelurahan Lapuko ada yang digunakan
tumbuhan misalnya ramuan yang berkhasiat
untuk pengobatan dalam dengan cara meminum air
menurunkan kadar kolesterol terdiri atas campuran serai
hasil rebusan atau mengonsumsi organ tumbuhan
merah, daun salam dan daun sirsak yang direbus secara
yang telah direbus dan ada yang dapat dikonsumsi
bersama dan air hasil rebusannya diminum setiap pagi
secara langsung (tanpa pengolahan). Pemanfaatan
hari. Umumnya pemanfaatan ramuan tumbuhan untuk
untuk pengobatan luar dilakukan dengan cara
pengobatan luar biasanya hanya ditempel, dioles atau
menempelkan, mengoleskan atau menggosokkan
digosok pada bagian yang akan diobati. Sedangkan
bagian tumbuhan yang telah diolah (baik dengan
pemanfaatan untuk pengobatan dalam biasanya dengan
cara ditumbuk, diparut atau diremas) pada bagian
meminum air hasil rebusan atau memakan organ
tubuh yang akan diobati.
tumbuhan (misalnya daun) yang telah direbus
sebelumnya. Semua cara tersebut masih tergolong
tradisional dan penggunaan dosis dari masing-masing DAFTAR PUSTAKA
ramuan tumbuhan kebanyakan disesuaikan dengan
keperluan konsumennya. Ayyanar M. dan Ignacimuthu S., 2009. Herbal
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Medicines for Wound Healing Among Tribal
diperoleh informasi bahwa pengetahuan tentang People in Southern India: Ethnobotanical and
pemanfaatan tumbuhan sebagai obat berasal dari orang Scientific Evidences. Internasional Journal of
tua, kerabat, teman dan bahkan dari media cetak. Applied Research in Natural Products. Vol. 2
Informan umumnya mengaku mulai menggunakan (3). Healthy Synergies Publications. India.
tumbuhan obat sejak kecil. Namun seiring Hlm. 8.
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, jumlah Dalimartha, S., 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia
tumbuhan yang digunakan sejak kecil hingga sekarang Jilid 4. Pustaka Pembangunan Swadaya
semakin bertambah. Informasi mengenai kegunaan dan Nusantara. Jakarta.
cara penggunaan tumbuhan tersebut juga diperoleh Dalimartha, S., 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia
melalui sahabat/teman, media cetak, serta pengalaman Jilid 6. Pustaka Pembangunan Swadaya
yang didapatkan dari lingkungan di sekitarnya. Nusantara. Jakarta.
Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh Fajria, M.A., 2011. Pengukuran Zat Besi dalam Bayam
tabib atau konsumen lainnya, saat ini sudah banyak Merah dan Suplemen Penambah Darah serta
dibudidayakan di pekarangan. Menurut salah satu Pengaruhnya Terhadap Peningkatan
informan, tumbuhan-tumbuhan tersebut tidak hanya Hemoglobin dan Zat Besi dalam Darah.
berkhasiat mengobati penyakit tetapi perawakannya Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.
yang indah juga dapat memperindah pekarangan. Feriyanto Y.E., Patar J.S., Mahfud, Pantjawarni P.,
Contoh tumbuhannya adalah alamanda (Allamanda 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun
dan Batang Serai Wangi. Menggunakan
Metode Distilasi Uap dan Air dengan Tjitrosoepomo, G., 1996. Taksonomi Tumbuhan
Pemanasan Microwave. Jurnal Teknik (Spermatophyta). Gadjah Mada University.
POMITS. 2(1) ISSN 2337353. Tjitrosoepomo, G., 2005. Taksonomi Umum (Dasar-
http://ejurnal.its.ac.id diakses tanggal 17 Maret Dasar Taksonomi Tumbuhan). Gadjah Mada
2016. University Press. Yogyakarta.
Furnawanthi, Irni, 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Tjitrosoepomo, G., 2010. Taksonomi Tumbuhan
Buaya. AgroMedia Pustaka. Jakarta. (Spermatophyta). Gadjah Mada University
Hardjanti, Sri, 2008. Potensi Daun Katuk Sebagai Press. Yogyakarta.
Sumber Zat Pewarna Alami dan Stabilitasnya Wahidah, B.F., 2013. Potensi Tumbuhan Obat Di Area
Selama Pengeringan Bubuk dengan Kampus II UIN Alauddin Samata Gowa.
Menggunakan Binder Maltodekstrin. Jurnal Jurnal Teknosains. 7 (1).
Penelitian Saintek. 3(1): 1-18. http://download.portalgaruda.org diakses
http://journal.uny.ac.id. diakses tanggal 4 tanggal 17 Oktober 2015.
Maret 2016. Widyaningrum, H., 2011. Kitab Tanaman Obat
Hariana, Arief, 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Nusantara. MedPres. Yogyakarta.
Edisi 3. Penebar Swadaya. Jakarta. Zulharmita, Mia P., Agusri B., 2010. Penetapan Kadar
Hariana, Arief, 2015. 262 Tumbuhan Obat dan Fenolat Total dan Uji Aktivitas Antioksidan
Khasiatnya. Penebar Swadaya. Jakarta. Ekstrak Kulit Segar Buah Manggis (Garcinia
Harmanto, Ning, 2003. Menaklukkan Penyakit Bersama mangostana Linn.). Jurnal Sains dan
Mahkota Dewa. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Teknologi Farmasi. 15(1):42-51. ISSN
Hidayat, R. S. dan Rodame M.N., 2015. Kitab 14700177. http://jstf.ffarmasi.unand.ac.id
Tumbuhan Obat. Penebar Swadaya. Jakarta. diakses tanggal 17 Maret 2016.
Kartasapoetra, A.G., 1992. Budidaya Tanaman
Berkhasiat Obat. Rineka Cipta. Jakarta.
Kartasapoetra, A.G., 2004. Budidaya Tanaman
Berkhasiat Obat. Bina Aksara. Jakarta.
Kinho, J., 2011. Tumbuhan Obat Tradisional di
Sulawesi Utara Jilid I. Balai Penelitian
Kehutanan Manado Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Kementrian
Kehutanan. Manado.
Mahardika, D.R.A., Hidayat, N., Nurika, I., 2014.
Ekstraksi Antioksidan dari Lidah Mertua
menggunakan Metode Microwave. Universitas
Bandung. Bandung.
Mursito, Bambang, 2002. Ramuan Tradisional untuk
Penyakit Malaria. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sabrina, Yuni A, Berty P., LBS Kardono., 2013.
Solubility Enhancement of Ethyl Acetate
Fraction Of The Artocarpus altilis (Parkinson)
Fosberg Leaves With Addition Of
Cyclodextrin-HPMC by Using Kneding
Method. Valensi. 3(2): 51-60. ISSN 1978-
8193. http://journal.uinjkt.ac.id diakses tanggal
17 Maret 2016.
Safilu, 2015. Pedoman Penulisan Proposal Penelitian
dan Skripsi. Universitas Halu Oleo.Kendari.
Soetjipto, T.H., 2006. Pengolahan Air Bersih dengan
Biji Kelor. IKIP. Malang.
Steenis, C.G.G.J. Van, 2008. Flora untuk Sekolah di
Indonesia. Pradnya Paramita. Jakarta.
Tjatjo, Ardin dan Teguh Pratama. 2011. Uji Ekstrak
Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata)
terhadap Mortalitas Ulat Trip (Plutella
xylostella) pada Tanaman Kubis (Brassica
oleraceae Linn.) Universitas Islam Makassar.
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai