Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara
Kesatuan Republik Indonesia, merupakan Maha karya pendahulu bangsa
yang tergali dari jati diri dan nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak
dimiliki oleh bangsa lain. Dengan berbagai kajian ternyata didapat
beberapa kandungan dan keterkaitan antara sila tersebut sebagai sebuah
satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan dikarenakan antar sila tersebut
saling menjiwai satu dengan yang lain. Ini dengan sendirinya menjadi ciri
khas dari semua kegiatan serta aktivitas desah nafas dan jatuh bangunnya
perjalanan sejarah bangsa yang telah melewati masa-masa sulit dari jaman
penjajahan sampai pada saat mengisi kemerdekaan.
Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat
Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan
manipulasi politik sesuai kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya
kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi ideologi Negara Pancasila.
Dengan kata lain dalam kedudukan yang seperti ini Pancasila tidak lagi
diletakkan sebgai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan Negara
Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi
kepentingan politik penguasa pada saat itu.
Dewasa ini telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat pesat dan
luas di seluruh Dunia sebagai akibat adanya kemajuan daya nalar/ pikir
manusia. Perubahan perubahan yang dinamis itu dapat dirasakan dalam
Pembangunan Nasional, hal itu akan mempengaruhi aspirasi/ pendapat,
cara berpikir dan sikap atau perbuatan masyarakat Indonesia.
Kehidupan manusia tanpa mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa
dapat mengakibatkan mereka kehilangan nilai-nilai etik, moral dan
spritual. Tanpa Kemanusiaan yang adil dan beradab, kemajuan bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi justru akan memerosokkan
nilai-nilai kemanusiaan ke dalam tempat yang rendah. Tanpa nilai
Persatuan dan Kesatuan, bangsa indonesia akan mengalami perpecahan
dari dalam, misalnya permusuhan antar suku bangsa, antar agama atau ras.
Tanpa nilai-nilai Kedaulatan rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan
kekuatan pemerintahan yang sewenang-wenang yang akhirnya terjadi

1
pertentangan antara pemerintah dan rakyat. Tanpa nilai-nilai Keadilan
sosial, dapat disaksikan kesenjangan sosial dalam masyarakat, akan terjadi
kecemburuan sosial antara si kaya dan si miskin. Lebih lanjut hal ini dapat
menimbulkan keresahan dan perpecahan yang selanjutnya dapat
membahayakan kelestarian hidup bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila
mutlak harus dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia, agar kita
dapat terhindar dari akibat-akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut.
Nilai-nilai persatuan tapi universal yang terkandung dalam Pancasila dapat
menjadi jati diri bangsa Indonesia. Ketika kita dihadapi oleh berbagai
persoalan multidimensional dan mulai kehilangan arah, maka ada pihak
yang mengusung budaya kearab-araban pada satu sisi dan kebarat-baratan
pada sisi yang lain, maka Pancasila menjadi jawaban yang relevan.
Hal tersebut akan sulit sekali dicapai jika kita tidak berusaha
memaknai kembali nilai-nilai luhur Pancasila Bidan adalah sebuah profesi
yang khusus, dinyatakan sebagai sebuah pengertian bahwa bidan adalah
orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan
bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang diemban bidan berguna untuk
kesejahteraan manusia.
Tugas bidan menjadi sangat penting dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak. Pengamalan Pancasila bagi bidan
sangat penting. Seorang bidan yang melaksanakan Pancasila dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi warganegara yang baik dan
menjadi tenaga kesehatan yang profesional.

B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang
kami dapatkan adalah bagaimana implementasi/ penerapan nilai – nilai
pancasila dalam praktik kebidanan ?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami
implementasi/ penerapan nilai pancasila dalam praktik kebidanan.

2
D. Manfaat Penulisan
Melalui penulisan makalah ini diharapkan:
1) Mengembangkan wawasan pembaca tentang penerapan nilai pancasila
dalam praktik kebidanan
2) Sebagai bahan referensi untuk pembaca
3) Sebagai materi tambahan bahan ajar
4) Sebagai modul panduan praktis
5) Sebagai penambah nilai mata pelajaran Pendidikan Pancasila

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila
Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan
Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan
bernegara dan pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada
Pancasila, namun berdasarkan kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam
Pancasila tersebut telah dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia
dan kita teruskan sampai sekarang.
Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan
masyarakat Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) dijadikan Dasar Negara Indonesia.

4
B. Fungsi Pancasila
1. Dasar negara Republik Indonesia
2. Filsafat Negara Republik Indonesia
3. Ideologi Negara Republik Indonesia
4. Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia
C. Ciri – ciri dan Sifat Pancasila
1. Sistematis (rutun) , tak boleh di tukar balikan urutannya.
2. Kesatuan totalitas yang organis (utuh,manunggal dan senyawa)
D. Pengamalan Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara Dan
Bermasyarakat
Pancasila tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan. Pancasila
bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi, Pancasila
adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh
karena itu, kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan nilai-nilai
luhur Pancasila. Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi
aparat negara. Kita juga tidak harus menjadi tentara dan mengangkat
senjata. Kita dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kita dapat memulai dari hal-hal kecil
dalam keluarga. Misalnya melakukan musyawarah keluarga. Setiap
keluarga pasti mempunyai masalah. Nah, masalah dalam keluarga akan
terselesaikan dengan baik melalui musyawarah. Kalian dapat belajar
menyatukan pendapat dan menghargai perbedaan dalam keluarga.
Biasakanlah melakukannya dalam keluarga.
Dalam lingkungan sekolah pun kita harus membiasakan
bermusyawarah. Hal ini penting karena teman-teman kita berbeda-beda.
Berbagai perbedaan akan lebih mudah disatukan bermusyawarah.
Permasalahan yang berat pun akan terasa ringan. Keputusan yang diambil
pun menjadi keputusan bersama. Hal itu akan mempererat semangat
kebersamaan di sekolah. Tanpa musyawarah, perbedaan bukannya saling
melengkapi. Tetapi, justru akan saling bertentangan. Oleh karena itu, kita
harus terbiasa bermusyawarah di sekolah. Kerukunan hidup di lingkungan
sekolah akan terjaga. Dengan demikian, kalian tidak akan kesulitan
menghadapi dalam lingkungan yang lebih luas. Berawal dari keluarga
kemudian meningkat dalam sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

5
E. Butir-Butir Dalam Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama dalam pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
Sila ini dalam lambang garuda mempunyai lambang yang
bergambarkan BINTANG. Nilai religius adalah nilai yang berkaitan
dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki
kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai
pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang berketuhanan,
yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun
semangat untuk mencapai ridha Tuhan dalam setiap perbuatan baik
yang dilakukannya.Dalam sila ini kita di ajak untuk bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa,seperti yang kita ketahui indonesia mempunyai
5 macam agama yang di anut yaitu hindu, islam, kristen, katolik, budha.
Di dalam sila ini kita juga di ajak untuk saling menghormati dan
menghargai sesama agama yang berbeda. Walaupun kita berbeda
agama kita seharusnya tetap rukun untuk tetap menjaga kenyaman
setiap penganut agamanya masing-masing. Setiap orang mempunyai
agama, keyakinan dan kepercayaan masing-masing. Kita hanya tinggal
melaksanakan dan menjalankannya saja. Di dalam sila Ketuhanan Yang
Maha Esa inilah beberapa butir-butir pancasila , sebagai berikut :
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.

6
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila kedua dalam pancasila adalah kemanusiaan yang adil dan
beradab. di dalam lambang Garuda, sila ini mempunyai lambang yang
bergambar seperti RANTAI. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas
kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi
manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus,
lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan
masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal.Di dalam sila
ini mengajak kita untuk saling menghormati dan menghargai sesama
manusia, dan untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
harkat dan martabatnya masing-masing sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. Di sini juga kita di ajak untuk saling mengakui persamaan
derajat dan hak-hak asasi manusia, serta menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan. Kita juga harus saling membantu jika ada seseorang yang
kesusahan kita harus membantunya. Apalagi saudara-saudara kita yang
terkena bencana di daerah lain, kita harus minimal memberikan bantuan
kepada mereka. Di indonesia sudah banyak organisasi-organisasi yang
saling membantu dan membantu mengamalkan sila kedua ini seperti
organisasi HAM yang sangat menjunjung nilai kemanusiaan dan hak
asasi manusia, kita dapat melaporkannya ke lembaga ini jika kita
merasa seseorang berbuat tidak adil kepada kita. Berikut butir-butir
Pancasila yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

7
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

3. Persatuan indonesia
Sila Ketiga dalam Pancasila adalah Persatuan Indonesia. Sila ini di
dalam lambang Garuda mempunya lambang yang bergambar POHON
BERINGIN. Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa
bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan
untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih
sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke.
Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik
dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri
secara lebih objektif dari dunia luar.Indonesia, indonesia adalah negara
seribu pulau yang memiliki berjuta penduduk, bermacam-macam adat
istiadat dan budaya, seperti juga Bhineka tunggal Ika yang artinya
berbeda-beda tapi tetap satu. Dalam sila ini mengajak kita untuk tetap
bersatu walupun kita mempunyai banyak perbedaan, kita harus tetap
satu jika ada yang yang berani menghancurkan kita dan memusnahkan
kita, kita harus berani melawan negara lain yang ingin menghancurkan
kita. Di zaman yang era modern ini kita tidak perlu repot-repot untuk
berperang dengan menggunakan bambu runcing dan peralatan perang
lainnya, dan wawasan yang kita punya kita dapat melawan negara lain
dan mengharumkan nama negara kita. Kita juga harus mementingkan
kesatuan dan persatuan bangsa indonesia dengan mementingkan
kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri atau kelompok.
Berikut butir-butir dari sila Persatuan Indonesia.

8
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat dalam Pancasila adalah Kerakyatan yang Dipimpin


oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Di
dalam lambang Garuda, sila ini mempunyai lambang dengan gambar
KEPALA BANTENG. Prinsip-prinsip kerakyatan yang
menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa
Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia
modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri,
tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah
pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan
pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial
yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih
tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu
pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang
sempit.
Dalam sila ini banyak menyangkut tentang permusyawaratan yang
menuju mufakat, artinya jika kita mempunyai perkara jangan selalu di
selesaikan dengan adu fisik atau apapun, karena tidak ada gunanya
untuk melakukan tersebut. Kita seharusnya bermusyawarah dan
memikirkan jalan keluar dari suatu permasalahan tersebut, dan akhirnya

9
sampailah kita pada hasil dari musyawarah yang disebut dengan
mufakat dan semua masalah pasti akan baik-baik saja. Kita tidak boleh
memaksakan kehendak kita maupun orang lain, kita juga harus
menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Dan berhati besar
dalam menerima apapun keputusan akhir dari suatu masalah, serta
bersedia bertanggung jawab atas keputusan yang di hasilkan, dan
bersangkut dengan sila ketiga kita harus mementingkan kepentingan
bersama daripada kepentingan pribadi atau individu. Berikut butir-butir
dari sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

5 Keadilan yang Adil dan Beradab

Sila kelima dari Pancasila adalah Keadilan yang Adil dan Beradab,
di dalam lambang Garuda , sila ini mempunyai lambang yang

10
bergambarkan PADI dan KAPAS. Nilai keadilan adalah nilai
yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan,
keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal.
Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
merupakan cita -cita bernegara dan berbangsa. Segala usaha
diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan
peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan
tercapai secara merata. Keadilan, suatu kata yang sudah mulai
langka di jaman sekarang ini. Yang salah dibela, yang benar
ditinggalkan. Yang punya salah besar dihukum sebentar, yang punya
salah sedikit saja dipenjara bertahun – tahun. Banyak yang diinjak –
injak hanya karena miskin atau tidak berpendidikan. Banyak orang yang
sudah tidak membela keadilan, mungkin karena materi atau mungkin
memang karena sudah tidak peduli.. Biarpun sekarang sudah jaman
emansipasi, namun masih banyak juga yang memandang rendah
terhadap kemampuan wanita. Kita harus belajar untuk menghargai
orang lain. Selain itu, untuk diri sendiri, kita juga harus bisa
menyeimbangkan hak dan kewajiban untuk diri kita. Dalam sila ini ada
beberapa buti-butirnya yaitu:
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.

11
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.

F. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Yang Berkaitan Dengan Tugas


Kebidanan
Bidan adalah seorang yang telah berhasil atau sukses meyelesaikan
pendidikan bidan yg terakreditasi dan diakui negara, telah memperoleh
kualifikasi yang dibutuhkan untuk didaftarkan mendapat sertifikat dan
secara resmi berlisensi untuk melakukan praktik kebidanan.
Menurut IBI, Bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang
lulus dari pendidikan bidan yg diakui pemerintah dan organisasi profesi di
wilayah negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat
lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Dewasa ini telah terjadi perubahan-perubahan yang sangat pesat
dan luas di seluruh Dunia sebagai akibat adanya kemajuan daya nalar/pikir
manusia. Perubahan perubahan yang dinamis itu dapat dirasakan dalam
Pembangunan Nasional, hal itu akan mempengaruhi aspirasi/pendapat,
cara berpikir dan sikap atau perbuatan masyarakat Indonesia. Perubahan
Sosial dan Budaya akan menghasilkan perubahan tata nilai, tetapi karena
tata nilai baru belum melembaga sementara tata nilai lama mulai
ditinggalkan, maka dapat menimbulkan berbagai gejolak, ketidak pastian,
rasa cemas dan kegelisahan.
Bangsa Indonesia harus makin memantapkan kesetiaannya kepada
Pancasila, dengan cara menghayati mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan (Ekonomi, Sosial Budaya dsb). Kehidupan manusia tanpa
mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa dapat mengakibatkan mereka
kehilangan nilai-nilai etik, moral dan spritual. Tanpa Kemanusiaan yang
adil dan beradab, kemajuan bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan
teknologi justru akan memerosokkan nilai-nilai kemanusiaan ke dalam
tempat yang rendah. Tanpa nilai Persatuan dan Kesatuan, bangsa
Indonesia akan mengalami perpecahan dari dalam, misalnya permusuhan
antar suku bangsa, antar agama atau ras. Tanpa nilai-nilai Kedaulatan
rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan-kekuatan pemerintahan yang
sewenang-wenang yang akhirnya terjadi pertentangan antara pemerintah

12
dan rakyat. Tanpa nilai-nilai Keadilan sosial, dapat disaksikan kesenjangan
sosial dalam masyarakat, akan terjadi kecemburuan sosial antara sikaya
dan si miskin. Lebih lanjut hal ini dapat menimbulkan keresahan dan
perpecahan yang selanjutnya dapat membahayakan kelestarian hidup
bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila
mutlak harus dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia, agar kita
dapat terhindar dari akibat-akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut.
Nilai-nilai persatuan tapi universal yang terkandung dalam Pancasila dapat
menjadi jati diri bangsa Indonesia. Ketika kita dihadapi oleh berbagai
persoalan multidimensional dan mulai kehilangan arah, maka ada pihak
yang mengusung budaya kearab-araban pada satu sisi dan kebarat-baratan
pada sisi yang lain, maka Pancasila menjadi jawaban yang relevan.
Sebagai nilai-nilai dasar, Pancasila telah mencakup semuanya.
Kesadaraan akan nilai-nilai universal yang ada di Indonesia telah
terangkum semuanya di dalam Pancasila. Pancasila harus dibuat bermakna
bagi kehidupan kita agar tidak hanya menjadi sekedar konsep yang
sewaktu-waktu bisa dibuang. Karena itu kesadaran akan Pancasila harus
muncul dari bawah.
Nilai-nilai Dasar sangat penting untuk selalu dimaknai kembali,
karena generasi di masa mendatang belum tentu bisa menghayati Pancasila
sebagai perekat dasar yang mempersatukan Indonesia. Hal tersebut akan
sulit sekali dicapai jika kita tidak berusaha memaknai kembali nilai-nilai
luhur Pancasila. Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan
sebagai sebuah pengertian bahwa bidan adalah orang pertama yang
melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan
selamat. Tugas yang diemban bidan berguna untuk kesejahteraan manusia.
Tugas bidan menjadi sangat penting dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak. Pengamalan Pancasila bagi bidan
sangat penting. Seorang bidan yang melaksanakan Pancasila dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi warganegara yang baik dan
menjadi tenaga kesehatan yang profesional.

13
G. Pelaksanaan Pancasila dalam Pelaksanaan Tugas Seorang Bidan
Seorang bidan yang profesional, perlu mengamalkan Pancasila dalam
kehidupan sehari-harinya. Pelaksanaan Pancasila secara subyektif yaitu
sesuai dengan butir-butir Pancasila. Pelaksanaan Pancasila, sila Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam kehidupan
sehari-hari seorang bidan adalah sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Beragama.
c. Berdoa sebelum dan setelah menolong pasien.
d. Mengajarkan pasien untuk menyerahkan hasil pertolongan kepada
Tuhan YME.
e. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
f. Menghormati kepercayaan dan agama pasien.
g. Tidak memaksakan kehendak mengenai kebiasaan berdoa dan
beribadah kepada orang lain.
h. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
i. Menghormati kebiasaan berdoa dan beribadah pasiennya.
j. Menghormati agama orang lain.
k. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
l. Tetap menjaga kerukunan umat beragama meskipun berbeda-beda
kepercayaan dan agama.
m. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
n. Memegang teguh prinsip bahwa agama dan kepercayaan
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.

14
o. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
p. Menghormati kebebasan pasien untuk berdoa dan beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya dan membimbing untuk selalu
berdoa sesuai keyakinannya.
q. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
r. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada pasien.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Menghargai hak prifasi pasien, memperlakukan pasien dengan
penuh empati karena pasien memiliki hak untuk diperlakukan
sebagai manusia yang bermartabat.
c. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
d. Bidan selalu berusaha mengakui persamaan derajad, persamaan hak
dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan sebagainya.
e. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
f. Dasar pelayanan kebidanan yang baik yaitu dengan rasa kecintaan
pada sesama manusia.
g. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
h. Bidan selalu bersikap tenggang rasa dan tepa selira dalam
mengahadapi pasien.
i. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
j. Tidak berlaku semana-mena terhadap klien.
k. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
l. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
m. Memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak dan berusaha
melakukan kegiatan kemanusiaan.

15
n. Berani membela kebenaran dan keadilan.
o. Selalu berani untuk membela kebenraran dan keadilan dalam
hukum.
p. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia, sehingga bidan wajib menghargai kehidupan manusia
untuk meneruskan kehidupan bangsa.
q. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
r. Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.

3. Sila Persatuan Indonesia


a. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan klien di atas
kepentingan pribadi.
b. Seorang bidan rela berkorban demi keselamatan klien.
c. Menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap profesinya.
d. Selalu bersikap ramah terhadap klien dalam memberikan pelayanan.
e. Bersikap asertif kepada siapapun terutama kepada klien.
f. Tidak membeda-bedakan status, ras, suku, pangkat, dan golongan
setiap individu manusia.
g. Bersosialisasi dengan masyarakat demi terwujudnya kerukunan,
persatuan, dan kesatuan.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
a. Seorang bidan harus menghormati dan menghargai kedudukan, hak
dan kewajiban setiap individu.
b. Seorang bidan memiliki hak dan kewajibannya yang diatur dalam
undang-undang dan kode etik kebidanan.
c. Seorang bidan harus melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-
baiknya sebelum menuntut haknya.
d. Bidan tidak boleh memaksakan suatu kehendak kepada klien, begitu
juga sebaliknya bidan dapat menolak pemaksaan kehendak klien
yang bertentangan dengan hokum.
e. Mengutamakan musyawarah antara bidan dengan klien dalam
mengambil tindakan misalnya rujukan.

16
f. Musyawarah dalam mengambil tindakan harus dengan persetujuan
satu sama lain, tidak saling merugikan dan memihak di satu sisi
saja.
g. Bertanggung jawab atas setiap keputusan yang telah diambil sebagai
hasil musyawarah.
h. Dengan I’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan dan suatu tindakan.
i. Pengambilan keputusan dilakukan dan didasarkan dengan akal sehat
dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
j. Keputusan dan tindakan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
k. Memberikan rasa nyaman pada klien dengan cara melaksanakan
setiap tindakan dengan baik agar klien dapat memberikan
kepercayaannya kepada bidan.
l.
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang baik sesuai dengan etika yang
mencerminkan sikap asertif.
b. Bersikap adil kepada setiap klien dalam memberikan pelayananan
yang terbaik.
c. Menghormati hak klien.
d. Memberi pertolongan dengan sebaik-baiknya kepada klien.
e. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap klien.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum khususnya klien.

Dalam menjalankan tugasnya bidan harus memiliki sikap :


1. Seorang bidan harus dapat bekerja keras.
2. Menghargai hasil karya baik ilmu pengetahuan maupun hasil
pemikiran lainnya yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bidan dan juga klien.

17
3. Melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan khususnya
di bidang kesehatan yang merata di masyarakat.

Pelaksanaan Pancasila berupa pelaksanaan butir-butir Pancasila sangat


diperlukan bagi seorang bidan, dengan pelaksanaan tersebut Bidan dapat
bertindak sebagai seorang profesional dan sebagai warga negara yang baik
dan benar. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, pelayanan kebidanan yg diberikan sesuai dgn kewenangan,
sasarannya individu, keluarga, masyarakat meliputi upaya (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) pelayanan kebidanan dapat dibedakan:
a. Layanan kebidanan primer (sepenuhnya menjadi tanggung jawab
bidan)
b. Kolaborasi (layanan dilakukan bidan sebagai anggota tim yang
kegaiatannya dilakukan dalam tim)
c. Rujukan (pelayanan yang dilakukan bidan bidan dlm rangka
rujukan ke sistem pelayanan yg lebih tinggi atau sebaliknya.)

18
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pancasila telah mencakup semuanya. Kesadaraan akan nilai-nilai universal
yang ada di Indonesia telah terangkum semuanya di dalam Pancasila.
Pancasila harus dibuat bermakna bagi kehidupan kita agar tidak hanya
menjadi sekedar konsep yang sewaktu-waktu bisa dibuang. Karena itu
kesadaran akan Pancasila harus muncul dari bawah.
Nilai-nilai Dasar sangat penting untuk selalu dimaknai kembali, karena
generasi di masa mendatang belum tentu bisa menghayati Pancasila sebagai
perekat dasar yang mempersatukan Indonesia. Hal tersebut akan sulit sekali
dicapai jika kita tidak berusaha memaknai kembali nilai-nilai luhur Pancasila.
Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan sebagai sebuah
pengertian bahwa bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan
kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang
diemban bidan berguna untuk kesejahteraan manusia.
Tugas bidan menjadi sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu dan anak. Pengamalan Pancasila bagi bidan sangat penting.
Seorang bidan yang melaksanakan Pancasila dengan baik dalam kehidupan
sehari-hari akan menjadi warganegara yang baik dan menjadi tenaga
kesehatan yang profesional.

B. Saran
Sebagai mahasiswa kebidanan kita mempunyai sejarah yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan bangsa dan negara, salah satu contohnya
adalah perpindahan rezim orba ke rezim reformasi. Disitu mahasiswa adalah
sebagai pelopor terbesar dalam perubahan sistem ketatanegaraan di
Indonesia. Maka dari itu penulis berharap sebagai mahasiswa harus terus
berperan aktif dalam kemajuan bangsa dan negara kita, tentu yang
berasaskan kepada isi dari butir-butir pancasila.

19

Anda mungkin juga menyukai