BAB I Revisi 1
BAB I Revisi 1
PENDAHULUAN
kawat pengisi sebagai penambal. Dalam las logam gas mulia, kawat las pengisi
yang juga berfungsi sebagai elektroda diumpankan secara terus menerus. Busur
listrik terjadi antara kawat pengisi dan logam induk. Hal ini menyebabkan panas
sehingga terjadi percampuran antara kawat pengisi dan logam induk. Logam yang
di las temperaturnya akan berubah meninggi secara drastis. Dengan adanya panas
yang tinggi, maka bagian logam yang berada di sekitar lasan akan mengalami
atau sifat fisis bahan. Perubahan struktur pada daerah sekitar las yang
menyebabkan turunnya kekuatan tarik pada suatu bahan. Daerah bagian logam
yang terpengaruh oleh panas disebut daerah HAZ (Heat Affected Zone)
struktur logam induk menuju ke daerah HAZ kemudian menuju ke struktur logam
las, Pada daerah HAZ yang dekat dengan garis lebur, kristalnya akan mengalami
membentuk butir-butir kasar, dan daerah ini disebut daerah HAZ kasar, dimana
besar butir dan struktur berubah sesuai dengan siklus thermal yang terjadi saat
pengelasan dilakukan. Butir-butir kasar yang terjadi pada daerah HAZ akan
menyebabkan material menjadi sangat getas. Selain disebabkan butir yang kasar,
penggetasan juga dapat disebabkan karena konsentrasi tegangan akibat terjadinya
cacat las. Penggetasan tersebut akan berpengaruh terhadap kekuatan tarik suatu
konstruksi.
digunakan, dan sifat bahan tersebut. Teknik pengelasan tersebut adalah pemilihan
parameter proses yang meliputi tegangan busur las, besar arus las, kecepatan
pengelasan, polaritas listrik, besarnya penembusan atau penetrasi, dan bentuk alur.
kecil maka akan mudah menyebabkan penembusan las yang besar sehingga
sangat penting jika bahan yang digunakan adalah alumunium. Alumunium sendiri
merupakan logam non ferro yang ringan, alumunium juga mempunyai sifat
korosi yang baik. Alumunium paduan 5083 adalah salah satu jenis alumunium
paduan jenis ini mudah dilas dan mempunyai sifat mampu las yang baik.
Penggunaan alumunium paduan seri 5083 banyak digunakan dalam dunia industri,
Untuk mengetahui sifat fisis dan sifat mekanik pada alumunium paduan
seri 5083, maka dilakukan pengujian struktur mikro dan uji tarik pada raw
material dan hasil pengelasan dengan tegangan busur las yang divariasikan. Pada
uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Variasi tegangan GMAW (Gas Metal Arch welding) terhadap struktur mikro dan
B. Identifikasi Masalah
faktor – faktor yang mempengaruhi struktur mikro dan kekuatan tarik pada benda
1. Tegangan las. Tegangan las terlalu tinggi menyebabkan penetrasi kurang baik
terpusat sehingga panasnya melebar hal ini menyebabkan kekuatan tarik pada
2. Arus las. Besar arus yang digunakan saat pengelasan akan mempengaruhi
jumlah panas, penetrasi las. Arus las tinggi mempermudah dalam penetrasi
las sehingga kekuatan. Arus las terlalu tinggi menyebabkan masukan panas
las yaitu semakin tinggi kecepatan pengelasan maka membutuhkan arus las
dengan jenis logam yang di las pula, hal ini dikarenakan setiap logam
waktu lebih lama untuk mengelasnya, dengan kata lain kecepatan geser
kepadatan energi panas yang dihasilkan sumber panas dan jenis benda kerja.
4. Posisi pengelasan atas tangan (over head position), horizontal, dan vertikal
tangan (down head position). Panas yang tinggi akan mempengaruhi struktur
C. Pembatasan Masalah
kekuatan tarik pada benda yang dilas, maka penelitian ini dibatasi yaitu pengaruh
8. Proses pengelasan GMAW (Gas Metal Arch Welding) dengan gas pelindung
alumunium 5083?
5083?
E. Tujuan Penelitian
Metal Arch Welding) terhadap struktur mikro pada paduan alumunium 5083.
Metal Arch Welding) terhadap kekuatan tarik pada paduan alumunium 5083.
F. Manfaat Penelitian
Metal Arch Welding) terhadap struktur mikro dan kekuatan tarik pada hasil