Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

GMAW (Gas Metal Arch Welding) adalah pengelasan yang menggunakan

kawat pengisi sebagai penambal. Dalam las logam gas mulia, kawat las pengisi

yang juga berfungsi sebagai elektroda diumpankan secara terus menerus. Busur

listrik terjadi antara kawat pengisi dan logam induk. Hal ini menyebabkan panas

sehingga terjadi percampuran antara kawat pengisi dan logam induk. Logam yang

di las temperaturnya akan berubah meninggi secara drastis. Dengan adanya panas

yang tinggi, maka bagian logam yang berada di sekitar lasan akan mengalami

perubahan. Perubahan tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur

atau sifat fisis bahan. Perubahan struktur pada daerah sekitar las yang

menyebabkan turunnya kekuatan tarik pada suatu bahan. Daerah bagian logam

yang terpengaruh oleh panas disebut daerah HAZ (Heat Affected Zone)

(Wiryosumarto dan Okumura, 2000).

Struktur logam pada sambungan akan berubah secara berangsur dari

struktur logam induk menuju ke daerah HAZ kemudian menuju ke struktur logam

las, Pada daerah HAZ yang dekat dengan garis lebur, kristalnya akan mengalami

pertumbuhan dengan cepat pada saat proses pengelasan berlangsung sehingga

membentuk butir-butir kasar, dan daerah ini disebut daerah HAZ kasar, dimana

besar butir dan struktur berubah sesuai dengan siklus thermal yang terjadi saat

pengelasan dilakukan. Butir-butir kasar yang terjadi pada daerah HAZ akan

menyebabkan material menjadi sangat getas. Selain disebabkan butir yang kasar,
penggetasan juga dapat disebabkan karena konsentrasi tegangan akibat terjadinya

cacat las. Penggetasan tersebut akan berpengaruh terhadap kekuatan tarik suatu

konstruksi.

Dalam proses pengelasan perlu mengetahui teknik pengelasan, bahan yang

digunakan, dan sifat bahan tersebut. Teknik pengelasan tersebut adalah pemilihan

parameter proses yang meliputi tegangan busur las, besar arus las, kecepatan

pengelasan, polaritas listrik, besarnya penembusan atau penetrasi, dan bentuk alur.

Pemilihan parameter tersebut dapat mempengaruhi struktur mikro dan kekuatan

tarik hasil sambungan las (Wiryosumarto dan Okumura, 2000).

Tegangan busur merupakan salah satu yang harus diperhatikan dalam

pemilihan parameter pengelasan karena dengan pemasukan tegangan busur yang

kecil maka akan mudah menyebabkan penembusan las yang besar sehingga

mempengaruhi kekuatan tarik hasil pengelasan. Pemilihan parameter tersebut

sangat penting jika bahan yang digunakan adalah alumunium. Alumunium sendiri

merupakan logam non ferro yang ringan, alumunium juga mempunyai sifat

korosi yang baik. Alumunium paduan 5083 adalah salah satu jenis alumunium

dengan paduan magnesium Mg 4.5 %. Paduan alumunium 5083 merupakan

paduan yang tidak dapat diperlaku-panaskan (non-heat treatable heat) sehingga

paduan jenis ini mudah dilas dan mempunyai sifat mampu las yang baik.

Penggunaan alumunium paduan seri 5083 banyak digunakan dalam dunia industri,

khususnya bejana tekan (pressure vessel).

Untuk mengetahui sifat fisis dan sifat mekanik pada alumunium paduan

seri 5083, maka dilakukan pengujian struktur mikro dan uji tarik pada raw
material dan hasil pengelasan dengan tegangan busur las yang divariasikan. Pada

uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Variasi tegangan GMAW (Gas Metal Arch welding) terhadap struktur mikro dan

kekuatan tarik pada paduan alumunium 5083”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

faktor – faktor yang mempengaruhi struktur mikro dan kekuatan tarik pada benda

yang dilas yaitu :

1. Tegangan las. Tegangan las terlalu tinggi menyebabkan penetrasi kurang baik

karena makin panjang busur yang terjadi menyebabkan penetrasi tidak

terpusat sehingga panasnya melebar hal ini menyebabkan kekuatan tarik pada

sambungan las menurun.

2. Arus las. Besar arus yang digunakan saat pengelasan akan mempengaruhi

jumlah panas, penetrasi las. Arus las tinggi mempermudah dalam penetrasi

las sehingga kekuatan. Arus las terlalu tinggi menyebabkan masukan panas

yang besar sehingga menyebabkan terjadinya perubahan struktur mikro dan

kekuatan tarik sambungan las menurun.

3. Kecepatan pengelasan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan

tarik hasil pengelasan. Kecepatan pengelasan berbanding lurus dengan arus

las yaitu semakin tinggi kecepatan pengelasan maka membutuhkan arus las

yang besar juga. Proses pengelasan memiliki kecepatan beragam di sesuaikan

dengan jenis logam yang di las pula, hal ini dikarenakan setiap logam

memiliki efisiensi panas masing-masing yang menyebabkan variasi kecepatan


dapat berubah. Semakin rendah effisiensi panas logam maka diperlukan

waktu lebih lama untuk mengelasnya, dengan kata lain kecepatan geser

pengelasan lebih rendah. Rendahnya effisiensi ini disebabkan karena

kepadatan energi panas yang dihasilkan sumber panas dan jenis benda kerja.

4. Posisi pengelasan atas tangan (over head position), horizontal, dan vertikal

menghasilkan panas yang lebih besar dibandingkan pengelasan dibawah

tangan (down head position). Panas yang tinggi akan mempengaruhi struktur

mikro pada hasil pengelasan sehingga menyebabkan kekuatan tarik menurun.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya faktor – faktor yang mempengaruhi struktur mikro dan

kekuatan tarik pada benda yang dilas, maka penelitian ini dibatasi yaitu pengaruh

variasi tegangan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Bahan dari logam paduan alumunium 5083

2. Sambungan las kampuh V tunggal 700

3. Posisi pegelasan Horizontal

4. Elektroda yang digunakan AWS A 5.10

5. filler yang digunakan ER 5356,

6. Arus listrik DC (+), besar arus kurang lebih 160 Ampere,

7. Variasi tegangan listrik yang digunakan 23 Volt, 24 Volt, 25 Volt.

8. Proses pengelasan GMAW (Gas Metal Arch Welding) dengan gas pelindung

argon murni (99,9%).


D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kemudian dapat dijabarkan

kedalam beberapa rumusan masalah, yaitu:

1. Seberapa besar pengaruh tegangan GMAW (Gas Metal Arch Welding) 23

Volt, 24 Volt, 25 Volt terhadap pengujian struktur mikro pada paduan

alumunium 5083?

2. Seberapa besar pengaruh tegangan GMAW (Gas Metal Arch Welding) 23

Volt, 24 Volt, 25 Volt terhadap kekuatan tarik pada paduan alumunium

5083?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, tujuan penelitian

yang hendak dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi tegangan GMAW (Gas

Metal Arch Welding) terhadap struktur mikro pada paduan alumunium 5083.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi tegangan GMAW (Gas

Metal Arch Welding) terhadap kekuatan tarik pada paduan alumunium 5083.

F. Manfaat Penelitian

Hasil pelaksanaan penelitian ini akan memberikan manfaat. Adapun

manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Setelah mengetahui pengaruh variasi tegangan GMAW (Gas Metal Arch

Welding) pada paduan alumunium 5083 maka dapat dijadikan sebagai

referensi untuk perkembangan dan penelitian selanjutnya mengenai proses


pengelasan yang berhubungan dengan tegangan GMAW (Gas Metal Arch

Welding). alumunium 5083 maupun dengan

2. Setelah mengetahui seberapa besar pengaruh variasi tegangan GMAW (Gas

Metal Arch Welding) terhadap struktur mikro dan kekuatan tarik pada hasil

pengelasan, maka dapat dijadikan dasar dalam meningkatkan kualitas

sambungan pada material alumunium 5083. Sehingga sambungan menjadi

lebih baik dilihat dari struktruk mikro maupun kekuatan tariknya.

Anda mungkin juga menyukai